Anda di halaman 1dari 28

Green Analytical

Chemistry
By:
MARCELLINO
ANGGI SOLEHAH
KAHAR MUZAKAR
WA ODE MULYANA
RETNO KUSUMANINGRUM
DHIAN JUWITASARI
RISCA NOVYDITA
SETIOWATI
GREEN METHODE
FOR WINE ANALYSIS
PENDAHULUAN
Adanya trace element dalam bir maka diperlukan
kontrol analisis secara teliti, dari bahan awal
(anggur) sampai terbentuk produk akhir (bir)
untuk menentuan kadar logam dalam bir.

Komposisi kimia dari wine sangat komplek


diantaranya : etanol, gula, asam organik, tannin,
senyawa aromatik, senyawa pemberi warna dan
sedikit unsur mikro
 Kualitas wine ditentukan pada rasa, warna, aroma, dan kejernihan

 Karakteristik wine ditentukan oleh kualitas anggur, metode pemprosesan dan


waktu vinifikasi

 Wine menyumbangkan total masukan unsur mikro dalam makanan ke tubuh


lebih besar dari 10 %

 Beberapa unsur mikro yang biasa terkandung dalam wine adala B, Co, Mn, Ni,
Mo, Se dan Zn

 Unsur berbahaya dan toksik yang terkandung adalah As, Pb, Cd terkadang
terdapat juga Ni, Cr dan Hg
 Komposisi unsur mikro dipengaruhi oleh banyaknya bahan yang digunakan dan
proses pembuatan

 Faktor penting dalam menetukan kandungan logam di dalam wine adalah


(i) kontribusi tanah yaitu dimana kebun anggur
berlokasi dan kapasitas anggur menyerap mineral
(ii) kontribusi dari berbagai langkah pada siklus produksi dari anggur hingga wine
(pemanenan anggur, pengolahan pasca panen, reaksi fermentasi, penambahan bahan
tertentu);
(iii) kontribusi dari peralatan proses produksi wine, pengawetan dan pengemasan
dalam botol
 Unsur logam dalam tanaman anggur berasal dari polusi logam di udara
yang jatuh ke tanah dna kemudian terserap oleh akar atau melalui kontak
langsung dengan anggur itu sendiri

 Unsur V, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu, Zn, As dan Pb telah diketahui bahwa
kandungan logam tersebut dalam wine dan anggur disebabkan oleh
absorpsi dalam tanah
Unsur mikro dalam wine
1. Potassium ; komponen alami dalam anggur dan konsentrasi potassium
mencerminkan level tanaman anggur pada tahap akhir pemasakan berry. Level
tinggi K mempengaruhi stabilitas wine akibat presipitasi potassium hydrogen L-
(+)-tartarate

2. Kalsium ; komponen alami wine yang mungkin disebabkan oleh proses


tradisional deacidifikasi (penambahan CaCO3) atau plastering (penambahan
CaSO4). Total kandungan kalsium dalam wine tidak signifikan dalam prediksi
stabilitas wine
 Aluminium; ditemukan dalam jus anggur tetapi konsentrasi dalam wine meningkat
karena penggunaan bentonite dan adanya kontak dengan permukaan aluminium

 Iron ; berperan dalam metabolisme dan proses fermentasi aktivator enzim, solubilizer
dan komponen protein. Dalam kadar yang lebih tinggi, Fe akan menyebabkan reaksi
redoks dalam wine dan terbentunknya kompleks bersama tannin dan fosfat yang
menyebabkan wine tidak stabil
 Timbal ; selain berasal dari anggur (atmosfer) juga muncul selama proses pembuatan
wine. Konsentrasi timbal dalam wine akan meningkat jika ditempatkan pada wadah
terbuka selama pengepresan anggur. Penyimpanan jus dan wine dalam beton dan kayu
berlapis lilin menyebabkan konsentrasi Pb meningkat dibandingkan jika dalam
stainless steel. Fining dengan bentonite atau penyaringan dengan diatomaceous earth
berkontribusi lebih lanjut pada konsentrasi akhir timbal. Selama fermentasi baik primer
maupun sekunder, konsentrasi Pb akan hilang/berkurang.
 Kadmium; kadar Cd muncul pada proses pembuatan wine di 21 lokasi di Prancis.
Selama fermentasi alkohol, Kadar Cd berkurang sekitar 87-100%

 Mercury; Merkuri dalam wine ditemukan dalam jumlah sangat kecil. Penentuan
merkuri dalam wine memerlukan teknik analisis dengan sensitivitas tinggi
TEKNIK ANALISIS WINE
Ada beberapa teknik analisis kuantitatif untuk menentukan
kadar logam dalam bir atau minuman keras lainnya yaitu:

1. Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry


(ICP-MS);
2. Anodic Stripping Voltammetry (ASV);
3. Atomic Absorption Spectrometry (AAS)and,
4. Atomic Fluorescence Spectrometry (AFS).
Penentuan Hg pada wine
Metode Penelitian

1. Preparasi Sampel
 Pre- consentration procedur
 Ozonation procedur

2. Analisis secara CV-AAS


1. Preparasi Sampel
 Pre- cosentration
procedur
50 ml sampel dan spike sampel + 1 ml HNO3 70%
+ 2 ml H2O2 30%

Dipanaskan pada suhu 65⁰C selama 12 jam

Didinginkan

10 mL sampel dilarutkan dalam aquabides


1. Preparasi Sampel
 Ozonation procedur
30 mL sampel yang mengandung HCl 0-1 M dimasukkan ke dalam
conical flask 50 ml

Dialiri ozon selama 0-180 menit dimana setiap langkahnya


dilakukan selama 30 menit.
Kondisi optimasi yang digunakan :
a. T = 20⁰C
b. Laju alir O3 = 10 menit pertama 1 L/min,
menit selanjutnya 5 L/min

Proses Oksidasi dilakukan sebelum pengukuran


dengan FI-CV-AAS dengan jeda waktu sekitar
20 menit antara treatment dan pengukuran.

2019/12/12
 Ozonasi berfungsi untuk mengoksidasi Hg
organik menjadi ion Hg2+
 O3 merupakan oksidator kuat karena dapat
membentuk radikal oksigen yang tidak stabil
yang dapat bereaksi dengan Hg organik.

2019/12/12
2. Proses analisis CV-AAS

Sampel hasil treatment yang mengandung ion Hg2+


ditambahkan agen pereduksi yaitu NaBH4

Terbentuk Hg0

Dianalisis dengan CV-AAS

Dari hasil analisis didapatkan :


LOD = 0,5 µg/L
LOQ = 1,7 µg/L
ANALISIS GREENLESS
1. Menggunakan banyak reagent yaitu HNO3, H2O2, NaBH4, HCl, O3 bertentangan
dengan prinsip ke-1 green chemistry prevention of waste generation.

2. Menggunakan reagent berbahaya yaitu HNO3 dan NaBH4 bertentangan dengan


prinsip ke-5 green chemistry safer solvent and auxillaries.
HNO3 bersifat cairan korosif dan beracun
NaBH4 berpotensi terhadap kesehatan apabila terkena kulit, pernafasan dan mata

3. Konsumsi energi besar karena harus dipanaskan selama 12 jam pada proses pre-
concentration bertentangan dengan prinsip ke-6 green chemistry design for energy
efficiency.
ozon treatement berfungsi untuk
meminimalisir penggunan NaBH4, waktu
dengan ozon leih singkat

2019/12/12
Green methode for analysis mercury in wine
using
Photon-Induced-Cold Vapor Atomic
fluorescence (PI-cv afs)
Reagen and samples

 Larutan standar Hg
 Ethanol
 Distilled deionized water (DDW)
 Sampel wine
Instrumentasi
Tahap I :
Larutan analit yang terdiri dari Hg dan ethanol
dimasukan ke dalam reaktor selama 20 detik

Tahap II :
Reaktor diiradiasi dengan sinar UV selama 20
detik dimana gas Ar melewati reaktor

Tahap III:
Aliran gas Ar membawa campuran menuju gas-liquid
separator pada AFS dan uap Hg0 dipisahkan dan
dianalisis lanjut oleh AFS. Sinyal terintegrasi
dikumpulkan selama 20 detik
 Ethanol dan sinar UV berfungsi membentuk radikal yang dapat mereduksi
Hg2+
Hg2+ Hg0

 Sinar UV tidak berpengaruh signifkan terhadap intensitas Flouresen

 LOD : 70 pg/ml
Green Method Photon-Induced-CV AFS
Identifikasi Green Analytical Chemistry
Prinsip 1 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 12
Prevention of waste Safer solvent and Auxilaries Design for Energy Efficiency Inherently safer
generation chemistry for accident
prevention

√ √ √ √
Tidak ada pre-treatment Menggunakan etanol dalam Waktu analisis sangat Prosedur PI-CV-AFS
sehingga meminimalkan jumlah sediikit dan tidak ada singkat sehingga tidak berisiko terjadinya
limbah reagen tambahan menghemat energi kecelakaan

Limbah uap Hg yang


dihasilkan dalam jumlah
yang sangat kecil
IP-CVG-AFS dibandingkan dengan FI-CV-AAS :
1. lebih sensitif yaitu LOD 70 pg/ml,
2. lebih cepat,
3. lebih green,
4. sederhana,
5. freedom reagent,
6. cost-effectiveness.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai