By : kelompok 3
Nama kelompok :
Ari Suryo Prabowo
Glory Victoria Gumansalangi
I Gede Eddy Kusuma Wijaya
Komang Wisnu Negara
Jica Helma
I Wayan Agus Eka Wiratama
Muhamad Abel Prayoga
Luh Putu Wanda Desi Savitri
I Putu Gede Ariguna
Ni Putu Putri Cintya Dani
I Made Aditya Pratama
Dimas Angga Putra
Kadek Diah Dwi Dianti Sari
Kadek Bagus Saputra Gunawan
KEJANG DEMAM
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal
di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
(Hasan & Alatas, dkk, 2002)
TANDA GEJALA
Hilang kesadaran dan berkeringat
Tangan dan kaki anak kejang
Demam tinggi lebih dari 38°C
Napas berjeda selama lebih dari 15-20 menit atau
mengalami kesulitan bernapas.
PENGKAJIAN KEJANG DEMAM
Pada kasus kejang demam yang biasanya dikaji adalah :
A : Airway ( jalan nafas ) : Akibat langsung yang timbul apabila
terjadi kejang demam adalah gerakan mulut dan lidah tidak
terkontrol. Lidah dapat seketika tergigit, dan atau berbalik arah
lalu menyumbat saluran pernapasan.
Kaji apakah ada muntah, perdarahan, benda asing dalam mulut
seperti lendir dan dengarkan bunyi nafas.
B : Breathing (pola nafas) : Kaji kemampuan bernafas klien.Pada
kejang yang berlangsung lama misalnya lebih 15 menit biasanya
disertai apnea, Na meningkat, kebutuhan O2 dan energi
meningkat untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi
hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
C : Circulation : Kaji nilai denyut nadi. Gangguan peredaran
darah juga mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang
mngakibatkan kerusakan sel neuron otak.
D : Dissability : kaji tingkat kesadaran
kerusakan sel neuron otak dapat menyebabkan epilepsi hingga
penurunan kesadaran
E: Eksposure
Kaji bila terdapat lebam atau kebiruan pada anak
PENATALAKSANAAN
A : Airway
Tindakan yang dilakukan :
Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi
lambung
Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan
oksigen
Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan
oksigen.
B : Breathing
Mengatasi kejang secepat mungkin
Beri oksigen sesuai kebutuhan bila perlu dilakukan intubasi atau
trakeostomi
Pastikan anak tidak hipoksia dan RR dalam batas normal
C : Circulation
Semua pakaian ketat dibuka
Kaji tanda tanda vital
D : Dissability
• Menilai koma (coma = C) atau kejang (convulsion = C) atau
kelainan status mental lainnya
Apakah anak koma ? Periksa tingkat kesadaran dengan
skala AVPU:
A : sadar (alert)
V : memberikan reaksi pada suara (voice)
P : memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
U : tidak sadar (unconscious)
Menurut Greene, et all (2005) Anak yang mengalami panas tinggi
dan berisiko terjadi kejang demam, sebaiknya dilakukan:
a. Buka pakaian sampai hanya tinggal celana dalamnya saja.
b. Singkirkan benda-benda disekelilingnya agar ia terlindung dari
cedera. Basuh tubuhnya dengan air hangat dimulai dari kepala
dan turun kearah tubuhnya. Jangan biarkan tubuhnya menjadi
terlalu dingin
c. Setelah tubuh mendingin, kejangnya akan berhenti, letakkan
recovery position Selimuti tubuhnya dengan selimut atau
seprei tipis dan tenangkan dirinya. Jika suhu tubuhnya naik lagi,
basuhlah kembali.
TERAPI FARMAKOLOGI
Pengobatan profilaksis :
a. Intermittent : anti konvulsan segera diberikan pada
waktu pasien demam dengan menggunakan diazepam IV
0,3-0,5 mg/kg. Atau per oral dan rektal.
b. Terus menerus : dengan memberikan fenobarbital atau
asam valproat tiap hari untuk mencegah berulangnya
kejng demam. Sebaiknya dibatasi hingga 6-12 bulan.