REPUBLIK INDONESIA
MAKNA KEHADIRAN NEGARA
Kota 98
Kabupaten 416
Kecamatan 7.163
Desa 74.910
Kelurahan 8.430
Pulau 17.500
Suku 1.340
Ormas 420.237
Usia 74
NAWA CITA
JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
Nawacita Kesembilan
Nawacita Ketiga Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat
Membangun Indonesia dari pinggiran restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan
dengan memperkuat daerah-daerah dan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan
desa dalam kerangka negara kesatuan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
DASAR HUKUM
Pencegahan ; Memelihara Kondisi Damai
UU No. 7 Tahun 2012 Sistem Penyelesaian Damai, Meredam Potensi
Tentang Penanganan Konflik Sosial (PKS) Konflik, Bangun Sistem Peringatan Dini
meliputi
membina dan memelihara ketentraman serta ketertiban masyarakat untuk menjaga stabilitas di
daerah provinsi;
mengoordinasikan Perangkat Daerah provinsi dalam penyelenggaraan Kewaspadaan Dini di daerah
provinsi;
mengoordinasikan bupati/wali kota dalam penyelenggaraan Kewaspadaan Dini lintas daerah
kabupaten/kota.
meliputi
membina dan memelihara ketentraman serta ketertiban masyarakat untuk menjaga stabilitas di
daerah kabupaten/kota
mengoordinasikan Perangkat Daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Kewaspadaan Dini di
daerah kabupaten/kota;
mengoordinasikan camat dalam penyelenggaraan Kewaspadaan Dini di kecamatan.
STRUKTUR TIM WASDIN PEMDA
TIM WASDIN
TIM WASDIN PROV TIM WASDIN KEC
KAB/KOTA
FKDM PROVINSI
Unsur perwakilan dari: KAB/KOTA
organisasi kemasyarakatan,
tenaga pendidik, KECAMATAN
tokoh pemuda,
tokoh adat, DESA/KELURAHAN
tokoh agama atau
(apabila diperlukan)
elemen masyarakat lainnya
SUBSTANSI PASAL-PASAL YANG DIRUBAH
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Kewaspadaan Dini di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 121)
diubah sebagai berikut:
Ketentuan Pasal 1 angka 8 dihapus dan ditambahkan 1 (satu) angka yakni angka 10, sehingga Pasal 1 berbunyi
sebagai berikut:
PASAL 1 PASAL 1
(8) (Dihapus)
(8) Akses Informasi adalah hubungan antar-
perorangan, kelompok maupun instansi tertentu (10) Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau
yang dapat memberikan data dan/atau informasi lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus
atau bahan keterangan untuk kepentingan tugas Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada
daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka
pendeteksian dan pencegahan dini.
Dekonsentrasi.
PERMENDAGRI NOMOR 2 TAHUN 2018 PERMENDAGRI NOMOR 46 THN 2019
Pasal 10 Pasal 10
(1) Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah di daerah Provinsi (1) Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah di daerah Provinsi
bertugas : bertugas :
(b) Mencari, mengumpulkan, mengoordinasikan dan (b) Mencari, mengumpulkan, mengoordinasikan dan
mengomunikasikan data serta informasi/bahan keterangan mengomunikasikan data serta informasi/bahan keterangan
dengan dengan unsur intelijen negara lainya mengenai dengan dengan instansi vertikal yang berkaitan dengan
potensi, gejala, atau peristiwa timbulnya ATHG di daerah kewaspadaan dini mengenai potensi, gejala, atau peristiwa
provinsi; timbulnya ATHG di daerah provinsi;
Pasal 11
(1) Keanggotaan Tim Kewaspadaan Dini
Pemerintah Daerah di daerah provinsi dan
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) dapat melibatkan
penyelenggara intelijen negara di daerah
Pasal 11 sesuai dengan kebutuhan.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana (2) Penyelenggara Intelijen Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Tim Kewaspadaan dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
Dini Pemerintah Daerah dapat berkoordinasi a.Badan Intelijen Negara;
dan bersinergi dengan Intelijen Negara. b.Intelijen Tentara Nasional Indonesia;
c.Intelijen Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
d.Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia; dan
e.Intelijen Kementerian/Lembaga Pemerintah
f. Nonkementerian.
SUBSTANSI PASAL-PASAL YANG DIRUBAH
Pasal 17 Pasal 17
Tugas FKDM Tugas FKDM:
a. menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan mengomunikasikan a. menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan mengomunikasikan
data serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG; dan data serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG; dan
b. memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan b. memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah di daerah pertimbangan Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah di daerah
provinsi. provinsi.
Teror Bom JW Marriot 1 Teror Bom Kedubes Teror Bom Bali 2 Teror Bom JW Marriot 2
Agustus 2003 Australia , September 2004 Oktober 2005 Juli 2009
PERISTIWA TEROR BOM DI INDONESIA
2000-2012
Bom Buku Bom Malporesta Cirebon Teror Bom Gereja di Bom Gereja di Solo
Maret 2011 April 2011 Serpong, digagalkan September 2011
April 2011
Arnasan a.k.a Acong Ferry a.k.a Isa Asmar Latin Sani Heri Kurniawan Ayip Hidayat
Malimping, Banten Pemalang, Jatim Bengkulu Sukabumi, Jabar Ciamis, Jabar
20-30 Tahun 20-30 Tahun 28 Tahun 26 Tahun 21 Tahun
Menega Cafe, Bali (2) Menega Cafe, Bali (2) JW Marriot (2) Ritz Carlton (2) Masjid Cirebon
Wisnu a.k.a Misno M.Salik Firdaus Dani Dwi Permana Nana Ikhwan M M.Syarief
Cilacap, Jateng Majalengka, Jabar Bogor, Jabar Pandeglang, Banten Cirebon, Jabar
23 Tahun 23 Tahun 18 Tahun 27 Tahun 31 tahun
RADIKAL MILISI
• KELOMPOK RADIKAL DALAM BENTUK MILISI YANG TERLIBAT DALAM KONFLIK KOMUNAL
RADIKAL SEPARATIS
• KELOMPOK RADIKAL YANG MENGUSUNG MISI-MISI SEPARATISME
RADIKAL PREMANISME
• KELOMPOK RADIKAL DALAM BENTUK RESIDIVISME, GANGSTERISME, DAN VANDALISME
RADIKAL LAINNYA
• KELOMPOK RADIKAL YANG MENYUARAKAN KEPENTINGAN KELOMPOK POLITIK, SOSIAL,
BUDAYA, EKONOMI, DLL.
RADIKAL TERORIS
• KELOMPOK RADIKAL YANG MENGUSUNG GAGASAN IDEOLOGI KEAGAMAAN DAN
MELAKUKAN AKSI TERORIS
ANCAMAN RADIKALISME DI INDONESIA
5 89
30 26 28 PERISTIWA
KONFLIK
PERISTIWA PERISTIWA PERISTIWA PERISTIWA
KONFLIK KONFLIK KONFLIK KONFLIK (PER (PERIODE 4
BLN JANUARI) TAHUN)
28
PERISTIWA KONFLIK (PER BLN OKTOBER)
MENGAMANATKAN PEMBENTUKAN
TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
TERCIPTA KETERPADUAN DAN SINERGISITAS DALAM MELAKUKAN LANGKAH PENCEGAHAN, PENGHENTIAN DAN PEMULIHAN
PASCAKONFLIK
GUNA MENINGKATKAN PELAKS KOORDINASI
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL A. MENYUSUN RENCANA AKSI TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL TINGKAT
NAS/PROV/KAB/KOTA
DIBENTUK B. MENGKOORDINASIKAN, MENGARAHKAN, MENGENDALIKAN, DAN MENGAWASI PENANGANAN
KONFLIK SCR NASIONAL, SKALA PROV, DAN SKALA KAB/KOTA
C. MEMBERIKAN INFO KEPADA PUBLIK TTG TERJADINYA KONFLIK DAN UPAYA PENANGANANNYA
TIM TERPADU D. MELAKUKAN UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN MELALUI SISTEM PERINGATAN DINI;
PENANGANAN KONFLIK TUGAS E. MERESPON DGN CEPAT DAN MENYELESAIKAN SECARA DAMAI SEMUA PERMASALAHAN DI DLM
MASY YG BERPOTENSI MENIMBULKAN KONFLIK;
SOSIAL F. MEMBANTU UPAYA PENANGANAN PENGUNGSI DAN PEMULIHAN PASCAKONFLIK YG MELIPUTI,
REKONSILIASI, REHABILITASI, DAN REKONSTRUKSI.
TIM TERPADU
FKDM PENANGANAN KONFLIK
SOSIAL FKUB FPK
(PERBERMENAG DAN
(PERMENDAGRI (Permendagri MENDAGRI NO 8 DAN 9 (PERMENDAGRI NO
NO 12/2006 No 42/2015) 34/2006)
THN 2006)
TERCIPTANYA KANTRAMTRIBUM
Sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 2012 tentang Pen Konflik Sosial