KUHP PERBUATAN
PIDANA MATERIIL
UU N0.
WVS WVSNI
1-46
JAWA
MADURA UU N0.
KUHP
7 -58
SELURUH
INDONESIA
61 1918
URGENSI PEMBAHARUAN KUHP
REORIENTASI
HUKUM
PIDANA
REFORMASI
sosiopolitik
ASPEK
sosiofilosofis
KEBIJAKAN
sosiokultural
KEBIJAKAN SOSIAL
KEBIJAKAN KRIMINAL
Catatan.
Pasal 234
Setiap Orang yang merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau
melakukan perbuatan lain terhadap bendera negara dengan maksud menodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan bendera negara dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak
kategori V.
Pasal 235
Dipidana dengan pidana denda paling banyak kategori II, Setiap Orang yang:
a. memakai bendera negara untuk reklame atau iklan komersial;
b. mengibarkan bendera negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
c. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain
atau memasang lencana atau benda apapun pada bendera negara; atau
d. memakai bendera negara untuk langit-langit, atap, pembungkus Barang, dan
tutup Barang yang dapat menurunkan kehormatan bendera negara
PERZINAHAN
Pasal 417
(1) Setiap Orang yang melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan
suami atau istrinya dipidana karena perzinaan dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda kategori II.
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan
penuntutan kecuali atas pengaduan suami, istri, Orang Tua, atau anaknya.
(3) Terhadap pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 30.
(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan di sidang
pengadilan belum dimulai.
Pasal 418
(1) Setiap Orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri
di luar perkawinan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) bulan atau pidana denda paling banyak kategori II.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan penuntutan kecuali atas pengaduan suami, istri, Orang
Tua atau anaknya.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat juga
diajukan oleh kepala desa atau dengan sebutan lainnya sepanjang
tidak terdapat keberatan dari suami, istri, Orang Tua, atau
anaknya.
(4) Terhadap pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
berlaku ketentuan Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 30.
(5) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan di sidang
pengadilan belum dimulai.
PERKOSAAN
Pasal 479
(1) Setiap Orang yang dengan Kekerasan atau Ancaman
Kekerasan memaksa seseorang bersetubuh dengannya
dipidana karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun.
(2) Termasuk Tindak Pidana perkosaan dan dipidana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perbuatan:
a. persetubuhan dengan seseorang dengan persetujuannya,
karena orang tersebut percaya bahwa orang itu merupakan
suami/istrinya yang sah;
b. persetubuhan dengan Anak; atau
c. persetubuhan dengan seseorang, padahal diketahui bahwa
orang lain tersebut dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya.
Pasal 418
(1) Setiap Orang yang melakukan hidup bersama sebagai
suami istri di luar perkawinan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak
kategori II.
PENCABULAN
Pasal 420
(1) Setiap Orang yang melakukan perbuatan cabul terhadap
orang lain yang berbeda atau sama jenis kelaminnya:
a. di depan umum dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak
kategori III.
b. secara paksa dengan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun.
c. yang dipublikasikan sebagai muatan pornografi dipidana
dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun.
(2) Setiap Orang dengan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan
memaksa orang lain untuk melakukan perbuatan cabul
terhadap dirinya dipidana dengan pidana penjara paling lama 9
(sembilan) tahun.
PEMBIARAN UNGGAS ATAU TERNAK
Pasal 278
Setiap Orang yang membiarkan unggas yang diternaknya
berjalan di kebun atau tanah yang telah ditaburi benih atau
tanaman milik orang lain dipidana dengan pidana denda paling
banyak kategori II.
Pasal 279