Anda di halaman 1dari 20

PENILAIAN HASIL

BELAJAR FISIKA
Anggota Kelompok :

1. Rini Siski Fitriani RSA1C317009

2. Retno Wulandari RSA1C317011

3. Febryanti Violita RSA1C317014

4. Agustin Setiani RSA1C317016


ANALISIS TINGKAT
KESUKARAN TEST
Analisis Tingkat Kesukaran Test

Mengkaji soal-soal tes dari segi


kesulitannya sehingga dapat diperoleh
soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar dan pengkajiannya
dilihat dari kesanggupan siswa dalam
menjawab.
Tingkat Kesukaran Test

Tingkat kesukaran soal adalah


peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan
𝟏 tertentu yang biasanya dinyatakan
𝟐
𝑬𝒌 = 𝒎𝒗dalam bentuk indeks. Indeks tingkat
𝟐
kesukaran pada umumnya
dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya bekisar 0,00 – 1,00.
Semakin besar indeks tingkat
kesukaran yang diperoleh dari hasil
perhitungan, berarti semakin mudah
soal itu.
Mencari P

Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata
”proporsi”. Adapun persamaan atau rumus yang digunakan untuk mencari P adalah:

𝑋
P =
𝑆𝑚.𝑁

P : proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran


x : banyaknya peserta didik tes yang menjawab benar
Sm : skor maksimum
N : jumlah
Nilai P

Sebagai pedoman umum, tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan sebagai


berikut.

Nilai (p) Kategori

p < 0,3 Sukar


0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p > 0,7 Mudah
Contoh Perhitungan
TOTAL SKOR
RESPONDEN SKOR BUTIR SOAL SETIAP NOMOR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6
2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
4 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5
5 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
6 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
7 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 3
8 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
10 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4
11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
12 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5
13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
14 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7
15 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3
16 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5
17 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7
18 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6
19 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5
20 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6
X 10 14 13 14 13 14 3 14 10 12 117
N = 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P 0.5 0.7 0.65 0.7 0.65 0.7 0.15 0.7 0.5 0.6
Contoh Perhitungan
𝑥 10
P(1) = = = 0.5 sedang
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 14
P(2) = = = 0.7 mudah
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 13
P(3) = = = 0.65 sedang
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 14
P(4) = = = 0.7 mudah
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 13
P(5) = = = 0.65 sedang
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 14
P(6) = = = 0.7 mudah
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 3
P(7) = = = 0.15 Sukar
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 14
P(8) = = = 0.7 mudah
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 10
P(9) = = = 0.5 sedang
𝑆𝑚.𝑁 1.20
𝑥 12
P(10) = = = 0.6 sedang
𝑆𝑚.𝑁 1.20
Contoh Perhitungan

Dari hasil perhitungan nampak bahwa tingkat kesukaran soal nomor 2, 6 dan
8 adalah 0.7 atau tujuh puluh persen peserta didik tes menjawab benar. Soal
no 2, 6 dan 8 adalah soal yang paling mudah. Sebaliknya, tingkat kesukaran
soal nomor 7 adalah 0.15 lima belas persen peserta didik tes yang
menjawab benar soal tersebut. Soal nomor 7 adalah soal yang paling sukar
di antara semua soal. Sedangkan soal nomor 1, 3, 4, 5, 8, 9 dan 10 termasuk
pada kategori soal yang sedang.
Interpretasi Tingkat Kesukaran

Setelah indeks tingkat kesukaran diperoleh, maka harga indeks


kesukaran tersebut diinterpretasikan pada kriteria sesuai tabel berikut:
Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria


0 – 15 % Sangat sukar, sebaiknya
dibuang
16 % – 30 % Sukar
31 % – 70 % Sedang
71% - 85% Mudah
86%-100 Sangat mudah, sebaiknya
dibuang
Menentukan Kriteria Soal

Dalam menentukan kriteria soal digunakan judgement dari guru


berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut antara lain adalah :
a. Abilitas yang diukur dalam pertanyaan tersebut
b. Sifat materi yang diujikan atau ditanyakan
c. Isi bahan yang ditanyakan sesuai dengan bidang
keilmuannya, baik luasnya maupun kedalamannya
d. Bentuk soal
DAYA PEMBEDA TEST
Daya Pembeda Test

Bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang


termasuk kelompok pandai, dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok
kurang. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu hasilnya
menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan kepada siswa yang lemah,
hasilnya rendah.
Mencari D
Indeks daya pembeda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini.

𝐴 𝐵
D= − −
𝑛𝐴 𝑛𝐴

D = indeks daya pembeda


A = jumlah peserta didik tes yang menjawab benar pada kelompok atas
B = jumlah peserta didik tes yang menjawab benar pada kelompok bawah
nA = jumlah peserta didik tes kelompok atas
nB = jumlah peserta didik tes kelompok bawah
Kriteria Indeks Daya Pembeda

Kriteria indeks daya pembeda berdasarkan Crocker dan Algina


(1986) adalah sebagai berikut :

Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,19 soal tidak


0,20 – 0,29 dipakai/dibuang
0,30 – 0,39 soal diperbaiki
soal diterima tapi
0,40 – 1,00 perlu diperbaiki
soal diterima/baik
Contoh Perhitungan
Tingkat Kesukaran 27% kelompok atas (5 orang dari 20 peserta didik tes)

Responden SKOR BUTIR SOAL SETIAP NOMOR SOAL Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
5 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7
Xatas 4 5 4 5 4 4 2 4 4 4
Skor maks 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kel. Atas 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
(P) kel. Atas 1.0 0.8 0.8 0.4 0.8 0.8 0.8
0.80 1.00 0.80 0 0 0 0 0 0 0
Contoh Perhitungan
Tingkat Kesukaran 27% kelompok bawah (5 orang dari 20 peserta didik tes)

Responden SKOR BUTIR SOAL SETIAP NOMOR SOAL Total


Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
16 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5
17 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5
18 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4
19 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 3
20 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3
Xatas 3 1 3 2 1 3 0 3 1 3
Skor maks 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kel. Bawah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
(P) kel. bawah 0.60 0.20 0.60 0.40 0.20 0.60 0 0.60 0.20 0.60
Contoh Perhitungan

Daya pembeda soal nomor 1 dapat dihitung seperti berikut:


D = PA – PB
D = 0.8– 0.6
D = 0.2

Hal ini menunjukkan daya pembeda soal nomor 1 sampai dengan nomor 10
berdasarkan perbedaan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai