Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

kimia organik

Dessy Novianty Pakpahan


8196142005
PASCASARJANA b 2019
Judul Jurnal : Antimicrobial Activity and Isolation of
Methylated Flavanone from Methanol Stem-bark Extract of
Nauclea diderrichii
Tahun Jurnal : 2017

IDENTITAS ISSN : 2231-086X

JURNAL Nama Jurnal : International Journal of Biochemistry


Research & Review
Volume, Nomor : 18 (2)
Halaman : 1-10
Penulis : M. E. Khan, J. O. Amupitan and I. Y. Sudi
Metabolit sekunder
tanaman bioaktif

Nauclea diderrichii
(Buah Persik Afrika)
Pendahuluan

Kulit batangnya Potensi sebagai


digunakan untuk sumber untuk
pengobatan malaria dan pengembangan obat.
disentri/ diare.
Bahan dan Metode
Sampel segar kulit batang N. diderichii. Sampel (1,4 kg) dikeringkan sebelum
ditumbuk menjadi bubuk halus.
Bahan

1. Ekstraksi
Serbuk kulit batang sampel ditimbang sebanyak 450 g kemudian diekstraksi
selama 72 jam dengan menggunakan pelarut methanol. Ekstrak cair yang
BAHAN DAN Metode
didapat dilakukan pemisahan dengan dekantasi dan disaring menggunakan
metode filtrasi kemudian filtratnya diuapkan dengan menggunakan alat rotary
METODE evaporator untuk menghasilkan ekstrak kental methanol.
Residu/endapan yang didapat kemudian diremaserasi dengan pelarut yang
berbeda tingkat polaritasnya dimulai dari petroleum eter, kloroform, etil asetat
dan methanol.
2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Setelah proses pemisahan dengan ekstraksi, untuk mengetahui kandungan
senyawa kimia didalam sampel digunakan KLT. Hasil ekstraksi dilarutkan
pada pelarut kemudian ditotolkan pada lempeng silika gel 60 -80.
Ekstrak kental diencerkan dengan etil asetat dengan perbandingan
etil asetat : methanol (9:1). Spot-spot yang terbentuk pada plat KLT
diamati di bawah sinar UV356. Plat KLT disemprot dengan asam
sulfat 5% untuk mendeteksi keberadaan senyawa organic.
Kromatografi kolom, gel silika (60 - 80)
Fraksi larutan etil asetat (2,5 gr) dipasang dikolom kaca. Kolom
dielusi dengan petroleum eter, etil asetat dan methanol dengan
Pemisahan Teknik elusi gradien.
Kromatografi  Filtrasi gel
Pemurnian menggunakan sephadex LH-20 dielusi dengan etil
asetat.
 Penentuan struktur
Menggunakan sinar UV di 356 nm, infra-merah (IR) dan NMR.
Mikroorganisme

Mikroorganisme yang diuji:


 Staphylococcus aureus,
Aktivitas awal antimikroba senyawa
 S. methicillin resisten aureus, dilakukan dengan menggunakan konsentrasi
Uji  Streptococcus pyogenes,
20 ppm.
Inokulumnya disiapkan dengan
Antimikroba  Bacillus subtilis,
 Corynobacterium ulcerans,
menginokulasi organisme uji di kaldu nutrisi
dan diinkubasi selama 24 jam di 37 ° C
untuk bakteri, sedangkan untuk C. albicans ,
 Pseudomonas aeruginosa, digunakan dan diinkubasi selama 48
jam. Setelah inkubasi, kaldu diencerkan
 Escherichia coli, menjadi 1: 1000 Gram untuk bakteri positif
dan 1: 5000 Gram untuk bakteri negatif.
 Klebsiella pneumonia,
 Salmonella typhi
 Jamur Candida albicans .
Konsentrasi Hambat Konsentrasi Bakterisidal
Minimum (MBC) / Konsentrasi
Minimum (MIC) Fungisida Minimum (MFC)

Apabila pada uji lanjut Apabila pada uji lanjut


terdapat pertumbuhan tidak terdapat pertumbuhan
bakteri, maka konsentrasi bakteri, maka konsentrasi
tersebut dinyatakan sebagai tersebut dinyatakan sebagai
nilai MIC nilai MBC dan tidak
terdapat pertumbuhan
jamur disebut MFC.
Tabel 2. Zona hambatan untuk petroleum eter, kloroform, ekstrak etil asetat dan metanol dari kulit batang N.
diderichii pada empat belas mikroorganisme

Jadi dapat disimpulkan dari tabel bahwa ekstrak kloroform memiliki aktivitas tertinggi, diikuti oleh etil asetat, lalu
methanol dan terakhir petroleum eter.
Tabel 3. Konsentrasi hambat minimum (MIC) dari petroleum eter, kloroform, etil asetat dan ekstrak metanol
dari kulit batang N. diderichii pada empat belas mikroorganisme

Konsentrasi minimum penghambatan (MIC) adalah 1,25 ug / mL, umumnya. Hasil menunjukkan bahwa,Fraksi
kloroform memiliki anti mikroba reaktivitas tertinggi, diikuti oleh fraksi etil asetat, metanol dan terakhir fraksi minyak
bumi
Tabel 4. Konsentrasi bakterisida minimum (MBC) / Konsentrasi fungisida minimum (MFC) minimum dari
Petroleum eter, kloroform, ekstrak etil asetat dan metanol dari kulit batang kayu. N. diderichii pada beberapa
mikroorganisme empat belas

MBC / MFC (Tabel 4), dilakukan untuk memeriksa apakah Bakteri dan jamur terbunuh atau pertumbuhan mereka hany
terhambat. Nilai rata-rata adalah 2,25 ug / mL. MFC ditemukan pada konsentrasi 5,00 μg / mL yang efektif.
Ekstraksi
Ekstrak metanol mentah (30,5 g) dari kulit batang N. diderichii dimaserasi dengan
petroleum eter, kloroform dan etil asetat untuk memberikan residu dan bobot yang
sesuai.
Tabel 1. Nilai ekstraktif ekstrak metanol maserasi kulit batang N. diderichi

Ekstrak Warna Berat (g) Nilai Randamen


Hasil (%)

Penelitian Petroleum eter Coklat muda 2,00 10.52

Khloroform Kuning pucat 4,40 17.80

etil asetat Hijau 3,6 15,65

Matanol Coklat 20,2 28.70


 Inframerah (IR)
Spektrum IR :
 Lampu Ultraviolet (UV) Intensitas menengah pada senyawa
ini di 3239.9 cm-1 menunjukkan
Cahaya sinar UV sangat efektif adanya OH.
melakukan deaktifasi mikroogranisme,
Data Spektra misalnya seperti virus, protozoa, dan
bakteri.
Intensitas kuat di 2950 dan 2852.76
cm-1, karakteristik dari peregangan
Pada spektra massa ND-06, pita serapan CH kelompok alifatik misalnya
UV menggunakan lampu UV spektral CH3,CH2, dan CH.
356 nm.
Pita frekuensi lemah ditampilkan
pada 1530.8 cm -1 .
Proton ( 1H) Karbon ( 13C)

Hidroksil Proton dikonfirmasi Spektrum NMR menunjukkan


tiga belas kuartener, tiga
Resonansi pada 4,0969 ppm di proton
NMR spektral. metin, tujuh metilen, dan lima
metil karbon dan ada sisi lain
Magnetik kelompok yang melekat pada
Nuklir (NMR) kerangka flavanone. Itu gugus
hidroksil selanjutnya
dikonfirmasi oleh resonansi
magnetik nuklir 1 H-NMR di
4,7350 ppm..
Tumbuhan N. dederichii juga dapat digunakan sebagai
pengobatan seperti berbagai infeksi bateri, tipus dan diare.

Tumbuhan ini memiliki senyawa flavanon yang dimetilasi dari N.


dederichii.

KESIMPULAN Aktivitas antimikroba oleh N. dederichii dapat menjadi


pengembangan ilmu antimikroba yang efektif digunakan pada
tumbuhan metabolit sekunder lainnya

.
KELEBIHAN KELEMAHAN

 Penulis memaparkan secara  Penulis tidak menyajikan


baik mulai dari pendahuluan, gambar grafik mengenai data
bahan dan metode, hasil dan spekra IR, dan Resonansi
KELEBIHAN pembahasan, dan kesimpulan Magnetik Nuklir (NMR).
DAN  Penulis memaparkan  Data pada table mengenai
perlakuan khusus pada setiap
KELEMAHAN mikroorganisme bakteri atau
jumlah mikroorganisme tidak
sama dengan jumlah
jamur yang akan diuji mikroorganisme yang
 Penulis menuliskan struktur dijelaskan pada metodologi.
senyawa flavonoid yang  Penulis tidak mencantumkan
teretilasi. gambar tumbuhan Nauclea
diderrichii.

Anda mungkin juga menyukai