Anda di halaman 1dari 117

BLOK 18

NEONATAL, INFANT, CHILDHOOD


Nazardi Oyong
KJF IKA FK UR / RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
Be a 
DOCTOR

Co ASS
?
BLOK BLOK BLOK
BLOK
18BLOK 18 BLOK 18
18
18 18
BALADA SANG DOKTER
• Uji kompetensi, CBT, OSCE
• SUMPAH DOKTER
BiROKRA
• SERKOM T
Spesialis
• DOKTER FRESH GRADUATED Dosen
• DAFTAR KKI
• INTERSIP Profeiona
• UNDIAN, DAFTAR KIDI l
PTT DLP
• INTERNSHIP
• STR
• SIP
STEP BY STEP

BELAJAR

BLOK 18
LANDASAN DASAR
Neurologic SKILL MULTISISTEM
Resusitasi
Kardio resp Stabilisdi KONGENITAL
Transportasi INFEKSI
Tatalaksana lahir NEOPLASMA
Gastro intes TRAUMA
Alloanamnesis iMUNOLOGI
Pemeriksaan fisik Dll

Nefrologi
Vaksinasi
PMT ASI Tumbuh kembang
Skrining tumbang Nutrisi
Musculo ske Terapi cairan vaksinasi
BHD, APRC
PEMBELAJARAN

• PBL , MANDIRI
• MODUL, TUTORIAL,
BACAAN
• PLENO Nelson pediatric
• PRAKTEK LAB
• SKILLS LAB
Buku ajar
• KULIAH AAP journal
• CBT dll
• OSCE
MODUL

Childhood

dho od
Infant Chi l
Neonatal
KEBUTUHAN DASAR ANAK
Pengelolaan anak,
Holistik, konfrehensif
Bukan hanya mengobati penyakit
Preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif

ASAH ASIH ASUH


• 1. Allo anamnesis
SKILLS LAB
• 2. Pemeriksaan fisik neonatus
• 3. Pemeriksaan fisik anak
• 4. Vaksinasi
• 5. Skrining tumhuh kembang
• 6. MP ASI
• 7. Tatalaksana cairan pada anak
• 8. Demonstrasi pemeriksaan fisik oleh pakar
• 9. Integrasi neonatal
• 10. Integrasi anak
STANDAR KETRAMPILAN
• 1. Allo anamnesis
• 2. Pemeriksaan fisik neonatus
• 3. Pemeriksaan fisik anak
• 4. Vaksinasi
• 5. Skrining tumhuh kembang
• 6. MP ASI
• 7. Tatalaksana cairan pada anak
• 8. Demonstrasi pemeriksaan fisik oleh pakar
• 9. Integrasi neonatal
• 10. Integrasi anak
KNOWS HOWS

PERAGA PEM FISIK


DAN BEBERAPA
KONDISI KLINIS
OLEH PAKAR
1. ALLO ANAMNESIS
• ANC
• FAKTRO RISIKO
• PROSES PERSALINAN
• TATALAKSANA PASCA PERSALINAN
• MATURASI
• ADAPTASI
• TOLERANSI
• PERJALANAN PENYAKIT
CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI
• DIAGNOSA BANDING
2. PEMERIKSAAN FISIK
NEONATAL

• PEMEIKSAAN UMUM
• PEMERIKSAAN KHUSUS
• MATURITAS
• REFLEK PRIMITIF
• MALFORMASI KONGENITAL
• TRAUMA LAHIR
• KONDISI KLINIS ( KULIT dll )
CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI
• SAAT LAHIR, 24 JAM, SAAT PULANG.
3. PEMERIKSAAN FISIK ANAK
• PEMERIKSAAN FISIK BLOK SEBELUMNYA
• MULTI SISTIM
• PEMERIKSAAN UMUM
• PEMERIKSAAN KHUSUS
• GIZI
• TUMBUH KEMBANG

CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI


4. VAKSINASI
• IMUNOLOGI
• PD 3 I
• KIPI
• PRINSIP VAKSINASI
• TEKHNIK

• BPJS, VAKSINASI DI FASKES DASAR

CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI


5. MAKANAN PENDAMPING ASI
• KELANJUTAN ASI EKSKLUSIF
• MAMPU MEMBERIKAN PETUNJUK MP ASI SEDERHANA
• PENTING , MASA TRANSISI MAKAN CAIR KE PADAT

CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI


6. SKRINING TUMBUH KEMBANG
( DENVER TEST )
• CARA CEPAT DAN SEDERHANA
• 4 FUNGSI PERKEMBANGAN
• MOTORIK KASAR
• MOTORIK HALUS
• BAHASA
• SOSIAL
• MENGGUNAKAN “CHART DENVER “
CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI
7. TATA LAKSANA CAIRAN PADA ANAK

• PEMBERIAN INFUS GLUKOSA


• Neonatus
• Anak
• Gizi buruk
• Cairan rumatan
• Terapai rumatan
• Terapi defisit
• Terapi pada keadaan khusus
• Diare CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI
• Stenosis phylorus
• perioperatif
8. DEMONSTRASI ( SHOW, DOES )
OLEH PAKAR
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK NORMAL
• PERLIHATKAN KONDISI PATOLOGIS
• INSPEKSI
• PALPASI
• PERKUSI
• AUSKULTASI
• DIAGNOSIS DAN DASARNYA
CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI
9. INTERGRASI NEONATAL
• Allo anamnesis
• Pemeriksaan fisik neonatus
• Vaksinasi

CATATAN / LAPORAN HASIL DISKUSI


10. INTEGRASI ANAK
• SKERAIO 1.
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK ANAK
• PEMERIKSAAN DENVER
• MP ASI

• SKENARIO 2.
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK CATATN / LAPORAN HASIL DISKUSI
• TATA LAKSANA CAIRAN
EVALUASI

• TUTORIAL
• PLENO
• SKILL LAB
• INTEGRASI

• CBT
• PRAKTIKUM
• OSCE
HHMMMM

BELAJAR

BLOK 18
PENGANTAR NEONATOLOGI

• FUNGSI SISTIM ORGAN SAAT LAHIR


• ADAPATASI NEONATAL
• PERILAKU BAYI BARU LAHIR
• KELUHAN UMUM PADA BAYI BARU LAHIR
FUNGSI SISTIM ORGAN
JELANG KELAHIRAN
RESPIRASI
KARDIOVASKULER
GINJAL
NEUROLOGI
IMUNOLOGI
ENDOKRIN
Respirasi

Intra uterin
Þ Tidak ada respirasi intrauterin
Þ Paru : - hampir kempis  cegah paru terisi mekonium
- terisi oleh cairan hasil sekresi epitel alveolar
- pd kondisi hipoksia  respirasi intrauterin

Adaptasi ekstra uterin


Rangsangan awal pernafasan:
1. Tekanan mekanik toraks saat mll jalan lahir
2. Penurunan PO2 dan kenaikan PCO2 merangsang
kemoreseptor di sinus karotikus
3. Perubahan suhu intra uterin  ekstra uterin
Kardiovaskuler
intra uterin
Jantung : 4 mgg mulai berdenyut 65 x/mnt
sebelum lahir : 140 x/mnt

Sistem sirkulasi fetus :


•Darah dr v. umbilikalis dan v. kava inferior mll duktus
venosus  atrium kanan  mll foramen ovale msk
ke atrium kiri  ventrikel kiri  arkus aorta,
dipompakan terutama ke kepala dan tubuh bag atas

•Darah dr v. kava superior  atrium kanan 


ventrikel kanan  arteri pulmonalis  mll duktus
arteriosus msk ke aorta desenden  mll
a. umblikalis menuju plasenta
VIDEO
Ektra uterin
Adaptasi kardiovaskuler :
Perubahan primer :
•Hilangnya aliran darah ke plasenta  peningkatan tek di
aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri
•Pengembangan paru  resistensi paru menurun
penurunan tekanan a. pulmonalis, ventrikel kanan, dan atrium
kanan

Penutupan foramen ovale :


Sebab : darah kembali ke atrium kanan mll for ovale
Tek atrium kanan rendah dan tek atrium kiri tinggi drh
mengalir kembali ke atrium kanan mll for ovale  katup di
foramen ovale menutup
Penutupan duktus arteriosus

Sebab :
1.Drh mengalir kembali ke a. pulmonalis mll duktus
artriosus krn tekanan aorta tinggi dan tek a. pulmonalis
rendah  katup di duktus artriosus menutup
2.Kadar oksigen drh tinggi  kontraksi duktus arteriosus

1-4 bln timbul jar fibrosis  sumbat permanen


Gagal menutup : paten duktus arteriosus
Penutupan duktus venosus
Sebab pasti tdk diketahui
Segera stlh lahir, drh dr v umbilikalis terhenti, drh dr v.
porta tetap mengalir  peningkatan tek v. porta 1-3
jam kmdn tjd kontraksi duktus venosus

Karakteristik sirkulasi neonatus


- Vol drh : 300cc
 Curah jantung : 550 cc/mnt
Gastrointestinal

Intra uterin :
Mencerna dan mengabsorbsi cairan amnion
2-3 bln terakhir kehamilan fungsi gastrointestinal mendekati fungsi
neonatus  tjd pembentukan dan pengeluaran mekonium
Mekonium : residu cairan amnion, produks hasil sekresi
mukosa dan kelenjar gastrointestinal

Ekstra uterin
Fungsi GI hampir sama dgn anak, bedanya :
1. Sekresi amilase pankreas kurang  penggunaan KH tdk
adekuat
2. Absorbsi lemak kurang  susu lemak tinggi di absorbsi tdk
adekuat
Fungsi hati blm sempurna :
- Glukosa drh rendah krn glukoneogenesis hati rendah
- Pembentukan protein plasma rendah
- Konjugasi bilirubin buruk  eksresi rendah
- Daya detoksikasi rendah
- Pembentukan faktor pembekuan drh rendah

Sintesis dan pembentukan protein tinggi krn 90% as.


Amino digunakan utk pembentukan protein sel

Pengeluaran mekonium : warna hijau tua


- dikeluarkan mulai 24 jam pertama
- tidak keluar : anus imperforata
gangguan peristaltik usus
Ginjal
Intra uterin
-Mulai produksi urin saat pertengahan kehamilan
-Pengaturan keseimbangan asam basa dan elektrolit hampir tdk ada sampai
pertengahan kehamilan

Ekstra uterin
-Kecepatan asupan dan eksresi cairan / kgbb 7 x dws
-Kecenderungan asidosis krn pembentukan asam 2 x dws
( akibat metabolisme yg tinggi)
-Kemampuan memekatkan urin rendah  dehidrasi

Pengeluaran urin : segera/24 jam pasca kelahiran


jk tdk keluar dlm 24 jam  cari sebab
Sistem saraf
Intra uterin
Saat lahir fungsi motorik terutama subkortikal (gerakan tdk
disadari/ bersifat instink). Jumlah cairan otak berkurang

Refleks-refleks primitif :
•Refleks moro  gerakan memeluk bl ada rangsangan
•Refleks mengisap  meltkkan sesuatu benda di mulut
•Refleks rooting  mencari benda yg diletakkan sekitar
mulut kmdn dihisap
•Reflkes plantar dan graps  meletakkan benda di
plantar atau telapak tangan menyebabkan fleksi jari- jari
kaki atau tangan
•Refleks jalan
•Mielinisasi terjadi setelah bayi berumur 2 bln,
mielinisasi sempurna stlh 1 thn.
•Refleks babinsky positif
•Pertambahan sel otak bertambah terus s/d umur 1 th
•Fungsi sistem saraf (neurologis) pd neonatus dpt
dipakai sbg salah satu metode menilai kematangan bayi
Imunitas

Ekstra uterin :
-Byk antibody (Ig G) asal dr ibu
-Akhir bulan I antibodi mulai turun  kekebalan turun
 mulai sistesis antibodi
-Antibodi warisan ibu dpt melindungi thd difteri,
campak, polio s/d 6 bln
-Antibodi pertusis mampu lindungi s/d 2 bln
Endokrin

Ekstra uterin :
Hormon seksual dr kelj ibu dan plasenta  kdg mammae
sekresi susu, gejala withdrawal darah menstruasi
Ibu dgn terapi androgen  maskulinisasi bayi wanita
Ibu DM  hipertropi sel-sel langerhans  glukosa drh
rndh
Ibu hipertiroid  hiposekresi kelj tiroid pd bayi (sementara)
Ibu hipotiroid  bayi kretin
PERTUMBUHAN FETUS
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
BERDASARKAN USIA

Neonatus mempunyai cairan tubuh total


secara proporsional lebih banyak
dibandingkan anak usia diatasnya

Cairan extra seluler pada neotaus lebih


banyak pada neonates dibandingkan cairan
intraseluler

Cairan eksraseluler pada neonates akan


berkurang dengan meingkatnya fungsi
diuresis dan semakin berkembang dan
bertambahnya sel tubuh
TUMBUH DAN
KEMBANG ADDULT

NEONATUS ADOLESCENT

?
CHILDHOOD

INFANT HIDUP HANYA SATU KALI !!!


NEONATAL ADAPTATION

Adaptation :
the process by which one adjusts and
becomes more attuned to the environment.

Neonatal adaptation :
Functional adjustment from intrauterine
to extrauterine life
Ability to adjust --- HOMEOSTASIS
Maladaptation --- Morbidity
NEONATAL
ADAPTATION
ADAPTATION depend on :
p MATURATION
p NUTRITIONAL STATUS
p TOLARANCE
p ADAPTIVE CAPACITY
NEONATAL
ADAPTATION
ADAPTATION depend on :
p MATURATION
Related to gestational age

p NUTRITIONAL STATUS
p TOLARANCE
p ADAPTATION
NEONATAL
ADAPTATION
ADAPTATION depend on :
p MATURATION
p NUTRITIONAL STATUS
Related to birth weight
p TOLARANCE
p ADAPTATION
NEONATAL
ADAPTATION
ADAPTATION depend on :
p MATURATION
p NUTRITIONAL STATUS
p TOLARANCE
The ability to overcome the new
environment
Tolerability to hypoxia, hypoglycemia, caloric
intake, etc.
p ADAPTATION
NEONATAL
ADAPTATION
ADAPTATION depend on :
p MATURATION
p NUTRITIONAL STATUS
p TOLARANCE
p ADAPTIVE CAPACITY
the potential or ability of a
system to adapt to the
effects of change
NEONATAL
ADAPTATION
Adaptation involved
multi-organ
function, include :

 Cardio-circulatory system
 Respiratory system
 Intestinal tract
 Metabolism
 Central nervous system
Circulatory
ADAPTATION
 Fetus - from 8 weeks until birth organs
mature to support external life

 Fetal circulation
– umbilical-placental circuit via umbilical cord
– circulatory shunts to bypass
 Liver
ductus venosus to inferior vena cava
 Lungs
@ foramen ovale between right & left atria
@ ductus arteriosus connects pulmonary artery
to aorta
ADAPTASI
ADAPTASISIRKULASI
SIRKULASI

Umbilical vein
Ductus venosus
Foramen Ovale
Ductus arteriosus
Pulmonary circ.
Systemic circ.
Umbilical artery
CIRCULATORY ADAPTATION

DUCTUS
VENOSUS
BY PASS I
CIRCULATORY
ADAPTATION

BY PASS II
FORAMEN
OVALE
CIRCULATORY
ADAPTATION

BY PASS III

PATENT
DUCTUS
ARTERIOSUS
CIRCULATORY
ADAPTATION
FETAL CIRCULATION
High pulmonary resistance
Low resistance in systemic blood flow

RIGHT to LEFT shunt

Foramen Ovale
(Left arterial pressure low because returned lung blood is low and
right atrial pressure high due to large volume of blood from
placenta)
Ductus arteriosus
(High pulmonary resistance, Low fetal systemiv blood and
prostaglandin function)
CIRCULATORY
ADAPTATION
NEONATAL CIRCULATION
H Profound changes of circulation at birth
H Increased pulmonary blood flow due to the drops of
pulmonary resistance - lung expansions.
H Venous return from lung increase.
H Left arterial press. is raised; Right art.press.decrease
 foramen ovale closed.
H Systemic resistance higher than pulmonary resistance
(24 hours)  Prostaglandin function  Ductus close
H Constrict umbilical arteries and placental blood stops.
NEONATAL ADAPTATION

NEONATAL
FETAL CIRCULATIO
N
CIRCULATIO
N
NEONATAL
ADAPTATION
CIRCULATORY ADAPTATION
Fetus Newborn
Pulmonary Active, less Active, increased
circulation develop. development

Foramen ovale Open Close

Ductus arteriosus
Open Close
Botali
Ductus Venosus
Open Close
Arantii
Active with
Systemic Active with low
increase
circulation resistance
resistance
Circulatory
ADAPTATION
NEONATAL
ADAPTATION
FETAL PULMONARY
DEVELOPMENT

Alveoli present : 25 weeks


fill with lung fluids
Breathing movements:
• Intermittently
• Lung developments
• Control of breathing

Fetus : gas exchange 


placenta
NEONATAL
ADAPTATION
Temperature

Touch
Proprioceptive

FIRST Mechanical
Pain
BREATH

Diafragm Chemoreceptor

Neonatal Respiration
Irregular
Abdominal respiration
NEONATAL
ADAPTATION
PULMONARY ADAPTATION
CHAIN OF EVENTS AFTER FIRST
BREATH :
※ Converts fetal to adult circulation
※ Empties the lung fluids.
※ Begin pulmonary function.

THE NEWBORN
RESPIRATIONBEGIN
PULMONARY ADAPTATION

FETUS NEWBORN
Alveolus Colaps Develops

Pulmonary vessels Non active Active

Pulmonary
High Decrease
resistance
Pulmonary blood Low Increase

Oxygen needs Placenta Lung


CO2 excretion Placenta Lung
GASTRO INTESTINAL ADAPTATION
FETUS :
 Caloric and nutritional needs derived from mother
 placenta.
 Intestinal motility  non active
 No need for enzyme metabolism.
NEWBORN
 Intestinal motility begin in function.
 Increase needs of calori/nutritional and enzyme
metabolism.
NEONATAL ADAPTATION

GASTROINTESTINAL
ADAPTATION
Fetus Newborn
Nutritional
Non active Active
absorption
Bacterial
Negative Positive
colonization
Meconium
Feces Meconium
Feces
Enzyme Non function Active
UROGENITAL ADAPTATION
 Renal organogenesis – a continuous process – 6 till 36 weeks
gestation
 The developments of urogenital funtion continuous after birth
 Fetal urine production – maintaining amniotic fluid volume
 More than 90% newborn void in the first 24 hours.
 Newborn’ urine production : 1-2 ml/kg BW/hour.
UROGENITAL ADAPTATION

ALLERTNESS
OLIGOHYDRAMNIOS
May suggest renal agenesis; hypoplasia; dysplasia; urinary tract
obstruction.
POLYHYDRAMNIOS
Gastrointestinal anomalies; transplacental transfusion syndr.
DELAYED MICTURITION (>48 hours)
Inadequate renal perfusion (Hypovolemia/hypoxia); Failure
urine production; urine flow obstruction.
IMMUNOLOGIC STATUS of
the FETUS and NEWBORN
FETUS :
Phagocytic cells
Granulocytes cells Identified at 4 mo
Monocytes cells gestation.
NEWBORN :
Immune system even in term - lower than adults.
Between 3-12 mo  transient immunodeficiency.
The risk enhance by :
• Prematurity
• Traumatic delivery
• Neonatal stress, etc.

PREVENTION FROM INFECTIONS


Body
Body Temperature theNB
Temperatureininthe NB

37.5 C

Normal
36.5 C
36.0 C
range
Cold stress ---------- Cause for concern

32.0 C
Moderate hypothermia --- WARM
BABY

Severe hypothermia / outlook grave


Skilled care urgently needed
TEMPERATURE ADAPTATION
FETUS :
Body temperature  intrauterine
environment
NEWBORN :
Expose to extra uterine condition 
homeothermy capabilities is limited due to :
large surface area; poor thermal insulation; low
ability to conserve heat.

PREVENT OF HEAT LOSS


HEAT LOSS.
Transfer of body heat to
 CONDUCTION
skin surface.
 CONVECTION
 EVAPORATION
 RADIATION

Dry and wrap the baby Place in a


warm mattress
HEAT LOSS
 CONDUCTION
 CONVECTION Skin heat loss depends on
air temperature/flow.
 EVAPORATION
 RADIATION

Wrap the baby and control room


temperature
HEAT LOSS.
 CONDUCTION
 CONVECTION
 EVAPORATION Depend upon air humidity
 RADIATION

Control humidity and room


temperature
HEAT LOSS
 CONDUCTION
 CONVECTION
 EVAPORATION
 RADIATION The transfer of body heat to
environmental temperature

Radiant heater and


control room temperature
Normal newborn :
 Term infants : 37 – 42 weeks GA
 Birth weight : 2500 – 4000 g
 Birth Length : 44 – 53 cm
 Head circumference : 31 -36 cm
 Apgar Score : 7 – 10
 Congenital anomalies : negative
PERILAKU DAN KELUHAN UMUM
PADA BAYI BARU LAHIR
PERILAKU BAYI NORMAL
Perilaku bayi (newborn behavior)
adalah perilaku yang dapat diamati orang tua atau
pemeriksa yang mempunyai dua tujuan yaitu
• Untuk menilai fungsi integritas bayi
• Untuk mengetahui kontribusi BBL thdp bayi-orangtua

Perilaku bayi :
• Normal
• Abnormal
PERILAKU BAYI NORMAL
Karakteristik bayi :
• Mempunyai pipi merah dan montok
• Mata yang masih terpejam atau sedikit terbuka 
mulai terbuka minggu I
• Kepala BBL tdk beraturan (proporsional) sesudah lahir
 bulat setelah 2 minggu
• Bentuk telinga tidak beraturan, daun telinga
lemas/kaku terlipat kebawah
PERILAKU BAYI NORMAL
Langkah pertanda sisi pandang bayi:
• Untuk komunikasi : menangis (keadaan tidak nyaman),
tersenyum ( keadaan tenang)
• Tanggap dg suara tertentu (denting jam, suara mesin
cuci, suara musik atau nada lembut suara manusia)
• Sebelum lahir bayi dapat melihat dan mendengar
• Mata membelalak bila benda/sinar terang di dekatkan
ke wajahnya
• Indra pengecap bayi sudah mulai bekerja (menolak
diberi tetesan air asin dan pahit
PERILAKU BAYI NORMAL
TIDUR
• BBL tidur selama 20 menit – 4 jam sekali tidur dlm
waktu sampai 20 jam.
• Memberi minum, menyanyikan lagu NINA BOBO atau
membacakan sebuah cerita dapat membantu
menidurkan bayi
• Memberi minum malam hariya dengan tenang dan
pelan maka bayi diajarkan membedakan siang dan
malam
PERILAKU BAYI NORMAL
MENANGIS
Penyebab bayi menangis :
• Lapar
• Popok yang kotor, Ruam popok
• Kembung
• Kolik
• Ingin menghisap
• Kepanasan atau kedinginan
• Ingin digendong
• Terlalu banyak dirangsang
• Sakit
PERILAKU BAYI NORMAL
Aturan “10 Menit” bayi menangis :
• Harus diperiksa bahwa tidak ada masalah yang
menyebabkan bayi menjadi tidak nyaman.
• Tinggalkan bayi selama 10 menit di boks/tempat tidur.
Bayi akan tertidur dalam waktu tsbt.
• Bila bayi tidak diam/tidur, kembalilah ke bayi dan
tenangkan kembali. Kemudian tinggalkan lagi 10 menit.
• Menangis 5 – 10 menit tidak berbahaya, tetapi tidak
boleh dibiarkan menangis lebih lama
PERILAKU BAYI NORMAL
REFLEKS
Refleks BBL meliputi :
• Rooting Refleks
• Refleks menghisap KAPAN HILANG ?

• Refleks terkejut
• Refleks tonik
• Refleks memegang
• Refleks melangkah/placing reflex
PERILAKU BAYI NORMAL
BERNAFAS, PENGLIHATAN dan PENDENGARAN
• Bayi dapat berhenti bernafas selama 5 – 10 detik dan
kemudian segera bernafas kembali
• Berhenti nafas > 10 detik  keadaan gawat darurat
• Bayi dapat melihat gerakan dan warna hitam – putih
• Bulan I : melihat sesuatu dari sudut
• Usia 2 -3 bln : kontrol otot mata
• Bayi dapat membedakan berbagai macam suara
• Bayi mengenal suara keluarga dekat (orang tua)
• Bayi menoleh kearah suara yang dikenali
PERILAKU BAYI NORMAL
KONDISI BANGUN-TENANG (quiet-alert state)
Tanda bayi dalam keadaan bangun tenang:
• Gerakan tubuh bervariasi dari gerakan kecil sampai
gerakan aktif
• Mata terbuka dan bersinar
• Dapat memfokuskan perhatian pada wajah, suara dan
objek yang bergerak

Berbicara pada bayi dg lemah lembut, berikan sesuatu


untuk dilihat, dengan atau dihisap untuk menjaganya
dlm kondisi bangun-tenang
PERILAKU BAYI NORMAL
Cara membuat bayi dlm kondisi bangun-tenang:
• Berbicara dengan berbagai macam intonasi suara
• Baju bayi dibuka, sehingga tinggal popoknya saja
• Bayi didudukan atau lakukan posisi “sit up”
• Angkat lengannya dengan gerakan yang lembut
• Gosoklah punggung dan perut dengan lembut
PERILAKU BAYI NORMAL
KONDISI BAGUN AKTIF (active-alert state)
Kondisi yang baik untuk memberinya minum

Tanda bayi dalam keadaan bangun dan aktif:


• Bayi mempunyai banyak gerakan
• Mungkin bayi tidak sabar dan penuh permintaan
• Mata bayi terbuka namun kurang bercahaya
• Sensitif terhadap suara gaduh dan lapar
PERILAKU BAYI NORMAL
FAKTA TENTANG BAYI
• Frakuensi jantung lebih cepat dibanding orang dewasa
(sekitar 120x/’)
• Bayi dapat BAK sampai 18 x dan BAB 4-7x/hari
• Bayi bernafas 2 x lebih cepat dr orang dewasa (30-
40x/’)
• Sebagian bayi tidur selama 14 – 18 jam dalam 24 jam.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
BAYI LETARGIK
• Tampak lesu, tidak bertenaga atau mengantuk.
• Bayi sulit dibangunkan untuk minum
• Bila bangun bayi tidak terjaga/sigap
• Tidak tertarik pada rangsangan suara atau visual
• Perubahan berlangsung pelan sehingga terkadang
tidak diketahui orang tua
• Letargik merupakan tanda infeksi atau keadaan lain spt
glukosa darah rendah
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
MALAS MINUM
Masalah minum meliputi :
• Kesulitan menghisap payudara/botol
• Biasanya terjadi pada BKB
• Memerlukan waktu cukup lama untuk menghisap
(kadang >45 menit)
• Bayi tidak lapar
• Bayi siap untuk minum setiap 3-4 jam
• Menunjukkan gejala lapar dengan mengisap jari,
menangis dan gerakan rooting.
• Bila bayi sakit menolak untuk minum
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
• Bayi dengan kehilangan BB/Berat bayi tidak naik
penurunan BB sampai 10 % dari berat lahir dlm 3 hari
pertama (normal) tetapi haru s naik pada usia 10/11
hari.
Tanda berat bayi tidak naik:
• Bayi kelihatan kurus
• Wajah layu
• Kulit longgar
• Jumlah BAK dan BAB berkurang
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
NYERI PADA BBL
Nyeri akan mengakibatkan :
• Anoreksia, asupan nutrisi yang berkurang
• Penyembuhan lukan yang terhambat
• Gangguan mobilitas, gangguan tidur
• Efek withdrawal
• Iritable
• Gangguan pertumbuhan
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Teknik penilaian nyeri akut pada BCB dan BKB :
1. Indikator Perilaku (behavior indicator)
Ekspresi wajah, gerakan tubuh, tangis, gerakan
motorik kasar, perubahan dalam status perilaku spt
tidur
2. Indikator fisiologik
Perubahan denyut jantung, frekuensi pernafasan,
tekanan darah, saturasi oksigen, tonus vagal,
keringat pada telaoak tangan, kadar kortikol plasma
atau katekolamin
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Ekspresi wajah bayi mengalami nyeri (BAKU EMAS):
• Mata tertutup rapat
• Kening menurun dan berkerut
• Lubang hidung yang melebar dan membonjol
• Kerutan nasolabial yang dalam
• Mulut yang terbuka menganga
• Lidah yang menjulur dan tegang.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
TANGISAN YANG MENETAP (IRITABEL)
• Yakin kan tidak ada masalah fisik (pakaian yang
menggores, peniti popok yg menusuk)
• Bayi menangis dengan berbagai jenis tangisan
misalnya : karena lapar, mengantuk, kesepian, popok
basah, dan merasakan nyeri.
• Kolik adalah masalah yang sering terjadi mnyebabkan
tangisan menetap.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease)
DEFINISI
Gastroesophageal reflux adalah gerakan terbalik pada
makanan dan asam lambung menuju kerongkongan
dan kadangkala menuju mulut.
PENYEBAB
• Refluks kemungkinan disebabkan oleh posisi bayi
selama pemberian makan; terlalu banyak diberi
makan; terkena kafein, nikotin, dan asap rokok ; tidak
dapat menerima makanan atau alergi ; atau kelainan
pada saluran pencernaan.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
GEJALA
• Muntah dan meludah berlebihan.
• Refluks biasanya memburuk pada beberapa bulan
pertama kehidupan, puncaknya sekitar 6 sampai 7
bulan, dan kemudian secara bertahap berkurang.
• Beberapa komplikasi termasuk sifat lekas marah
disebabkan perut tidak nyaman, masalah makan yang
bisa mengakibatkan pertumbuhan yang buruk, dan
‘mengigau’ pada pada pemuntiran dan posturing yang
kemungkinan dibingungkan dengan kejang.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
GEJALA
• Asam pada pipa udara dan saluran pernafasan bisa
menghasilkan batuk, bunyi menciut-ciut, berhenti
bernafas (apnea), atau pneumonia.
• Kebanyakan anak yang menderita asma juga
mengalami refluks.
• Nyeri telinga, suara parau, tersedak, dan sinusitis juga
bisa terjadi sebagai akibat GERD.
• Esophagitis  jaringan luka parut, yang bisa membuat
kerongkongan menjadi sempit (stricture).
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Barium, pemeriksaan pH yang berhubungan dengan
kerongkongan, pindai pengosongan lambung, dan
endoskopi.

PENGOBATAN
• Pilihan pengobatan termasuk mengentalkan makanan,
memposisikan khusus, sering bersendawa,
penghambat histamine-2 (H2), proton pump inhibitor,
dan, pada kasus tertentu, metoclopramide dan operasi.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Gastroesophageal reflux perlu diperhatikan jika:
• Bertentangan dengan pemberian makan dan
pertumbuhan.
• Kerusakan pada kerongkongan (esophagitis).
• Menyebabkan kesulitan bernafas (seperti batuk, bersin,
atau berhenti bernafas).
• Berlanjut melewati masa bayi sampai masa kanak-
kanak
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
KONJUNGTIVITIS NEONATORUM

DEFINISI
Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum)
adalah suatu infeksi pada konjungtiva (bagian putih
mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
PENYEBAB
• Konjungtivitis neonatorum didapat ketika bayi melewati
jalan lahir, dan organisme penyebabnya adalah bakteri
yang biasanya ditemukan di vagina
• Yang paling sering adalah Chlamydia.
• Bakteri lainnya adalah Streptococcus pneumoniae,
Hemophilus influenzae dan Neisseria gonorrhoeae.
• Virus yang paling sering adalah virus herpes simpleks.
• Obstruksi duktus lakrimalis
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
GEJALA
• Konjungtivitis karena Chlamydia biasanya timbul dalam
waktu 5-14 hari setelah bayi lahir.
Infeksinya bisa ringan atau berat dan menghasilkan
nanah (bisa sedikit ataupun banyak).
• Konjungtivitis karena bakteri lainnya mulai timbul pada
hari ke 4-21, bisa disertai ataupun tanpa pembentukan
nanah.
• Infeksi herpes simpleks bisa hanya menyerang mata
atau bisa juga mengenai mata dan bagian tubuh
lainnya.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
GEJALA
• Konjungtivitis karena bakteri gonore timbul pada hari
ke 2-5 atau mungkin lebih awal (terutama jika selaput
ketuban telah pecah sebelum waktunya dan infeksi
sudah mulai timbul sebelum bayi lahir).
• Apapun penyebabnya, kelopak mata dan bagian putih
mata biasanya membengkak. Jika kelopak mata dibuka,
maka nanah akan mengalir keluar.
• Jika pengobatan ditunda, maka bisa terbentuk luka
terbuka pada kornea sehingga bisa terjadi gangguan
penglihatan.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
DIAGNOSA
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan mata.
• Untuk menentukan organisme penyebabnya, contoh
nanah diperiksa dengan mikroskop atau dibiakkan.

PENGOBATAN
• Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri,
diberikan salep yang mengandung polimiksin dengan
basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin yang dioleskan
langsung ke mata.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
PENGOBATAN
• 50% bayi yang menderita konjungtivitis klamidia juga
menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya,
karena itu juga diberikan eritromisin per-oral
• Konjungtivitis karena virus herpes diobati dengan obat
tetes mata atau salep trifluridin dan salep idoksuridin.
Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan
pertimbangan bahwa virus telah menyebar atau akan
menyebar ke otak dan organ lainnya.
• Salep kortikosteroid tidak diberikan karena akan
memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus
herpes.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
PENCEGAHAN
• Untuk mencegah konjungtivitis, kepada bayi baru lahir
secara rutin diberikan salep atau tetes mata perak
nitrat, eritromisin atau tetrasiklin.
• Kepada bayi yang ibunya menderita gonore diberikan
suntikan antibiotik seftriakson.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
TIDAK BAK DALAM 48 JAM
Penyebab Prerenal
• Sepsis
• Dehidrasi
• Perdarahan
• Hipotensi
• Asfiksia
• Hipokalemi
• Gagal jantung
• Obat-obatan (indometasin, captopril dan β-agonis)
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Renal
• Renal agenesis
• Hipoplasia, displasia atau kistik
• Pielonefritis
• Trauma vaskular (arteri renal dan trombosis vena)
• Infeksi (sifilis kongenital, citomegalovirus,
toxoplasmosis, dan bakteri gram negatif)
• Akut tubular nekrosis
• Obat-obatan nefrotoksik (tolazolin, aminoglikosid,
indometasin, amfoterisin, asiklovir)
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Penyebab Postrenal
• Neurogenik bladder
• Striktur uretra
• Kompresi ekstrinsik (sakrocoksigeal teratoma)
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI

TIDAK BAB DALAM 48 JAM

1. Konstipasi
2. Abnormalitas anorektal (anus imperforata)
3. Obstruksi
4. Penyebab lain
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
KONSTIPASI
• Batasan konstipasi menyangkut 2 aspek, yaitu
frekuensi defekasi dan konsistensi tinja.
• Frekuensi defekasi umumnya < 3 x/minggu
• Konsistensinya lebih keras dari biasanya, yaitu tinja
berbentuk bulat-bulat seperti pelet atau kotoran
kambing.
• Temuan penting lainnya yang menunjukkan adanya
konstipasi adalah terabanya skibala pada palpasi
abdomen.
• Aspek lain adalah rasa nyeri yang timbul saat defekasi.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
KONSTIPASI
Kriteria Diagnosis
• Frekuensi defekasi <3 kali seminggu, tinja yang keras,
rasa sakit pada defekasi, kecepirit dan terabanya
skibala pada palpasi abdomen merupakan petunjuk
adanya konstipasi.
• Bila ada keterlambatan pengeluaran mekonium (>24
jam pasca lahir). pikirkanlah kemungkinan Morbus
Hirschsprung (MH)
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
Kriteria Diagnosis
• Bila riwayat konstipasi terjadi sejak lahir, pikirkanlah
pula kemungkinan MH.
• Bila konstipasi disertai gangguan tumbuh kembang.
Pikirkan penyebab organik.
• Konstipasi yang terjadi pada usia > 3 tahun umumnya
fungsional.
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
OBSTRUKSI
• Obstruksi oleh mekonium
• Terjadi di kolon dan rektum. Biasanya pada bayi
dengan ibu DM dan bayi prematur
• Pada ileum terminal akibat kistik fibrosis
• Penyakit Hirschsprung’s
• Terjadi akibat aganglionosis plexus Meissner dan
auerbach pada rektum dan kolon distal.
• 5 kali lebih sering pd bayi laki-laki.
• Kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya,
misalnya sindroma Down
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
OBSTRUKSI
• Ateresia ileus
• Penyebab sekunder hirschsprung, hernia inkarserata
dan intusepsi.
• Adhesi
• Terjadi setelah postoperatif
• 30 % terjadi setelah operasi
• Hernia Inkarserata
• Malrotasi
PERUBAHAN PERILAKU/KELUHAN
BAYI
PENYABAB LAIN
• Kondisi lain yang menyababkan ileus
• Sepsis
• NEC
• Hipokalemi
• Pneumonia
• Hipotiroid
• Penggunaan Anastesi narkotik dan magnesium
sulfat
• Prematuritas

Anda mungkin juga menyukai