Anda di halaman 1dari 51

Urolithiasis adalah Tidak semua penderita Untuk menegakan Terapi batu terdiri dari

proses terbentuknya dengan batu saluran diagnosis, perlu pembedahan dan


batu di saluran kemih. kemih memberikan anamnesis yang teliti. konservatif. Namun
keluhan, namun penyakit metode operasi terbuka
ini memiliki tanda umum,
Selain itu, diperlukan sudah nyaris ditinggalkan
hematuria baik juga pemeriksaan dikarenakan sudah
mikroskopis maupun tambahan seperti adanya metode-metode
makroskopis. radiologis dan yang lebih minimal invasif.
laboratorium,
 Sistem saluran kemih adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh.
 Sistem saluran kemih terdiri dari
ginjal, ureter, kandung kemih (vesika
urinaria) dan uretra.
 Ginjal merupakan organ
retroperitoneal, terletak antara T12 –
L3 dengan letak ginjal kanan lebih
rendah dari ginjal kiri.
 Setiap individu memiliki 2 buah
ginjal, kanan dan kiri. Ginjal memiliki
dua bagian penting yaitu korteks
dan medula.
Ginjal memiliki beberapa fungsi penting
bagi tubuh manusia, antara lain:
 Filtrasi dan ekskresi sisa metabolik (ureum
dan kreatinin),
 Regulasi elektrolit, cairan, dan
keseimbangan asam basa,
 Stimulasi pembentukan sel darah merah,
 Regulasi tekanan darah melalui sistem
renin angiotensin,
 Aktivasi vitamin D
 Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing
menyambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria).
 Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.
 ureter memiliki 3 tempat penyempitan, yaitu pada ureter pelvic
junction, pada persilangan ureter dengan fossa iliaka, dan pada
masuknya ureter ke dalam vesika urinaria.
 Ureter dalam sistem saluran kemih berfungsi sebagai saluran untuk
menyalurkan urin dari ginjal ke vesika urinaria.
 Vesika urinaria adalah sebuah
kantung berdinding otot yang
berfungsi untuk menampung
urin.
 Kantung ini dapat
menampung urin 300 – 600 ml,
namun biasanya persarafan
dari vesika urinaria sudah
memberikan sinyal ke otak
untuk miksi saat volume urin
sudah mencapai 400ml.
 Uretra terletak di distal dari leher vesika
urinaria.
 Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai
4 cm dan terletak di antara klitoris dan
pembukaan vagina.
 Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari
wanita. Pada pria, panjang uretra sekitar 20
cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada
pria secara garis besar dibagi menjadi 3
bagian:
- Pars prostatica
- Pars membranosa
- Pars spongiosa/cavernosa,
• Darah di filtrasi di glomerulus sehingga molekul-molekul
Filtrasi besar dalam darah tidak masuk ke dalam tubulus
ginjal, (protein, eritrosit, dan leukosit).

• Proses reabsorbsi terjadi di tubulus, mencegah agar


Reabsorpsi zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh tidak ikut terfiltrasi
dari glomerulus dan terbuang bersama urin.

• Terjadi perpindahan zat-zat metabolik yang masih


Sekresi berada di dalam darah ke dalam tubulus ginjal untuk
dibuang bersama urin.

• Ekskresi merupakan tahapan akhir pembentukan urin


Ekskresi dimana pada proses ini terjadi penambahan zat-zat
yang tidak berguna bagi tubuh ke urin.
 Setelah terbentuknya urin di
ginjal, urin akan melalui ureter
dari ginjal di tampung dalam
vesika urinaria.
 Setelah vesika urinaria penuh
 sensor di vesika urinaria
akan mengirim sinyal ke otak
untuk  miksi.
 Pada saat proses miksi, otak
memerintah otot dinding
vesika urinaria untuk
berkontraksi dan m.sfingter
uretra internum untuk
relaksasi.
Gangguan
aliran urine

Gangguan
Idiopatik
metabolik
Etiologi
Batu
Saluran
Kemih

Infeksi
Dehidrasi saluran
kemih
FAKTOR INTRINSIK :
 Herediter : Faktor risiko yang lebih tinggi (kombinasi predisposisi
genetik dan eksposur lingkungan (misalnya, diet).
 Umur : paling sering pada usia 30-50 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki 3x >> perempuan
FAKTOR EKSTRINSIK :
 Iklim dan temperatur
 Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium meningkatkan insiden batu saluran kemih
 Diet : purin, oksalat, dan kalsium  memudahkan terjadinya penyakit
batu saluran kemih
 Pekerjaan : Sering pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
dan kurang aktifitas atau sedentary life
Teori inti (nucleus)

Kristal dan benda asing merupakan faktor


pembentukan batu.

Teori matriks

Matriks organik dari serum atau protein protein urin,


memberikan kemungkinan pengendapan kristal.

Teori inhibitor kristalisasi


Beberapa substansi dari urin memberikan hambatan
untuk kristalisasi. Konsentrasi yang rendah terhadap
substansi ini, memungkinkan terjadinya kristalisasi.
TEORI NUKLEASI
 Batu tdd kristal-kristal yang tersusun oleh bahan organik dan anorganik yang
terlarut dalam urin
 Kristal tsb tetap dalam keadaan metastable jika tidak ada keadaan yang
menyebabkan terjadinya presipitasi kristal  kristal yang mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi)
 Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh
(supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus  Batu
TEORI MATRIKS
 Di dalam urine terdapat protein yang berasal dari pemecahan
mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba  benang
spt laba-laba tdd protein (65%), hexana (10%), heksosamin (2-5%)
dan air
 Kristal akan menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-
sela anyaman  Batu
PENGHAMBAT KRISTALISASI
 Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk
kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan
beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu
berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran
kemih.
 Umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium
fosfat (75%), asam urat (8%), magnesium-amonium-fosfat
(MAP) (15%), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lain
(1%)
 70-80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan
oksalat maupun fosfat.
 Etiologi :
- Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari 250-300
mg/24 jam
- Hiperkalsuri absorbtif
- Hiperkalsiuri renal
- Hiperkalsiuri resorptif
- Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine > 45 gram per hari
- Hiperorikosuria : as. urat dlm urine >850 mg/24 jam.
- Purin
- Metabolisme endogen
- Hipersitraturi
- Hipomagnesuria
Radiopak
- Disebut juga batu infeksi.
- Kuman penyebab  kuman golongan pemecah urea / urea splitter
 menghasilkan enzim urease  mengubah pH urine menjadi basa
mll hidrolisis urea menjadi amoniak
CO(NH2) + H2O 2NH3 +CO2
URASE
- Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium,
fosfat dan karbonat untuk membentuk batu magnesium amonium
fosfat (MAP).
 Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah
: Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan
Stafilokokus.
 E.coli bukan termasuk pemecah urea.
 Batu struvit : wanita >> pria
- 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.
- >> pd pria
- >> diderita oleh pasien dengan penyakit gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan
yang banyak menggunakan obat urikosurik.Obesitas, peminum
alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk
mendapatkan penyakit ini
 Sumber : diet yang mengandung purin dan metabolisme endogen
purin  asam inosinat - hipoxantin  xantin  as urat

Xantin oksidase
manusia tidak memiliki urikase yg dpt merubah as. urat menjadi
allantonin yang larut dlm air shg as urat di ekskresikan ke dlm urin dlm
bentuk as urat bebas dan garam nitrat
 Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :
1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6),
2. volume urine jumlahnya sedikit (< 2 liter/hr) atau dehidrasi,
3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.
 Bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV tampak sebagai
bayangan filling defect
 Ukuran: mm-staghorn
 Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang dijumpai (1-
2%)
 Batu sistin  kelainan metabolisme sistin, yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa
usus.
 Batu xantin penyakit bawaan berupa defisiensi enzim xanthin oksidase.
 Batu silikat  pemakaian antasida yg mengadung silikat yang berlebihan dan
jangka waktu yg lama
Gejala subjektif
 Asimptomatik – simptomatik.
 Rasa sakit (pegal) di CVA atau nyeri kolik yang menjalar ke perut bagian bawah sesuai dengan lokasi batu
 Gejala traktus digestivus yang menyertai: nausea, vomitus, distensi abdomen yang disebabkan oleh ileus paralitik.
 Hematuria mikroskopis dan makroskopis
 Infeksi, terjadi jika ada infeksi sekunder pada batu. penderita akan demam, menggigil, apatis
Gejala objektif
 Peningkatan suhu tubuh jika infeksi terjadi
 Tanda anemia bisa terjadi jika hematuria hebat
Status lokalis :
 Bisa teraba masa, jika terjadi hidronefrosis.
 Ada nyeri di tempat terbentuknya batu, atau pada CVA
Berasal dari batu yang terbentuk dari ginjal
Gejala subjektif
 Rasa sakit (pegal) di CVA yang mendadak ketika aliran urin mengenai batu,
atau nyeri kolik yang menjalar ke perut bagian bawah sesuai dengan lokasi
batu dalam ureter disertai gejala tr digestivus dan nyeri alih yang khas. Pada
pria rasa sakit sampai ke testis/ scrotum. pada wanita sakit sampai ke vulva.
 Gejala traktus digestivus : nausea, vomitus, distensi abdomen yang disebabkan
oleh ileus paralitik.
 Jika batu sudah menetap di ureter, hanya ditemukan pegal pada sudut CVA
karena bendungan.

Gejala objektif
 Sama dengan batu ginjal
Hypertrophy prostat
Strictur urethrae
Divertikel buli-buli
Infeksi
Benda asing
Neurogenic bladder

32
Gejala subjektif
 Kencing yang lancar, tiba tiba berhenti. Namun bila pasien mengubah posisi,
aliran kencing dapat lancar kembali.
 Disertai rasa nyeri hebat (yang menjalar sampai ke penis), pada anak anak
sering menangis dan berguling guling
 Kadang terjadi hematuria
 Kalau terjadi sistitis, ditemukan tanda infeksi.
Gejala objektif
 Status generalisata :
 Peningkatan suhu tubuh jika infeksi terjadi
 Tanda anemia bisa terjadi jika hematuria hebat
 Pada lokalis : Ada nyeri di suprapubik.
Striktur urethrae
Diverticulum urethrae

35
Gejala subjektif
 Kencing yang lancar, tiba tiba berhenti
 Disertai rasa nyeri hebat (pada glans penis, batang
penis, perineum dan rectum)
 Retensi urin (total atau parsial)
LABORATORIUM
Darah Urin
- Hb - Ph
- Leukosit - Sedimen
- Ur Cr - Biakan Urin
- Ca,, asam urat - Ca, P, Asam Urat
RADIOLOGIS

Retrograde pielografi
atau antegrad
Foto BNO IVP pielografi USG
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIK
1. USG
Melihat ada batu diginjal baik lusen/radiopaque
Melihat hydroneprosis/pelvio kaliektasis
Melihat tumor/kista ginjal
2. BNO/IVP
90% batu radiopaque nampak
Menentukan lokasi, besar dan jumlah batu
Melihat komplikasi/hydroneprosis
Mengetahui fungsi ginjal
Batu lusen nampak sebagai filling defect  DD dengan tumor  lihat USG
3. RPG
Dilakukan bila hasil BNO/IVP meragukan
Ginjal & ureter non visualize dengan IVP

39
Berdasarkan manifestasi yang paling menonjol:

Kolik ginjal dan


ureter khususnya Hematuria Hidronefrosis
sebelah kanan
•Kolik saluran •Keganasan (tak •Tumor ginjal
cerna ada nyeri). polikistik hingga
•Kolik kandung •Tumor, umumnya tumor grawitz
empedu karsinoma
•Apendisitis akuta epidermoid
•Adneksitis (pada akibat
perempuan) rangsangan dan
inflamasi.
Obstruksi  hidronefrosis dan berlanjut dengan/tanpa
pielonefritis yang berakhir dengan penurunan faal
ginjal. Jika terjadi pada kedua ginjal uremia.

Infeksi sekunder

Iritasi berkepanjangan pada urotelium yang dapat


menyebabkan terjadinya keganasan

Batu uretra  dpt terjadi divertikulum uretra. Obstruksi


lama  terbentuk fistula yang letaknya di proksimal
batu ureter.
Pengambilan
Mengatasi gejala Pencegahan
batu
 Pasien dianjurkan untuk tirah baring dan dicari
penyebab lain.
 Berikan spasme analgetik atau inhibitor sistesis
prostaglandin (intravena, intramuskular, atau
supositoria).
PENGOBATAN
KONSERVATIF
Untuk batu < 5 mm bisa keluar sendiri dibantu :
Minum banyak antara 2,5 – 3 liter/24 jam
Olah raga/lompat-lompat

44
ESWL
Operasi (open (gelombang
surgery) kejut litotrips
ekstrakorporeal)

PNL
(perkutaneous URS
nefrolitomi (uteroscopy)
uteroscopy)
MINIMAL INVASIF
Pengobatan baru ginjal tanpa pembedahan dengan resiko ringan
Sekarang hal ini sudah lebih sering dilakukan
1. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Pemecahan batu dengan gelombang kejut.
Persiapan Pasien
› Pemeriksaan darah & urinalysis  jangan ada infeksi
› Radiologis : USG, BNO/IVP untuk melihat besar dan lokalisasi batu
› Pada orang tua perlu periksa keadaan jantung

46
Batu yang ideal ESWL Φ 2,5 – 3 cm. kalau lebih besar mungkin perlu beberapa
kali “ditembak”
Syarat lain :
Fungsi ginjal masih baik
Tak boleh ada obstruksi Tidak boleh ESWL
Wanita hamil
Aneurysme aorta abdominalis
Gangguan pembekuan darah

47
2. PERCUTANEOUS NEPHRO-LITHOTRIPSY(PCNL)
Indikasi PCNL lebih terbaAts dengan adanya ESWL
Ada 4 tipe :
Ada obstruksi :
Batu dalam divertikel calyx
Batu dengan stenosis UP J
Batu yang besar > 3 cm  mis.:batu
Posisi batu terhalang untuk di “tembak” misalnya oleh tulang atau batu yang melengket di ginjal
PCNL paling baik untuk batu > 3 cm di pole bawah ginjal. Dengan ESWL hanya bisa bebas + 60%

URETERORENOSCOPY (URS)
Terutama untuk batu ureter
URS : alat endoskopi untuk melihat ureter sampai pelvis calyces ginjal

48
Bentuk pencegahan terjadinya batu saluran kencing lainnya adalah dengan mengkonsumsi obat
tergantung dari komponen pembentuk batu:
 Hiperkalsiuria idiopatik
hidroklorotiazid 25 – 50 mg
 Hiperurikosuria
aloporinol 100 – 300 mg/hari
 Hipositraturia
Berikan kalium sitrat.
 Hiperoksalouria
cairan, kalium sitrat (untuk mengkoreksi asidosi metanolik bila ada), kalsium karbonat (1 – 4 g/hari
untuk mengikat oksalat lumen intestinal).
 Batu kalsium fosfat
Seperti pada pasien kalsium oksalat dapat diberikan kalium sitrat.
 Urolithiasis adalah proses terbentuknya batu di saluran kemih. Proses
pembentukan batu ini dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari internal
maupun eksternal.
 Penatalaksanaan dari penyakit batu saluran kemih ini secara garis besar
adalah dengan terapi simptomatik, pengambilan batu, dan
pencegahan.
 Pencegahan terjadinya batu saluran kemih kembali adalah dengan
mengetahui terlebih dahulu jenis batunya. Lalu setelah itu hilangkan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terbentukanya batu kembali.

Anda mungkin juga menyukai