Anda di halaman 1dari 23

PERSEDIAAN

(INVENTORY)
TIARA WULANDARI, SE, M.AK

STIE PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG


DEFINISI PERSEDIAAN

Persediaan:

1) Dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.


2) Dalam proses produksi untuk dijual.
3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
 Persediaan Perusahaan Dagang

Persediaan merupakan barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual
kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang, atau dapat dikatakan tidak ada
proses produksi sejak barang dibeli sampai dijual kembali oleh perusahaan.

 Persediaan Perusahaan Industry


Pengertian persediaan untuk perusahaan industri adalah barang-barang atau bahan yang dibeli
oleh perusahaan dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi
atau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini tergantung dari jenis dan proses
usaha utama perusahaan.
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

 Sistem Periodik/Fisik (periodic inventory system)


Sistem pencatatan periodik ini akan mencatat transaksi mutasi pembelian ke dalam akun
pembelian yang merupakan akun sementara dan harus dilakukan pengecekan fisik terhadap
persediaan di akhir periode atau biasa disebut stock opname.
 Sistem Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem pencatatan perpetual ini akan membuat catatan setiap kali terjadi mutasi persediaan
seperti pembelian, penjualan, retur pembelian atau retur penjualan.
Metode Periodik/Fisik Metode Perpetual
1. Terdapat perkiraan pembeliaan, retur pembelian, 1. Tidak terdapat perkiraan pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian dan biaya angkut pembelian potongan pembelian dan biaya angkut pembelian

2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan 2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan
pembelian dan biaya angkut pembelian dicatat dalam pembelian dan biaya angkut pembelian dicatat dalam
perkiraan masing-masing perkiraan persediaan barang dagangan
3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan 3. Setiap terjadi penjualan harus diikuti adanya
pencatatan harga pokok penjualan. Harga pokok pencatatan harga pokok penjualan
penjualan dihitung pada setiap akhir periode akuntansi
dan dikapitalisasi melalui jurnal penyesuaian

4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan ritel/eceran 4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan dagang yang
yang mempunyai banyak macam persediaan dan sulit mempunyai relatif sedikit macam barang yang
untuk dapat ditentukan harga pokok untuk setiap diperdagangkan dan relatif mudah untuk menentukan
transaksi penjualan besarnya harga pokok penjualan untuk setiap transaksi
penjualan barang dagangan, mislanya: grosir, agen khusus
atau distributor
MASALAH PEMILIKAN PERSEDIAAN BARANG

1) Barang-Barang dalam Perjalanan (good in transit)


a. FOB Shipping Point
a) Hak kepemilikan barang berpindah kepada pembeli pada saat barang-barang
tersebut diserahkan kepada perusahaan pengiriman yang ditunjuk.
b) Segala biaya dan resiko kerugian yang mungkin timbul sampai barang diserahkan
kepada pihak pengiriman menjadi tanggungan pihak penjual. Sedangkan biaya dan
risiko yang timbul sejak barang-barang diterima oleh pihak pengiriman hingga
barang sampai pada tempat yang ditentukan oleh pihak pembeli menjadi
tanggungan pihak pembeli.
b. FOB Destination
a) Hak kepemilikan barang berpindah kepada pihak pembeli pada saat
barang-barang tersebut sampai pada tempat yang ditentukan oleh
pembeli.
b) Segala biaya dan resiko kerugian yang mungkin timbul sampai
barang tiba ditempat yang ditentukan oleh pihak pembeli menjadi
tanggungan pihak penjual
2) Barang-Barang yang dipisahkan (segregate goods)
Barang-barang yang dipisahkan dengan maksud untuk memenuhi
pesanan-pesanan atau kontrak penjualan dalam jumlah besar yang tidak
dapat dilakukan pengirimannya sekaligus.

Terhadap barang-barang yang dipisahkan ini sudah dapat dianggap bahwa


hak kepemilikannya telah berpindah kepada pihak pembeli. Oleh karena
itu, terhadap persediaan yang dipisahkan ini sudah dapat dikeluarkan dari
persedian barang dagangan atau persediaan barang jadi.
3) Barang-Barang Konsinyasi (consigment goods)
Barang-barang atau produk jadi yang dititipkan kepada pihak lain/pihak
yang menerima penitipan barang konsinyasi (consignee)untuk dijualkan
dengan harga tertentu. Karena sifatnya yang hanya sebagai barang titipan
maka hak kepemilikan barang-barang tersebut masih berada pada pihak
yang menitipkan barng (consingor).
METODE PENENTUAN HARGA POKOK PEROLEHAN
PERSEDIAAN
 Metode Persediaan Fisik/Periodik
• Metode First In First Out (FIFO)
• Metode Last In First Out (LIFO)
• Metode Rata-Rata

 Metode Persediaan Perpetual


• Metode First In First Out (FIFO)
• Metode Last In First Out (LIFO)
• Metode Rata-Rata
METODE PERSEDIAN FISIK/PERIODIK

 Metode First In First Out (FIFO)


Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk dinaggap lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas
persediaan barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan
harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai persediaan akhir barang
didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan jumlah unitnya.
 Metode Last In First Out (LIFO)
Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas
persediaan barang yang dibeli atau yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok barang yang terjual dihitung berdasarkan pada
harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan jumlah unitnya, atau nilai persediaan barang didasarkan pada harga barang yang
dibeli pada awal, sesuai dengan jumlah unitnya.
 Metode Rata-Rata
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga barang yang tersedia untuk dijual
yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah pembelian dengan kuantitas barang tersebut.
METODE PERPETUAL

 Metode First In First Out (FIFO)


Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode
perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan.

 Metode Last In First Out (LIFO)


Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok dihitung pada saat terjadi
penjualan

 Metode Rata-Rata Bergerak


Dalam metode ini, harga beli rata-rata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga pokok penjualan per
satuan didasarkan pada harga rata-rata pada saat terjadi transaksi penjualan.
PRINSIP AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN
PERSEDIAAN

1. Prinsip Biaya Historis (historical cost principle)


2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue recognition principle)
3. Prinsip Mempertemukan (matching principle)
4. Prinsip Konsistensi (consistency principle)
5. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)
METODE PENENTUAN HARGA POKOK
PERSEDIAAN
UD. Perwira adalah perusahaan dagang yang bergerak sebagai distributor untuk suatu produk
susu olahan. Berdasarkan catatan fisik persediaan susu olahan merek Sugem kemasan kaleng 800
gr selama periode Desember 2016 diketahui data-data sebagai berikut:

Tanggal 1 : Persediaan awal 250 kaleng @ Rp 150.000


2 : Pembelian 300 kaleng @ Rp 155.000
7 : Penjualan 350 kaleng @ Rp 180.000
15 : Pembelian 200 kaleng @ Rp 157.000
17 : Retur Pembelian 20 kaleng
26 : Penjualan 300 kaleng @ Rp 190.000
27 : Retur Penjualan 30 kaleng
30 : Pembelian 260 kaleng @ Rp 160.000

Dari data-data catatatn fisik diatas hitunglah harga perolehan persediaan yang tersisa dan harga
pokok penjualan!
PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM KONTRAK
JANGKA PANJANG
Dalam pekerjaan pembangunan jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi),
pada akhir periode timbul masalah penilaian persediaan dan penentuan laba atau
rugi untuk periode tersebut.

Apabila pekerjaan yang belum selesai pada akhir periode tetap dicatat berdasarkan
harga pokoknya maka laba baru akan diakui pada saat pembangunan itu selesai,
metode itu disebut metode kontrak selesai (completed contract method).

Tetapi bila pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi atas
pekerjaan yang belum selesai di catat diatas / di bawah harga pokoknya, metode itu
disebut metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).
 Metode Kontrak Selesai
Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan dalam kontrak pembangunan dikumpulkan
dalam rekening bangunan pelaksanaan. Uang yang diterima dari pemesan dikreditkan ke
rekening uang muka pesanan, sebelum bangunan selesai tidak ada pendapatan yang diakui.
 Metode Persentase Penyelesaian
Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dicatat dalam rekening
tabungan dalam pelaksanaan. Penerimaan uang dari pemesan dikreditkan ke uang muka
pesanan. Setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi berdasarkan persentase
penyelesaian. Taksiran laba dicatat dengan mendebet rekening bangunan dalam pelaksanaan dan
mengkredit rekening pengakuan laba kontrak jangka panjang.
LATIHAN
METODE TAKSIRAN

1) Metode Laba Kotor ( Gross Profit Method )


Dalam metode ini konsep yang digunakan adalah konsep hubungan antara harga pokok dan harga jual. Besarnya
prosentase laba kotor umumnya didasarkan prosentase laba-laba tahun lalu.
Metode laba kotor yang digunakan perusahaan untuk menaksir harga pokok persediaan barang dagangan pada
akhir suatu periode, dapat ditempuh melalui tahap-tahap berikut:
1) Menentukan persentase laba kotor dari penjualan bersih pada periode sebelum diadakannya penaksiran nilai
persediaan barang dagangan
2) Menghitung nilai harga pokok penjualan barang daganan untuk periode diadakannya penaksiran nilai
persediaan dengan cara mengurangkan persentase 100% dengan persentase laba kotor periode sebelum
diadakannya penaksiran nilai persediaan, kemudian hasil pengurangannya dikalikan dengan penjualan bersih
aktual yang terjadi pada periode diadakannya penaksiran nilai persediaan barang dagangan
3) Menghitung persediaan akhir dengan persamaan:
HPP = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
2) Metode Eceran
Metode ini banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan besar seperti toserba atau
swalayan yang memperdagangkan puluhan bahkan ratusan jenis barang. Dalam hal ini setiap
jenis barang yang ada dilekati label harga jual ecerannya sehingga pelayan toko lebih tahu
harga jual eceran dari pada harga pokoknya dan lebih mudah baginya membuat laporan atas
barang yang masih ada berdasarkan harga eceran tersebut .
Prosedur penilaian persediaan :
• Atas persediaan awal , selain diketahui harga pokoknya, juga diketahui harga jual ecerannya
• Setiap terjadi transaksi pembelian harus diketahui jumlah harga jualnya
• Dihitung barang tersedia untuk dijual menurut harga beli dan menurut harga jual.
• Dihitung prosentase harga pokok terhadap harga jual dengan rumus :
CONTOH:

Nilai penjualan UD.Sejahtera pada periode 2011 sebesar $150,000; harga pokok penjualan
sebesar $120,000. nilai persediaan barang dagangan pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar
$5,000. pembelian bersih selama bulan Januari sebesar $98,000 dan total nilai penjualan
bersih per 31 Januari 2012 sebesar $125,000.
Diminta: hitung nilai estimasi persediaan barang dagangan (akhir) per 31 Januari 2012!
Penyelesaian:
Menghitung persentase laba kotor:
penjualan bersih periode 2011 $ 150,000
Harga pokok penjualan periode 2011 ($ 120,000)
Laba Kotor $ 30,000
Persentase laba kotor dari penjualan periode 2011 = {$30,000/$150,000}*100%
= 20%
Menghitung harga pokok penjualan periode Januari 2012,
= {100%-persentase laba kotor }*penjualan bersih 2012
= {100%-20%} * $125,000
= 80% * $125,000
= $100,000
Persamaan matematis:
Harga pokok penjualan = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir
$100,000 = $5,000 + $98,000 – persediaan akhir
Persediaan akhir = $103,000 - $100,000
= $3,000

Anda mungkin juga menyukai

  • Aktiva Tetap
    Aktiva Tetap
    Dokumen19 halaman
    Aktiva Tetap
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Piutang
    Piutang
    Dokumen10 halaman
    Piutang
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Piutang Wesel
    Piutang Wesel
    Dokumen13 halaman
    Piutang Wesel
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Pert-2
    Sia Pert-2
    Dokumen10 halaman
    Sia Pert-2
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Pert-3
    Sia Pert-3
    Dokumen17 halaman
    Sia Pert-3
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Pert-6
    Sia Pert-6
    Dokumen7 halaman
    Sia Pert-6
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • AK1 - Pert Ke-11
    AK1 - Pert Ke-11
    Dokumen13 halaman
    AK1 - Pert Ke-11
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Pert-6
    Sia Pert-6
    Dokumen7 halaman
    Sia Pert-6
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Pert-5
    Sia Pert-5
    Dokumen22 halaman
    Sia Pert-5
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • AK1 - Pert Ke-11
    AK1 - Pert Ke-11
    Dokumen15 halaman
    AK1 - Pert Ke-11
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • REVENUE
    REVENUE
    Dokumen23 halaman
    REVENUE
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • AK2 Per4
    AK2 Per4
    Dokumen21 halaman
    AK2 Per4
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Latihan Soal
    Latihan Soal
    Dokumen6 halaman
    Latihan Soal
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Latihan Soal
    Latihan Soal
    Dokumen6 halaman
    Latihan Soal
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Ak2 Pert5 6
    Ak2 Pert5 6
    Dokumen30 halaman
    Ak2 Pert5 6
    Tiara Wulandari
    Belum ada peringkat