Anda di halaman 1dari 23

KIMIA KLINIK DASAR

PROSEDUR UMUM
LABORATORIUM KLINIK
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
Untuk persiapan pra-tes prinsipnya
menyiapkan yang akan diperiksa
dalam keadaan yang tepat. Pasien
atau orang yang akan diperiksa
diberitahu secara jelas agar hasil tes
laboratorium nanti teliti dan akurat
antara lain :
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
1. Untuk tes laboratorium pada waktu puasa
berarti pasien tidak boleh makan misalnya
mulai dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi
pada waktu diambil spesimennya misalnya
darah, urin dan lain sebagainya.
2. Untuk tes laboratorium sewaktu berarti
spesimen dapat diambil kapan saja.
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
3. Untuk laboratorium postprandial
berarti pasien harus makan dulu
seperti biasa dan lebih jelas
diberitahukan waktunya misalnya
postprandial 1 jam atau 2 jam.
4. Untuk tes urin 24 jam misalnya urin
jam 7 pagi lalu sampai jam 7 pagi
berikutnya dikumpulkan.
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
5. Untuk spesimen yang tidak
langsung diperiksa,
penanganannya harus baik,
tidak rusak dalam transportasi
dan penyimpanannya baik
misalnya dalam pendinginan
atau dengan bahan pengawet.
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
6. Untuk spesimen yang dikirimkan,
kecuali persyaratan tersebut diatas
dipenuhi, persyaratan lainpun
harus benar yaitu nama pasien,
umur, jenis kelamin, bangsal,
dokter yang mengirim, jenis tes
yang diminta, tanggal, jam
pengambilan spesimen dan
keterangan khusus lainnya.
Persiapan Pra Tes Laboratorium/
Persiapan Spesimen
7. Untuk keterangan khusus lainnya yang dapat
menganggu hasil tes antara lain bagi peminum
alkohol dapat menaikkan nilai asam urat, laktat,
trigliserida, kolesterol HDL, CGT, MCV. Bagi perokok
berat dapat menaikkan nilai karboksi Hb, jumlah
eritrosit, leukosit, MCV, katekolamin dan kortisol. Bagi
peminum kopi berat dapat menaikkan nilai asam
lemak bebas. Demikian pula obat yang digunakan
pasien dapat menganggu nilai tes misalnya asam
amino salisilat, alupurinol, obat anabolik dan
androgen dapat menikkan nilai bilirubin serum dan
bilirubinuri. Stress juga dapat menaikkan jumlah
leukosit, laktat dan asam lemak bebas.
Persiapan Tes Laboratorium/
Persiapan Tes Analitik
 Persiapan ini merupakan tugas
laboratorium setiap pagi dan setiap
saat bagi laboratorium yang bertugas
24 jam hingga setiap ada spesimen
datang, siap diperiksa. Hal ini meliputi
antara lain :
Persiapan Tes Laboratorium/
Persiapan Tes Analitik
1. Persiapan alat pengambil dan wadah
spesimen, vacutainer atau spoit steril,
hemolet atau vaccinostyle, botol steril
untuk pemeriksaan mikrobiologi, botol
EDTA, heparin, fluorida, dan lain-lain.
Warna penutup wadah yang
menunjukkan anti koagulan yang
dipakai
Persiapan Tes Laboratorium/
Persiapan Tes Analitik
2. Petugas yang mahir dan mengerti
dalam pengambilan spesimen
sehingga dapat menyakinkan pasien.
3. Ketepatan pengambilan spesimen.
Pada umumnya pengambilan
spesimen dilakukan pada pagi hari.
Persiapan Tes Laboratorium/
Persiapan Tes Analitik
4. Persiapan alat atau instrumen untuk
pemeriksaan misalnya cell-counter
untuk hematologi, urine analyzer,
fotometer, autoanalyzer yang telah
distandarisasi dan aliran listrik yang
stabil.
Persiapan Tes Laboratorium/
Persiapan Tes Analitik
5. Analis dan petugas laboratorium yang telah
mahir mengoperasionalkan instrumen yang
telah distandarisasi dan siap tugas.
6. Pedoman metode tes yang selalu tersedia
bila diperlukan.
7. Kedaan lingkungan pemeriksaan. Keadaan
ruang yang terang dan sejuk akan
membuat petugas merasa nyaman dan
tahan bekerja.
Ketepatan Pengambilan Spesimen
Hal lain yang perlu mendapat perhatian
dalam ketepatan pengambilan spesimen
antara lain :
1. Pada umumnya spesimen diambil pada
keadaan puasa yaitu sedikitnya 4 jam tidak
makan, kecuali ada permintaan khusus.
2. Test postprandial artinya spesimen diambil
sesudah makan seperti biasa 1 jam atau 2
jam.
Ketepatan Pengambilan Spesimen
3. Tes darah untuk malaria diambil pada
waktu pasien panas tinggi
4. Tes darah tebal atau cara konsentrasi
untuk filaria diambil pada waktu
malam.
5. Tes enzim jantung untuk infark
myocard dilakukan 3 hari sampai 5
hari berturut-turut.
Ketepatan Pengambilan Spesimen

6. Perlakuan khusus untuk tes toleransi


glukosa, aspirasi sumsum tulang.
7. Tes biakan mikroorganisme harus
diambil dan dilaksanakan serba steril.
8. Tes analisis semen, sesudah
abstinensia 3-5 hari.
Ketepatan Pengambilan Spesimen

9. Pemrosesan spesimen misalnya, untuk


mendapatkan serum dengan cepat,
darah mesti disentrifuge dalam 1 jam
setelah pengambilan darah. Bila lebih
dari 2 jam baru disentrifuge dapat
menyebabkan perubahan nilai seperti
glukosa, kalium, fosfor, kreatinin,
SGOT/SGPT.
Tahap Tes Laboratorium atau
Tes Analitik
Tahap ini memerlukan ketelitian pada
penggunaan spesimen, reagensia,
peralatan dan pengukuran.
1. Spesimen misalnya serum untuk tes
kuantitatif harus diukur tepat misalnya
dengan pipet ukur otomatik.
Tahap Tes Laboratorium atau
Tes Analitik

2. Reagensia berkualitas yang dipakai untuk


analisis tidak kadaluarsa dan memenuhi
standar yang dapat dilihat pada labelnya
misalnya ACS (American Chemical Society),
USP (United States Pharmacopea) atau NF
(National Formulary), Reagensia yang
sensitif terhadap sinar harus ditempatkan
dalam botol gelap. Beberapa reagensia
harus disimpan dilemari es.
Tahap Tes Laboratorium atau
Tes Analitik
3. Air untuk analisis harus aquadestilata yang
sering masih dibedakan dalam tiga tipe
yaitu :
 Tipe I aquades maksimum murni untuk
pembuatan larutan baku, analisis kimia ultra
mikro, untuk kultur sel atau jaringan.
 Tipe II aquades untuk tes kimia,
hematologi, mikrobiologi, imunologi dan
sebagainya.
 Tipe III aquades untuk tes kualitatif.
Tahap Tes Laboratorium atau
Tes Analitik
4. Penggunaan alat mulai pipet, pipet
ukur otomatik, tabung reaksi sampai
peralatan canggih harus memenuhi
baku mutu.
5. Analisis sesuai dengan pedoman dan
dilakukan pada suhu tertentu.
6. Kalkulasi hasil dan pelaporannya
disesuaikan dengan pedoman.
Efektivitas Pasca Tes
 Tes dengan hasil yang cepat, teliti dan
akurat sangat diharapkan oleh semua pihak,
antara lain:
1. Analisis yang selesai memeriksa segera
menyerahkan hasil pemeriksaan
2. Dokter atau dokter spesialis patologi klinik
penanggungjawab sub bagian segera
memeriksa, menginterpretasi,
menandatangani sebelum hasil dikirim ke
bangsal atau ke dokter yang mengirim.
Efektivitas Pasca Tes
3. Bila ada hasil yang tidak sesuai berdasar
diagnosis sementara oleh dokter pengirim,
sebaiknya segera ada komunikasi antara
dokter dilaboratorium dan dokter pengirim.
Disinilah perlunya penulisan diagnosis
sementara oleh dokter pengirim hingga bila
ada ketidakcocokkan hasil, segera diadakan
komunikasi untuk perbaikan dan tidak
saling menyalahkan.
Efektivitas Pasca Tes
4. Untuk efektivitas diagnosis, dapat
dilakukan tes penunjang diagnosis
lainnya misalnya foto rontgen, EKG,
EEC, USG, Biopsi, endoscopi,
angiografi dan sebagainya sesuai
dengan keperluan diagnosis.

Anda mungkin juga menyukai