Anda di halaman 1dari 14

Juveniel Diabetes

Erlina :18.14201.90.02
Nilla Ardiani: 18.14201.90.03
Pengertian
 Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia
kronik.Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa
keadaan, di antaranya adalah gangguan sekresi hormon
insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon insulin atau
gangguan kedua-duanya (Weinzimer SA, Magge S. 2005).
 Penyakit diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang
berlangsung kronik progresif, dengan gejala hiperglikemi
yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan
kerja insulin, atau keduanya (Darmono, 2007).
 Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Etiologi
 Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA (human leucosite antigen). HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses
imun lainnya.
 Faktor-faktor Imunologi
Adanya respons autotoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu
autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
 Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
Manifestasi Klinis
a. Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl
).
b. Poliuria
Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya
DM tipe 1 pada anak.
c. Polidipsia
d. Poliphagia
e. Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan
f. Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
g. Ketonemia dan ketonuria
h. Mata kabur
Komplikasi
 Komplikasi metabolik akut yang sering terjadi :
1. Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar,
keringat dingin, pusing, dan sebagainya. Hipoglikemia yaitu
kadar glukosa darah kurang dari 80 mg/dl.
2. Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh
terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl
Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang
(biasanya terjadi setelah tahun ke-5) berupa :
1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati,
neuropati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1
diantara 3 penderita DM tipe-1.
2. Makroangiopati : gangren, infark
miokardium, dan angina.
Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak.
1988 ) :
· Gangguan pertumbuhan dan pubertas
· Katarak
· Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
· Hepatomegali
Patofisiologi
1. Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak
karena baru ada proses destruksi sel pankreas. Predisposisi
genetik tertentu memungkinkan terjadinya proses destruksi ini.
2. Periode manifestasi klinis
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode
ini sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel pankreas. Karena
sekresi insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan
tinggi/meningkat
Lanjutan
3. Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada
periode ini sisa-sisa sel pankreas akan bekerja optimal sehingga
akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri.
4. Periode ketergantungan insulin yang menetap.
Periode ini merupakan periode terakhir dari penderita DM.
Pada periode ini penderita akan membutuhkan insulin kembali
dari luar tubuh seumur hidupnya
Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas serum
e. Elektrolit : (Natrium ,Kalium,Fosfor )
f. Gas Darah Arteri
g. Trombosit darah
h. Ureum / kreatinin
i. Insulin darah
j. Pemeriksaan fungsi tiroid
k. .Urine
Penatalaksanaan medis
Dalam jangka pendek, penatalaksanaan DM bertujuan untuk
menghilangkan/mengurangi keluhan/gejala DM. Sedangkan
untuk tujuan jangka panjangnya adalah mencegah komplikasi.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar
glukosa, lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya
tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri.
Diagnosa
 1 Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat,
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
 2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
defisiensi insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual, muntah,
abnominal pain, gangguan kesadaran/hipermetabolik akibat pelepasan
hormone stress, epinefrin, cortisol, GH atau karena proses luka.
 3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka (
trauma ).
 4 Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan
dengan perubahan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan
glukosa/insulin atau karena ketidakseimbangan elektrolit.
 5 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi,
perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan
energi, infeksi, hipermetabolik.
 6 Nyeri berhubungan dengan adanya ulcus (luka diabetes mellitus).
 7 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
 8 Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi
Implementasi
 Merupakan tahap dimana rencana keperawatan dilaksanakan
sesuai dengan intervensi. Tujuan dari implementasi adalah
membantu klien dalam mencapai peningkatan kesehatan baik
yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dan
rujukan.
Evaluasi
1. Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
2. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium
normal dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3.Infeksi tidak terjadi
4.Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5.Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek
prosedur dan proses pengobatan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai