Anda di halaman 1dari 17

Presented by:

Kornelia, Kristin & Agnes

ISSU/MASALAH ETIK DIDALAM


MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN USIA TUA.
TUJUAN
 Memahami tugas-tugas perkembangan dari penuaan dalam
kaitannya dengan masalah etik dalam perawatan kesehatan
 Mengidentifikasi issu etik yang berkaitan khusus dengan
penuaan seperti: pengalokasian sumberdaya yang langka,
hak-hak, kompetensi, dan kualitas hidup.
 Merumuskan peran perawat sebagai advokat pasien dalam
memfasilitasi populasi tsb berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang didasarkan pada tujuan, nilai-
nilai dan rencana hidup yang rasional
 Memanfaatkan Prinsip Kantian & utilitarian untuk
menganalisa metode life-boat, triage, untung/rugi dan
metode lotre dari pengalokasian perawatan kesehatan.
PENDAHULUAN
 Usia tua merupakan waktu untuk menikmati dan
mengevaluasi pengalaman hidup yang tak
terhingga terkait orang lain, sebuah tempat dan
beberapa kejadian-kejadian di masa lampau.
 Kesempatan untuk merefleksikan diri dalam
waktu yang tersisa, bukan menyesali sisa hidup
yang ada.
 Terjadi beberapa perubahan tubuh terutama
secara fisik bila dibandingkan dengan usia
pertengahan.
TUGAS PERKEMBANGAN DARI PENUAAN
TERKAIT MASALAH ETIK
1. Masa pensiun
 Moody mendefinisikan “pensiun” sebagai
perpanjangan waktu luang di tahap akhir
kehidupan.
 Waktu luang dapat dianggap positif karena
tersedianya kesempatan untuk rekreasi, relaksasi,
pengembangan diri, dan pelayanan terhadap
keluarga ataupun masyarakat.
LANJ…

 Negatifnya:
 Terkadang waktu luang dianggap sebagai kebebasan
dari pekerjaan yang penuh konflik.
 Beberapa pasien yang pensiun depresi dan jatuh miskin.

 Mereka cenderung menjadi pasien yang sulit diatur dan


tidak bahagia.
 Namun disisi lain, beberapa anggota yang sdh
pensiunan merasa senang karena bebas dari pekerjaan,
tanggungjawab dan kewajiban
2. Usia tua lanjutan
 Orang diusia ini berharap bisa menjalani hidup
mereka dengan bermartabat, mampu merawat
diri sendiri dan pasangannya, mengelola segala
sesuatu dengan cara mereka sendiri.
 Juga berharap tidak menjadi beban karena pikun
atau sakit, meski muncul rasa ketakutan akan
kebutuhan perawatan di rumah jompo atau
perawatan di rumah sakit jiwa.
3. Lansia yang lemah.
 Lansia menjadi lemah dan tergantung pada orang lain,
termasuk perawat.
 Kecenderungan bisa mempropokasi konflik dalam keluarga
 Kepedulian perawat terhadap pasien lansia di komunitas atau
di tatatan fasilitas kesehatan bisa mempertahankan rasa
hormat kepada mereka melalui perhatian, menyediakan waktu
yang cukup buat mereka, dan memberikan kualitas perawatan
yang baik.
 Kebutuhan akan teknologi medis semakin meningkat seperti:
operasi katarak, alat bantu dengar, alat bantu gerak seperti
kursi roda, dll.
 Hospitalisasi bisa menjadi ancaman bagi lansia yang takut
akan perpisahaan, rasa sakit dan ketidakberdayaannya dalam
merawat dirinya sendiri → home care nursing has a role.
4. Seseorang dengan Demensia
 Fungsi integrasi dari memori, pertimbangan dan
kemampuan mengambil keputusan sangat terganggu
→ membutuhkan perawatan dan supervisi yang
penuh.
 Ciri khas demensia adalah kegagalan dalam
mengingat kejadian-kejadian yang baru terjadi, namun
yang bisa diingat hanyalah memori dimasa kecilnya.
 Sudah tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri.
 Disorientasi terhadap waktu, tempat dan tidak
mampu mengontrol emosI → butuh monitoring
BEBERAPA KASUS YANG MELIBATKAN
MASALAH MORAL DALAM TATANAN PELAYANAN
KESEHATAN
1. Alokasi sumber-sumber yang langka → masalah ventilator
2. Kasus pasien yang ingin bunuh diri → cancer → Perlu
pertimbangkan terkait kesucian hidup
3. Hak pasien untuk membuat keputusan → informed consent
4. Kompetensi dan hak pasien untuk menolak → schizophrenia →
menolak biopsi
5. Konflik terkait hak-hak pasien → kasus amputasi
6. Kasus tentang kebenaran → cancer →am I go to die?
7. Perawat sebagai advokat pasien → CVD → Otonomi, hormat,
pengobatan yang rasional.
8. Alokasi sumber daya/tenaga keperawatan → DM → prinsip the
greatest happiness of the greatest number.
5 METODE PENGALOKASIAN PELAYANAN
KESEHATAN
1. Metode Lifeboat (metode sekoci) → menyelamatkan
sebanyak mungkin
2. Metode utilitarian→ penanganan yang sama (no
discrimination)
3. Metode lottery → Pertama datang pertama dilayani.
4. Prinsip Kesamaan → punya hak yang sama
5. Prinsip pertimbangan yang sama → keadilan sosial.
TRILOGI HAK-HAK PASIEN LANSIA
1. Hak untuk dihormati
 termasuk hak akan martabat dan pengakuan sebagai pribadi yang
waras, bukan sebagai kelinci percobaan.
 Tersirat hak untuk diobati berdasarkan informed consent →rencana
pengobatan, prosedur yang akan dilakukan, hasil yg diharapkan, dll
 Tersirat hak akan privasi dan kerahasiaan
2. Hak untuk menerima pengobatan
 Diagnosis dan pengobatan yang tepat oleh tenaga kesehatan yang
terampil, termasuk perawat.
3. Hak untuk menolak pengobatan
 menghormati nilai dan keyakinan pasien, sepanjang segala resiko
sudah dijelaskan secara rinci.
 Pandangan Utilitarian: Hak pasien didasarkan pada prinsip analisa
untung/rugi.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
1) Peran sebagai advokasi pasien
 setiap aspek terkait perawatan mereka dibantu oleh
perawat selama 24 jam.
 Rencana perawatan serta tujuan yang ingin dicapai
ditentukan oleh perawat.
 Perawat bukan hanya dibutuhkan untuk pelayanan
keperawatan, akan tetapi juga mengkoordinasikan dgn
tim kesehatan yang lain
 Perawat mengidentifikasi dan memastikan pelayanan
kesehatan apa saja yang dibutuhkan pasien.
 Mengamankan pasien dari lingkungan yang tidak aman.
2) Informed Consent
 Sebagai advokat pasien, perawat punya tugas untuk
memperbaiki “gap”pengetahuan pasien sebelum operasi
atau pengobatan dilakukan.
 masalah etik bagi perawat adalah menghormati hak
pasien. Setiap pasien memiliki hak moral untuk
memutuskan apa yang akan dilakukan pada dirinya.
 Informed consent berarti lebih dari sekedar bertindak
sebagai saksi penandatangan oleh pasien, namun
komitmen moral perawat terkait pemahaman pasien yang
sangat jelas terkait prosedur, tindakan bedah, obat-obatan
dan bahkan menunjukkan hasil penelitian.
 Perawat secara aktif memfasilitasi dialog antara pasien,
perawat dan dokter.
3) The sanctity of life versus the Quality of life
 Muncul dilema yang sulit untuk diputuskan antara
kesucian hidup atau kualitas hidup dari pasien lansia.
 misalnya di ICU, menerima pasien kadang-kadang
harus dilakukan pertimbangan faktor prognosis, tua-
muda, dll..→menimbulkan masalah etik bagi perawat
 Dilema juga terjadi pada saat kondisi resusitasi, saat
keluarga pasien menginginkan semua dilakukan
terhadap pasien sementara prognosisnya sangat buruk.
 Sangat sulit untuk memberikan jawaban, perlu
pertimbangan yang hati-hati. Sebagai dasar untuk
mengambilan keputusan perlu bukti-bukti yang relevan.
4) Bicara Jujur (kebenaran).
 sebuah pertanyaan “ apakah saya akan meninggal?”
 beberapa pasien tetap menolak terkait perubahan
atau penurunan fungsi tubuhnya yang nyata.
 Butuh waktu dan persiapan
 Fokus pada “here & now” dari realita yang ada untuk
membantu si individu menemukan kesimpulannya
sendiri.
 Keputusan untuk mengatakan kebenaran didasarkan
pada belas kasih dan kebijaksanaan.
KESIMPULAN
 Menjadi tua berarti juga bertumbuh dalam
integritas
 Sikap terhadap orang tua juga paradoks, dimana
sebagian orang mengecam, mencaci maki dan
dihina. Namun sebagian orang justru menghargai
dan melihat orang tua yang sukses sebagai
contoh bagi orang lain untuk diikuti .
 Beberapa prinsip dalam perawatan lansia adalah
pencegahan bahaya, kejujuran, menghormati hak-
hak pasien , keadilan dan otonomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai