Disusun oleh :
Rossalia Visser
1102015209
Pembimbing:
dr. Endang Poerwati, Sp.A
A. Identitas Pasien:
1. Nama : An. D
2. Umur : 6 tahun 3 bulan 18 hari
3. Tanggal lahir : 23 Mei 2013
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Cijantung
7. Tanggal masuk rumah sakit : 04 September 2019
8. Tanggal pemeriksaan : 05 dan 06 September 2019
9. Ruang rawat : Bangsal mawar
10. Nomor rekam medis : 2019-847339
B. Identitas Orang tua:
Ayah Ibu
Alamat Cijantung
Anamnesis dilakukan
secara autoanamnesis
dan alloanamnesis
dengan ibu pasien pada
tanggal 05 september
2019 pukul 15.30 WIB
keringat dingin
Nyeri perut sejak 7 hari SMRS
tidak berkurang dengan perubahan posisi
Demam disangkal
Demam pertama kali muncul sore hari dengan suhu 38.5oC. Demam
dirasakan terus menerus. Keringat dingin (+). Menggigil (-). Ibu pasien
memberikan obat sanmol dan suhu menjadi 37oC. Mual dan muntah disangkal.
Kejang (-), penurunan kesadaran (-) dan tanda-tanda perdarahan (-). Keluhan
diare disangkal. Ibu pasien mengatakan pasien susah makan dan minum.
Makanan yang diberikan berupa bubur dan pasien hanya minum air putih
sedikit-sedikit.
Batuk pilek sejak 7 hari
Batuk berdahak namun dahak tidak bisa keluar. Batuk terus menerus.
Sesak nafas (+) dan nafas cuping hidung (+). Keluhan penurunan berat badan
disangkal. Keluhan kebiruan saat batuk (-) Keluhan muntah saat batuk (-)
Keluarga dirumah tidak ada yang menderita batuk pilek seperti pasien. Nafsu
makan menurun. Pola tidur baik.
Pasien tidak memiliki kebiasaan jajan sembarangan. Kebiasaan sehari-hari pasien
bermain boneka bersama teman-temannya dirumah. Kebiasaan bermain diluar rumah tanpa
alas kaki disangkal. Pasien biasanya suka makan sayur terutama sayur asem. Suka makan-
makanan pedas (-).
Buang air besar dan buang air kecil normal. Keluhan nyeri saat buang air besar dan
buang air kecil disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Saat usia 3 bulan pernah buang air besar keluar darah dan
Riwayat penyakit keluarga:
berbusa, usia 4 bulan alergi susu sapi dan alergi
a. Kejang : (-)
metronidazole.
b. TB : (-)
b. Pertama kali mengeluhkan sakit perut pada usia 1 tahun.
c. DM : (-)
c. Riwayat batuk kering 2 bulan dan tidak dibawa ke dokter
d. Hipertensi : (-)
d. Asma : (-)
e. Kejang Demam : (-)
f. Epilepsi : (-)
g. Penyakit Jantung bawaan : (-)
Silsilah Keluarga (Genogram)
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
6th
: Pasien
Riwayat Tumbuh Kembang:
Usia 6 bulan sudah mengucapkan kata-kata mama papa dengan jelas. Umur 1 tahun
sudah bisa berdiri, berjalan serta shalawatan.
Riwayat Lahir:
Pasien lahir secara normal dan kurang bulan dengan usia kehamilan 34 minggu
karena ketuban pecah dini. Berat lahir : 3300 gram dan panjang lahir 48 cm. Ikterik
(-) Sepsis (-)
Riwayat Imunisasi:
Campak 1 2
MMR 1
Tifoid
Hep A
Varisela
HPV
Japanese
Encephalitis
Riwayat Makanan:
ASI : Sejak lahir s/d 3 bulan, dengan tambahan susu formula
a. Berat badan : 17 kg
b. Tinggi badan : 110 cm
c. BB/U : 17 / 20 x 100 % = 85 % (BB Baik)
d. TB/U : 110/ 115 x 100% = 95 % ( TB Normal)
e. BB/TB : 17/19 x 100% = 90 % (Gizi Normal)
Kesimpulan : Gizi baik dengan perawakan normal
Pemeriksaan Fisik
KEPALA MATA
Lingkar Kepala : 46 cm
Bentuk : normochepal Exophthalmus : Tidak ada
Ubun-Ubun : Datar
Enopthalmus : Tidak ada
Edema kelopak : Tidak ada
Konjungtiva anemi : -/-
Kulit Sklera ikterik : -/-
Warna : Sawo matang
Jaringan Parut : Tidak ada Pupil : isokor
Pigmentasi : dalam Batas
Normal Refleks cahaya : langsung
Turgor : Baik
(+/+) tidak langsung (+/+)
Ikterus : Tidak ada
pH 6.0 4.8-7.4
Silinder Negatif
P/ P/
- Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum - Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
- IVFD Kaen I B 1300cc/24Jam 15 tpm - IVFD Kaen I B 1300cc/24Jam 15 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1x1 gr IV - Inj. Ceftriaxone 1x1 gr IV
- Inj. Ranitidin 2x15mg IV - Inj. Ranitidin 2x15mg IV
Prognosis
Kasus penyakit ISK pada Poli Anak tahun 2012 sebesar 181 kasus, tahun 2013 sebesar 220
kasus, dan tahun 2014 sebesar 152 kasus. Penyakit ISK pada tahun 2014 menempati urutan
ke-4 penyakit terbanyak pada Poli Anak setelah penyakit ISPA, diare, dan typus
Infeksi saluran kemih disebabkan berbagai jenis mikroba, seperi bakteri, virus, dan jamur.
Penyebab ISK paling sering adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri lain yang juga
menyebabkan ISK adalah Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Providencia stuartii,
Morganella morganii, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, Streptococcus faecalis, dan bakteri lainnya. Bakteri Proteus dan Pseudomonas
sering dikaitkan dengan ISK berulang, tindakan instrumentasi, dan infeksi nosokomial.
KLASIFIKASI
ISK berulang
FAKTOR PENJAMU (HOST) antibodi uretra dan servikal (IgA) lebih sedikit
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI perlekatan bakteri pada sel epitel penetrasi bakteri ke jaringan
Neonatus = gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus
atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria,
iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering
tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna
kulit keabu-abuan (grayish colour).
Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan,
mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria,
ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih
jarang ditemukan.
DIAGNOSIS
2. Deteksi dan tata laksana kelainan anatomi dan fungsional pada ginjal
dan saluran kemih
1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan harus dengan antibiotik
parenteral.
Dengan pemeriksaan fisik saja dapat ditemukan sinekia vagina pada anak perempuan, fimosis,
hipospadia, epispadia pada anak laki-laki. Pada tulang belakang, adanya spina bifida atau dimple
Pemeriksaan pencitraan sangat penting untuk melihat adanya kelainan anatomi maupun
fungsional ginjal dan saluran kemih, yang merupakan faktor risiko terjadinya ISK berulang dan
inravena), skintigrafi DMSA (dimercapto succinic acid), CT-scan atau magnetic resonance
imaging (MRI).
DETEKSI DAN MENCEGAH INFEKSI BERULANG
ISK berulang, berikan antibiotik yang sesuai dengan hasil biakan urin.
KOMPLIKASI
1. Alatas Husein,. 2002. Diagnosa Dan Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih Pada Anak dalam Hot Topics In pediatrics II, pp 162-179,
PKB IKA XLV, Balai Penerbit FKUI Jakarta.
3. Maknunah Luailiyatul , dkk., 2016. Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anak di Poli Anak RSUDBlambangan
Kabupaten Banyuwangi (Risk Factor of Urinary Tract Infection on Children in Pediatric Ambulatory Careof Blambangan Hospital ).
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
4. Naseri, M. and Alamdaran., 2007. Urinary TractInfection and Predisposing Factors in Children.
5. Pardede Sudung,. 2018. Infeksi pada Ginjal dan Saluran Kemih Anak: Manifestasi Klinis dan Tata Laksana. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
6. Potter & Perry., 2005. Buku Ajar FundamentalKeperawatan: Konsep, Proses & Praktek.Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC.
7. Sjahrurachman Agus, Mirawati T.,et al.,2004. Etiologi Dan Resistensi Bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih Di R.S. Cipto
Mangunkusomo Dan R.S. Metropolitan Medical Center Jakarta 2001-2003 dalam Naskah lengkap the 4th Jakarta Nephrology And
Hypertension Course, pp 51-63, Pernefri. Jakarta.
8. Stein Raimund, et al,. 2015. Urinary Tract Infections in Children: EAU/ESPU Guidelines. European Association of Urology. Page :
547.
TERIMAKASIH