Anda di halaman 1dari 17

ARWITA PURWASARI DESYA DAMAYANTI

CATRIN. D ELSY TRIANTURI S

DARNIATY BUNGATANA ENDANG KRISDIANA

DEBY INDAH FITRIAN ISHAK FADILA AINUDDIN

DESI MARTEN FAKHRUL RAZI

FEBRIANTI FIFIN SATRIANI MATUTU


 Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom
nonlogam memperoleh satu atau lebih elektron. Anion
dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang
positif) dalam medan listrik. Anion dibentuk oleh
penambahan satu atau lebih elektron pada kulit terluar dari
atom.
PENGGOLONGAN ANION

Dalam praktikum secara umum dilakukan penggolongan anion menjadi dua


golongan, yaitu anion golongan A dan anion golongan B. Penggolongan anion ini
berdasarkan reaksi dengan zat tertentu.

Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi
dengan asam, yaitu :

Golongan anion yang menghasilkan gas bila


bereaksi dengan asam klorida encer dan Golongan anion yang menghasilkan gas bila
asam sulfat encer seperti: karbonat, sulfit, bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua
nitrit dan lain-lain. anion Fluorida, Klorida, Bromida, dan lain-lain.
Anion golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan, yaitu :

Anion yang menghasilkan reaksi pengendapan


(endapan) bila bereaksi di dalam larutannya
sepertinya , Sulfa, Fosfat, Sussinat, dan lain-lain.

Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan


reaksi reduksi bila bereaksi di dalam larutan
seperti Manganat, Permanganat, Kromat, dan
Dikromat.
Anion memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

• Sifat asam basa


Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan dalam air yang mengandung
kation basa kuat bila berkombinasi dengan anion dari asam lemah
menghasilkan larutan yang bersifat basa.

• Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktor,
sebagian lain sifat oksidator, reduktornya tergantung dalam suasana
larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam suasana larutan
asam.

• Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis
anion, Berdasarkan nilai Ksp sebagai garam, hanya barium sulfat yang dapat
diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat encer.
 Cara identifikasi ion dibagi menjadi dua macam, yaitu identifikasi kation dan
identifikasi anion. Namun pada analisa anion tidak begitu sistematik seperti pada
identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion
berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.

 Untuk memudahkan analisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah
larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat
dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa
berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3 maka dibuat dahulu
ekstak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut.

 Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada
tidaknya anion tertentu atau kelompok tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat-
sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik
dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena
uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion
lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh
anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
IDENTIFIKASI ANION
 Analisis anion yang sering dilakukan meliputi 11 anion yang paling umum, yaitu
anion sulfide, sulfit, karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat, kromat,
nitrat, dan sulfat. Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik
dapat dilakukan dalam fase padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian
yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan.

 Analisis anion dan kation sering kali dapat dibantu oleh diagram alir, yang
menggambarkan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion
dan kation.

 Ada pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi
pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian dilanjutkan
dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi.
IDENTIFIKASI ANION

 Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat keluar dari larutan
endapan, mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari
larutan dengan penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan ke larutan (S) satu endapan.

 Anion yang digolongkan berdasarkan reaksi redoks yaitu anion pengoksidasi dan
anion pereduksi. Anion dalam kelompok pengoksidasi adalah ClO4-, ClO3-, NO3,
SO42-, dan lain-lain. Sedangkan anion dalam kelompok pereduksi adalah S2-, SO3-,
Cl- dan lain-lain.
UJI PENDAHULUAN
UNTUK ANION

Uji pendahuluan anion dimaksudkan untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion
pereduksi ke dalam empat golongan atau kelompok yang didasarkan pada reaksinya
terhadap larutan asam perklorat, HCLO4 encer dan ion perak, Ag+. Uji pendahuluan
ini dapat dideteksi dari terjadinya perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya
endapan.

Contoh deteksi yang dimaksud


adalah sebagai berikut :

1. Deteksi adanya ion pengoksidasi


Terjadinya warna merah-coklat sampai hitam bila beberapa tetes larutan
sampel atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan (II) klorida,
MnCl2 dalam larutan HCL pekat, menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
UJI PENDAHULUAN
UNTUK ANION

2. Deteksi adanya ion pereduksi


Timbulnya suspense atau endapan biru gelap bila larutan sampel ditambahkan ke
dalam larutan yang mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer menunjukkan
adanya anion-anion pereduksi, seperti S2, SO32-, I-, atau NO2-. Endapan biru timbul,
karena terbentuknya Kfe[Fe(CN)6] merupakan senyawa kompleks yang di dalamnya
terdapat besi (II) dan besi (III).

3. Deteksi dari kelompok anion


Karakteristik asam basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan dari anion yang
mengikuti klasifikasi dalam empat kelompok didasarkan pada sifat-sifatnya terhadap
asam perklorat dan ion perak. Klasifikasi anion ke dalam 4 golongan dirancang hanya
untuk memberikan informasi awal tentang ada tidaknya ion-ion itu sendiri. Klasifikasi
ini dirancang untuk proses pemisah. Pengelompokan anion ke dalam 4 kelompok ini
penting, sehingga ion-ion dalam suatu kelompok tidak terinterferensi oleh anion dari
kelompok lain.
 Analisis terhadap ion-ion pereduksi  Analisis terhadap ion-ion pengoksida
Warna KmnO4 hilang menunjukkan ion ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan
pereduksi positif ada. dengan hati-hati ke dalam larutan difenil
ES + H2SO4 (4N) + KmnO4 amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi
Warna KmnO4 tidak hilang warna biru tua menunjukkan ion
menunjukkan ion pereduksi tidak ada. pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka
menunjukkan ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk
mengendapkan kation logam berat dan
untuk mempertinggi kelarutan anion.
Setelah dilakukan pengujian kation terlebih dahulu, baru dilakukan
pengujian terhadap anion. Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan
sebagai berikut :

 Golongan I (Golongan sulfat): SO42+, CO32+, Cr2O42- AsO43- AsO33-, PO43-, SO32-,
BO33-Anion-anion golongan ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.

 Golongan II (Golongan halida): Cl-, Br, S2-. Anion golongan ini mengendap dengan
Ag+ dalam larutan asam (HNO3).

 Golongan III (Golongan nitrat): NO3-, NO2, CH3COO-. Semua garam dari golongan
ini larut
SO42 : Larutan contoh ditambahkan larutan BaCl2, terjadi endapan putih.
Coba larutkan dalam sedikit asam klorida encer dan pekat, jika tidak larut
menandakan adanya SO42-.

PO43- : Larutan contoh ditambahkan 2 tetes HNO3 6 M, kemudian


tambahkan pereaksi amonium molibdat. Panaskan, terjadi endapan kuning.

CO32- : Sedikit zat dicampurkan dengan K2Cr2O7 padat dan dimasukkan


dengan tabung reaksi mikro, tambahan setetes H2SO4 2 M dan panaskan. Pada mulut
tabung reaksi letakkan pipa atau batang kaca yang dicelup dalam Ba(OH)2, adanya
kekeruhan menandakan adanya CO32-.

Cl- : Larutan contoh ditambahakan larutan AgNO3 dan setetes HNO3


2 M terjadi endapan putih.
UJI SPESIFIK ANION
I- & Br- : Ion –ion ini dapat direaksikan dengan gas/larutan Cl2 terbentuk Br2
dan I2 yang mempunyai nama khas di dalam CCl4.

NO3- : Larutan contoh diasamkan dengan H2SO4 1 M dan dicampur


dengan 3 tetes FeSO4 pekat (yang baru dibuat). Kemudian diteteskan dengan
hati-hati/ menggunakan pipet H2SO4 pekat melalui dinding tabung. Cincin pada
batas menandakan adanya NO3-.

NO2- : Uji nitrit dapat dilakukan seperti pada nitrat tetapi H2SO4 pekat
diganti dengan asam asetat, uji nitrat memberikan cincin coklat.

CH3CO : Larutan yang mengandung ion asetat, ditambahkan H2SO4 pekat


(lewat dinding tabung) dan etil alkohol, kemudian dipanaskan akan
menghasilkan ester etil asetat yang baunya seperti pisang ambon.
UJI SPESIFIK ANION

S2- : Larutan contoh ditambahakan larutan Pb asetat atau Pb nitrat


menghasilkan endapan hitam, PbS.

CrO42- : Larutan contoh dimasukkan dengan asam asetat ditambahkan


larutan BaCl2 terbentuk endapan kuning BaCrO4.

AsO43- : Larutan contoh ditambahkan larutan magnesia (campuran MgCl2,


NH4Cl, NH4OH) akan membentuk endapan putih MgNH4AsO4.

Anda mungkin juga menyukai