KONSOLIDASI

LAPORAN KEUANGAN BLUD

Drs. Widartoyo, Ak,MM, M.Si,CPA,CA

Anggota Pengurus Bidang Bina PPK-BLUD
ARSADA

Jakarta, 2 Desember 2019

 Dasar Hukum Akuntansi BLUD
1. UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
2. PP No.23 Tahun 2005 Jo.PP 74 Th 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
3. PP No.71Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual;
4. Permenkeu No. 217 tahun 2015 tentang PSAP
13: Penyajian Laporan Keuangan BLU;
5. Permendagri No.79 tahun 2018 tentang Badan
Layanan UmumDaerah.
ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS
PELAPORAN
ENTITAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

• BLU adalah entitas pelaporan

karena merupakan satuan kerja
Entitas pelayanan yang walaupun bukan
Pelaporan berbentuk badan hukum yang
mengelola kekayaan Negara/Daerah
yang dipisahkan

• Selaku penerima anggaran belanja

pemerintah (APBN/APBD) yang
menyelenggarakan akuntansi, BLU
Entitas adalah entitas akuntansi, yang
laporan keuangannya
Akuntansi dikonsolidasikan pada entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang
secara organisatoris
membawahinya.

3
Laporan Keuangan BLUD

UNTUK
ENTITAS AKUNTANSI KONSOLIDASI
LKPD
LK BLUD
UNTUK GENERAL
ENTITAS PELAPORAN
PURPOSE
 Laporan Keuangan BLUD
ENTITAS PELAPORAN

ENTITAS AKUNTANSI 1.laporan realisasi anggaran;

2.laporan perubahan saldo
1. laporan realisasi anggaran lebih
anggaran; 3.neraca;
2. neraca; 4.laporan operasional;
3. laporan operasional: 5.laporan arus kas;
4. laporan perubahan 6.laporan perubahan
ekuitas; dan ekuitas; dan
5. catatan atas laporan 7.catatan atas laporan
keuangan. keuangan.
KEBIJAKAN KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN BLUD
UNTUK PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1. Akun-akun yang digunakan dalam eliminasi

laporan keuangan konsolidasian;
2. Jurnal eliminasi dalam rangka penyusunan
laporan keuangan konsolidasian LKPD;
3. Kertas kerja konsolidasi;
4. Ilustrasi format laporan keuangan
konsolidasian; dan
5. Dokumen akuntansi yang digunakan .
 Mengapa Konsolidasi?
Karakteristik BLUD sebagai UPTD/Badan Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah yang mengelola
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan selaku
pelaksana anggaran belanja dalam kerangka APBD
yang menyelenggarakan akuntansi, memberikan
implikasi bahwa sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan, laporan keuangan BLUD
dikonsolidasikan (digabungkan) ke dalam laporan
keuangan OPD yang secara organisatoris
membawahinya.
 Prinsip Penggabungan
1. Penggabungan laporan keuangan BLUD ke dalam laporan
keuangan OPD dilakukan dalam pelaksanaan Sistem
Akuntansi Instansi yaitu dengan menggabungkan komponen
laporan keuangan BLUD berupa LRA-BLUD, Neraca-BLUD ,
LO-BLUD , dan LPE-BLUD ke dalam laporan keuangan OPD
yang membawahi.
2. Sedangkan LAK-BLUD dan LPSAL-BLU tidak digabungkan ke
dalam laporan keuangan OPD yang membawahi, tetapi
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum daerah dan
entitas yang menyusun laporan keuangan konsolidasian di
tingkat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Daerah (LKPD).
 Eliminasi Akun Timbal-balik
1. Pendapatan jasa layanan yang dibayar dari
APBD;
2. Pendapatan (alokasi) APBD;
3. Setoran dana BLUD ke Kas Daerah (jika ada);
4. Penyisihan piutang tak tertagih kepada
Pemda yang membawahinya.
 Laporan terkait eliminasi
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) ;
2. Neraca;
3. Laporan Operasional (LO) ;
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ; dan
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) .
 Substansi Lapkeu OPD yang
membawahi BLUD
1. Tidak terdapat Pendapatan LRA-APBD;
2. Tidak terdapat Piutang Pemda/OPD;
3. Tidak terdapat Penyisihan Piutang
Pemda/OPD;
 Jurnal Eliminasi
1. Eliminasi Pendapatan APBD
Debit Pendapatan APBD
Kredit RK OPD
2. Eliminasi Piutang Pemda/OPD
Debit RK OPD
Kredit Piutang Pemda/OPD
3. Eliminasi Penyisihan Piutang Pemda/OPD
Debit Penyisihan Piutang Pemda/OPD
Kredit Beban Penyisihan Piutang Pemda/OPD
 Instrumen yang diperlukan
1. Kebijakan Akuntansi:
a. KA Pemda; dan
b. KA BLUD.
2. Sistem Akuntansi:
Sistem Akuntansi terintegrasi sesuai
kedudukan BLUD sebagai EA dan EP.
3. Software sistem akuntansi BLUD.