Geoekimia Gas Daerah Indonesia
Geoekimia Gas Daerah Indonesia
KARAKTERISASI GENETIK
DAN HABITAT GAS ALAMI
STELA HOLDERMAN
1701080
TEKNIK GEOLOGI 2017
PERGESERAN DARI MINYAK KE GAS
Ada beberapa mode pembentukan untuk akumulasi gas komersial. Gas dapat
terbentuk pada suhu rendah melalui serangkaian reaksi biokimia yang bekerja
pada bahan organik sedimen (bakteri atau gas "biogenik"), pada suhu yang
lebih tinggi melalui perembesan kerogen, dan pada suhu yang lebih tinggi
melalui perengkahan minyak (dua yang terakhir). disebut gas "thermogenik").
Gas biogenik biasanya mengandung > 98% metana (dinormalisasi) (atau <1%
etana plus). Ada dua mekanisme utama pembentukan gas biogenik
(methanogenesis), CO 2 reduksidan fermentasi. Kedua mekanisme ini dapat
dibedakan dengan kandungan deuterium metana. Gas biogenik biasanya
terjadi pada suhu <80 oC.
Gas termogenik bisa basah (etana dinormalisasi dan homolog lebih
tinggi> 5%) atau kering (dinormalisasi etana ditambah <5%)
tergantung pada tingkat kematangan termal.
Hubungan antara C 2 /C 3 rasio dan perbedaan dalam isotop
karbon komposisi etana dan propana dapat digunakan untuk
membedakan antara gas termogenik primer (dari perembesan
kerogen) dan gas termogenik sekunder dari peretakan minyak
mentah). Pemecahan termal minyak mentah menjadi metana
dimulai pada suhu 150 oC.
KEMATANGAN TERMAL