Anda di halaman 1dari 42

MININGITIS

Dr Dinik Wuryani, SpS


PENDAHULUAN
 kematiannya masih cukup tinggi.
 infeksi yang sangat berbahaya adalah
infeksi susunan saraf pusat termasuk
meningitis dan ensefalitis.
 Meningitis berarti suatu infeksi cairan otak
dangan proses keradangan yang
melibatkan piameter, arakhnoid, ruang
subarakhnoid
 dapat meluas kepermukaan jaringan otak
dan medulla spinalis
Meningoensefalitis
 Meningitis  Ensefalitis
– Sakit kepala  Sakit kepala
– Demam  Demam
– Fotofobia
 Kelainan serebral:
– Tanda rangsang
meningeal – gangguan
kesadaran,
– defisit neurologik
ETIOLOGI
Umur Organisme penyebab yang umum
Neonatus Streptococci grup B dan D, streptococci
nongrup B, Escherichia coli, monocytogenes

Bayi dan anak H Influenza (48%), S Pneumonia (13%), N


Meningitidis

Dewasa S Pneumonia (30-50%), H Influenza (1-3%),


N Miningitidis (10-35%), Bacili gram negative
(1-10%), Stapylococci (5-15%), Streptococci
(5%), dan Listeria (5%)
Penyebab
 Mikroorganisme (virus-nonvirus)
 Pascaimunisasi
 Pascainfeksi

 Ensefalitik kronik atau penyakit

 ensefalopatik
 Virus
Ditularkan antar manusia
– Mumps, measles, rubella, HSV, HHV-6-
7, CMV, EB,
– enterovirus, adenovirus
Ditularkan oleh serangga
Arbovirus, flavivirus
Ditularkan oleh mamalia
Rabies
 Bakteria

 Lain-lain: chlamydia, rickettsia,


fungus, parasit
 Pascaimunisasi
- Measles,mumps,pertusis,tifoid,infl
uenza
– Toksoid tetanus/difteria
ATS/ADS
– Reaksi imunologik, infeksi virus
vaksin,kombinasi
 Pascainfeksi
- Acute disseminated
encephalomyelitis- ADEM
- Reaksi imunologik, subakut, lesi
multifokal massa putih
Faktor predisposisi untuk
terjadinya meningitis:
– Infeksi jalan napas bagian atas,
– Otitis media,
– mastoiditis,
– Anemia sel sabit dan hemoglobinopatis
lain,
– Prosedur bedah saraf baru,
– trauma kepala, dan
– pengaruh immunologis.
PATOGENESIS
 Lewat aliran darah
(hematogen)
 Perluasan langsung dari
infeksi
 Implantasi langsung
Agen penyebab

Invasi ke SSP melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarahnoid

Respon inflamasi di piamatter,
arahnoid,CSF dan ventrikuler

Exudat menyebar di seluruh saraf cranial
dan saraf spinal

Kerusakan neurologist
GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis yang klasik berupa :
 Sakit kepala
 Kaku kuduk
 Panas menggigil
 Fotofobia
 Mual,muntah
 Kejang (30-40% pada anak-anak, 20-30% pada
dewasa)
 Gejala neurologis fokal
 Penurunan kesadaran
Kelompok gejala tanda
umur
Anak
Panas Kaku kuduk
Letargi/penurunan kesadaran Purpura/ptekhie
Irritabilitas Kejang
Mual & muntah Ataxia
Gejala pernafasan Defisit neurologis fokal
Fotofobia
Dewasa
Panas Kaku kuduk
Nyeri kepala Kesadaran menurun
Letargi, bingung,koma Défisit neurologis fokal
Mual, muntah
Fotofobia
Gejala pernapasan
Tua
Panas Kaku kuduk
Kebingungan sp koma Kesadaran menurun
Nyeri kepala Kejang-status epileptikus
Gejala pernapasan
PEMERIKSAAN
 Tanda vital : tensi, nadi ,suhu,
pernapasan
 Tingkat kesadaran : skala Glosgow
coma scale
 Pemeriksaan neurologis

 Pemeriksaan penunjang

 Mencari infeksi asal / penyebab


2. KERNIG

Hasil: Lutut dapat diluruskan tanpa kesulitan 


normal
Ada tahanan sewaktu gerakan meluruskan lutut 
iritasi meningen, bila unilateral dapat disebabkan
karena iritasi radiks atau HNP
LUMBAL PUNGSI
Miningitis Miningitis Miningitis
bakteri virus jamur
Tekanan Meningkat Normal/sedikit TBC :
( N:5-15 cm meningkat normal/sedikit
H2O) meningkat
Sel : >1000 terutama <500 terutama Terutama
(N: 0-5 polimorfonuklear mononuklear mononuklear
sel/mm³)
Mikroorganis ada Tidak didapatkan Ada jamur
me
Kadar Glukosa menurun normal Kadang menurun
Protein : > 150 mg/dl Sedikit meningkat > 1000 mg/dl
(N:15-45 Dapat>1000 mg/dl
mg/dl)
Pencitraan
 Nilai tingkat kerusakan SSP
 Biasanya normal, tidak spesifik,
subtle
– Edema otak, tanda radang
 MRI
– Lebih unggul daripada CT scan
– Pemeriksaan pilihan
– HSV: lesi lobus temporal
– ADEM: demielinisasi multifokal massa
putih
Elektroensefalogram

 Normal
 Perlambatan umum
 Status epileptikus non-konvulsif
 HSV: lesi fokal lobus temporal
TATALAKSANA
 Antibiotik sesuai kuman
penyebab
 Deksametason

 Penanganan peningkatan TIK


Usia Bakteri penyebab Antibiotika
0-4 minggu Streptococcus grup B atau D,E
coli, L monocytogenes, S Ampicilin + cefotaxime
Pneumonia Ampicilin + aminoglycoside
Acyclovir ( H simplek ensepalitis)
4-12 Streptococcus grup B atau D, E
minggu coli, L monocytogeneus, S Ampicilin + cefotaxim
pneumonia. H Influenza Clorampenicol+gentamicin
+ vancomycin
+ deksametason
3 bln – 7 H influenza, N meningitides, S
thn pneumonia Cefotaxim, Ceftriaxon
+ vancomisin
Clorampenicol + vancomycin
+ deksametason
7-50 th S pneumonia, N miningitidis, L
monocytogenes Cefotaxim/ceftriaxon + ampicilin
Clorampenicol + Trimetropin
sufamethaxazol
> 50 th S. Pneumonia
H Influenza Cefotaxim/ceftriaxon +ampicilin
Pseudomonas aeruginosa Cefotaxim/ceftriaxone + vancomicin
N miningitidis Ceftazidine
Penanganan peningkatan TIK
 Meninggikan letak kepala 30 º dari
tempat tidur
 Obat hiperosmoler seperti : manitol
atau gliserol
 Hiperventilasi untuk mempertahan
pCO2 antara 27-30 mmHg
 Terapi barbiturat untuk menurunkan
kebutuhan metabolik otak.
Keseimbangan cairan dan
elektrolit

 Cairan IV rendah natrium


Glukosa 5-10% : NaCl 0,9% (3:1)
+ KCl rumat
 75% kebutuhan rumatan
 Pantau kadar glukosa, magnesium,
kalsium, elektrolit lain
Demam

 Asetaminofen/parasetamol
10-15 mg/kg/kali, 4-5
kali/hari
 Ibuprofen
5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali/hari
Kejang
 Pada 15-50% penderita
 Sulit diberantas dan refrakter

 Singkat dan tidak sering,


benzodiazepine
- Diazepam 0,25-0,5mg/IV (laju
2mg/menit,maksimal 20mg)
- Lorazepam 0,05-0,1mg/kg/IV
(laju <2mg/ mnt,maksimal 4 mg)
Kejang
Status konvulsif
 Fenitoin 15-20mg/kg (maksimal
1gr),IV-perdrip dalam NaCl 0,9%, 20
menit
 Fenobarbital 10-20mg/kg
(maksimal 1gr),IV-perdrip 5-10
menit
 Midazolam 0,1-0,2mg/kg, IV -
selama 5 menit,dilanjutkan infus
rumat 0,05mg/kg/jam,
maksimal 0,4mg/kg/jam
PENYULIT
 gangguan serebrovaskular (15,1%)
 edema otak (14 %)

 hidrosepalus (11,6%)

 perdarahan otak (2,3%)

 Shok septik (11,6%)

 Adult respiratory distress syndrome ( 3,5


%)
 Disseminate intravascular coagulation (
8,1%)
Monitoring
 Tekanan darah
 Glukosa

 Respirasi

 RR dan HR
 Volume output urin
PROGNOSIS
 1. Umur penderita
 2. Jenis bakteri dalam CSS
 3. Kesadaran penderita pada waktu
masuk rumah sakit
 4. Diagnosis dini dan pengobatan
yang cepat dan tepat
 5. terdapat kejang atau défisit
neurologis fokal
Penyakit ensefalitik
kronik/ensefalopatik

1. Slow infections: virus/prion


2. Leukoensefalopati multifokal
progresif, SSPE,
kuru, Jakob-Creutzfeldt
Patogenesis-patofisiologi
 1. Virus tumbuh mulai di jaringan
ekstraneural
 2. Penyebaran ke SSP

 3. Kerusakan neuron
Virus tumbuh mulai di jaringan
ekstraneural
 Saluran napas:
mumps,measles,varicella
 Oral-saluran cerna: poliovirus,
enterovirus
 Inokulasi: gigitan binatang-nyamuk

 Placenta: rubella, CMV, HIV


Penyebaran ke SSP
 hematogen

 neuronal
Kerusakan neuron
 Invasi langsung-multiplikasi aktif
virus
 Respon autoimun terhadap antigen
virus
Diagnosis
 Wawancara
– usia, status imunisasi, infeksi virus -
gejala
– sistemis yang mendahului, status
imunologik,
– infeksi HSV ibu perinatal
 exposures 2-3 minggu terakhir
- manusia-hewan sakit, bepergian,
serangga
- (nyamuk, roden, ticks
 Pemeriksaan fisik
– mukosa, kulit-ruam, jaringan limfe
 Neurologik
- kesadaran,rangsang meningeal,
saraf kranial,motorik, sensorik,
- edema otak, TIK, sindrom
herniasi
-defisit neurologik fokal
(ensefalitis HSV)
Cairan serebrospinal
 Analisa sitokimia, virologi, serologi
 ELISA
Japanese B
 PCR
– baku emas deteksi HSV (spes 100%,
sens 75-95%)
– enterovirus, CMV, HHV-6, VZV, HIV
Diagnosis banding
 Disfungsi otak global akut dan subakut
 Ensefalitis akut
- Demam, kesadaran ¯, disfungsi
otak umum
- Infeksi SSP (virus)
 ADEM
- Radang SSP non-infektif
- Diobati steroid
 Ensefalopati
- Disfungsi otak difus non-
inflamasi
- Metabolik, intoksikasi
Peninggian tekanan intrakranial
 Kepala setinggi 30°
 Cairan 75% rumatan

 Hiperventilasi

pCO2 25 mmHg
 Manitol 0,25-1gr/kg IV selama
30´/8 jam
 Gliserol per NGT 0,5-1ml/kg/6 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai