MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN USIA TUA. TUJUAN Memahami tugas-tugas perkembangan dari penuaan dalam kaitannya dengan masalah etik dalam perawatan kesehatan Mengidentifikasi issu etik yang berkaitan khusus dengan penuaan seperti: pengalokasian sumberdaya yang langka, hak-hak, kompetensi, dan kualitas hidup. Merumuskan peran perawat sebagai advokat pasien dalam memfasilitasi populasi tsb berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada tujuan, nilai- nilai dan rencana hidup yang rasional Memanfaatkan Prinsip Kantian & utilitarian untuk menganalisa metode life-boat, triage, untung/rugi dan metode lotre dari pengalokasian perawatan kesehatan. PENDAHULUAN Usia tua merupakan waktu untuk menikmati dan mengevaluasi pengalaman hidup yang tak terhingga terkait orang lain, sebuah tempat dan beberapa kejadian-kejadian di masa lampau. Kesempatan untuk merefleksikan diri dalam waktu yang tersisa, bukan menyesali sisa hidup yang ada. Terjadi beberapa perubahan tubuh terutama secara fisik bila dibandingkan dengan usia pertengahan. TUGAS PERKEMBANGAN DARI PENUAAN TERKAIT MASALAH ETIK 1. Masa pensiun Moody mendefinisikan “pensiun” sebagai perpanjangan waktu luang di tahap akhir kehidupan. Waktu luang dapat dianggap positif karena tersedianya kesempatan untuk rekreasi, relaksasi, pengembangan diri, dan pelayanan terhadap keluarga ataupun masyarakat. LANJ…
Negatifnya: Terkadang waktu luang dianggap sebagai kebebasan dari pekerjaan yang penuh konflik. Beberapa pasien yang pensiun depresi dan jatuh miskin.
Mereka cenderung menjadi pasien yang sulit diatur dan
tidak bahagia. Namun disisi lain, beberapa anggota yang sdh pensiunan merasa senang karena bebas dari pekerjaan, tanggungjawab dan kewajiban 2. Usia tua lanjutan Orang diusia ini berharap bisa menjalani hidup mereka dengan bermartabat, mampu merawat diri sendiri dan pasangannya, mengelola segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Juga berharap tidak menjadi beban karena pikun atau sakit, meski muncul rasa ketakutan akan kebutuhan perawatan di rumah jompo atau perawatan di rumah sakit jiwa. 3. Lansia yang lemah. Lansia menjadi lemah dan tergantung pada orang lain, termasuk perawat. Kecenderungan bisa mempropokasi konflik dalam keluarga Kepedulian perawat terhadap pasien lansia di komunitas atau di tatatan fasilitas kesehatan bisa mempertahankan rasa hormat kepada mereka melalui perhatian, menyediakan waktu yang cukup buat mereka, dan memberikan kualitas perawatan yang baik. Kebutuhan akan teknologi medis semakin meningkat seperti: operasi katarak, alat bantu dengar, alat bantu gerak seperti kursi roda, dll. Hospitalisasi bisa menjadi ancaman bagi lansia yang takut akan perpisahaan, rasa sakit dan ketidakberdayaannya dalam merawat dirinya sendiri → home care nursing has a role. 4. Seseorang dengan Demensia Fungsi integrasi dari memori, pertimbangan dan kemampuan mengambil keputusan sangat terganggu → membutuhkan perawatan dan supervisi yang penuh. Ciri khas demensia adalah kegagalan dalam mengingat kejadian-kejadian yang baru terjadi, namun yang bisa diingat hanyalah memori dimasa kecilnya. Sudah tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri. Disorientasi terhadap waktu, tempat dan tidak mampu mengontrol emosI → butuh monitoring BEBERAPA KASUS YANG MELIBATKAN MASALAH MORAL DALAM TATANAN PELAYANAN KESEHATAN 1. Alokasi sumber-sumber yang langka → masalah ventilator 2. Kasus pasien yang ingin bunuh diri → cancer → Perlu pertimbangkan terkait kesucian hidup 3. Hak pasien untuk membuat keputusan → informed consent 4. Kompetensi dan hak pasien untuk menolak → schizophrenia → menolak biopsi 5. Konflik terkait hak-hak pasien → kasus amputasi 6. Kasus tentang kebenaran → cancer →am I go to die? 7. Perawat sebagai advokat pasien → CVD → Otonomi, hormat, pengobatan yang rasional. 8. Alokasi sumber daya/tenaga keperawatan → DM → prinsip the greatest happiness of the greatest number. 5 METODE PENGALOKASIAN PELAYANAN KESEHATAN 1. Metode Lifeboat (metode sekoci) → menyelamatkan sebanyak mungkin 2. Metode utilitarian→ penanganan yang sama (no discrimination) 3. Metode lottery → Pertama datang pertama dilayani. 4. Prinsip Kesamaan → punya hak yang sama 5. Prinsip pertimbangan yang sama → keadilan sosial. TRILOGI HAK-HAK PASIEN LANSIA 1. Hak untuk dihormati termasuk hak akan martabat dan pengakuan sebagai pribadi yang waras, bukan sebagai kelinci percobaan. Tersirat hak untuk diobati berdasarkan informed consent →rencana pengobatan, prosedur yang akan dilakukan, hasil yg diharapkan, dll Tersirat hak akan privasi dan kerahasiaan 2. Hak untuk menerima pengobatan Diagnosis dan pengobatan yang tepat oleh tenaga kesehatan yang terampil, termasuk perawat. 3. Hak untuk menolak pengobatan menghormati nilai dan keyakinan pasien, sepanjang segala resiko sudah dijelaskan secara rinci. Pandangan Utilitarian: Hak pasien didasarkan pada prinsip analisa untung/rugi. IMPLIKASI KEPERAWATAN 1) Peran sebagai advokasi pasien setiap aspek terkait perawatan mereka dibantu oleh perawat selama 24 jam. Rencana perawatan serta tujuan yang ingin dicapai ditentukan oleh perawat. Perawat bukan hanya dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan, akan tetapi juga mengkoordinasikan dgn tim kesehatan yang lain Perawat mengidentifikasi dan memastikan pelayanan kesehatan apa saja yang dibutuhkan pasien. Mengamankan pasien dari lingkungan yang tidak aman. 2) Informed Consent Sebagai advokat pasien, perawat punya tugas untuk memperbaiki “gap”pengetahuan pasien sebelum operasi atau pengobatan dilakukan. masalah etik bagi perawat adalah menghormati hak pasien. Setiap pasien memiliki hak moral untuk memutuskan apa yang akan dilakukan pada dirinya. Informed consent berarti lebih dari sekedar bertindak sebagai saksi penandatangan oleh pasien, namun komitmen moral perawat terkait pemahaman pasien yang sangat jelas terkait prosedur, tindakan bedah, obat-obatan dan bahkan menunjukkan hasil penelitian. Perawat secara aktif memfasilitasi dialog antara pasien, perawat dan dokter. 3) The sanctity of life versus the Quality of life Muncul dilema yang sulit untuk diputuskan antara kesucian hidup atau kualitas hidup dari pasien lansia. misalnya di ICU, menerima pasien kadang-kadang harus dilakukan pertimbangan faktor prognosis, tua- muda, dll..→menimbulkan masalah etik bagi perawat Dilema juga terjadi pada saat kondisi resusitasi, saat keluarga pasien menginginkan semua dilakukan terhadap pasien sementara prognosisnya sangat buruk. Sangat sulit untuk memberikan jawaban, perlu pertimbangan yang hati-hati. Sebagai dasar untuk mengambilan keputusan perlu bukti-bukti yang relevan. 4) Bicara Jujur (kebenaran). sebuah pertanyaan “ apakah saya akan meninggal?” beberapa pasien tetap menolak terkait perubahan atau penurunan fungsi tubuhnya yang nyata. Butuh waktu dan persiapan Fokus pada “here & now” dari realita yang ada untuk membantu si individu menemukan kesimpulannya sendiri. Keputusan untuk mengatakan kebenaran didasarkan pada belas kasih dan kebijaksanaan. KESIMPULAN Menjadi tua berarti juga bertumbuh dalam integritas Sikap terhadap orang tua juga paradoks, dimana sebagian orang mengecam, mencaci maki dan dihina. Namun sebagian orang justru menghargai dan melihat orang tua yang sukses sebagai contoh bagi orang lain untuk diikuti . Beberapa prinsip dalam perawatan lansia adalah pencegahan bahaya, kejujuran, menghormati hak- hak pasien , keadilan dan otonomi. TERIMA KASIH