Anda di halaman 1dari 27

RUMINANSIA

ADY KURNIANTO, drh


PENDAHULUAN

Ruminansia adalah :
• Hewan pemakan tumbuhan (memamah-biak) yang
mencerna makanannya dalam dua langkah, pertama
dengan menelan bahan mentah, kemudian
mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna
dan mengunyahnya lagi
PEMULIAAN TERNAK RUMINANSIA
• Ternak ruminansia secara umum dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok besar :
1. Ruminasia besar (sapi dan kerbau)
2. Ruminansia kecil (domba dan kambing)
PENCERNAAN RUMINANSIA
• Lambung ternak ruminansia terdiri 4 kompartemen :
1. Retikulum (perut jala)
2. Rumen (perut beludru)
3. Omasum (perut buku)
4. Abomasum (perut sejati)
Retikulum
• Bentuk  kotak-kotak seperti sarang lebah atau jala
• Fungsi :
1. Menyebarluaskan pakan untuk dicerna
2. Membantu dalam proses ruminasi (regurgitasi)
3. Mengatur arus bahan pakan dari retikulo-rumen
melalui reticular-omasal orifice
4. Lokasi fermentasi
5. Tempat berkumpulnya  pakan kasar
6. Absorbsi dari hasil akhir proses fermentasi (VFA,
amonia, air, dll)
Rumen
• Bentuk  seperti kain beludru kasar atau disebut
perut beludru
• Fungsi :
1. Menyimpan bahan pakan untuk seterusnya mengalami
proses digesti (dicerna)
2. Lokasi proses fermentasi
3. Proses absorbsi hasi akhir fermentasi
4. Proses pencampuran (mixing) dan pencernaan ingesta
Omasum
• Bentuk  berlapis-lapis tersusun sperti buku atau
disebut perut buku
• Fungsi :
1. Mengatur arus ingesta ke abomasum melalui omasal-
abomasal orifice
2. Penggilingan dengan laminae
3. Penyaring  terutama partikel yg besar
4. Lokasi fermentasi
5. Absorbsi material pakan dan air  banyak material
pakan menjadi lebih kering di oamsum
Abomasum
• Bentuk  perut sejati (true stomach) atau perut
kelenjar (gland stomach)
• Fungsi :
1. Mengatur arus ingesta ke usus kecil yg dibantu oleh
adanya folds atau ridges yg membantu pergerakan
material
2. Permulaan dari enzymatic dan digesti kiamiawi
(chemical digestive proceses)
PENCERNAAN RUMINANSIA
• Mekanisme ruminasi :
 Suatu proses pencernaan yang dimulai dari masuknya
pakan dalam rongga mulut lalu masuk ke rumen dan
setelah menjadi bolus di muntahkan kembali
(regurgitasi  nggayemi), lalu dikunyak kembali
(remastikasi) dan selanjutnya ditelan kembali
(redeglutisi)
AKTIFITAS PENCERNAAN
1. Prehensi  gerakan mengambil pakan masuk ke mulut
2. Mastikasi  mengunyah pakan
3. Ensalivasi  keluarnya lidah dr kel. ludah msuk ke mulut
4. Deglutisi  proses penelanan pakan
5. Eruktasi  proses keluarnya gas dari rumen ke mulut
6. Ruminasi  aktifitas regurgitasi, remastikasi,
reensalivasi, redeglutisi
7. Aktivitas lambung  mobilitas retikulo rumen
dipengaruhi nervus vagus (para symphatic)
ZONA RUMEN
• Ada 4 zona dalam rumen :
1. Gas zone  tempat akumulasi gas
2. Pad zone (floating fiber)
3. Fluid phase
4. High density phase

 Besar kecilnya zona tergantung pada macam pakan


yang dikonsumsi ternak ruminansia
ZONA RUMEN
KONTRAKSI RUMEN

• 2 Macam kontraksi dasar bagi rumen :


- Kontraksi tipe A (A sequence)
- Kontraksi tipe B (B sequence)
Kontraksi tipe A (A sequence)
• Dimulai dari kontraksi double reticulum (1)
• Kemudian disusul oleh kontradiksi dorsal rumen (2)
• Dimulai dari muka ke belakang, kemudian kontraksi saccus ventralis (3)
• Bagian dorsal rumen mengalami relaksasi dan akhirnya disusul dgn
kontraski saccus caudalis (4)

 Frekuensi kontraksi tipe A :


- waktu ternak dipuasakan  0,9 kali permenit
- waktu ruminasi  1,1 kali permenit dan 1,4 kali
permenit pd waktu ternak sedang makan
Kontraksi tipe A (A sequence)
• Tujuan kontraksi tipe A :
1. Mengaduk pakan di dalam rumen
2. Inokulasi oleh mikroba  aktivitas mikroba rumen
bertambah
3. Laju arus ingesta bertambah
4. Penyerapan oleh mukosa rumen
Kontraksi tipe B (B sequence)
• Arahnya berlawanan dgn kontraksi tipe A, tetapi retikulum
tidak ikut berkontraksi
• Dimulai dari posterior ventral blind sacs (1)
• Disusul kontraksi posterior dorsal sacs ke anterior (2)
• Lapisan gas berpindah dari cranial dorsal yg diakhiri atau
diteruskan oleh kontraksi saccus ventralis (3)

 Tujuan kontraksi B :
- untuk mengeluarkan gas
Faktor Pengaruh Gerakan Kontraksi
Rumen-Retikulum
1. Distensi (derajat ketegangan)  sekitar reticulo-
ruminal fold (RRF) dan ventro cranial sacs. Derajat
ketegangan antara 4-20 mmHg merangsang kontraksi,
sedang di luar kisaran tersebut menghambat kontraksi
2. Derajat keasaman (pH)  pH abomasum kurang 2 maka
kontraksi rumen akan bertambah frekuensinya
3. Kadar glukosa darah  peristiwa hipoglisemia dpt
merangsang kontraksi rumen
MIKROBA RUMEN

1. FASE I (Fase Keberadaan Bakteri) :


• Bakteri dalam rumen tidak muncul
secara bersamaan, namun munculnya
berdeda-beda pada umur tertentu
MIKROBA RUMEN
2. Fase II (Fase Keberadaan Protozoa)
• Keberadaan protozoa dlm rumen tergantung pada
kontak yg dekat antara ternak muda dan dewasa serta
jika PH rumen diatas nilai 6,5
• Protozoa rumen  muncul apabila ternak telah
mencapai umur rata-rata 6 minggu
• Tipe protozoa  tergantung tipe & macam bahan pakan
Fungsi Mikroba Rumen
1. Mencerna selulosa, pati, pektin, silan, pentosan dan
karbohidrat terlarut dalam ransum
2. Mencerna protein dan senyawa nitrogen dlm ransum
3. Mensintesis protein dan asam amino berasal dari
amonia
4. Mensistesis vitamin yg dibutuhkan oleh induk semang
(host) dan spesies mikroba
Faktor Mempengaruhi Populasi
Mikroba Rumen
1. Pengembalaan (grazing)
2. Pemberian pakan di kandang (Stall feeding)
3. Konsentrasi garam
4. Musim
5. Derajat keasaman (pH)
- protozoa  sensitif keasaman
- mikroba  6,4 - 6,8
6. Antibiotik

Anda mungkin juga menyukai