Anda di halaman 1dari 15

Sistem Skoring

0 1 2 3
Kontak Tidak jelas - Laporan BTA (+)
ortu, BTA
(-)
PPD negatif - - positif
Berat badan - BB/U < 80% BB/U < -
60%
Demam - > 2 minggu - -
Batuk >3minggu >3 minggu - -
Pembesaran - multipel , >1cm, nyeri (-) - -
KGB
Sendi - bengkak - -
Rontgen dada normal sugestive - -

Total score: ________


Alur Anak berkontak dengan pasienTB
Investigasi sensitif OAT

Kontak TB Gejala TB

Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau HIV (+)
HIV (-)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis TB


pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi pemberian


INH selama 6 bulan
Definisi investigasi kontak
Kegiatan yang bertujuan untuk:
 Mengidentifikasi anak yang kontak erat
dengan penderita TB paru
 Memeriksa ada tidaknya sakit/infeksi TB
pada orang yang kontak tersebut
 Memberikan terapi yang sesuai
Mengapa investigasi kontak penting?

 ditujukan langsung pada kelompok berisiko


 meningkatkan temuan kasus baru (CDR)

 Menemukan kontak yang memiliki ILTB sehingga


mereka dapat diberikan pencegahan (INH
profilaksis)

 kesempatan untuk memberikan edukasi


semua pasien TB yang merupakan kasus pertama
Kasus yang ditemukan di suatu rumah atau tempat-
indeks tempat lain (kantor, sekolah, tempat penitipan
anak, lapas/rutan, panti, dsb).

orang yang terpajan/berkontak dengan kasus


Konta indeks, misalnya orang serumah, sekamar, satu
asrama, satu tempat kerja, satu kelas, atau satu
k penitipan/pengasuhan
orang yang tinggal serumah minimal satu malam,
atau sering tinggal serumah pada siang hari dengan
Kontak
kasus indeks dalam 3 bulan terakhir sebelum kasus
serumah
indeks mulai mendapat obat anti tuberkulosis
(OAT).

orang yang tidak tinggal serumah, tetapi sering


Konta bertemu dengan kasus indeks dalam waktu yang
cukup lama, yang intensitas pajanan/berkontaknya
k erat hampir sama dengan kontak serumah.
Anak yang berkontak
dengan Kasus Indeks TB RO

Alur investigasi Gejala TB


kontak pasien
TB RO Satu atau lebih gejala Tidak ada gejala

Pemeriksaan TCM

Mtb Mtb Sensitif Mtb


Resistan Rifampisin Negatif
Rifampisin (SR)
(RR)
Foto toraks, uji tuberkulin

TB (+) TB (-)

Pengobatan
Observasi
pencegahan
OAT RHZE,
Tatalaksana OAT lini
konfirmasi ulang
TB RO Anak pertama setelah 2 bulan
Kriteria Terduga TB RO Pada Anak
Gejala TB dengan salah satu atau lebih kriteria berikut:

1. Riwayat pengobatan TB 6-12 bulan sebelumnya

2. Kontak erat dengan pasien TB RO (bisa kontak serumah, di


sekolah, di tempat penitipan anak, dsb)

3. Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TB, gagal


pengobatan TB atau tidak patuh dalam pengobatan TB

4. Tidak menunjukkan perbaikan (hasil pemeriksaan dahak dan


atau kultur yang masih positif, gejala tidak membaik atau tidak
ada penambahan berat badan) setelah pengobatan dengan OAT
lini pertama selama 2-3 bulan

5. Anak dengan TB-HIV yang tidak respons terhadap pemberian


OAT
Investigasi Kontak pada Anak Kontak dengan
Pasien TB RO
1. Kasus indeks adalah pasien TB RO
2. Anak yang berkontak dengan pasien TB RO dirujuk ke
spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut, sbb :
a. Jika kontak bergejala, periksa sputum atau spesimen lain
dengan Tes Cepat Molekuler (TCM).
b. Pengobatan TB sesuai hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
anak atau hasil uji kepekaan obat kasus indeks.
c. Jika anak terbukti tidak sakit TB, tentukan  observasi
atau pengobatan pencegahan.
d. Pengobatan pencegahan untuk anak idealnya berdasarkan
resistensi OAT kasus indeks. Paduan yang dapat diberikan
adalah Levofloxacin dan Etambutol selama 6 - 9 bulan.
e. Anak yang tidak bergejala baik yang mendapatkan maupun
yang tidak mendapatkan pengobatan pencegahan harus
diobservasi setiap bulan selama 2 tahun.
Tatalaksana pasien yang berobat
tidak teratur
Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB
merupakan penyebab kegagalan terapi.
Jika:
 anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif
atau > 2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan
gejala TB  beri pengobatan kembali mulai dari
awal.
 anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif
atau <2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan
gejala TB  lanjutkan sisa pengobatan sampai
selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur,
risiko terjadinya TB resistan obat akan meningkat.
Pemantauan pengobatan pasien TB
Anak
 Pasien TB anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu
selama fase intensif, dan sekali sebulan pada fase
lanjutan
 Pada setiap kunjungan dievaluasi respon
pengobatan, kepatuhan, toleransi dan kemungkinan
adanya efek samping obat.
 Pada pasien TB anak BTA positif: pemantauan
sputum harus dilakukan pada akhir bulan ke2, ke5
dan ke6.
 Foto rontgen tidak rutin dilakukan
Pengobatan ulang TB pada anak
 Anak yang pernah mendapat pengobatan TB, apabila datang
kembali dengan gejala TB, perlu dievaluasi apakah anak
tersebut menderita TB.

 Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan dahak


atau sistem skoring. Evaluasi dengan sistem skoring harus
lebih cermat dan dilakukan di fasilitas rujukan.

 Apabila hasil pemeriksaan dahak menunjukkan hasil positif,


maka anak diklasifikasikan sebagai kasus Kambuh.

 Pada pasien TB anak yang pernah mendapat pengobatan TB,


tidak dianjurkan untuk dilakukan uji tuberkulin ulang.
VAKSINASI BCG
 Diberikan pada umur 0 – 2 bulan
 Intracutan
 Skar BCG berhubungan dengan efektifvitas BCG?
 TIDAK DIBERIKAN PADA ANAK DENGAN HIV (+)
 Pemberian vaksin BCG terlambat:
 Mantoux test
 Bila MT (pos): BCG tidak perlu diberikan
 Bila MT (neg): BCG diberikan
Contoh ruang berdahak

Anda mungkin juga menyukai