Yasmini F
Blok Reproduksi FK UII 2014-2015
Kompetensi dasar:
Mampu membuat diagnosis klinis pada kehamilan dengan
risiko
Indikator pencapaian:
Dapat menjelaskan pengertian & kriteria kehamilan risiko
tinggi
Dapat menjelaskan etiologi, diagnosis, dan pemeriksaan
kehamilan serta monitoring pada kehamilan risiko tinggi
Dapat menjelaskan diagnosis klinik pada IUGR
Dapat menjelaskan diagnosis klinik pada fetal distress, fetal
death, & hipoksia fetus
Dapat menjelaskan diagnosis klinis pada wanita hamil
dengan TORCH, AIDS, hepatitis B, dan malaria
Dapat menjelaskan pemeriksaan penunjang/ laboratorium
pada wanita hamil dengan TORCH, AIDS, hepatitis B, dan
malaria
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
= Kehamilan dengan risiko
Kehamilan
Patologis (dengan penyulit)
= kehamilan risiko tinggi
DEFINISI
Suatu keadaan dimana kondisi kesehatan ibu,
janin, atau keduanya berada dalam risiko
terdapat risiko peningkatan morbiditas maupun
mortalitas pada ibu, janin, atau keduanya
DETEKSI KEHAMILAN RISIKO TINGGI
Idensifikasi masalah pada ibu hamil, dan lakukan
ANC teratur
ANC
Ditujukan pada wanita hamil untuk mencegah komplikasi
dan menurunkan insidensi morbiditas dan mortalitas
perinatal dan maternal
Dilakukan secara sistematik, evidence based, dan
memberikan support secara medis dan psikologis
Kebutuhan pasien secara individual dan faktor risiko
dinilai saat pasien melakukan kunjungan pertama, lalu
dinilai ulang pada setiap kunjungan selanjutnya.
Idealnya kunjungan awal dilakukan pada usia kehamilan
<12 minggu
ETIOLOGI
Faktor maternal
Karakteristik ibu umur <20th atau >35 tahun, TB <150
cm, obesitas
Riwayat kehamilan & persalinan sebelumnya riwayat
prematur, riwayat keguguran berulang, riwayat IUFD,
riwayat perdarahan post partum, paritas tinggi
Gangguan struktur anatomis rahim kelainan bentuk
rahim, tumor pada uterus, riwayat operasi dengan skar
pada uterus (riwayat operasi mioma, riwayat sc)
Gangguan sistemik/penyakit pada ibu gangguan
jantung, asma, gangguan thiroid, gangguan ginjal, ibu
dengan DM, darah tinggi
Faktor fetal paparan obat-obatan, ketuban pecah
prematur, IUGR, infeksi torch, gemelli, postterm
Faktor plasenta dan ketuban plasenta previa,
oligohidramnion, hidramnion
DIAGNOSIS
ANC I (<12 minggu)
Gali faktor risiko skrining genetik, pola hidup,
lingkungan kerja
Pemeriksaan langsung BB, BMI, T
USG TS-1
Lab skrining Hb/Hmt, golda+Rh, titer rubella,
HBsAg, HIV
Identifikasi ibu hamil yang membutuhkan perawatan
tambahan
Skrining lab tambahan sesuai yang dibutuhkan
misal GTT, proteinuria,
Faktor risiko:
Maternal hipertensi, DM, autoimun, gangguan
jantung, penyakit sistemik pada ibu, paparan toksik
(rokok, alkohol, kokain, obat-obatan), malnutrisi,
sosial ekonomi kurang,
Fetal penyakit genetik, fetal malformasi, gemelli,
plasenta abnormal (solutio, korioangioma), infeksi
pada janin (torch)
KOMPLIKASI IUGR
Fetal:
Oligohidramnion
Non-reassuring fetal heart rate
Intraventrikular hemorrhage
NEC
Sepsis
Bayi dan anak-anak:
Perkembangan motorik kasar
Cerebral palsy
Kecerdasan rendah
Kemampuan membaca dan berbicara rendah
Kemampuan belajar kurang
Pencapaian akademik kurang
Dewasa:
Hipertensi
Penyakit jantung koroner
Diabetes
Obesitas
Masalah sosial dan finansial
Pemberian aspirin dosis rendah menurunkan
insidensi IUGR, terutama bila diberikan sebelum
uk < 20 minggu
Skrining tes & diagnosis USG
Amniosentesis:
Menyingkirkan kelainan kromoson
Menyingkirkan infeksi PCR (toxo, CMV)
Pelacakan pada ibu IgG/IgM CMV dan toxo,
antifosfolipid antibodi, kmk adanya penyakit
sistemik
Terapi pada janin terbatas.
Follow up dan management dengan
pemeriksaan Doppler USG
Pemberian kortikosteroid ada direncanakan
terminasi prematur 2-7 hari sebelumnya
FETAL DISTRESS, HIPOKSIA FETUS, &
FETAL DEATH,
Hepatitis B
Malaria
TORCH GO
ISK
Infeksi
pada
HIV/AIDS
kehamilan
Malaria Hepatitis
INFEKSI DALAM KEHAMILAN
Berdasarkan penyebabnya dikelompokan
menjadi tiga penyebab, yaitu:
Infeksi Virus varisella zooster, influenza,
parotitis, rubeola, virus pernafasan, enterovirus,
parfovirus, rubella, sitomegalovirus, HIV.
Infeksi bakteri Streptokokus grup A,
Streptokokus grup B, Listeriosis, Salmonella,
Shigella, Mourbus Hansen.
Infeksi protozoa Toksoplasmosis, malaria
Infeksi jamur.
RUBELLA
= campak Jerman
Walau biasanya tidak begitu penting pada
keadaan tidak hamil, tetapi dapat menjadi
penyebab langsung outcome kehamilan yang
jelek dan bahkan lebih serius lagi, penyebab
malformasi kongenital berat.
Hubungan antara rubela maternal dan
malformasi kongenital serius, pertama-tama
dikenali oleh Gregg (1942), seorang ahli
oftalmologi Australia.
Infeksi rubella disebabkan oleh virus rubella, bisa
menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Biasanya infeksi karena virus ini ditandai dengan
demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran
kelenjar getah bening.
Apabila terjadi pada wanita hamil muda infeksi
rubella sangat berbahaya karena menyebabkan
kelainan pada bayi. Menurut American College of
Obstetrician and Gynekologyst (1981):
jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka
resiko kelainan adalah 50%,
sedangkan jika infeksi terjadi di trimester pertama maka
resikonya menjadi 25%.
Cara penularan (transmisi) infeksi ini adalah
melalui
• Saluran pernafasan
• Janin terinfeksi dari ibu
Tidak menyusui
Upaya penurunan transmisi dari ibu ke janin:
Penggunaan kombinasi (HAART = Highly Active
Antiretroviral terapi) penularan 1%
Elective C-section before ruptur of membran
pada viral load ibu >1000 kopi/mL
Pada persalinan vaginal, untuk menurunkan
transmisi maka hindari:
Memecah ketuban
Pengambilan sample fetal scalp
Penggunaan fetal elektrode
Tindakan episiotomi
Tindakan operatif persalinan
Newborn diberi antiviral oral azidothymidine
(sirup 2 mg/kg setiap 6 jam selama 6 minggu
pertama sejak persalinan)
HEPATITIS B
Peradangan pada liver yang disebabkan oleh
virus hepatitis B (HBV).
Virus ditransmisikan melalui paparan darah,
cairan tubuh (sperma, cairan vagina).
Jaundice 10%
Macam plasmodium:
Plasmodium falciparum banyak menyebabkan
kematian
Plasmodium vivax risiko dormant
Plasmodium ovale risiko dormant
Plasmodium malariae
DIAGNOSIS
Demam, menggigil, nyeri kepala
menggigil 1-2 jam
demam 39-42 C, berlangsung sekitar 6 jam
berkeringat banyak suhu turun, gejala menghilang,
merasa lemah
Serangan berat P falciparum
Gagal ginjal
Gross hemoglobinuria – lisis RBC black water fever
Edema pulmo non-cardiogenik
Anemia berat
Jaundice
Kejang
Parasitemia
Koma
Kolaps sirkulasi
hipoglikemia
LAB PENUNJANG
Pewarnaan Giemsa intraeritrositik parasit
Lab lain:
Imunofluoresensi
Tes ELISA deteksi antigen P falciparum
Teknik PCR
RISIKO MATERNAL & FETAL
Risiko berkembang menjadi berat &
berkomplikasi meningkat 3x pada ibu hamil
Keguguran
Persalinan preterm
Infeksi kongenital
Kematian perinatal
TERAPI
Kloroquin aman dalam dosis yang sesuai,
banyak resistensi
Quinin
Mefloquin
Klindamisin
KEPUSTAKAAN