Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

INFEKSI SALURAN KEMIH

Disusun oleh :

Rossalia Visser
1102015209

Pembimbing:
dr. Endang Poerwati, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Periode 2 September- 9 November 2019
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI-Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo
2019
STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien:

1. Nama : An. D
2. Umur : 6 tahun 3 bulan 18 hari
3. Tanggal lahir : 23 Mei 2013
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Cijantung
7. Tanggal masuk rumah sakit : 04 September 2019
8. Tanggal pemeriksaan : 05 dan 06 September 2019
9. Ruang rawat : Bangsal mawar
10. Nomor rekam medis : 2019-847339
B. Identitas Orang tua:

Ayah Ibu

Nama Tn. D Ny. S

Usia 45 tahun 35 tahun

Agama Islam Islam

Pekerjaan Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga

Alamat Cijantung

Hubungan dengan Anak kandung


anak
ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan
secara autoanamnesis
dan alloanamnesis
dengan ibu pasien pada
tanggal 05 september
2019 pukul 15.30 WIB

Keluhan Utama : Nyeri perut sejak 7 hari sebelum


masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang

timbul reaksi kebiruan seluruh tubuh

keringat dingin
Nyeri perut sejak 7 hari SMRS
tidak berkurang dengan perubahan posisi

Demam disangkal

Riwayat makan pedas dan asam disangkal.


Demam sejak 5 hari

Demam pertama kali muncul sore hari dengan suhu 38.5oC. Demam
dirasakan terus menerus. Keringat dingin (+). Menggigil (-). Ibu pasien
memberikan obat sanmol dan suhu menjadi 37oC. Mual dan muntah disangkal.
Kejang (-), penurunan kesadaran (-) dan tanda-tanda perdarahan (-). Keluhan
diare disangkal. Ibu pasien mengatakan pasien susah makan dan minum.
Makanan yang diberikan berupa bubur dan pasien hanya minum air putih
sedikit-sedikit.
Batuk pilek sejak 7 hari

Batuk berdahak namun dahak tidak bisa keluar. Batuk terus menerus.
Sesak nafas (+) dan nafas cuping hidung (+). Keluhan penurunan berat badan
disangkal. Keluhan kebiruan saat batuk (-) Keluhan muntah saat batuk (-)
Keluarga dirumah tidak ada yang menderita batuk pilek seperti pasien. Nafsu
makan menurun. Pola tidur baik.
Pasien tidak memiliki kebiasaan jajan sembarangan. Kebiasaan sehari-hari pasien
bermain boneka bersama teman-temannya dirumah. Kebiasaan bermain diluar rumah tanpa
alas kaki disangkal. Pasien biasanya suka makan sayur terutama sayur asem. Suka makan-
makanan pedas (-).
Buang air besar dan buang air kecil normal. Keluhan nyeri saat buang air besar dan
buang air kecil disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Saat usia 3 bulan pernah buang air besar keluar darah dan
Riwayat penyakit keluarga:
berbusa, usia 4 bulan alergi susu sapi dan alergi
a. Kejang : (-)
metronidazole.
b. TB : (-)
b. Pertama kali mengeluhkan sakit perut pada usia 1 tahun.
c. DM : (-)
c. Riwayat batuk kering 2 bulan dan tidak dibawa ke dokter
d. Hipertensi : (-)
d. Asma : (-)
e. Kejang Demam : (-)
f. Epilepsi : (-)
g. Penyakit Jantung bawaan : (-)
Silsilah Keluarga (Genogram)

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan
6th

: Pasien
Riwayat Tumbuh Kembang:

Usia 6 bulan sudah mengucapkan kata-kata mama papa dengan jelas. Umur 1 tahun
sudah bisa berdiri, berjalan serta shalawatan.

Riwayat Lahir:
Pasien lahir secara normal dan kurang bulan dengan usia kehamilan 34 minggu
karena ketuban pecah dini. Berat lahir : 3300 gram dan panjang lahir 48 cm. Ikterik
(-) Sepsis (-)
Riwayat Imunisasi:

Riwayat imunisasi lengkap hingga terakhir booster polio dan DPT


Imunisasi Usia
Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5
Hep B 1 2 3 4 3
Polio 0 1 2 3 4
BCG 1 kali
DPT 1 2 3 4 5
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3

Influenza 1 kali setiap tahun

Campak 1 2

MMR 1
Tifoid
Hep A
Varisela

HPV
Japanese
Encephalitis
Riwayat Makanan:
ASI : Sejak lahir s/d 3 bulan, dengan tambahan susu formula

MPASI : Bubur susu s/d usia 6 bulan

Makanan : Nasi sejak usia 1 tahun s/d sekarang

Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan:


Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak kandungnya dirumah dengan ventilasi yang bagus, toilet
yang bersih dan lingkungan perumahan yang bersih.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien merupakan anak kedua, pasien tinggal bersama kedua orangtua kandungnya. Pasien diasuh oleh ibu
kandungnya setiap hari. Pasien sepulanh sekolah bermain boneka bersama teman-temannya dirumah. Riwayat
kebiasaan makan makanan 4P disangkal.
Status Generalis
Di IGD 04/09/2019 jam 15.25 WIB Pemeriksaan di bangsal mawar 04/09/2019 jam 20.00 WIB
Keadaan umum :Tampak sakit sedang 1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran umum : Composmentis 2. Kesadaran : Composmentis
Frekuensi nadi : 117 kali/menit ,teraba 3. Tekanan darah : 110/70 mmHg
kuat 4. Nadi : 117x/menit ,teraba kuat
Suhu : 37,3oC 5. Suhu : 37,3˚C
Frekuensi nafas : 28 kali/menit, reguler 6. Pernapasan : 28 x/menit teratur, SpO2 99%
Status Gizi

a. Berat badan : 17 kg
b. Tinggi badan : 110 cm
c. BB/U : 17 / 20 x 100 % = 85 % (BB Baik)
d. TB/U : 110/ 115 x 100% = 95 % ( TB Normal)
e. BB/TB : 17/19 x 100% = 90 % (Gizi Normal)
Kesimpulan : Gizi baik dengan perawakan normal
Pemeriksaan Fisik
KEPALA MATA
Lingkar Kepala : 46 cm
Bentuk : normochepal Exophthalmus : Tidak ada
Ubun-Ubun : Datar
Enopthalmus : Tidak ada
Edema kelopak : Tidak ada
Konjungtiva anemi : -/-
Kulit Sklera ikterik : -/-
Warna : Sawo matang
Jaringan Parut : Tidak ada Pupil : isokor
Pigmentasi : dalam Batas
Normal Refleks cahaya : langsung
Turgor : Baik
(+/+) tidak langsung (+/+)
Ikterus : Tidak ada

Sianosis : Tidak ada


Pucat : Tidak ada
Rambut : dalam Batas Normal
Hidung
Mulut
Bentuk : Normotia
Trismus : Tidak ada
Napas cuping hidung : Tidak ditemukan
Faring : faring hiperemis (-)
Septum deviasi : Tidak ditemukan
Lidah : lidah tidak kotor berwarna
Sekret : Tidak ditemukan
putih, deviasi (-)
Uvula : Letak ditengah, tidak deviasi
Telinga
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Bentuk : Normotia
Pendengaran : Dalam batas normal
Darah & sekret : Tidak ditemukan Leher
Trakea : Tidak deviasi
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris dalam
keadaan statis dan dinamis kanan kiri. Retraksi (-) Jantung
Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada Inspeksi : Iktus cordis terlihat
seluruh lapang paru. Fremitus taktil statis kanan kiri. Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : Terdengar sonor pada seluruh lapang paru. Perkusi : Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Auskultasi : Suara dasar napas vesicular +/+, Batas kiri jantung : ICS 5 linea mid clavicular
rhonki basah halus -/-, wheezing -/- sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal regular, gallop (-)


murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : datar simetris
Auskultasi : Bising usus (+) normal, Nyeri tekan (+) pada seluruh kuadran
Perkusi : Timpani di seluruh kuadaran, shifting dullness (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), undulasi (-), kandung kemih tidak teraba
penuh.
Genitalia
Utuh. Ruam (-) Sekret (-)
Ekstremitas
Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan-kiri
Edema tidak ada pada ekstremitas bawah kanan-kiri
Capilarry refill time< 2 detik
Status Neurologis
Refleks Fisiologis :
GCS : E 4 M 5 V6 (15)
+2 +2
Kaku kuduk :-
Brudzinski I :-
+2 +2
Brudzinski II :-
Laseque : >70o/>70o
Kernig : >135o/>135o
Refleks patologis
a. Chaddock : -/-
b. Gorda : -/-
c. Gordon: -/-
d. Openheim : -/-
e. Schaffeur : -/-
f. Babinsky : -/-
Pemeriksaan Penunjang : 04/09/2019
URINALISA
Makroskopis
Urin Lengkap

Warna Kuning Kuning

Kejernihan Agak Keruh Jernih


Kimia Urin

Berat Jenis 1.020 1.015-1.025

pH 6.0 4.8-7.4

Glukosa Negatif mg/dL Negatif

Bilirubin Negatif mg/dL Negatif

Keton (2+) Positif 2 Negatif


Darah/Hb Negatif /L Negatif

Protein (1+) Positif 1 Negatif


Urobilinogen Negatif mg/dL Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Leukosit Esterase (1+) Positif 1 Negatif


Sedimen
Mikroskopik

Leukosit 8-10 /LPB 0-3


Eritrosit 0-1 /LPB 0-2

Silinder Negatif

Sel Epitel Epitel (+1) / LPB Negatif


Kristal Negatif

Bakteria (1+) positif 1 Negatif


Resume
Pasien anak perempuan usia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak 7 hari
SMRS. Ibu pasien mengatakan saat sakit perut muncul timbul reaksi kebiruan seluruh tubuh
disertai keringat dingin pada pasien. Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, pertama
kali muncul sore hari dengan suhu 38.5oC, terus menerus. Keringat dingin (+). Menggigil (-). Ibu
pasien memberikan obat sanmol dan suhu menjadi 37oC. Batuk pilek sejak 7 hari yang lalu.
Dahak (+) susah keluar. Batuk terus menerus. Sesak nafas (+) dan nafas cuping hidung (+).
Pasien tidak memiliki kebiasaan jajan sembarangan.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital pasien terdapat kesan takipnea. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium hematologi didapatkan kesan leukositosis,
penurunan neutrofil batang, peningkatan neutrofil segmen, penurunan limfosit dan peningkatan
monosit. Pada pemeriksaan urin lengkap didapatkan gambaran urin yang agak keruh, keton +2,
protein +1, leukosit esterase +1, leukosit 8-10/LPB, epitel +1 dan bakteria +1.
Diagnosis
Infeksi Saluran Kemih
Diagnosis Banding
Demam Tifoid
Tatalaksana
a. Nonmedikamentosa
- Bedrest
- Observasi tanda-tanda vital dan observasi keaadaan umum
a. Medikamentosa
- IVFD Kaen I B 1300cc/24Jam 15 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1x1 gr IV
- Inj. Ranitidin 2x15mg IV
05 September 2019 06 September 2019
(Mawar) (Mawar)
S/ S/
Pasien tampak sakit sedang, keluhan nyeri perut berkurang, Pasien tampak lemas, keluhan nyeri perut (-), demam (-),
demam (-), kejang (-), mual muntah (-), batuk (+) dahak (+) kejang (-), mual muntah (-), batuk (+) dahak (+) masih susah
susah keluar pilek (+), intensitas batuk sering, makan dan minum keluar, pilek (+), intensitas batuk jarang, makan dan minum
(-). BAK (+) BAB (+) normal sudah mau sedikit-sedikit, BAK (+) BAB (+) normal.
O/ O/
Status generalis Status generalis
- KU: Sedang - KU: Baik
- GCS 15, Composmentis - GCS 15, Composmentis
- TD : 110/60 mmhg - TD : 100/70 mmhg
- Suhu: 36,8 oC - Suhu : 36,5 oC
- HR: 114 x/menit - HR: 102 x/menit
- RR: 27 x/menit - RR: 25 x/menit
- SpO2 : 98% - SpO2 : 98%
- Mata: KA +/+ SI -/- - Mata: KA +/+ SI -/-
- Leher: Pembesaran KGB (-) - Leher: Pembesaran KGB (-)
- Jantung : BJ I-II reguler M (-) G (-) - Jantung : BJ I-II reguler, M (-) G (-)
- GCS 15, Composmentis - GCS 15, Composmentis
- TD : 110/60 mmhg - TD : 100/70 mmhg
Follow Up
- Suhu: 36,8 oC - Suhu : 36,5 oC
- HR: 114 x/menit - HR: 102 x/menit
- RR: 27 x/menit - RR: 25 x/menit
- SpO2 : 98% - SpO2 : 98%
- Mata: KA +/+ SI -/- - Mata: KA +/+ SI -/-
- Leher: Pembesaran KGB (-) - Leher: Pembesaran KGB (-)
- Jantung : BJ I-II reguler M (-) G (-) - Jantung : BJ I-II reguler, M (-) G (-)
- Paru: Ves +/+ Rh -/- Wh -/- - Paru:Ves +/+ Rh -/- Wh -/-
- Abdomen: Supel, BU (+) normal, nyeri tekan (+) pada seluruh - Abdomen: Supel, BU (+) normal
kuadran Ektremitas: Udem -/-, CRT < 2 detik.
Ektremitas: Udem -/-, CRT < 2 detik.

A/ Infeksi Saluran Kemih A/ Infeksi Saluran Kemih

P/ P/
- Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum - Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
- IVFD Kaen I B 1300cc/24Jam 15 tpm - IVFD Kaen I B 1300cc/24Jam 15 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1x1 gr IV - Inj. Ceftriaxone 1x1 gr IV
- Inj. Ranitidin 2x15mg IV - Inj. Ranitidin 2x15mg IV
Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan dengan tumbuh dan

berkembang biaknya bakteri atau mikroba dalam saluran kemih

dalam jumlah bermakna. Pada anak, gejala klinis ISK sangat

bervariasi, dapat berupa ISK asimtomatik hingga gejala yang berat

yang dapat menimbulkan infeksi sistemik.


EPIDEMIOLOGI

Kasus penyakit ISK pada Poli Anak tahun 2012 sebesar 181 kasus, tahun 2013 sebesar 220
kasus, dan tahun 2014 sebesar 152 kasus. Penyakit ISK pada tahun 2014 menempati urutan
ke-4 penyakit terbanyak pada Poli Anak setelah penyakit ISPA, diare, dan typus

Anak perempuan > anak laki-laki


ETIOLOGI

Infeksi saluran kemih disebabkan berbagai jenis mikroba, seperi bakteri, virus, dan jamur.

Penyebab ISK paling sering adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri lain yang juga
menyebabkan ISK adalah Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Providencia stuartii,
Morganella morganii, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis, Streptococcus faecalis, dan bakteri lainnya. Bakteri Proteus dan Pseudomonas
sering dikaitkan dengan ISK berulang, tindakan instrumentasi, dan infeksi nosokomial.
KLASIFIKASI

LOKASI Sistitis dan Pielonefritis

EPISODE Infeksi pertama dan infeksi


berulang

GEJALA Asimptomatik dan


Simptomatik

FAKTOR PENYULIT Uncomplicated dan


Complicated
PATOGENESIS

ISK berulang

FAKTOR PENJAMU (HOST) antibodi uretra dan servikal (IgA) lebih sedikit

defek respon imun terhadap infeksi

FAKTOR VIRULENSI BAKTERI perlekatan bakteri pada sel epitel penetrasi bakteri ke jaringan

proses inflamasi dan


E.Coli  melekat pada uroepitel karena zat adhesi di membran kerusakan sel
luar bakteri pada rambut-rambut spesifik/ fimbrie.
PATOGENESIS

FAKTOR PREDISPOSISI Anak perempuan


Anak laki-laki tidak disirkumsisi
Pemasangan kateter (buli-buli)jangka panjang
Membersihkan feses dari bawah keatas
Kelainan anatomi saluran kemih
Refluks vesiko ureter
MANIFESTASI KLINIS

Neonatus = gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus
atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria,
iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering
tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna
kulit keabu-abuan (grayish colour).

Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan,
mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria,
ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih
jarang ditemukan.
DIAGNOSIS

Anamnesis lokasi, episode, gejala, faktor risiko, riwayat

tanda-tanda nyeri, perabaan ginjal, tanda-tanda


Pemeriksaan Fisik
kelainan kongenital

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium : urinalisis dan


darah lengkap
Pemeriksaan laboratorium : urinalisis dan pemeriksaan darah

Urinalisis leukosituria, nitrit, leukosit esterase, protein, dan darah.

Leukositosis, peningkatan nilai absolut neutrofil,


Pemeriksaan darah peningkatan laju endap darah (LED), C-reactive protein
(CRP) yang positif, merupakan indikator non-spesifk
ISK atas
TATALAKSANA

Secara garis besar, tata laksana ISK terdiri atas:

1. Eradikasi infeksi akut,

2. Deteksi dan tata laksana kelainan anatomi dan fungsional pada ginjal
dan saluran kemih

3. Deteksi dan mencegah infeksi berulang.


ERADIKASI INFEKSI AKUT

penanganan ISK fase akut, sebagai berikut:

1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan harus dengan antibiotik
parenteral.

2. Bayi ≥ 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:


 Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak .
 Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang resistensinya masih rendah berdasarkan pola resistensi
kuman, seperti sefalosporin atau ko-amoksiklav.
 Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan, terapi dengan antibiotik parenteral, seperti sefotaksim atau seftriakson
selama 2-4 hari dilanjutkan dengan antibiotik per oral hingga total lama pemberian 10 hari.

3. Bayi ≥ 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah:


 Berikan antibiotik oral selama 3 hari berdasarkan pola resistensi kuman setempat. Bila tidak ada hasil pola resistensi
kuman, dapat diberikan trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin.
 Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai kembali, dilakukan pemeriksaan kultur urin untuk melihat
pertumbuhan bakteri dan kepekaan terhadap obat.
DETEKSI KELAINAN ANATOMI DAN FUNGSIONAL
SERTA TATA LAKSANANYA

Dengan pemeriksaan fisik saja dapat ditemukan sinekia vagina pada anak perempuan, fimosis,

hipospadia, epispadia pada anak laki-laki. Pada tulang belakang, adanya spina bifida atau dimple

mengarah ke neurogenic bladder.

Pemeriksaan pencitraan sangat penting untuk melihat adanya kelainan anatomi maupun

fungsional ginjal dan saluran kemih, yang merupakan faktor risiko terjadinya ISK berulang dan

parut ginjal seperti : ultrasonografi (USG), miksio-sistouretrografi (MSU), PIV (pielografi

inravena), skintigrafi DMSA (dimercapto succinic acid), CT-scan atau magnetic resonance

imaging (MRI).
DETEKSI DAN MENCEGAH INFEKSI BERULANG

Deteksi ISK berulang dilakukan dengan biakan urin berkala, misalnya

setiap bulan, kemudian dilanjutkan dengan setiap 3 bulan. Jika terdapat

ISK berulang, berikan antibiotik yang sesuai dengan hasil biakan urin.
KOMPLIKASI

Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal,


dan gagal ginjal kronik (Pielonefritis berulang timbul karena adanya
faktor predisposisi).
PROGNOSIS

Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang


segera pada fase akut, kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah
urologi dan orang tua penderita sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya perburukan yang mengarah ke fase gagal ginjal kronis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alatas Husein,. 2002. Diagnosa Dan Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih Pada Anak dalam Hot Topics In pediatrics II, pp 162-179,
PKB IKA XLV, Balai Penerbit FKUI Jakarta.

2. IDAI. 2017. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak. Jakarta

3. Maknunah Luailiyatul , dkk., 2016. Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anak di Poli Anak RSUDBlambangan
Kabupaten Banyuwangi (Risk Factor of Urinary Tract Infection on Children in Pediatric Ambulatory Careof Blambangan Hospital ).
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
4. Naseri, M. and Alamdaran., 2007. Urinary TractInfection and Predisposing Factors in Children.
5. Pardede Sudung,. 2018. Infeksi pada Ginjal dan Saluran Kemih Anak: Manifestasi Klinis dan Tata Laksana. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
6. Potter & Perry., 2005. Buku Ajar FundamentalKeperawatan: Konsep, Proses & Praktek.Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC.

7. Sjahrurachman Agus, Mirawati T.,et al.,2004. Etiologi Dan Resistensi Bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih Di R.S. Cipto
Mangunkusomo Dan R.S. Metropolitan Medical Center Jakarta 2001-2003 dalam Naskah lengkap the 4th Jakarta Nephrology And
Hypertension Course, pp 51-63, Pernefri. Jakarta.

8. Stein Raimund, et al,. 2015. Urinary Tract Infections in Children: EAU/ESPU Guidelines. European Association of Urology. Page :
547.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai