Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN KOMUNIKASI

Hilma Paramita
FK UNSOED Selasa, 22 Mei 2018
• Bahasa lisan merupakan bagian penting
mengkomunikasikan gagasan, interaksi sosial,
dan pemahaman akademik
• Komunikasi efektif mencakup kecakapan dan
ketrampilan bahasa dan berbicara
• Bedakan dengan istilah tuna wicara : gangguan
untuk mengkomunikasikan kepada pendengar
yang disebabkan oleh kerusakan otak, celah
langitan, bibir sumbing, tuna rungu.
GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF
• Ketika keterampilan anak dalam kosa kata,
penggunaan kalimat yang benar dan
menciptakan kalimat yang kompleks, serta
mengulang-ngulangi kata berada di bawah
tingkat yang diharapkan
• Prevalensi 3-5% pada anak usia sekolah
• 15% pada anak dibawah 3 tahun
• 2-3x lebih lazim pada laki-laki
• Penyebab spesifik tidak diketahui
• Kerusakan otak samar serta keterlambatan
pematangan perkembangan otak
• Kemungkinan faktor genetik
GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS
• Defisit dalam keterampilan bahasa baik area
non verbal, reseptif dan ekspresif
• Kurang memahami kode, isyarat, bahasa tubuh,
verbal, kesulitan mengingat kata baru, bicara
dengan kalimat sederhana, artikulasi tidak
matang/kesalahan artikulasi, kesulitan
mengucap kata, kalimat tidak lengkap,
kehilangan kata, dll (dalam gradasi ringan
sampai berat)
DIAGNOSIS BANDING
• Retardasi mental
• Gangguan perkembangan pervasif
• Anak dengan afasia/disfasia (setelah gangguan
neurologis)
• Mutisme selektif
TERAPI
• Terapi wicara
• Terapi interaksi sosial/latihan keterampilan
sosial
• Psikoterapi suportif untuk memperbaiki
kepercayaan diri
• Konseling keluarga/orang tua
GANGGUAN CAMPURAN BAHASA
RESEPTIF-EKSPRESIF
• Gangguan pemahaman berbahasa yang berat
dan mempengaruhi kemampuan ekpresifnya
• Defisit kognitif terutama tugas yang melibatkan
penamaan benda dan motorik halus.
• Mielinisasi syaraf yang lambat
• Diskriminasi auditorik; gangguan ini lebih
berespon pada bunyi lingkungan dibandingkan
bunyi pembicaraan
• Kontribusi genetik, laki-laki lebih banyak dari
wanita
• Tingkat pemahaman bahasa isyarat dan verbal
dibawah rata-rata
• Mirip gangguan bicara ekpresif namun
gangguan campuran lebih berat
GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSTIK
• Nilai tes perkembangan berbahasa campuran
represif dan ekspresif di bawah rata-rata
• Kesulitan berbahasa campuran reseptif dan
ekspresif sehingga mengganggu akademik,
pekerjaan, komunikasi sosial
• Tidak disebabkan gangguan perkembangan
pervasif
• Jika ada retardasi mental, kesulitan berbahasa
lebih berat dibandingkan dengan kondisi yang
diharapkan
DIAGNOSIS BANDING
• Gangguan pendengaran
• Gangguan perkembangan pervasif
• Retardasi mental
• Afasia/disfasia didapat
• Kurangnya stimulasi lingkungan
TERAPI
• Evaluasi bahasa dan berbicara komperhensif
• Terapi wicara
• Psikoterapi suportif
• Konseling keluarga/orang tua
• Terapi komorbiditas bila ada
GANGGUAN FONOLOGIS
• Buruknya pengeluaran bunyi, pergantian satu
bunyi dengan bunyi yang lain, pengabaian
bunyi, bicara tidak jelas, disartria (inkoordinasi
otot-otot), dispraksia ( kesulitan merencanakan
dan mengeluarkan pembicaraan)
• Prevalensi tergantung usia; 0,5% pada remaja
usia pertengahan-akhir
• 2-3x lazim lebih banyak laki-laki dari wanita
DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS
• Terlambat atau gagal menghasilkan bunyi
wicara sesuai dengan perkembangannya,
terutama konsonan, hingga menimbulkan
pengabaian bunyi, penggantian dan distorsi
fonem.
• Normalnya anak usia 3 tahun dapat
mengartikulasikan m,n,ng,b,p,h,t,k,q, dan d
dengan benar
• 4 tahun dapat mengartikulasikan f, y, ch, sh dan z
dengan benar
• Umur 5 th mengartikulasikan th, s dan r dengan
benar
• Gangguan fonologis tidak disebabkan kelaianan
struktur maupun neurologis
• Bukan kesalahan mengartikulasikan 1 fonem
• Perkembangan bahasa normal
• Dapat memiliki berbagai masalah sosial, emosional
dan perilaku terutama jika terdapat gangguan
berbahasa ekspresif
TERAPI
• Terapi wicara
• Konseling orang tua/keluarga
GAGAP
• Gangguan aliran bicara involunter
• Bisa meliputi fenomena berikut : pengulangan
bunyi, perpanjangan , penyisipan, berhenti
dalam kata, penggantian kata untuk
menghindari perhentian, perhenian dengan
diam atau terdengar
• Pada gagap yang berat saat perhentian diikuti
gangguan pernapasan, pengerutan bibir,
decakan lidah. Perilaku tambahan : seringai
wajah, hentakan kepala, gerakan tubuh
• Gangguan ini biasanya bermula pada masa
kanak
• Penyebab tidak diketahui pasti
• Secara organik dikaitkan pada lateralisasi yang
tidak utuh/dominasi otak abnormal ->Dilihat di
EEG
• Pengaruh lingkungan :Teori semantogenik ->
respons yang dipelajari terhadap
ketidaklancaran masa kanak yang normatif
• Fungsi motorik beberapa anak tampak
terlambat atau agak abnormal
• Beberapa gambaran klinis terkait : antisipasi
ketakutan yang timbul akibat gagap,
menghindari kata, bunyi, situasi yang
menimbulkan gagap; kedipan mata, tic, tremor
daerah dagu
• Komplikasi: frustasi, ansietas, depresi
TERAPI
• Latihan napas, relaksasi, terapi wicara untuk
mengatur laju dan volume bicara
• Terapi perilaku dan kognitif : defensitisasi,
mengurangi tekanan mental saat gagp dan
mengendalikan saat gagap
• Psikoterapi individual untuk meningkatkan
kepercayaan diri dan menghadapi gangguan
emosi
• Terapi dan psikoedukasi keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai