Anda di halaman 1dari 10

GEOKIMIA GAS DAERAH INDONESIA:

KARAKTERISASI GENETIK
DAN HABITAT GAS ALAMI
STELA HOLDERMAN
1701080
TEKNIK GEOLOGI 2017
PERGESERAN DARI MINYAK KE GAS

 Produksi minyak di Indonesia memuncak 10 tahun yang lalu, tetapi ada


pertumbuhan cadangan gas yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.
 Sejak 1958, gas telah digunakan untuk mendukung berbagai industri dalam
negeri sebagai bahan baku pupuk dan petrokimia, pasokan gas kota,
pembangkit listrik, dan transportasi.
 Diakui bahwa volume minyak mentah yang digunakan di dalam negeri harus
dikurangi. Sementara itu, penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar harus
ditingkatkan. Untuk menerapkan kebijakan ini, eksplorasi diperlukan untuk
menemukan sumber gas baru dan peningkatan permintaan gas akan melihat
perubahan dalam strategi eksplorasi.
 Gas alam adalah campuran gas hidrokarbon (metana, etana,
propana, iso-butana, normal butana, pentana) dan gas non-
hidrokarbon (karbon dioksida, hidrogen sulfida, nitrogen, dan gas
lainnya yang lebih jarang).
JENIS GAS GENETIK

 Ada beberapa mode pembentukan untuk akumulasi gas komersial. Gas dapat
terbentuk pada suhu rendah melalui serangkaian reaksi biokimia yang bekerja
pada bahan organik sedimen (bakteri atau gas "biogenik"), pada suhu yang
lebih tinggi melalui perembesan kerogen, dan pada suhu yang lebih tinggi
melalui perengkahan minyak (dua yang terakhir). disebut gas "thermogenik").
 Gas biogenik biasanya mengandung > 98% metana (dinormalisasi) (atau <1%
etana plus). Ada dua mekanisme utama pembentukan gas biogenik
(methanogenesis), CO 2 reduksidan fermentasi. Kedua mekanisme ini dapat
dibedakan dengan kandungan deuterium metana. Gas biogenik biasanya
terjadi pada suhu <80 oC.
 Gas termogenik bisa basah (etana dinormalisasi dan homolog lebih
tinggi> 5%) atau kering (dinormalisasi etana ditambah <5%)
tergantung pada tingkat kematangan termal.
 Hubungan antara C 2 /C 3 rasio dan perbedaan dalam isotop
karbon komposisi etana dan propana dapat digunakan untuk
membedakan antara gas termogenik primer (dari perembesan
kerogen) dan gas termogenik sekunder dari peretakan minyak
mentah). Pemecahan termal minyak mentah menjadi metana
dimulai pada suhu 150 oC.
KEMATANGAN TERMAL

 Komposisi isotop komponen gas individu adalah fungsi


kematangan termal dan sifat bahan awal asli. Ketika gas tidak
berubah dan dihasilkan bersama, estimasi tingkat kematangan
termal untuk masing-masing komponen kira-kira sama.
KESIMPULAN

 Kedua gas termogenik dan biogenik dapat dikenali di Indonesia


berdasarkan komposisi molekul dan data isotop stabil.
Pencampuran antara kedua kelompok biasanya diamati.
 Gas-gas termogenik di Indonesia ditandai oleh komponen CH 4
yang dinormalisasi <95%. Gas biogenik sejati memiliki komponen
gas kering (CH 4)> 98% nilai lebih ringan (lebih negatif) dari -60 ‰.
Campuran gas thermogenik dan biogenik memiliki komponen
metana.
 Gas termogenik lebih umum di Indonesia. Mereka ditemukan di Sumatra, Natuna, Jawa,
Kalimantan, Selat Makassar, Sulawesi, Papua, dan Laut Timor-Arafura. Gas biogenik
(bakteri) ditemukan terutama di cekungan Sumatra, di deposenter Jauh Kendeng di
Cekungan Jawa Timur, dan di daerah Sesar Sorong Zona di Papua utara.
 Gas-gas Indonesia sangat terkonsentrasi di waduk Oligo-Miocene
tetapi ada juga banyak bidang signifikan di batuan yang lebih
muda dan lebih tua. Waduk mesozoikum penting di Indonesia Timur
tempat ini Kerak Gondwanan dilestarikan dan dalam permainan
ruang bawah tanah retak di Indonesia Barat. Waduk Plio-Pleistosen
mengandung proporsi yang signifikan dari sumber daya gas
biogenik negara serta gas termogenik dan campuran.

Anda mungkin juga menyukai