Anda di halaman 1dari 76

Aseksual Seksual :

• Pembelahan Biner. (1 sel menjadi 2 sel, dst.) peleburan kromosom 2 bakteri yang
• umumnya membelah secara amitosis (secara
langsung), menjadi 2bagian (binary division).
sejenis melalui pili F (pili sex)
Generation time umumnya 15-20 menit (kecuali M. - Cara: rekombinasi Gen (bercampurnya
tuberculosis: 15 - 20jam)  Mampu 1 hingga 3 jam
sekali materi gen dari 2 sel bakteri berbeda 
• Ex: E.Coli trbentuk DNA rekombinan)
Reproduksi bakteri
 Pada Gram Negatif: E.Coli
 Kondisi lingkungan yang mendukung dapat
memacu pertumbuhan dan reproduksi
bakteri.
 Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi
bakteri Adalah;
 Suhu
 Kelembaban
 Ketersedian oksigen
 Cahaya
 Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi
menjadi 3 golongan:
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu
antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah
suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25°
– 40°C
 Pada tahun 1967 diYellow Stone Park ditemukan
bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu
93° – 94°C.
 Aerob Obligat;
 Anaerob Obligat;
 Anaerob Fakultatif;
 Anaerob Aerotolerans
 Mikroaerofilik;
 Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
 Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti,
 misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.

Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil.

Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang


berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian.

Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi


atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat
kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium
yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.

Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.

Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air.

Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif.

Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel
bakteri biasa.

Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
 Pertumbuhan adalah : pertambahan teratur semua
komponen sel suatu organisme.
 Pada mikroorganisme bersel satu : multiplikasi adalah
konsekwensi pertumbuhan.
 Multiplikasi akan menghasilkan pertambahan jumlah
Mikroorganisme yg membentuk suatu populasi.

 Pengukuran Pertumbuhan.
 Dapat diukur berdasarkan kon sentrasi sel (jml sel per satuan
isi biakan )atau densitas sel ( berat kering sel per satuan isi
biakan)
A. Fase penyesuaian
C. Eksponensial : - Sel berada dlm keadaan stabil.
- Sel baru terbentuk dg laju yg konsta
E. fase stasioner ,maksimum
F. Fase kemunduran ( kematian).
1. Fase Penyesuaian diri (lag phase)
(kuman belum berkembang biak)
Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap
lingkungan dan lamanya mulai dari satu jam hingga beberapa
hari. Lama waktu ini tergantung pada macam bakteri, umur
biakan, dan nutrien yang terdapat dalam medium yang
disediakan. Pada fase ini bakteri beradaptasi dengan
lingkungan, belum mampu mengadakan pembiakan, terapi
metabolisme sel bakteri meningkat dan terjadi perbesaran
ukuran sel bakteri.
2. Fase Pertumbuhan (log/exponential phase)
-Fase ini merupakan periode pembiakan yang
cepat dan merupakan periode yang didalamnya
dapat teramati ciri khas sel-sel yang aktif.
Selama fase ini pembiakan bakteri berlangsung
cepat, sel-sel membelah dan jumlahnya
meningkat secara logaritma sesuai dengan
pertambahan waktu, beberapa bakteri pada fase
ini biasanya menghasilkan senyawa metabolit
primer, seperti karbohidrat dan protein.
3.Fase stasioner (stationary phase)
-jumlah kuman yang mati dg membelah seimbang
• Fase ini merupakan suatu keadaan seimbang antara laju
peryumbuhan dengan laju kematian, sehingga jumlah
keseluruah bakteri yang hidup akan tetap. Beberapa bakteri
biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder seperti
antibiotika dan polimer pada fase ini.
4. Fase kemunduran (period of decline), death phase
-Pada fase ini, laju kematian bakteri melampaui laju pembiakan
bakteri. Hal ini disebakan karena habisnya jumlah makanan dalam
medium sehingga pembiakan bakteri terhenti dan keadaan
lingkungan yang jelek karena semakin banyaknya hasil metabolit
yang tidak berguna dan mengganggu pertumbuhan bakteri.
Stationary
Log phase
growth Death
phase phase
Log of numbers of bacteria

Lag
phase

0 5 10

Time (hr)
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi
organisme atau proses pembusukan mayat.

Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya


bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia.

Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat


dalam tubuh.

Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa


jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi.

Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh


mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air.
Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh
dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi
aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim
penghancur sel yang disebut protease.

Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme


mulai memakan jaringan mati dan mencernanya.

Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi
dalam organisme mati.
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.

Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof.

Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai


nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak.

Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri


dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau
sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme
mati.

Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada


organisme mati.

Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa


organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi
molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2,

serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu
senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P),
serta sulfur (S).
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga
membahayakan.

Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada


jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.

Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini
dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen.

Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk
menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.

Produk asam asetat ini menimbulkan bau.


Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor
seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank).

Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida
untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida.

Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.

Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida
yang baunya seperti telur busuk.

Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat
racun, karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
 Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan
asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik.
 Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka
atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang
dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri
heterotrof patogen seperti clostridium.
 Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi
manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka
di kulit.
 Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit
seperti malaria, diare, degradasi sel darah merah,
lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka
(tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi
ancaman yang serius.
 Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini
adalah dengan menjaga makanan dan minuman
tetap steril, yaitu dengan dipanaskan.
 Mencuci tangan dan kaki dengan sabun
antiseptik cair sebelum makan.
 Menjaga lingkungan agar steril dengan cara
menyemprotkan obat pensteril.
 Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah
pertumbuhannya dengan cara meminum obat
antibiotik atau suntik imunitas.
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah filum
(atau "divisi") bakteri yang mendapat energi melalui
fotosintesis.

Jejak fosil cyanobacteria telah ditemukan sejak 3,8


miliar tahun lalu.

Cyanobacteria sekarang adalah salah satu kelompok


terbesar dan terpenting bakteri di bumi.
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar
ke batu sampai tanah.

Mereka bisa bersel tunggal atau koloni.

Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran.

Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen.

Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang
berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe
heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase.
Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif.

Cyanobacteria tidak memiliki flagela.

Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan.

Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan,


terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun.

Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons
dan menyediakan energi bagi inang.
 Cyanobacteria secara tradisional
diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
berdasar struktur tubuhnya yaitu:
Chroococcales, Pleurocapsales,
Oscillatoriales, Nostocales dan
Stigonematales.
 Beberapa spesies cyanobacteria
memproduksi neutrotoksin, hepatotoksin,
sitotoksin, dan endotoksin, membuat mereka
berbahaya bagi hewan dan manusia.
 Prokariota adalah organisme yang tidak
memiliki nuklei dan membran untuk menyimpan
bahan-bahan genetika
 (berbeda sekali dengan organisme Eukariota yang
memiliki nuklei dan membran pada inti selnya,
sehingga bahan-bahan genetikanya terkumpul di
nuklei tersebut)
 dan pada umumnya merupakan organisme
uniselular (tapi pada beberapa kasus, ada juga organisme
prokariota yang multiselular).
 Kebanyakan prokariota adalah bakteri.
 Carl Woese, seorang ahli mikrobiologi dari
Amerika Serikat, membagi prokariota
menjadi bakteri dan archaea (disebut juga
dengan eubacteria dan archaebacteria)
karena ada perbedaan besar pada susunan
genetik dari keduanya.
 Pembagian menjadi eukariota, bakteri, dan
archaea disebut juga dengan sistem tiga
domain
 Bakteri pengurai
 Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme.
 Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi
CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain
yang lebih sederhana.
 Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat
berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan
cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sampah-sampah organik.
 Bakteri nitrifikasi
 Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri
tertentu yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari amoniak yang berlangsung secara
aerob di dalam tanah.
 Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
 Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit.
▪ Proses ini dinamakan nitritasi.
 Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.
▪ Prosesnya dinamakan nitratasi.
 Reaksi nitratasi
 Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu
nitrat.
 Tetapi sebaliknya di dalam air yang
disediakan untuk sumber air minum, nitrat
yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di
permukaan air menjadi berlimpah.
 Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi suatu senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan.
 Karena kemampuannya mengikat nitrogen di
udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh
terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
 Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas
maupun simbiosis.
 Bakteri Eschericia coli hidup di kolon (usus
besar) manusia, berfungsi membantu
membusukkan sisa pencernaan juga
menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang
penting dalam proses pembekuan darah.
 Dalam organ pencernaan berbagai hewan
ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu
mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh
dinding usus.
 Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
1. Yoghurt susu, Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus
2. Mentega susu, Streptococcus lactis
3. Terasi ikan, Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan buah-buahan,
Lactobacillus sp.
5. Sosis daging, Pediococcus cerevisiae
6. Kefir susu, Lactobacillus bulgaricus dan
Srteptococcus lactis
 Bakteri perusak makanan
 Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam
makanan.
 Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil
metabolisme yang berupa toksin (racun).
 Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Contohnya:
1. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin,
seringkali terdapat pada makanan kalengan
2. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek,
terdapat pada tempe bongkrek
3. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan
 Bakteri patogen
 Merupakan kelompok bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit pada manusia, hewan
dan tumbuhan.
 Secara Mikroskopis (dengan mikroskop)
 Bentuk, ukuran, cara pergerakan, cara
pembelahan dlsb. Bentuk koloni, permukaan
koloni, tepian koloni
 Hasil pewarnaan
 Untuk pengelompokan bakteri (pewarnaan Gram)
 Untuk melihat struktur bakteri (flagella, kapsul,
spora atau nucleus)
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:

Salmonella typhosa Treponema pallidum

Shigella dysenteriae Mycobacterium leprae

Vibrio cholerae Staphylococcus aureus

Streptococcus hemolyticus
Diplococcus pneumoniae
Helycobacter pylori
Mycobacterium tuberculosis
Bordetella pertusis
Clostridium tetani
Leptospira icterohemorrhagica
Neiseria gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
 Pengujian biokimia merupakan salah satu
hal yang sangat penting dalam dunia
mikrobiologi (Lim, 1998).
 Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam
kegiatan identifikasi bakteri atau
mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji
katalase,, hidrolisis gelatin, uji Oxidatif/
Fermentatif uji Motilitas dan uji Oksidase
(Dwidjoseputro, 1994).
 Uji katalase merupakan suatu pengujian
terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri
aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat.
 Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan
hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya
beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka
dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit
tersebut karena mereka menghasilkan enzim
katalase yang dapat mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen
 Uji fermentasi yang dilakukan menggunakan
farafin yang menunjukan hasil positif yang
ditandai dengan perubahan warna larutan
dari hijau menjadi kuning.
 CK: sebanyak 2 tabung tabung yang berisi
media disediakan dan tabung pertama
ditambahkan 2 tetes parafin dan kemudian
diinklubasi selama 24 jam dan diamati
perubahan warna yang terjadi pada kedua
tabung tersebut
 CK: Kedalam tabung yang berisi bakteri
dimasukan kawat ose tegak lurus terhadap
tabung, jika pada garis lurus maka hasil
menunjukan non motil sedangkan kalau pada
kawat bakterinya menyebar makan hal ini
menunjukan hasil motil.
 (Pergerakan bakteri ditunjukkan dengan
persebaran bakteri yang menjalar ke arah
samping menjauhi titik tanam, sedangkan
bakteri yg tidak berflagel hanya tumbuh di titik
tanam.)
 Menurut Volk (1988) kemampuan suatu organisme untuk
bergerak sendiri disebut motilitas. Hampir semua sel
bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat
motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat
immotil
 Sifat ini diakibatkan oleh adanya alat motor cambuk yang
disebut flagela sehingga sel bakteri dapat berenang di
dalam lingkungan air.
 Motilitas sebagian besar jenis bakteri motil pada suhu
relatif rendah 15-25 C dan mungkin tidak motil pada suhu
37 C.
 Beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur
yang sangat mulus yang hanya terjadi kalau persentuhan
dengan benda padat.
 Kebanyakan bakteri yang motil dapat mendekati atau
menjauhi berbagai senyawa kimia yang disebut
kemotaksis (Taringan 1988).
 CK: koloni bakteri diambil satu tetes (sebaiknya
dari biakan cair) secara aseptis dan
diinokulasikan pada Object glass. Diatas object
glass diberi kertas saring yang sehingga tetesan
tersebar pada kertas.
 Kemudian ditetesi etesi dengan reagen, lalu lihat
perubahan yang terjadi,jika warna berubah
menjadi merah merah marun maka hasil uji
positif, sedangkan bila berwarna coklat maka
hasil uji negatif
 CK:
a) bakteri yang telah disiapkan diinokulaskan ke dalam
medium Trypticase Soy
b) Bakteri diinkubasi pada suhu 37C selma 24 jam
c) Ditetesi larutan H2O2 3%
d) Diamati dan dicatat apa yang terjadi.

 Setelah itu diamati gelembung untuk hasil positif dan


tidak ada gelembung untuk hasil negatif (hati-hati
membedakan antara gelembung yang muncul dari sel
dengan kumpulan sel yang mengambang akibat
ditambahi reagen)
 Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sejumlah bakteri
mampu menghasilkan enzim katalase yang memecah
H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga sifat toksiknya
hilang.
 Matinya bakteri-bakteri anerobik obligat bila ada oksigen
disebabkan karena tidak adanya pembentukan enzim
katalase sehingga H2O2 meracuni bakteri itu sendiri.
 Ada tidaknya pembentukan enzim katalase dapat
membantu pembedaan kelompok-kelompok bakteri
tertentu.
 Uji katalase yang dilakukan pada percobaan menujukan
hasil positif yang ditandai dengan adanya gelembung. Hal
ini berarti semua bakteri uji mempunyai enzim katalase.
 CK:
a) Bakteri yg telah disediakan diinokulasikan ke
medium Nutrient Gelatin
b) Bakteri diinkubasi pada suhu 37 C selama 24
jam
c) Didiamkan di dalam lemasri es selama 30
menit
d) Diamati dan dicatat apa yang terjadi
 Hasil positf: tidak membeku
Polymerase chain reaction (PCR) merupakan
teknik yang sangat berguna dalam membuat
salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah
kecil sekuens DNA tertentu disalin (jutaan
kali) untuk diperbanyak (ssehingga dapat
dianalisis) atau dimodifikasi secara tertentu.
 Merupakan metoda deteksi cepat patogen
dan kontaminan mikrobiologi lainnya dalam
makanan (output: untukmenjamin keamanan
pangan konsumen)
 Keuntungan: waktu lebih singkat(4-48 jam),
tidak membutuhkan tenaga, serta sensitif
dan akurat.
1.Predenaturasi
 Merupakan suatu tahap dimana terjadi pemanasan
tutup mesin PCR. Ini digunakan untuk menghindari
terjadinya penguapan selama proses PCR.
2.Denaturasi
 Merupakan tahap dimana terjadi pemutusan ikatan
rantai ganda DNA menjadi rantai tunggal. Ini terjadi
pada suhu tinggi yaitu 94°C. Karena untuk memutus
ikatan hidrogen pada rantai ganda hanya bisa
dilakukan pada suhu tinggi. Selain itu proses
denaturasi ini juga untuk menghentikan reaksi
enzimatis.
3.Annealing
 Pada tahap ini terjadi pengikatan primer pada DNA target. Ini dilakukan
pada suhu 55°C, jika dilakukan pada suhu tinggi tidak akan terjadi
pengikatan primer pada DNA target.
4.Extension / polimerisasi
 Suhu berubah menjadi suhu optimum (72°C) supaya enzim Taq
polymerase bekerja mengkatalis pemanjangan primer dengan
penambahan basa-basa (polimerisasi). Pengkopian dibaca dari 3’ ke 5’
pada DNA template sehingga primer bertambah dari 5’ ke 3’.
5.Elongation
 Merupakan tahap pemanjangan akhir pada proses PCR. Ini bertujuan
untuk menyempurnakan perpanjangan rantai DNA sehingga mencapai
panjang yang diinginkan sesuai dengan primer yang digunakan. Siklus
PCR terjadi berulang-ulang sebanyak yang diperlukan untuk
menghasilkan sejumlah hasil amplifikasi yang bisa dideteksi
 Uji Serologi merupakan uji reaksi antara antigen
dengan antibodi yang akan menimbulkan
aglutinasi.
 Uji serologi menggunakan antiserum spesifik
sehingga sensitifitas atau ketepatan uji serologi
relatif tinggi.
 Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan
uji makroskopik yang memiliki nilai diagnosa
yang tinggi karena pemeriksaan tersebut dapat
memangkas isolasi bakteri yang akan memakan
waktu sampai 8 minggu.

Anda mungkin juga menyukai