Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3:

LINGGAR D. SAPUTRA (0311519071)


MITA OKTAVIANI (0311519077)
MUHAMMAD ALDIYANSYAH (0311519081)
NUZULIYA (0311519100)
Secara etimologi/istilah “FILSAFAT” atau dalam Bahasa inggris “PHILOSHOPI”
berasal dari Bahasa yunani “PHILOSOPHIA” diterjemahkan sebagai “CINTA
KEARIFAN”.

Berdasarkan makna tersebut, maka mempelajari filsafat berarti merupakan


upaya manusia untuk mencari kebijakan hidup yang bermanfaat bagi
peradaban manusia.

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang/sekelompok mengenai


kehidupan yang dicita-citakan. Dan juga suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
CIRI CIRI BERFIKIR
FILOSOFIS
Berpikir dengan menggunakan disiplin
dan berfikir tinggi

berpikir secara sistematis

menyusun suatu skema konsepsi

menyeluruh
AJARAN FILSAFAT DALAM
KHAZANAH ILMU

Aliran ini tidak mengakui adanya


Materialisme
kenyataan spiritual

Bahwa hakikat kenyataan dunia


Idealisme
adalah ide yang sifatnya rohani
Aliran ini bahwa dunia batin/rohani dan
Realisme dunia materi merupakan hakikat yang
asli dan abadi

Pragtisme Aliran paham dalam filsafat yang


tidak bersifat mutlak
a. Sebagai dasar dalam bertindak
b. Sebagai dasar mengambil keputusan
c. Untuk mengurangi salah paham dan konflik
d. Untuk bersiap siaga menghadapi dunia yang selalu berubah
Anggapan berfilsafat selalu diartikan sebagai upaya
dalam mencari kebijaksanaan. Bagi orang yunani,
senang akan kebijaksanaan selalu diarahkan dengan
Filsafat dimulai pada kepandaian yang bersifat teoritis (mencari pengetahuan
masa yunani kuno abad ke yang penuh dengan gagasan dan ide-ide) dan bersifat
IV-VI SM. praktis (pengetahuan untuk menemukan kegunaan dari
pengetahuan itu).

Pada abad pertengahan, terjadi pertukaran kebudayaan


Masa berikutnya adalah antar bangsa timur dengan bangsa barat. Kebudayaan
abad pertengahan (middle arab mewarisi banyak karya yunani klasik. Banyak
ages).Yang berlangsung filsuf arab seperti ibnu sina minat ajaran Aristoteles dan
sekitar 9 abad. memberikan dasar ilmu kedokteran di barat.
Abad renaissance (X-XVII)

Abad ini merupakan abad yang sangat memperhatikan dan berpusat pada
kekuatan manusia, tidak hanya kekuatan yang bersifat fisik, tetapi juga
kemampuan akal budi manusia.
Pengertian renaissance atau kelahiran diartikan sebagai lahirnya atau
dihidupkannya kebudayaan yunani kuno dan roma. Dan ditandai dengan gerakan
kesenian, yang menghadirkan karya seni seperti seni pahat, seni lukis, seni
bangun arsitektur, kesusasteraan.
Abad Afklaerung/pencerahan
(abad XVIII)

Kemampuan akal budi manusia diaktualisasikandengan munculnyailmu


pengetahuan kealaman yang didukung dengan percobaan. Mereka berupaya
menginginkan bahwa ilmu pengetahuan harus memiliki peran dan berguna
bagi orang banyak.
Masa pasca Aufklaerung abad XIX-XXI

Abad tersebut ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat


cepat. Ilmu filsafat berkembang sebagai ilmu otonom, artinya memiliki
objek, metode yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu filsafat.
Adapun ilmu pengetahuan berkembang menjadi 3 kelompok, yaitu ilmu
pengetahuan kealaman, ilmu budaya, ilmu pengetahuan social.
PEMBAGIAN BIDANG
FILSAFAT

METAFISIKA

ETIKA/MORAL
EPISTEMOLOGI

AKSIOLOGI
ESTETIKA
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti sebagai
pandangan hidup dan dalam arti praktis. Filsafat Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku,dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Tidak hanya bertujuan untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak
sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya,
tetapi juga pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut digunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari ( pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life) agar
hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik didunia maupun di akhirat.
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

• Yaitu dengan mencari hakikat


pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis Deduktif
menjadi pandangan yang
komprehensif.

• Yaitu dengan mengamati gejala-


gejala sosial budaya
masyarakat,mereflesikannya, dan Induktif
menarik arti dan makna yang hakiki
dari gejala-gejala itu
LANDASAN FILSAFAT
PANCASILA

Landasan Ontologis Pancasila


Yaitu ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,
keberadaan, atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika.

Landasan Epistemologis Pancasila


Yaitu cabang filsafat yang menyelidiki asal,syarat,susunan,metode
dan validitas ilmu pengetahuan.

Landasan Aksiologi Pancasila


Yaitu teori nilai, sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
1) Nilai Dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat
mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.

2) Nilai Instrumental, adalah nilai yang terbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara.

3) Nilai Praktis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam


kenyataan.
UNSUR PANCASILA MENJIWAI PERLAWANAN
TERHADAP KOLONISME

Unsur
Ketuhanan
Unsur-unsur pancasila
merupakan semangat
dan jiwa perjuangan Unsur Unsur
tersebut diantaranya: Keadilan Kemanusiaan

Unsur Unsur
Kerakyatan Persatuan
PANCASILA MEMILIKI FUNGSI DASAR
NEGARA BAGI SUATU NEGARA YANG
SESUNGGUHNYA DITUJUKAN BUKAN
HANYA UNTUK BANGSA INDONESIA,
NAMUN JUGA PADA KEHIDUPAN
MANUSIA SECARA MENYELURUH. DI
DALAM PANCASILA YANG TERDIRI DARI
LIMA SILA YANG PADA HAKIKINYA
MERUPAKAN SEBUAH SISTEM FILSAFAT.
1. Sila pertama: keyakinan bangsa terhadap adanya tuhan sebagai
pencipta alam semesta.
2. Sila kedua: kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai moral hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani.
3. Sila ketiga: usaha kearah bersatu dalam kedaulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisasi dalam negara kesatuan republik
Indonesia.
4. Sila keempat: pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyatdengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Sila kelima: sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah mauoun
batiniah.
Nilai religisitas mengandung Nilai komunalitas adalah
makna adanya sebuah sebuah ruang kosmik bahwa
konsep berfikir bahwa manusia Indonesia
dalam ruang konflik berfikir menyadari tak dapat hidup
dan berhukum selalu sendiri. Dalam kehidupan, ia
mengaitkan dengan nilai- selalu bersama dengan
nilai ketuhanan. orang lain.

Anda mungkin juga menyukai