Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN SRTUKTUR DAN PROSES

METABOLISME OBAT

Kelompok 4 :
Difa Amalia Putri
Hana Fajrin Ananda Putri
Joko Prasetyo
Mely Nastiti
Rizki Yani Fatimah
Yustiyani Arifah
Pengertian Metabolisme Obat


Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia
senyawa obat oleh organisme hidup, pada umumnya

dilakukan melalui proses enzimatik.
Faktor-factor yang
mempengaruhi proses
metabolisme obat

1. Faktor Genetik atau Keturunan


2. Faktor Interaksi Obat
3. Faktor Umur Dan Jenis Kelamin
4. Faktor Penyakit
5. Faktor Nutrisi
Faktor Genetik atau
Keturunan

Adanya variasi genetic yang mempengaruhi tingkat aktivitas


enzim akan memberikan variasi dalam kecepatan metabolis
me obat. Variasi genetic ini bisa dalam bentuk variasi enzim
yang berperan penting dalam ikatan atau transport obat. Suc
ciniicholine sebagai contoh, hanya dimetabolisme setengah
kali orang normal pada orang yang secara genetic kekuranga
n enzim pseudocholinesterase.
Perbedaan dalam kecepatan metabolisme juga tampak pada as
etilasi dari isoniazid, dimana terjadi perbedaan dalam proses a
setilasi pada orang-orang Jepang, Eskimo, Amerika Latin dan
Amerika negro.Penelitian yang dilakukan oleh Branch membu
ktikan adanya pengaruh genetic dan lingkunga dalam disposisi
obat. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang bermak
na pada waktu peruh eliminasi dan klirens
antipirin pada orang Inggris dan orang Sudan. Pada orang Sud
an, harga paruh waktu eliminasi antipirin hampir dua kali oran
g Inggris.
Faktor interaksi obat

Beberapa obat disebabkan oleh sifat lipofiliknya yang sa


ngat tinggi, tidak saja diterima oleh enzim pada tempat a
ktifnya tetapi secara tidak spesifik berikatan dengan me
mbrane lipofil pada reticulum endoplasma. Pada keadaa
n ini mereka dapat menginduksi enzim mikrosom, atau s
ecara kompetitif dapat menghambat metabolisme obat la
in yang diberikan bersama-sama. Hal ini dapat menyeba
bkan efek terapi suatu obat menjadi menurun,
atau menyebabkan efek toksik pada obat-obat dengan in
deks terapi yang sempit. Sebagai contoh pada orang ya
ng rutin diberi barbiturate, sedatif hipnotik atau tranquiliz
er akan mempercepat metabolisme dari dikumarol, sehin
gga dosis yang diperlukan menjadi lebih besar. Sebaikn
nya dikumarol menghambat metabolisme dari fenitoin se
hingga dapat menyebabkan efek toksik seperti alaxia da
n drowsiness
Faktor umur dan jenis kelamin

Beberapa penelitian membuktikan adanya pengaruh kecepatan


metabolism obat karena pengaruh umur dan jenis kelamin. Pad
a orang tua (rata-rata 77 tahun) waktu paruh antipirin dan phen
ilbutazon masing-masing 45% dan 29% lebih besar dibanding
control (rata-rata 26 tahun). Oleh Alvares ditunjukkan bahwa k
ecepatan metabolisme obat pada anak-anak hampir dua kali le
bih besar dibanding orang dewasa. Alasan yang dipakai untuk
menjelaskan keadaan ini adalah adanya perbedaan
pada perbandingan berat hati terhadap berat badan. Pada anak-
anak umur 2 tahun, harga rasio ini (40-50%) lebih besar, sedan
g pada anak-anak umur 6 tahun 30% lebih besar dibanding ora
ng dewasa
Faktor penyakit

Penyakit-penyakit akut atau kronis yang mempengaruhi fungsi


hati akan mempengaruhi juga metabolisme obat. Penyekit-pen
yakit seperti: hepatitis alkoholik, cirrhosis alkoholik aktif atau
inaktif, hemochromatis. Hepatitis kronis aktif, cirrhosis emped
u atau hepatitis akut karena virus dapat merusak enzim metabo
lic di hati terutama microsomal oksidase, dan karena itu memp
engaruhi juga eliminasi obat. Sakit jantung juga dilaporkan me
nghambat metabolisme obat
Hal ini disebabkan karena aliran ke hati terganggu, sehingga u
ntuk obat-obat yang aliran darah merupakan tahap penentu me
tabolismenya juga akan terhambat. Penyakit-penyakit seperti k
anker hati, sakit paru-paru, hipotiroid, malaria, skistosomiasis
juga menghambat aktivitas metabolisme obat
Faktor nutrisi

Oleh Anderson dan Mucklow ditunjukkan bahwa pada su


bjek yang mengkonsumsi protein setiap harinya, waktu p
aruh antipirinnya lebih pendek dibanding subjek vegetari
an. Kecepatan metabolisme obat juga dihambat pada ke
adaan defisiensi vitamin A, riboflavin, asam askorbat, vit
amin E, atau unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, s
eng serta tembaga.
Tempat metabolisme obat

Metabolisme obat di hati terjadi pada membrane reticulum


endoplasma sel.
Reticulum endoplasma terdiri dari dua tipe yang berbeda,
baik bentuk maupun fungsinya.
- Tipe 1 mempunyai permukaan membrane yang
kasar, terdiri ribosom-ribosom yang tersusun secara
khas dan berfungsi mengatur susunan genetic
asam amino yang diperlukan untuk sintesis protein.
Tempat metabolisme obat

- Tipe 2 mempunyai permukaan membrane yang hal


us dan tidak mengandung ribosom.
Kedua tipe ini merupakan tempat enzim-enzim yang dipe
rlukan untuk metabolism obat.
HATI
• tempat utama metabolisme
obat karena mengandung • Metabolisme obat
lebih banyak enzim2 di hati terjadi pada
metabolism dibanding organ • menghasilkan cairan membrane
lain. empedu yang reticulum
• oral, obat diserap oleh sal. diekresikan ke endoplasma sel.
cerna  keperedaran darah duodenum melalui • Reticulum
dan  kehati mel. efek lintas saluran empedu endoplasma terdiri
pertama. • Fungsi cairan empedu: dua tipe yang
- membantu pencernaan berbeda, baik
• Aliran darah yang membawa bentuk maupun
obat atau senyawa organic lemak dan
sebagai media untuk fungsinya.
asing melewati sel-sel hati
secara perlahan-lahan dan eksresi metabolit
termetabolisis  senyawa beberapa obat yang
yang mudah larut dalam air melalui tinja.
 diekresikan melalui urin.
HATI
HATI
Jalur umum metabolisme obat dan senyawa
organik asing

Reaksi metabolism obat dan senyawa organic asing ada


dua tahap yaitu:
1. Reaksi fase I atau reaksi fungsionalisasi.
2. Reaksi fase II atau reaksi konjugasi.
Reaksi fase I: reaksi oksidasi, reduksi dan hidrolisis
Tujuan reaksi ini adalah memasukkan gugus fungsional
tertentu yang bersifat polar, seperti OH, COOH, NH2 dan
SH, ke struktur molekul senyawa. Hal ini dapat dicapai
dengan:
1. Secara langsung memasukkan gugus fungsional.
Contoh: hidroksilasi senyawa aromatic dan alifatik.
2. Memodifikasi gugus –gugus fungsional yang ada dala
m struktur molekul.
Contoh:
a. Reduksi gugus keton atau aldehid  alcohol.
b. Oksidasi alcohol  asam karboksilat.
c. Hidrolisis ester dan amida, menghasilkan gugus-gugu
s COOH, OH dan NH2.
d. Reduksi senyawa azo dan nitro  NH2.
e. Dealkilasi oksidatif dari atom N, O dan S menghasilka
n gugus-gugus NH2, OH dan SH.
Meskipun reaksi fasa I kemungkinan tidak menghasilkan
senyawa yang cukup hidrofil, tetapi secara umum dapat
menghasilkan suatu gugus fungsional yang mudah terko
njugasi atau mengalami reaksi fasa II.
Reaksi fase II: reaksi konjugasi, metilasi dan
asetilasi.
Tujuan reaksi: mengikat gugus fungsional hasil metabolit
reaksi fase I dengan senyawa endogen yang mudah teri
onisasi dan bersifat polar, seperti asam glukuronat, sulfa
t, glisin dan glutamine,  konjugat yang mudah larut dal
am air. Selain itu senyawa induk yang sudah mengandu
ng gugus-gugus fungsional, seperti OH, COOH dan NH2,
secara langsung terkonjugasi oleh enzim-enzim pada fa
se II.
Konjugasi dengan glutation atau asam merkapturat
bertujuan melindungi tubuh dari senyawa atau meta
bolit reaktif yang bersifat toksik. Hasil konjugasi yang
terbentuk (konjugat) kehilangan aktivitas dan toksisitasn
ya dan  dieksresikan melalui urin.
Reaksi metilasi dan asetilasi bertujuan membuat sen
yawa menjadi tidak aktif.
1. Reaksi fase I
a. Reaksi oksidasi:
Oksidasi gugus aromatic, ikatan rangkap, atom C b
enzilik dan alilik, atom C dari gugus karbonil dan imi
n.
Oksidasi atom C alifatik dan alisiklik
Oksidasi sistem C – N, C = O dan C – S.
Oksidasi alcohol dan aldehid.
Reaksi oksidasi lain-lain.
b. Reaksi reduksi:
Reduksi aldehid dan keton.
Reduksi senyawa azo dan nitro.
Reaksi reduksi lain-lain.

c. Reaksi hidrolisis:
Hidrolisa ester dan amida
Hidrolisis epoksida dan arena oksida
2.Reaksi fase II
a. Reaksi konjugasi:
- Konjugasi asam glukuronat.
- Konjugasi sulfat.
Konjugasi dengan glisin dan glutamine.
Konjugasi dengan glutation atau asam merkapturat.
b. Reaksi asetilasi
c. Reaksi metilasi
Terima kasih

Inter
merda

Anda mungkin juga menyukai