Metode: 49 pasien yang sakit kritis yang diintubasi, mendapatkan ventilasi, dan yang
diberikan analgosedasi pun ditangani di ICU, dan semuanya dievaluasi secara klinis
menggunakan Skor RASS, Skor Ramsay, dan indeks BIS 2x sehari. Konsentrasi midazolam
dan sufentanil serumpun diperiksa dari sampel darah pada waktu yang bersamaan. Data
dianalisis secara statistik untuk mengetahui tingkat hubungan dengan menggunakan rho
koefisien korelasi peringkat Spearman [Spearman’s rank correlation] (p).
Hasil: Rerata usia populasi yang dilibatkan adalah 57,8 ± 16,0 tahun, dimana 61% dari
seluruh pasien adalah laki-laki. Penyebab yang paling umum akan perawatan di ICU
adalah sepsis (22%), pneumonia (22%), ataupun kombinasi keduanya (25%). Konsentrasi
midazolam serum pun diketahui secara lemah berkorelasi dengan RASS (p = -0,467) dan
Skor Ramsya (p = 0,476). Konsentrasi sufentanil serum diketahui secara lemah memiliki
hubungan dengan RASS (p = -0,312) dan Skor Ramsay (p = 0,295). Hubungan antara
indeks BIS dan konsentrasi midazolam serum (p = -0,252) dan sufentanil (p = -0,166)
adalah rendah.
• Indeks BIS merupakan satu nilai tanpa-satuan dari 0 sampai 100, dimana nilai
100 merepresentasikan kondisi cukup sadar.
• Kombinasi akan benzodiazepin dan opioid merupakan regimen yang umum
yang sering dipraktekan di ICU-ICU di Eropa, walaupun demikian, sedatif non-
benzodiazepin haruslah lebih dipilih untuk digunakan. Jika dibandingkan
dengan benzodiazepin-benzodiazepin lain, kelebihan dari midazolam adalah
inaktivasi dan klirens metaboliknya yang cepat, serta waktu paruh
pengeliminasian zat nya dapat dikatakan singkat. Jika pengaplikasian intravena
lama dibutuhkan, maka sufentanil adalah lebih unggul dibandingkan dengan
fentail, hal ini karena sufentanil memiliki potensi hipnotik tambahan. Sufentanil
diketahui memiliki afinitas yang kuat pada reseptor-reseptor µ1, yang dimana
hal ini dapat menyebabkan pengaruh analgesik yang kuat. Dibandingkan
dengan opioid-opioid lainnya, afinitas terhadap reseptor-reseptor µ2, yang dapat
memicu depresi pernafasan, adalah lebih rendah. Dengan demikian, kedua obat
tersebut cocok untuk digunakan sebagai terapi di ICU.