Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

Oleh:
Mentariasih Maulida
Lantani Nafisah H
Prizka Putri Pahlawan
Ulima Larissa
Salsabila Ardhani

Preceptor:
dr. Halomoan Simon Tambunan, Sp.S, M.Si, Med

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT AHMAD YANI METRO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.N

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : karyatani

Tanggal masuk : 23 april 2019

Tgl pemeriksaan : 23 april 2019


RIWAYAT PENYAKIT

KELUHAN UTAMA

• Penurunan kesadaran 1 hari smrs

KELUHAN TAMBAHAN

• Mual (-) muntah (-)


Riwayat Penyakit Sekarang ( alloanamnesis)

Penurunan kesadaran 1 hari smrs

1 hari SMRS, pasien ditemukan tidak sadar


dan posisi sudah terjatuh dari tempat
tidur. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Merupakan kejadian
pertama kali.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Hipertensi 5 tahun yll

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada riwayat penyakit keluarga

Riwayat Ekonomi Sosial

• cukup
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT
• Keadaan Umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : E2M3V2
• Tekanan Darah : 170/100 mmHg
• Nadi : 75 x/m
• Laju Nafas : 22 x/m
• Suhu : 36,8 0C
• Saturasi Oksigen : 98%
STATUS GENERALIS

Kepala
• Kepala : Normocephal
• Rambut : Berwarna hitam, tidak mudah dicabut.
• Mata : anemis (-/-)
• Telinga : Normotia, Sekret/perdarahan (-/-)
• Hidung : Deviasi (-), epistaksis (-)
• Mulut : Sudut bibir tidak turun, sianosis (-), pucat (-)
• Lidah : Pucat (-), atrofi (-), deviasi (-)
Cor
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I-I regular, murmur (-), gallop (-)

PULMO
• Inspeksi : Simetris, lesi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan=kiri
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, masa (-), lesi (-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-/-)
• Perkusi : Timpani

Ekstremitas
• Superior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
• Inferior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
• Kesan : dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS CN II
Tajam Penglihatan : sulit dinilai
Lapang Penglihatan : sulit dinilai
CN I
Tes Warna : sulit dinilai
Daya Penciuman Hidung : sulit
Fundus Oculi : Tidak dilakukan
dinilai

CN III, IV, VI
Kelopak Mata : Ptosis (-),
eksoftalmus (-)
CN V
Pupil
Diameter : 2 mm / 2 mm Sensibilitas : sulit dinilai
Bentuk : Bulat, tepi rata Motorik : sulit dinilai
Isokor/anisokor : Isokor Refleks kornea : +/+
Posisi : Central (+ / +) Refleks bersin : sulit dinilai
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+

Gerakan bola mata : sulit dinilai


CN VII
Inspeksi wajah saat diam, mengerutkan
CN VIII dahi, menutup mata, meringis, tertawa :
Ketajaman pendengaran, Tinnitus, sulit dinilai
Nistagmus sulit dinilai Sensoris : sulit dinilai
:

CN XII CN IX dan X
Atropi : sulit dinilai • Suara bindeng/ nasal : sulit dinilai
Fasikulasi : sulit dinilai - Posisi Uvula : sulit dinilai
Deviasi : sulit dinilai - Refleks muntah : sulit dinilai
Disartria : sulit dinilai - Refleks batuk : sulit dinilai
- Peristaltik usus : Normal

CN XI
M. Trapezius : sulit dinilai
M. Sternocleidomastoideus : sulit dinilai
RANGSANG MENINGEAL

• Kaku Kuduk : (-)


• Kernig Test : (-)
• Brudzinsky I : (-)
• Brudzinsky II : (-)
SISTEM MOTORIK
Superior Inferior
(Ka/Ki) (Ka/Ki)
Superior (Ka/Ki) Inferior (Ka/Ki) Refleks Patologis
+
+menuru  Hoffman Traumer -/-
menurun
Gerak n/ +  Chaddock -/-
/+
menurun
menurun  Babinsky -/-
Kekuatan Otot Sulit dinilai Sulit dinilai  Gordon -/-
Tonus +/+ +/+  Gonda -/-

Trofi Eutrofi/Eutrofi Eutrofi/Eutrofi  Schaefer -/-


 Oppenheim -/-
Refleks Fisiologis
 Bicep -/-
Klonus -/- -/-
 Trisep -/-
 Pattela -/-
 Achiles -/-
SUASANA SARAF OTONOM DAN EKSTEROSEPTIF DAN PROPIOSEPTIF
FUNGSI LUHUR
 Raba: Nyeri: Suhu: Posisi: Getar: Tekan dalam: sulit dinilai
 Miksi : + terpasang catheter urine
 Defekasi : -

 Fungsi Bahasa : sulit dinilai


 Fungsi Orientasi: sulit dinilai
 Fungsi Memori : sulit dinilai
 Fungsi Emosi : sulit dinilai

 Fungsi kognitif : sulit dinilai SENSIBILITAS DAN KOORDINASI

 Steriognosis :-
 Grafognosis :-

 Tes Tunjuk Hidung :-


 Tes Pronasi Supinasi :-
HASIL LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NORMAL


Hemoglobin 14,2 13,0 – 18,0 g/dL
Leukosit 12,90 4800 – 10.800 /μL
Eritrosit 5,79 4,7 – 6,1 juta/μL
Hematokrit 42,2 42 – 52 %
Trombosit 236.000 150.000 – 450.000 /μL
MCV 72,9 79 - 99 fL
MCH 24,5 27 – 31 pg
MCHC 33,6 30 – 35 g/dL
GDS 127 <140 mg/dL
Ureum 41,2 13 – 43 mg/dL
Creatinine 1,05 0,72 – 1,18 mg/dL
Kesan:

Cortical infarct
lobus parietalis
sinistra disertai
transformasi
haemorrhagik
DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : penurunan kesadaran, hemiparese dextra

Diagnosis Topik : lobus parietalis sinistra


Diagnosis Etiologi : stroke transformasi haemorrhagik
Pemeriksaan Anjuran

Profil lipid
Asam urat
EKG
TERAPI

Medikamentosa 
 IVFD NaCl 0,9% gtt 20/menit Non-medikamentosa 
 Inj. Citicolin 2x250 mg  Perbaiki jalan napas – pemberian
O2 3 l/m nasal canule
 Inj. Ranitidin 2X1
 Pemasangan catheter urine
 Kalnex 3X1  Pemasangan NGT
 Ceftriaxon 2 x1 gr
 Manitol inf 4x100cc
Edukasi
Monitoring
• Tingkat kesadaran • Kontrol faktor risiko seperti
• Tanda tanda vital darah tinggi
• Penjelasan penyakit serta
prognosis
• Perawatan pasien sehari-hari
Tinjauan Pustaka
DEFINISI

• Manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral baik fokal maupun

global yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau

berakhir dengan kematian tanpa ditemukan penyakit selain daripada

gangguan vaskular (WHO)


ETIOLOGI
• TIA
• RIND
Infark otak • Emboli
• Trombosis

Perdarahan • intraserebral
intraserebral • subarakhnoid

• trombosis sinus dura, diseksi arteri karotis atau


Penyebab vertebralis, vaskulitis SSP, migren, kondisi
hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat, kelainan
lain hematologis
FAKTOR RISIKO
• Usia
Tidak dapat • Jenis kelamin pria
dimodifikasi • Ras dan hereditas • Hipertensi
• Faktor genetik
• Penyakit jantung

• Mayor
Mayor • Diabetes mellitus
• Polisitemia
• Pernah stroke
Dapat • Minor • Merokok
dimodifikasi

• Usia
• Jenis kelamin pria

Minor • Ras dan hereditas


• Faktor genetik
GEJALA UMUM
Berdasarkan Lokasi
• Kelemahan atau kelumpuhan dari anggota badan
yang dipersarafi. Bagian sistem saraf pusat :
• Kesulitan menelan Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
• Kehilangan kesadaran sensorik
• Nyeri kepala Batang otak( 12 saraf kranial):
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar,
• Penglihatan ganda. dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung
tepat. terganggu, lidah lemah.
• Pergerakan yang tidak biasa. Cerebral cortex:
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. afasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect,
• Ketidakseimbangan dan terjatuh. kebingungan.
• Pingsan.
Patofisiologi
• Penyumbatan Arteri Serebri Media

Penyumbatan arteri serebri media

1. Kelemahan otot
2. Spastisitas kontralateral
3. Kerusakan girus lateral precentralis dan postcentralis

1. Deviasi okular
2. Hemianopsia
3. Gangguan bicara motorik dan sensorik
4. Gangguan persepsi spasial
5. Apraksia
Penyumbatan Arteri Serebri Anterior

Penyumbatan • Hemiparesis dan defisit sensoris


kontralateral
arteri serebri • Kesulitan berbicara
anterior • Apraksia pada lengan kiri

Penyumbatan
• Kerusakan sistem limbic  apatis
bilateral arteri
serebri anterior
Penyumbatan Arteri Serebri Posterior

Penyumbatan a. • Hemianopsia kontralateral


serebri posterior

Penyumbatan bilateral • Kebutaan


Gejala
Gejala Stroke
Stroke Hemoragik
Hemoragik
Perdarahan Intraserebral Perdarahan Subarachanoid
• Onset yang hampir selalu timbul pada saat beraktivitas dan terkadang
• Sakit kepala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan
terjadi saat pasien dalam keadaan tidur (hanya 3%).
berat (kadangkala disebut sakit kepala thunderclap).
• Gejala: sakit kepala dan muntah, kejang, penurunan kesadaran.
• Nyeri muka atau mata.
• Jenis-jenis perdarahan
• Perdarahan Putaminal • Penglihatan ganda.
• Perdarahan kaudatus

• Perdarahan talamik
• Kehilangan penglihatan sekelilingnya.
• Perdarahan substansia alba (perdarahan lobaris)
• Menyebabkan beberapa masalah serius lainnya :
• Perdarahan serebral
• Hidrosefalus
• Perdarahan mesensefalon
• Vasospasm
• Perdarahan pons
• Pecahan kedua
• Perdarahan medula oblongata
Algoritma Gajah Mada
• Penurunan kesadaran : -
• Nyeri kepala : -
• Refleks babinsky : -
SIRIRIRAJ SCORE

• SSS diagnosa
Hal yang dinilai Nilai
• >1 : perdarahan serebral
• < -12: Infark serebral
Derajat kesadaran 0
sadar 1
• -1 smp 1 : diagnosa tidak pasti gunakan
kurva kemungkinan/ CT-Scan delirium , stupor 2
semikoma, koma
Muntah/nyeri kepala 0
SSS= (2.5 x derajat kesadaran) + (2x muntah) + dalam 2 jam 1
(2 x nyeri kepala ) + (0,1 x tekanan darah tidak
diastol) - (3x atheroma ) - 12 ya
Atheroma/ riwayat DM 0
- tidak ada 1
-1@>
Pemeriksaan Fisik

 Cranial Nerve
 Motor Function
 Sensory Function
 Cerebellar Function
 Gait
 Deep tendon reflexes
 Language (expressive and receptive capabilities)
 Mental status and level of consciousness
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Pemeriksaan darah rutin
• Pemeriksaan kimia darah lengkap:
• Gula darah sewaktu
• Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap)

Pemeriksaan Neurokardiologi
• Elektrokardiografi

Pemeriksaan Radiologi
• CT-Scan otak;
• MRI
• Foto toraks
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin
• Pemeriksaan kimia darah lengkap:
Lab
• Gula darah sewaktu
• Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap)

• CT-Scan otak;
Radiologi
• MRI
• Foto toraks

Neurokardiologi • Elektrokardiografi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Hiperakut Akut Subakut
• Di Instalasi Rawat Darurat: Tindakan • Penanganan faktor-faktor etiologik • Tindakan medis : Terapi kognitif, tingkah
resusitasi serebro-kardio-pulmonal. maupun penyulit. laku, menelan, terapi wicara, dan bladder
• Oksigen 2 L/menit • Tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan training (termasuk terapi fisik).
• Cairan kristaloid/koloid; hindari psikologis serta telaah sosial untuk • Penatalaksanaan khusus intensif pasca
pemberian cairan dekstrosa atau salin membantu pemulihan pasien. stroke di rumah sakit.
dalam H2O. • Penjelasan, edukasi dan cara perawatan • Terapi fase subakut:
• Pemeriksaan CT scan otak, kepada pasien dan keluarga. • Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut
elektrokardiografi, foto toraks, darah sebelumnya,
perifer lengkap dan jumlah trombosit, • Penatalaksanaan komplikasi,
protrombin time/INR, APTT, glukosa • Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan
darah, kimia darah (termasuk elektrolit); pasien),yaitu fisioterapi, terapi wicara,
jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah. terapi kognitif, dan terapi okupasi,
• Penjelasan ke keluarga • Prevensi sekunder
• Edukasi keluarga dan Discharge Planning
STROKE ISKEMIK AKUT

1. tPA (tissue Plasminogen Activator) pada 3 jam pertama serangan


2. oksigen dan cairan harus cukup
3. Aspirin, 48 jam setelah serangan
4. Antihipertensi (pertimbangan: Tekanan Darah Pasien)
5. Pompa proton (Lansoprazol) untuk pasien yang ulkus petikum
6. Jika terjadi sumbatan diberikan Heparin
7. Neurotropik dan neurotransmitter lainnya (Pirazetam)
8. Istrirahat cukup selama seminggu, jika stress diberikan Alprazolam
9. Nutrisi yang sesuai dan diberikan obat Antikolesterol.
Medikamentosa pada Stroke Akut
Medikamentosa pada Stroke Akut
• Antihipertensi
Obat Dosis dan frekuensi
Nifedipin 10mg setiap 6 jam
Kaptopril 6,25-25 mg /8 jam
Clonidin 0,1-0,2/12 jam
Prazosin 1-2mg/8 jam
Minoxidil 5-20mg/12 jam
Labetalol 20-80mg/12 jam

• Anti Platelet: Aspirin, Dipiridamol, Tiklopidin, Klopidogrel


• Anti Koagulan: Heparin, Warfarin
• Trombolisis: Penggunaan trombolisis 0,9mg/kg iv pada 3 jam pertama serangan
menunjukkan ”excellent outcome” yaitu minimal disability dalam skala neurologi. Misalnya:
alteplase
Medikamentosa pada Stroke Akut

• Hiperlipidemik
• Golongan Statin
• Golongan Ezetimibe

• Hiperglikemik: (GDS harus diturunkan <180 mg/dL)


Kadar Glukosa (mg/dL) Insulin tiap 6 jam s.c

< 80 Tidak diberikan insulin

80-150 Tidak diberikan insulin

150-200 2 unit

201-250 4 unit

251-300 6 unit

301-350 8 unit

351-400 10 unit

> 400 12 unit


Stroke Hemoragik

Terapi Umum Terapi Khusus


• Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume • Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang
hematoma >30 mL, perdarahan intraventrikuler dengan
hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung memburuk.
bersifat vasodilator. Tindakan bedah
mempertimbangkan usia dan letak perdarahan
• Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah yaitu pada pasien yang kondisinya kian memburuk
premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, dengan perdarahan serebelum berdiameter >3
diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume hematoma
bertambah. Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus
cm3, hidrosefalus akut akibat perdarahan
segera diturunkan dengan labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2 intraventrikel atau serebelum, dilakukan VP-
menit) sampai 20mg (pemberian dalam 10 menit) maksimum 300 shunting, dan perdarahan lobar >60 mL dengan
mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 tanda peningkatan tekanan intrakranial akut dan
mg per oral. ancaman herniasi.
• Jika didapatkan tanda tekanan intrakranial meningkat, posisi • Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan
kepala dinaikkan 30˚, posisi kepala dan dada di satu bidang,
pemberian manitol (lihat penanganan stroke iskemik), dan
antagonis Kalsium (nimodipin) atau tindakan
hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg). bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun
gamma knife) jika penyebabnya adalah aneurisma
• Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke iskemik, tukak atau malformasi arteri-vena (arteriovenous
lambung diatasi dengan antagonis H2 parenteral, sukralfat, atau
inhibitor pompa proton; komplikasi saluran napas dicegah
malformation, AVM).
dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik spektrum luas.
Fisioterapi

• Terapi bicara untuk belajar kembali • Bed exercise


berbicara dan menelan • Latihan duduk
• Terapi okupasi untuk mendapatkan • Latihan berdiri
kembali ketangkasan lengan dan • Latihan mobilisasi
tangan
• Latihan ADL (activity daily living)
• Terapi fisik untuk memperbaiki
• Latihan Positioning (Penempatan)
kekuatan dan kemampuan berjalan,
dan • Latihan mobilisasi
• Edukasi keluarga untuk memberikan • Latihan pindah dari kursi roda ke
orientasi kepada mereka dalam mobil
merawat orang yang mereka cintai di • Latihan berpakaian
rumah dan tantangan yang akan • Latihan membaca
mereka hadapi. • Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,O
KOMPLIKASI
Komplikasi

Neurologis Non neurologis


• Nyeri kepala • Stress Ulcer
• Hiccup akibat kontraksi otot-otot • Pneumonia
diafragma.
• Gangguan fungsi menelan
• Aspirasi
• Transformasi infark menjadi • Infeksi Saluran Kemih
hemoragik • Dekubitus
• Hidrosefalus
• DVT
Prognosis ad vitam pada kasus ini dubia, hal ini dipengaruhi oleh keadaan
pasien pada saat datang yang masih dalam keadaan umum yang cukup
baik atau buruk

Prognosis ad fungsionam dubia ad malam dikarenakan sangat tergantung


dari ketelatenan pasien dalam menjalani fisioterapi dan mengontrol
tekanan darah. Namun, semakin bertambahnya usia jika lebih dari 45
tahun risikio kecacatan semakin bertambah.

Prognosis sanationam dubia ad malam dikarenakan penyakit stroke tidak


dapat sembuh sempurna, dan adanya faktor resiko hipertensi yang butuh
kesadaran dan perhatian dari pasien untuk mengontrolnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai