"Masih kita selidiki apakah pelaku pungli ada kaitannya dengan jajaran diatasnya.
Dinas Perhubungan selaku dinas yang menaungi parkir, atau hanya di petugas
parkir saja," kata Pranandya.
Menurutnya modus yang digunakan pelaku yakni menaikkan tarif parkir dari
batasan semula. Pengelola parkir yang beranggotakan 21 orang dan terbagi dalam
tiga shift kerja. Mereka dibebani target setor kepada bendahara Dishub sebesar Rp
500 ribu per hari.
"Per shift ternyata mendapatkan akumulasi total lebih dari Rp 500 ribu dari yang
disetor kepada bendahara. Dishub. Lalu sisanya kemana, ini yang masih menjadi
bahan penyelidikan kami," katanya.
Ia berharap, dengan kejadian penangkapan pengelola parkir RSUD ini menjadi
pelajaran bagi petugas pengelola parkir lainnya. Di Kabupaten Rembang utamanya
di wilayah perkotaan, pungutan liar kerap terjadi di wilayah perparkiran seperti
pasar, pertokoan, jalanan, dan sejumlah tempat umum lainnya.
"Dari kasus ini, kami masih mempelajari pasal apa yang akan disangkakan kepada
pelaku.Nantinya masuk dalam tindak pidana korupsi, atau tindak pidana umum.
A. Pelaku: 3 Orang petugas parkir
1.Eko Istiawan (36) warga Desa Seren, Kecamatan Sulang.
2.Jasmani (46) warga Dukuh Ngaglik, Desa Weton, Kecamatan Kota
Rembang,
3.Eko Sugiarto (43) warga Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Kota Rembang.
Strength (kekuatan),
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki
Weakness (kelemahan),
Analisa terhadap unsur Kelemahan yang dimiliki
Opportunity (peluang)
Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun bisnis
Threats (ancaman).
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena
menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau tidak di masa
depan
Memiliki prosedur dalam pemungutan dan
penyetoran retribusi daerah.
Restribusi daerah yang diwujudkan oleh
semua elemen masyarakat.
Pemda memiliki komitmen dalam
meningkatkan retribusi daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang
yang dinamis.
Pelayanan yang kurang maximal.
Kurangnya penerapan sanksi.
Masih menggunakan sistem manual.
Fasilitas yang kurang memadai.
Kemajuan teknologi dan sistem informasi
yang memadai.
Diatur dalam peraturan daerah.
Potensi restribusi daerah yang besar dan
belum digali.
Masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang retribusi daerah.
Dukungan instansi terkait menurun.
Kesadaran pemungut retribusi daerah yang
kurang memahami aturan retribusi.
Retribusi memiliki fungsi yang sangat penting terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Di mana fungsi tersebut dapat diukur berdasarkan target
capai pungutan retribusi.
Pelayanan retribusi parkir di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menyumbang pendapatan yang cukup besar bagi Pendapatan Asli Daerah Kab.
Rembang, hal ini bisa dilihat dari Target pedapatan Parkir di RSUD dr.
Soetrasno Rembang sebesar Rp. 180.000.000/ tahun.
Disamping itu Pelayanan parkir merupakan upaya pendukung
peningkatan pelayanan kesehatan. dengan adanya parkir maka pengunjung
akan merasa aman dan nyaman dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan
yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang. Sehingga peningkatan pelayanan
kesehatan akan tercapai berikut pendukung pelayanan kesehatan di
lingkungan RSUD dr. Soetrasno Rembang.
Sistem pengelolaan parkir yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menggunakan sistem pengelolaan manual. Sistem parkir yang bersifat manual
dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan
pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir
yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan
dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir.
Menurut Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Tempat Parkir
Khusus Pengelolaan retribusi parkir di tempat khusus (seperti RSUD dr.
Soetrasno Rembang) menjadi kewenangan dinas perhubungan. Akan tetapi
pada pelaksanaannya diserahkan ke pihak ketiga dengan sistem target setor
perhari sebesar Rp. 500.000,-. Hal ini mengakibatkan rendahnya pengawasan
terhadap pengelolaan parkir, sehingga praktik pungutan liar akan rawan
terjadi.
Sistem pengelolaan parkir yang ada di RSUD dr. Soetrasno Rembang
menggunakan sistem pengelolaan manual. Sistem parkir yang bersifat manual
dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan
pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir
yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan
dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir.