Anda di halaman 1dari 16

Disusun Oleh kelompok 4

1. Aufa Khoirul Maknun 8. Syafrudin Amsir


2. Ferawati Fajrin 9. Sagita Avianti
3. Rahma Pertiwi 10. UmmuKhulsum
4. Eka Mulyati Sholaikhatul
5. Nurfi Bekti Jamati 11. Siti Munawaroh
6. Noor Haidar Rini 12. Rizki Aprian Qomarna
7. Moh. Imam Suhudi 13. Mukti S
Tarik Parkir di Luar Ketentuan, 3 Orang Dibekuk Saber Pungli Rembang
Arif Syaefudin – detikNews
Rembang - Tiga orang karyawan parkir Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetrasno,
Rembang tertangkap tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saberpungli). Mereka diduga melakukan
praktik pungutan liar (pungli) di kawasan perkar di RSUD.
"Mereka menarik parkir di luar ketentuan resmi," kata Ketua Pelaksana Saber Pungli, Kompol
Pranandya Subiyakto kepada wartawan, Jumat (19/5/2017).
Menurut Pranandya, ketiganya tertangkap tangan saat sedang melakukan praktik pungutan liar.
Tarif parkir yang seharusnya hanya Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua, namun dinaikkan menjadi
Rp 2.000. Sedangkan parkir menginap dinaikkan menjadi Rp 3.000.
Untuk kendaraan roda empat yang seharusnya sebesar Rp 2.000 ,namun dipungut Rp 3000.
Sedangkan jam malam akan dikenai tarif lebih.
"Ketiga pelaku ini mengakui adanya tarif parkir yang dinaikkan. Tarif parkir yang tertera di karcis
tidak dengan nominal penarikan. Itu yang menjadi dasar penangkapan," katanya.
Ketiga pelaku yang diamankan diantaranya, Eko Istiawan (36) warga Desa Seren, Kecamatan
Sulang. Jasmani (46) warga Dukuh Ngaglik, Desa Weton, Kecamatan Kota Rembang, dan Eko
Sugiarto (43) warga Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Kota Rembang. Selain itu juga diamankan
sejumlah barang bukti diantaranya dua bendel karcis tertanggal 18 Mei 2017, uang tunai senlai
Rp 349 ribu, dan enam lembar bukti setor ke bendahara penerima Dinas Perhubungan (Dishub)
Kabupaten Rembang.
Tarik Parkir di Luar Ketentuan, 3 Orang Dibekuk Saber Pungli Rembang

Arif Syaefudin – detikNews

"Masih kita selidiki apakah pelaku pungli ada kaitannya dengan jajaran diatasnya.
Dinas Perhubungan selaku dinas yang menaungi parkir, atau hanya di petugas
parkir saja," kata Pranandya.
Menurutnya modus yang digunakan pelaku yakni menaikkan tarif parkir dari
batasan semula. Pengelola parkir yang beranggotakan 21 orang dan terbagi dalam
tiga shift kerja. Mereka dibebani target setor kepada bendahara Dishub sebesar Rp
500 ribu per hari.
"Per shift ternyata mendapatkan akumulasi total lebih dari Rp 500 ribu dari yang
disetor kepada bendahara. Dishub. Lalu sisanya kemana, ini yang masih menjadi
bahan penyelidikan kami," katanya.
Ia berharap, dengan kejadian penangkapan pengelola parkir RSUD ini menjadi
pelajaran bagi petugas pengelola parkir lainnya. Di Kabupaten Rembang utamanya
di wilayah perkotaan, pungutan liar kerap terjadi di wilayah perparkiran seperti
pasar, pertokoan, jalanan, dan sejumlah tempat umum lainnya.
"Dari kasus ini, kami masih mempelajari pasal apa yang akan disangkakan kepada
pelaku.Nantinya masuk dalam tindak pidana korupsi, atau tindak pidana umum.
A. Pelaku: 3 Orang petugas parkir
1.Eko Istiawan (36) warga Desa Seren, Kecamatan Sulang.
2.Jasmani (46) warga Dukuh Ngaglik, Desa Weton, Kecamatan Kota
Rembang,
3.Eko Sugiarto (43) warga Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Kota Rembang.

B. Tim Saber Pungli Kab. Rembang


C. Dinas terkait (Dinas Perhubungan Kab. Rembang)
 Pengelolaan retribusi parkir di tempat khusus (seperti
RSUD dr. Soetrasno Rembang) menjadi kewenangan
dinas perhubungan sesuai dengan amanat peraturan
daerah. (Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi
Tempat Parkir Khusus)
 Dalam pengelolaannya Dinas Perhubungan menyerahkan
ke Pengelola parkir pihak ketiga yang beranggotakan 21
orang dan terbagi dalam tiga shift kerja. Mereka
dibebani target setor kepada bendahara Dishub sebesar
Rp 500 ribu per hari
 Target pendapatan parkir dari RSUD dr. Soetrasno
Rembang Rp. 180.000.000,-/ tahun
 Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
 Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pembayaran atas penggunaan tempat khusus parkir
yang disediakan dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
Peraturan Perundang-undangan di bidang Retribusi diwajibkan
untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungutan atau
pemotongan retribusi tertentu.
 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa atas
penyediaan pelayanan parkir dari pemerintah daerah
Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagai berikut :

 Kendaraan roda dua sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) per 8


(delapan) jam pertama, untuk 8 (delapan) jam berikutnya
dikenakan tarif tambahan sebesar Rp. 500,00 (lima ratus rupiah);
 Kendaraan roda empat sebesar Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah) per 8
(delapan) jam pertama, untuk 8 (delapan) jam berikutnya
dikenakan tarif tambahan sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah);
 Kendaraan roda enam sebesar Rp 4.000,00 (empat ribu rupiah) per
8 (delapan) jam pertama, untuk 8 (delapan) jam berikutnya
dikenakan tarif tambahan sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah);
 Kendaraan beroda lebih dari enam sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu
rupiah) per 8 (delapan) jam pertama, untuk 8 (delapan) jam
berikutnya dikenakan tarif sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima
ratus rupiah).
Parkis di RSUD Rembang menggunakan sistem
manual
Menurut Rais, pengertian analisis SWOT adalah metode analisis yang
paling mendasar yang berguna untuk mengetahui topik dan
permasalahan dari empat sisi yang berbeda.
Analisis SWOT melibatkan empat unsur utamanya, yaitu

 Strength (kekuatan),
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki
 Weakness (kelemahan),
Analisa terhadap unsur Kelemahan yang dimiliki
 Opportunity (peluang)
Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun bisnis
 Threats (ancaman).
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena
menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau tidak di masa
depan
 Memiliki prosedur dalam pemungutan dan
penyetoran retribusi daerah.
 Restribusi daerah yang diwujudkan oleh
semua elemen masyarakat.
 Pemda memiliki komitmen dalam
meningkatkan retribusi daerah.
 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang
yang dinamis.
 Pelayanan yang kurang maximal.
 Kurangnya penerapan sanksi.
 Masih menggunakan sistem manual.
 Fasilitas yang kurang memadai.
 Kemajuan teknologi dan sistem informasi
yang memadai.
 Diatur dalam peraturan daerah.
 Potensi restribusi daerah yang besar dan
belum digali.
 Masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang retribusi daerah.
 Dukungan instansi terkait menurun.
 Kesadaran pemungut retribusi daerah yang
kurang memahami aturan retribusi.
Retribusi memiliki fungsi yang sangat penting terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Di mana fungsi tersebut dapat diukur berdasarkan target
capai pungutan retribusi.
Pelayanan retribusi parkir di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menyumbang pendapatan yang cukup besar bagi Pendapatan Asli Daerah Kab.
Rembang, hal ini bisa dilihat dari Target pedapatan Parkir di RSUD dr.
Soetrasno Rembang sebesar Rp. 180.000.000/ tahun.
Disamping itu Pelayanan parkir merupakan upaya pendukung
peningkatan pelayanan kesehatan. dengan adanya parkir maka pengunjung
akan merasa aman dan nyaman dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan
yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang. Sehingga peningkatan pelayanan
kesehatan akan tercapai berikut pendukung pelayanan kesehatan di
lingkungan RSUD dr. Soetrasno Rembang.
Sistem pengelolaan parkir yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menggunakan sistem pengelolaan manual. Sistem parkir yang bersifat manual
dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan
pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir
yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan
dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir.
Menurut Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Tempat Parkir
Khusus Pengelolaan retribusi parkir di tempat khusus (seperti RSUD dr.
Soetrasno Rembang) menjadi kewenangan dinas perhubungan. Akan tetapi
pada pelaksanaannya diserahkan ke pihak ketiga dengan sistem target setor
perhari sebesar Rp. 500.000,-. Hal ini mengakibatkan rendahnya pengawasan
terhadap pengelolaan parkir, sehingga praktik pungutan liar akan rawan
terjadi.
Sistem pengelolaan parkir yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menggunakan sistem pengelolaan manual. Sistem parkir yang bersifat manual
dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan
pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir
yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan
dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir.

Anda mungkin juga menyukai