Anda di halaman 1dari 8

Tauhid, dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”,

mentauhidkan bearti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah (Kamus besar


Bahasa Indonesia, hal. 907). Mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta.(DR. Abdul Aziz,
1998, hal. 9), Tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang
tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-
perbuatan-Nya. (Prof. Dr. M. Yusuf Musa, 1961, hal. 45) Tauhid adalah
mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan
keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya,
serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-
Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya. (Shalih
Fauzan bin Abdullah al Fauzan, hal. 15). Demikianlah pengertian Tauhid menurut
para ulama ternama, yang intinya adalah keyakinan akan Esa-nya ketuhanan
Allah SWT, dan ikhlasnya peribadatan hanya kepada-Nya, dan keyakinan atas
nama-nama serta sifat-sifat-Nya.
Tauhid terdiri dari tiga aspek:

)
Sebagai intisari peradaban Islam, tauhid
mempunyai dua segi atau dimensi : segi
metodologis dan konseptual. Yang pertama
menentukan bentuk penerapan dan implementasi
prinsip pertama peradaban ; yang kedua
menentukan prinsip pertama itu sendiri.
Dimensi Metodologis
Dimensi metodologis meliputi tiga prinsip; yaitu
kesatuan, rasionalisme, dan toleransi.Ketiganya ini
menentukan bentuk peradaban Islam.
Berlepas Diri dari Kesyirikan dan
Pelakunya

Kewajiban awal bagi setiap muslim adalah


bertauhid yang murni lagi tulus seiring dengan
berlepas diri dan cuci tangan dari kesyirikan.
Perhatikanlah apa yang telah Allah perintahkan
dan dari apa yang kita dilarang-Nya dalam ayat
berikut: Ibadahilah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun….
(QS. an-Nisa’ : 36)
• Di sini Allah subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-
hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya dan melarang
mereka dari mempersekutukan-Nya. Hal ini mengandung
penetapan hak peribadahan hanya bagi-Nya semata. Sehingga
siapa yang tidak beribadah kepada-Nya maka ia kafir lagi
congkak, dan siapa yang beribadah kepada Allah disertai
peribadahan kepada selain-Nya maka ia kafir lagi musyrik,
sedangkan siapa saja yang hanya beribadah kepada-Nya
semata ialah muslim yang mukhlish.[[8]]
Tauhid sebagai basis peradaban

Tauhid, dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan
bearti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah (Kamus besar Bahasa Indonesia,
hal. 907). Mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara,
penguasa, dan pengatur Alam Semesta. (DR. Abdul Aziz, 1998, hal. 9), Tauhid adalah
keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang
menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-perbuatan-Nya. (Prof. Dr. M. Yusuf
Musa, 1961, hal. 45) Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya
dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan
peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia
(asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat
kurang dan cela dari-Nya. (Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, hal. 15).
Demikianlah pengertian Tauhid menurut para ulama ternama, yang intinya adalah
keyakinan akan Esa-nya ketuhanan Allah SWT, dan ikhlasnya peribadatan hanya
kepada-Nya, dan keyakinan atas nama-nama serta sifat-sifat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai