Anda di halaman 1dari 18

DIET DAN GIZI UNTUK

PENYAKIT HEPATITIS
NAMA KELOMPOK :
1. DWI MARLIANA (012)
2. LOUBY AHADIYAT RIKSANAGARA (016)
3. IKA ROSIANA (025)
4. LAELI IZAH ROFIAH MUCHTAR (038)
5. ALMA RIFA’ANA LISKA (052)
6. ULFAH NUR WULANDARI (064)
Definisi Hepatitis

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus


pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999).
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis
peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai
dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional
Klasifikasi hepatitis
1. Virus hepatitis yang Ditularkan melalui Rute Fekal – Oral
• Hepatitis A => adalah virus yang hampir selalu ditularkan
melalui rute fekal – oral. Virus ini menimbulkan hepatitis akut
tanpa keadaan kronik atau menetap seperti yang ditunjukan oleh
virus hepatitis darah.
• Hepatitis E => adalah infeksi virus yang menyebar melalui
kontaminasi makanan dan air melalui jalur fekal – oral. Sampai
dengan saat ini, infeksi disebut dengan hepatitis enteric Non- A
Non- B.
2. Virus Hepatitis yang Ditularkan secara Parenteral dan
Seksual
• Hepatitis B => adalah virus yang sering dipelajari karena dapat
diuji, prevalensi dari penyakit.
• Hepatitis C => Sampai saat ini, hepatitis Non- A, Non- B
menunjukan gambaran virus hepatitis yang bukan hepatitis A, B
atau agens penyebab lain.
• Hepatitis D => adalah virus yang bergantung pada virus
hepatitis B yang lebih kompleks untuk bertahan.
ETIOLOGI

1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang


masing-masing menyebabkan tipe
hepatitis yang berbeda.
2. Alkohol
3. Keracunan Obat-obatan
Tanda dan gejala

 Malaise, anoreksia, mual dan muntah


 Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan
myalgia
 Demam ditemukan pada infeksi HAV
 Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
 Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
 Nyeri tekan pada hati
 Splenomegaly ringan
 Limfadenopati
Virus hepatitis yang menyerang
hati menyebabkan peradangan dan infiltrat
pada hepatocytes oleh sel mononukleous.
Proses ini menyebabkan degrenerasi dan
nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan
pembekakan dalam memblokir sistem
Patofisiologi drainage hati, sehingga terjadi destruksi
pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis
empedu (biliary) dan empedu tidak dapat
diekresikan kedalam kantong empedu
bahkan kedalam usus, sehingga meningkat
dalam darah sebagai hiperbilirubinemia,
dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit
hapatoceluler jaundice
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT ( SGPT), LDH : meningkat pada


kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.
 Bilirubin direkk : meningkat pada gangguan ekskresi bilirubin
terkonyugasi
 Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom
gilbert
 Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler
 Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati
 Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintesis protrombin akibat
kerusakan sel hati
 Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada
obstruksi duktus biliaris.
Penatalaksanaan
1. Penanganan dan pengobatan Hepatitis A
Diberikan pengobatan simptomatik seperti antipiretik dan analgetik
serta vitamin
2. Penanganan dan pengobatan Hepatitis B
- Pengobatan oral
• Lamivudine
• Adevfovir dipivoxil (Hepsera)
• Baraclude (Entecavir)
- Pengobatan dengan injeksi
• Microsphere
: Injeksi Alfa Interferon (INTRON A, INFERGEN,
ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali
dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih.
- Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
• Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin.
PENGKAJIAN
Aktivitas Eliminasi
• Kelemahan •Urine gelap
• Kelelahan •Diare feses warna tanah liat
• Malaise • Makanan dan Cairan
Sirkulasi • Anoreksia
• Bradikardi •Berat badan menurun
• Ikterik pada sklera kulit, •Mual dan muntah
membrane mukosa •Peningkatan oedema
•Asites
Nyeri / Kenyamanan
- Kram abdomen
- Nyeri tekan pada kuadran kanan
- Mialgia
- Atralgia
- Sakit kepala
- Gatal (pruritus)
Keamanan
- Demam - Pembesaran nodus servikal
- Urtikaria posterior

- Lesi makulopopuler Seksualitas


- Pola hidup / perilaku meningkat
- Eritema
resiko terpajan.
- Splenomegali
Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
dan bendungan vena porta.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan 1 : Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Intervensi:
 Awasi pemasukan diet/jumlah kalori.
 Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan
 makan pagi paling besar.
 Berikan perawatan mulut sebelum makan.
 Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
 Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen g.berat sepanjang
hari.
 Konsultasikan pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet
sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
 Awasi glukosa darah.
 Berikan obat sesuai indikasi.
 Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
2. Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.

Intervensi :
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas nyeri.
Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien
terhadap nyeri.
Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berakhir, bila diketahui.
Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi.
3. Diagnosa Keperawatan 3 : Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan
akumulasi sekret.

Intervensi :
Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya
pernafasan
Auskultasi bunyi nafas tambahan
Berikan posisi semi fowler
Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Diet dan Nutrisi
Tujuan diet pada penderita Hepatitis :
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih
lanjut dan atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila
kurang.

Syarat dan Prinsip Diet :


1. Energi tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, untuk mencegah
pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien (40-45 kkal/Kg BB).
2. Lemak sedang (cukup), yaitu 20-25 persen dari kebutuhan energi total,
dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme
protein.
4. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan
toleransi penderita.
Pantangan yang harus dihindari pada penderita hepatitis antara lain :

1. Semua makanan yang mengandung lemak tinggi


2. Bahan makanan yang menimbulkan gas
3. Minuman yang mengandung alkohol dan soda.
4. Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, cuka, jahe.

Bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk penderita Hepatitis


berupa :
1. Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
2. Sumber protein seperti telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang
hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
3. Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti
gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan dan madu.
Macam - macam terapi diet untuk penderita Hepatitis

1. Diet Hati I
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma
sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.

2. Diet Hati II
Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I
kepada pasien yang nafsu makannya cukup. makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa.

3. Diet Hati III


Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau
kepada pasien Hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis
Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat
menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.
Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai