Anda di halaman 1dari 29

HAK-HAK ANAK DALAM

BENCANA

Disusun Oleh:
Anggi Nurliyanti
Inayah Nursoba
Parid Hoerudin
Salma Triana
DEFINISI ANAK

Menurut konvensi hak anak di definisi anak secara umum


adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun.
Implementasi keputusan konvensi hak anak tersebut
diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia
yang di kategorikan sebagai anak. Dalam KHA (pasal 1)
disebutkan bahwa anak berarti manusia yang belum berusia
18 tahun.
DEFINISI BENCANA

Menurut asian disaster reduction center (2003), bencana


adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang
menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik
oleh masyarakat,berbagai material dan lingkungan (alam)
dimana dampak yang di timbulkan melebihi kemampuan
manusia guna mengatasi dengan sumber daya yang ada.
HAK-HAK ANAK DALAM BENCANA
MENURUT KONVENSI HAK ANAK (KHA)

Shelter Atau Hubungan


Kebersihan
Tempat Tinggal Dengan
Dan Sanitasi
Sementara Keluarga

Pendidikan Agama Dan


Jaminan Hukum
Dan Bermain Budaya
Shelter Atau Tempat Tinggal Sementara

Anak-anak yang terpisah dari orang tuanya


atau anak-anak yang tidak mempunyai orang
tua karena bencana akan ditampung di shelter
atau tempat tinggal sementara. Shelter atau
tempat tinggal sementara dapat dikelola oleh
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) maupun oleh masyarakat. Setiap shelter
ada petugas yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan menjaga serta memperhatikan
kebutuhan anak-anak yang berada di dalam
shelter
Kebersihan dan sanitasi

Ketika terjadi bencana maka kebutuhan akan


kebersihan dan sanitasi menjadi kebutuhan
yang paling mendasar di setiap pengungsian.
Setiap korban bencana alam berhak atas
kebersihan dan tempat tinggal sementara
dan sanitasi yang baik, karena ini berdampak
pada kesehatan mereka selama berada di
shelter maupun di tempat pengungsian.
Hubungan Dengan Keluarga

Setiap anak korban bencana harus tetap melakukan kontak atau komunikasi dengan
pihak keluarga. Jika kedua orang tua meninggal akibat bencana maka petugas harus
mencari tahu keberadaan keluarga lainnya, sehingga hubungan anak dengan keluarga
tidak terputus, begitu juga anak-anak yang terpisah dari keluarga, maka pemerintah
harus mengupayakan reunifikasi untuk mempertahankan anak dengan keluarganya. Jika
orang tau atau keluarga dekat lainnya tidak ditemukan dalam jangka waktu yang lama,
maka anak berhak mendapatkan perlindungan khusus dan bantuan yang disediakan
oleh Negara (pasal 20 ayat 1 KHA).
PENDIDIKAN DAN BERMAIN

Pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi anak, setelah terjadi bencana


banyak anak yang tidak tahu lagi mesti belajar di sekolah mana dan
apakah sekolah yang ada bisa menampung mereka dalam kondisi morat-
marit di area pengungsian yang sejauh ini masih dibawah terpal darurat
dan tenda-tenda sementara.

Disinilah pentingnya memikirkan alternatif untuk mencegah agar anak-


anak sekolah di kawasan bencana tidak menjadi generasi yang hilang
dengan membangun pendidikan darurat. Pendidikan darurat itu penting
untuk memberikan pelajaran dan pendidikan yang layak, apalagi bagi
mereka yang masih harus menyelesaikan pendidikan sembilan tahun.
AGAMA DAN BUDAYA

Setiap anak korban bencana


berhak untuk menjalankan
ibadah menurut agama dan
kepercayaan masing-masing
serta mengembangkan
budayanya.
JAMINAN HUKUM

Setiap anak korban bencana berhak


mendapatkan jaminan dan perlindungan
hukum dari Negara, upaya ini dilakukan
karena anak korban bencana menjadi
sangat rentan terhadap tindak kekerasan
dan upaya sindikat seperti perdagangan.
PRINSIP UTAMA DALAM KHA

Kelangsungan
Non- Partisipasi Kepentingan
Hidup Dan
diskriminasi Anak Terbaik Anak
Perkembangan
PERLINDUNGAN ANAK DALAM KONDISI
KHUSUS (BENCANA)
Hak Dan
Kewajiban Sipil

Lingkungan
Perlindungan Keluarga Dan
Khusus Pemeliharaan
Alternative

Pendidikan.
Kesehatan Dan
Kegiatan
Kesejahteraan
Liburan Dan
Dasar
Budaya
Hak dan kewajiban sipil

Hak atas Situasi darurat saat bencana mengakibatkan masyarakat


pencatatan tidak dapat mengamankan harta benda dan dokumen-
kelahiran dokumen berharga seperti akte kelahiran sehingga ketika
dan bencana datang akte kelahiran tersebut menjadi ikut
rusak. Oleh karena itu, perlu mengembangkan program
identitas khusus dari pemangku kepentingan untuk memenuhi
(KHA pasal kebutuhan anak akan hak identitas mereka. Selama ini,
7, UU PA karena dianggap tidak terlalu mendesak program yang
pasal 5) mencoba menjawab kebutuhan ini belum banyak
dilakukan dalam masa tanggap darurat.
Hak atas
Kebebasan Setiap program yang dilaksanakan
Beragama haruslah menghormati keyakinan dan
(KHA pasal agama yang dianut oleh penerima
27) manfaat program sehingga program yang
dilaksanakan tidak dijadikan media untuk
mengubah keyakinan anak. Dalam
konteks ini, peran masyarakat dan
pemerintah menjadi penting sekali untuk
memantau setiap program yang
mempunyai maksud dan tujuan
tersembunyi untuk mengubah agama
para penerima manfaat.
LINGKUNGAN KELUARGA DAN
PEMELIHARAAN ALTERNATIVE
• Dalam situasi pasca bencana, kehidupan yang serba
darurat sering membuat orangtua kehilangan kontrol
atas pengasuhan dan bimbingan terhadap anak-anak
mereka. Keadaan ini dapat mengancam
perkembangan mental, moral dan sosial anak,
Hak atas sekaligus menempatkan anak dalam posisi rentan
bimbingan orang terhadap kemungkinan tindak eksploitasi, penculikan,
tua (KHA pasal 5) kekerasan dan perdagangan.
• Peran paling sederhana yang bisa diperankan oleh
orang tua adalah bersikap tenang karena anakanak
secara psikologis melihat tanda dari apa yang
diperlihatkan oleh orang tua mereka
• Dalam situasi pasca bencana, anak-
Hak untuk anak dapat terpisahkan dari
tidak orangtua mereka. Kemungkinan
dipisahkan situasi keterpisahan bersifat
dan permanen (orangtua meninggal atau
penyatuan tidak pernah ditemukan) atau
kembali temporer hingga orangtua kelak
dengan ditemukan.
orang tua • Prioritas utama program yang dapat
(KHA pasal 9 dilakukan adalah program
dan 10, UU reunifikasi atau mempertemukan
PA pasal 7) anak dengan orang tua dan
keluarganya.
KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN DASAR

Hak khusus anak difabel


atau orang dengan
kecacatan (KHA pasal 23)

Hak atas layanan


kesehatan (KHA pasal 6
dan 24, UU PA pasal 8)

Hak atas standar


penghidupan yang layak
(KHA pasal 27)
PENDIDIKAN, KEGIATAN LIBURAN DAN BUDAYA

Hak atas • program-program pendidikan alternatif yang diberikan


pendidikan para pemangku kepentingan akan sangat membantu
termasuk pelatihan para korban anak. Program sekolah darurat, program
dan bimbingan menggambar, bercerita, Taman Pendidikan Al-Qur’an
keterampilan (KHA adalah program yang sering dilaksanakan untuk
pasal 28, UU PA menjawab kebutuhan dan hak anak atas pendidikan
pasal 9) dalam masa tanggap darurat.

Hak atas waktu • Untuk kebutuhan dan hak anak akan waktu luang,
luang, rekreasi dan rekreasi dan budaya, banyak program yang bisa
kegiatan budaya ditawarkan seperti program bermain, rekreasi, pelatihan
(KHA pasal 31) seni seperti menari, menyanyi dll.
Perlindungan Khusus

Hak Untuk Dilindungi


Dari Eksploitasi
Ekonomi (KHA Pasal
32)

Hak Untuk
Hak Untuk
Mendapat
Dilindungi Dari
Perlindungan
Eksploitasi Dan
Dari Penculikan
Kekerasan
Dan Perdagangan
Seksual (KHA
Anak (KHA Pasal
Pasal 34)
35)
Bentuk-Bentuk Penanganan Anak Korban
Bencana
BANTUAN PANGAN
BAGI ANAK KORBAN BENCANA

• Pastikan bahwa bayi hanya mendapat ASI saja


Bayi berumur
0-6 bulan • Jika tidak ada ibu menyusui berikan formula
khusus untuk bayi usia kurang dari 6bulan
• Selain asi pemberian makanan pelengkap
Bayi berumur
harus diberikan kepada bayi berumur 6-24
6-24 bulan
bulan.
• Pemberian makanan untuk usia ini sama
Anak berusia
seperti orang dewasa selain itu perlu
2-5 tahun
tambahan berupa susu dan biskuit
Bantuan Non-Pangan
• Setiap anak mempunyai akses terhadap 250 gram sabun
Kebersihan pribadi mandi setiap bulan

Peralatan memasak • Setiap keluarga yang terkena dampak bencana


mempunyai akses terhadap peralatan untuk memasak
dan makan dan makan

Kompor bahan bakar • Setiap keluarga yang terkena dampak bencana


mempunyai terhadap sarana memasak bersama atau
dan penerangan satu kompor dan akses erhadap pasokan bahan bakar
PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan pada anak korban bencana merupakan


akses mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus
benar-benar terjamin. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan berpedoman kepada standar minimum layanan
kesehatan yaitu suatu ungkapan praktis dari kepercayaan dan
komitmen bersama lembaga-lembaga kemanusiaan yang
dinyatakan dalam Piagam Kemanusiaan, Adapun sumbangan
sector dalam pelayanan kesehatan menurut The Sphere Project (2011:
309-354) , antara lain:
LANJUTAN

Memprioritask Aspek
Pengendalian Pengendalian
an Pelayanan Kesehatan Kesehatan Jiwa
Penyakit Penyakit Tidak
Kesehatan Produksi Dan Sosial Dan
Menular Menular
Dasar Penyakit Kronis
PSIKOSOSIAL ( REHABILITAS TRAUMA )

Psikososial merupakan sebuah program yang


dilakukan untuk menjalin interaksi yang baik
dengan anak, keluarga dan masyarakat. Program
ini bertujuan untuk melakukan rehabilitasi
traumatik terhadap anak korban bencana agar
dapat menghilangkan rasa trauma.
UPAYA PENANGANAN PSIKOSOSIAL
TERHADAP ANAK-ANAK KORBAN BENCANA

Pertemuan dan
wawancara dengan
anak dan keluarga
dimana sebaiknya Melakukan
menggunakan assesment masalah
Menjalin interkasi
Bermain dengan wawancara sensitif psikis anak Melakukan
yang baik dengan
anak melalui seni anak dimana sehingga dapat pendampingan
anak, keluarga dan
dan olahraga. terlebih dahulu teridentifikasi psikososial anak
masyarakatt
meminta berbagai masalah
persetujuan anak psikis anak
ketika akan
melakukan
wawancara.
PENDIDIKAN DARURAT

Pendidikan darurat merupakan hal yang sangat


penting untuk dipertimbangkan ketika terjadi
bencana, anak-anak yang berada di tempat
pengungsian maupun shelter sangat membutuhkan
keberlangsungan pendidikan yang sesuai dengan
tingkatan dan kelompok kelas masing-masing anak
HAL PERTAMA YANG DILAKUKAN KETIKA
MELAKUKAN PENDIDIKAN DARURAT DI
TEMPAT PENGUNGSIAN

Pendataan Pendirian
Proses belajar
tingkatan tenda belajar
darurat
sekolah anak darurat

Bentuk-bentuk Metode
pendidikan pendidikan
darurat darurat
HATUR NUHUN!

ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai