Anda di halaman 1dari 13

BUERGER’S DISEASE

(Thromboangiitis obliterans)

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Anatomi & Histologi Pembuluh Darah

Arteri Vena Kapiler

Fungsi Sebagian besar membawa d Sebagai pembuluh darah balik, Suatu jalinan antara arteriol de
arah dari jantung ke seluruh yaitu membawa darah dari sel ngan venula, yang fungsinya s
tubuh,biasanya arteri memb uruh tubuh kembali ke ebagai tempat pertukaran ana
awa darah yang mnegandun jantung tara zat yang dibutuhkan sel d
gbahan-bahan yang diperlu engan zat yang sudah tidak te
kan oleh sel tubuh rpakai oleh sel.
Struktur Tebal, kuat, terdiri dari lapis Lebih tipis dibandingkan Sangat tipis, dan hanya
dinding PD an otot, jaringan elastik, dan dengan arteri, sebagian besar memiliki satu jenis lapisan sel
jaringan fibrosa terdiri dari jaringan fibrosa,
serta lebih sedikit memiliki
otot dan jaringan elastik
dibandingan dengan arteri
Lumen Sempit, dan berdenyut setia Lebar Sangat sempit, hanya cukup di
p kali darah dipompakan lewati oleh 1 keping darah

katup
(-) (+) (-)
DEFINISI

Buerger’s Disease atau Tromboangitis obliterans


(TAO) merupakan penyakit inflamasi non-atheroskl
erotik (Inflamatory nonatherosclerotic) dimana terja
dinya oklusi segmental pada arteri kecil dan sedan
g serta pada vena ekstremitas atas dan bawah.
Etiologi dari Buerger’s disease masih belum
diketahui, namun sebagian besar individu yang
terkena penyakit ini adalah perokok berat.
PATOGENESIS BUERGER’S DISEASE

Mekanisme penyakit buerger Akibat iskemia pembuluh darah akan


masih belum jelas. Tetapi suatu terjadi perubahan patologis:
penelitian menunjukkan adanya (a) otot menjadi atrofi atau mengalami
fibrosis
reaksi hipersensitivitas terhadap
(b) tulang mengalami osteoporosis dan
kandungan kimia yang terdapat bila timbul gangren maka terjadi
pada tembakau. Dimana destruksi tulang yang berkembang
kandungan kimia tersebut menjadi osteomielitis
mengakibatkan peningkatan (c) terjadi kontraktur dan atrofi
sensitifitas pada kolagen tipe I dan (d) kulit menjadi atrofi
III , meningkatkan serum titer anti- (e) fibrosis perineural dan perivaskular
endothelial antibody sel, dan (f) ulserasi dan gangren yang dimulai
merusak endothel pada pembuluh dari ujung jari.
darah.
Anamnesis
• Usia 20- <45 tahun
• Kaludikasio intermiten
• Nyeri hebat pada ekstremitas dan berta
mbah berat pada lingkungan yang dingin Pemeriksaan penunjang
• Perubahan warna kulit pada kulit pada e
kstremitas yang mengalami nyeri • Pemeriksaan labolatorium : darah ruti
• Terdapatnya ulkus atau gangren n, kimia darah, fungsi hati, dll.
• Riwayat konsumsi tembakau dalam berb • Angiografi : corkscrewshaped
agai bentuk (rokok dan chewing tobacco) collaterals / Martorell
• histopatologi secara umum ditemuka
DIAGNOSIS
n adanya trombus dan infiltrat leukosi
Pemeriksaan Fisik t polimorfonuklear dan terdapat juga
sel raksasa multinuklear pada arteri d
• Terdapat perubahan warna segmental an vena yang terkait
ekstremitas yang mengalami iskemik • Biopsi vaskular
atau terdapatnya gangren
• Nyeri pada perabaan
• Lemah sampai hilangnya pulsasi arteri
• Raynaud’s phenomenon
• Tes Allen negatif
Kriteria Shionoya terdiri dari lima kriteria, yaitu :
1. Riwayat merokok
2. Onset terjadi sebelum umur 45 tahun;
3. oklusi arteri infrapopliteal
4. Keterlibatan ekstremitas atas atau phlebitis migrans
5. Tidak ada faktor risiko aterosklerosis lain selain merokok.
PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Bedah

• pemberian obat : analog prostasiklin (iloprost) sebagai vasodilator dan


menghambat agregasi platelet, Calcium chanel blocker untuk mengurangi
vasokontriksi, analgetik narkotik atau NSAID.
• Terapi gen dengan vascular endothelial growth factor (VEGF)
• Terapi Stem sel dengan Whole Bone Marrow Stem Cell (WBMSC)
• Spinal Cord stimulation
PENATALAKSANAAN

Terapi Bedah

 Simpatektomi; bertujuan untuk mengurangi efek vasokonstriksi akibat saraf

simpatis.

 Penyisipan kawat Kirschner intramedulla, yang dapat

merangsang angiogenesis, penyembuhan ulkus tungkai dan meredakan

nyeri saat istirahat.

 Operasi bypass arteri


PROGNOSIS
Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amput
asi, apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangren angka kejadian
amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang teta
p merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu
7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi. Pa
da pasien ini selain umumnya dibutuhkan amputasi tungkai, pasien juga terus merasaka
n klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-
benar berhenti mengkonsumi tembakau

Anda mungkin juga menyukai