Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

 Retraktil testis di sebut juga


pseudokriptorkismus.
 Adalah testis yang telah turun ke skrotum
tetapi dapat berbalik lagi ke atas dengan
mudah, yaitu ke arah inguinalis sebagai
respon refleks terhadap rangsangan,
 Kontraksi yang terlalu aktif dari otot
kremaster
 Refleks kremaster dapat distimulasi oleh
suhu dingin, emosi (kecemasan), dan meraba
saraf genitofemoral (paha bagian dalam)
 Testis dapat digerakkan dengan tangan dari
ingunal ke dalam skrotum dan tdk segera
kembali ke ingunal
 Testis tiba-tiba bisa tampak atau menghilang
pada skrotum dlm waktu tertentu
 Pergerakan testis terjadi tanpa nyeri (hanya
disadari ketika testis tidak terlihat atau
dirasakan di skrotum)
 Px penunjang
◦ Menggunakan test hCG
◦ Pd penderita retraktil testis akan hilang dengan
sendirinya tanpa manipulasi operasi saat penderita
mengalami masa pubertas, tetapi pada undesensus
testis tidak terjadi
◦ Dosis yg disarankan 2000 IU dalam 3 hari
 Px flebografi selektif: mencari keberadaan
pleksus pampiniformis
 Px. Ct-Scan/laparoskopi: utk mengetahui
posisi testis
 Tanpa tindakan pembedahan akan hilang
dengan sendirinya pada saat pasien
menginjak masa pubertas
 Evaluasi selama 6-12 bulan untuk
menentukan apakah testis bisa tetap berada
didalam skrotum, tetap retraktil atau menjadi
maldesensus testis.
 Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada
pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna
 Hipertensi vena renalis atau penurunan aliran ginjal
ke vena kava inferior
 Hilangnya mekanisme pompa otot atau atrofi otot
kremaster, kelemahan kongenital, proses
degeneratif pleksus pampiniformis
 Sekunder : tumor retro, trombus vena renalis,
hidronefrosis
Refluks hasil
Stagnasi darah metabolit ginjal &
balik pada Testis hipoksia
adrenal melalui v.
sirkulasi testis spermatika interna
ke testis
Zat-zat hasil
metabolik dapat Anastomosis
dialirkan dari pleksus Peningkatan
testis kiri dan pampiniformis suhu testis
kanan dex & sin

Gangguan
spermatogenesis
Infertilitas
testis kanan
 Pasien biasanya mengeluh belum memiliki
keturunan setelah beberapa tahun menikah
 Mengeluh adanya benjolan diatas testis yang
terasa nyeri (rasa sakit yang tumpul atau rasa
berat pada sisi dimana terdapat varikokel)
 Varikokel jarang menimbulkan rasa tidak
nyaman
 Pasien posisi berdiri → palpasi → terdapat
bentukan seperti kumpulan cacing didalam
kantung (bag of worms) yg berada di sebelah
kranial testis, adanya distensi kebiruan dari
dilatasi vena
 varikokel tidak terlihat secara visual → palpasi
dengan manuver valsava (mengedan)
 Auskultasi → menggunakan stetoskop doppler
 Orkidometer → untuk menentukan besar/volume
testis
 Analisis Semen → menilai seberapa jauh varikokel
telah menyebabkan kerusakan pd tubuli
seminiferi
 Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3
tingkatan/derajat:
 Subklinis : varikokel tidak teraba atau tidak
terlihat saat istirahat atau saat manuver
valsava tetapi dapat diketahui dengan
pemeriksaan penunjang (USG Doppler)
 Derajat I kecil: varikokel dapat dipalpasi
setelah pasien melakukan manuver valsava
 Derajat II sedang: varikokel dapat dipalpasi
tanpa melakukan manuver valsava
 Derajat III besar: varikokel sudah dapat dilihat
bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
 Thermografi Skrotal : adanya perbedaan suhu
skrotum yg lebih tinggi 0,6°C drpd orang
normal
 Venografi retrograde : untuk melihat varikokel
sub klinis
 USG skrotal : pmx non invasif yg dapat
mendeteksi abnormalitas intraskrotal yg
menvisualisasikan testis & struktur
sekelilingnya
 Tindakan Operatif
 Teknik Retroperitoneal (palomo)
 Teknik Inguinal (ivanissevich)
 Teknik Laparoskopik
 Microsurgical varicocelectomy (Marmar-
Goldstein)
 Teknik Embolisasi
 Ablasi Non-operatif : dengan injeksi selektif
dengan skleroting agent kedalam v. spermatika
interna
 Hormonal : digunakan sbg kombinasi setelah OP
atau digunakan tunggal apabila pasien menolak
OP

Anda mungkin juga menyukai