Anda di halaman 1dari 18

PROMOSI KESEHATAN

1
PENGERTIAN PROMOSI
Menurut Swastha (1991): Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Stanton (1993): Promosi adalah kegiatan memberikan informasi
kepada konsumen, mempengaruhi, dan menghimbau khalayak
ramai.
Menurut Zimmerer (2002): Promosi adalah segala macam bentuk
komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan
pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk memengaruhi
mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup
publisitas, penjualan perorangan dan periklanan.
Menurut Saladin (2003): Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran
pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk
memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk konsumen tentang
produk perusahaan.

2
PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari oleh, untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2005).

Dari rumusan tersebut dapat dirumuskan bahwa promosi


kesehatan adalah upaya melaksanakan pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri
dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat

3
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
Green,1991 dalam Maulana,2009, tujuan promosi kesehatan terdiri
dari tiga tingkatan yaitu:
1. Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode
waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan

2. Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi
masalah kesehatan yang ada

3. Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai
(perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap

4
SASARAN PROMOSI KESEHATAN
1. Sasaran Primer
Adalah sasaran yang memiliki masalah (individu, keluarga dan atau
komunitas), yang diharapkan mau merubah berprilaku sehat sesuai
harapan, dan memperoleh manfaat dari perubahan perilaku tersebut.

2. Sasaran Sekunder
Adalah individu atau kelompok (para pemuka masyarakat), yang
memiliki pengaruh/ disegani oleh sasaran primer. Mereka diharapkan
dapat turut serta dan menyebarluaskan informasi, serta berperan
sebagai panutan dalam mempraktikkan prilaku hidup sehat

3. Sasaran Tersier
Adalah para pengambil kebijakan, penyandang dana, dan pihak pihak
yang berpengarung diberbagai tingkatan (Prov, Kab/Kota/Kec, dll)

5
SASARAN PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN TATANAN
Tatanan Sasaran Sasaran Sasaran Program
PHBS Primer Sekunder Tersier Prioritas
Rumah Tangga Anggota keluarga • KK  Ketua RT/ RW o KIA
yang memiliki • Orang tua  Kepala Desa o GIZI
masalah kesehatan, • Kader o Kesling
terutama ibu, bayi • LSM o Gaya hidup
dan balita • Petugas Kes o JKN
Institusi Siswa dan • Guru  Kepala sekolah o Kesling
Pendidikan mahasiswa • Staf/ karyawan  Yayasan o Gaya hidup
• Organisasi pendidikan o GIZI
siswa/ mhs o JKN
Tempat Kerja  Manajer • Manajer  Direktur o Kesling
 Karyawan • Karyawan  Pemilik o Gaya hidup
 Serikat pekerja • Serikat pekerja perusahaan o JKN
Tempat tempat  Pengunjung Petugas  Direksi o Kesling
Umum  Pengguna jasa kesehatan  Kepala daerah o Gaya hidup
 masyarakat
Sarana/institusi  Pasien  Direksi o Kesling
Kesehatan  Keluarga pasien  Kepala daerah o Gaya hidup
 BAPPEDA
 DPRD

6
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Advokasi Masyarakat
Perilaku
Mencegah
Kemitraan Pemberdayaan dan
Mengatasi
Masalah
Bina Suasana Kesehatan

7
1. Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan
secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu :
a. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang di
inginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga
para penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang
kita inginkan.

8
b. Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (formal maupun
informal). Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
pada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,
antara lain; penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi,
pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga.

9
2. Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada
pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa
Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula
strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu;
a. Kebijakan Kesehatan Publik (Health Public Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada
para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan
kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar
kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-
surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesahatan publik.

10
b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,
termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-
prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku
sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung
tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung
kesehatan bagi tempat-tempat umum misalnya; tersedianya
tempat sampah, tempat buang air besar/kecil, tersedianya air
bersih, dan sebagainya.

11
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Penyedia pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan
masyarakat adalah sebagai pemakai/ pengguna. Pemahaman
semacam ini harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa
masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan,
tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas
tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah
para penyelenggara pelayanan harus melibatkan, bahkan
memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan
bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga
sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.

12
d. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari
individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu,
kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu-
individu, keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok tersebut
terwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan
individu-individu (personnel skill) dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal
dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit,
mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.

13
e. Gerakan Masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan
untuk kesehatan. Oleh karena itu, promosi kesehatan harus
mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan mereka.

14
PEMILIHAN STRATEGI PROMKES
1. Ceramah
• Mudah digunakan tapi sulit dikuasai
• Membagi informasi, mempengaruhi pendapat, merangsang
pemikiran berdasarkan pesan verbal
• Sasaran biasanya pasif, sedikit interaksi dengan narasumber atau
peserta lainnya

2. Media Massa
• Saluran komunikasi yang menjangkau sasaran luas
• Umumnya, sasaran tidak atau sedikit usaha untuk menerima pesan
• Strategi ini tidak efektif karena pesan tidak dapat dikhususkan
untuk sasaran tertentu
• Strategi ini efisien karena biaya yang relative lebih murah
Misalnya; televisi, radio, koran, majalah, dan bentuk media lainnya

15
3. Instruksi individual
• Dalam tatanan pasien, disebut konseling
• Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran
sangat besar
• Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan
berdasarkan kebutuhan individual
• Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran

4. Simulasi
• Simulasi adalah metode eksperiential di mana model situasi nyata
digunakan untuk merangsang atau membantu proses pembelajaran
• Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut
• Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role
playing), model komputerisasi
• Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap

16
5. Modifikasi Perilaku
• Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian
melalui rangsangan dan konsekuensi
- Contoh rangsangan : iklan televisi
- Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian
- Contoh konsekuensi negatif : sanksi

6. Pengembangan Masyarakat
• Proses yang berorientasi kepada metode pengorganisasian
masyarakat yang menekankan pada pengembangan kemampuan,
keterampilan dan pemahaman pada masyarakat tertentu
• Strategi ini berdasarkan kemandirian, kesepakatan bersama dalam
pemecahan masalah.
• Penyuluh bertindak sebagai fasilitator
• Evaluasi strategi ini lebih sulit dibandingkan strategi lain karena
efeknya terjadi dalam waktu yang lama

17
18

Anda mungkin juga menyukai