I. Pendahuluan
Modul nyeri telan dilaksanakan di semester 6, setelah mahasiswa
mendapatkan modul pemeriksaan fisik kepala dan leher, terutama
pemeriksaan telinga, pemeriksaan fungsi pendengaran, rongga mulut dan
saraf kranialis. Dalam modul ini mahasiswa akan belajar melakukan proses
klinik pada pasien dengan keluhan gangguan pendengaran.
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
klinik untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah
pasien simulasi dengan keluhan utama nyeri telan
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
klinik untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah
pasien (simulasi) secara terstruktur dan komprehensif, untuk kasus
tonsilitis akut.
No. ICPC-2 : R76. Tonsillitis acute
No. ICD-10 : J03. Acute tonsillitis
J35. Chronic tonsilitis
Tingkat Kemampuan 4A
III. Pengelolaan
a. Anamnesis
Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada umumnya, anamnesis
menggunakan Sacred Seven dan Fundamental Four. Dalam anamnesis
ada beberapa hal yang perlu ditekankan sesuai keluhan utama pasien.
Keluhan:
Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal.
Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan.
Rasa nyeri semakin lama semakin bertambah sehingga anak menjadi
tidak mau makan.
Nyeri dapat menyebar sebagai referred pain ke telinga.
Demam yang dapat sangat tinggi sampai menimbulkan kejang pada
bayi dan anak-anak.
Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang.
Plummy voice / hot potato voice: suara pasien terdengar seperti orang
yang mulutnya penuh terisi makanan panas. (Catatan pakar: Ini
biasanya ditemukan pada abses peritonsiler/epiglottitis).
Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris
akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).
Page 2 of 17
Faktor Risiko
Usia” terutama pada anak.
Penurunan daya tahan tubuh.
Rangsangan menahun (misalnya rokok, makanan tertentu).
Higiene rongga mulut yang kurang baik.
Riwayat alergi
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tonsilitis akut:
a. Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2.
b. Hiperemis dan terdapat detritus di dalam kripte yang memenuhi
permukaan tonsil, baik berbentuk folikel, lakuna, atau
pseudomembran. Bentuk tonsillitis akut dengan detritus yang jelas
disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini
menjadi satu, membentuk alur alur maka akan terjadi tonsilitis
lakunaris.
c. Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk membran
semu (pseudomembran) yang menutupi ruang antara kedua tonsil
sehingga tampak menyempit. Temuan ini mengarahkan pada
diagnosis banding tonsilitis difteri.
d. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak
udem dan hiperemis.
e. Kelenjar limfe leher dapat membesar dan disertai nyeri tekan.
2. Tonsilitis kronik:
a. Tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kripte melebar
dan berisi detritus.
b. Pembesaran kelenjar limfe submandibula yang mengalami
perlengketan.
3. Tonsilitis difteri:
a. Tampak tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin
lama makin meluas
b. Tampak pseudomembran yang melekat erat pada dasar tonsil
sehingga bila diangkat akan mudah berdarah.
2) Leher :
pembesaran KGB leher jugularis anterior (+), nyeri tekan (+)
status lokalis lain d.b.n.
Page 5 of 17
c. Pemeriksaan Penunjang
Idealnya, semua pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui
secara pasti etiologi. Namun demikian, dalam praktiknya pemeriksaan
penunjang tidak dilakukan karena mahal dan memerlukan waktu
lama. Sebagai alternatifnya, para peneliti menyusun sistem skor untuk
membedakan kemungkinan penybabnya virus atau bakteri (lihat pada
bagian diagnosis).
Centor criteria adalah seperangkat kriteria yang dikembangkan
sebagai metode cepat untuk mendiagnosis adanya infeksi
Streptococcus grup A atau mendiagnosis faringitis streptokokkal pada
pasien dewasa dengan keluhan nyeri/radang tenggorokan (sore throat).
Kriteria atau skor Centor:
parameter skor
demam +1
eksudat tonsiler +1
limfadenopati servikalis anterior yang nyeri +1
ketiadaan batuk +1
usia kurang dari 15 tahun +1
usia lebih dari 44 tahun -1
skor total …
Skor total berada pada rentang – 1 sampai dengan +5
risiko infeksi
skor pemeriksaan penunjang
streptokokus
- 1, 0,
< 10 % tidak perlu
1
2 = 15 %
2,3 Perlu kultur tenggorok
3 = 32 %
Rapid strep testing dan atau kultur tenggorok
4,5 56 %
(dan uji sensitivitas?)
skor total +5
Diagnosis Banding
Tidak ada diagnosis banding karena gambaran klinis sudah
jelas.
Kondisi berikut mudah dibedakan dari tonsillitis akut:
o J35. Chronic tonsilitis (tidak ditemukan tonsil hiperemis seperti
pada tonsillitis akut).
o Infiltrat tonsil (pada umumnya unilateral)
o Limfoma (pada umumnya bilateral, tetapi permukaannya licin, tidak
ditemukan detritus)
o tumor tonsil (pada umumnya unilateral, permukaan tidak
beraturan)
e. Penulisan Resep
Tatalaksana berdasarkan skor total:
risiko infeksi pemeriksaan
skor antibiotik
streptokokus penunjang
- 1,
< 10 % tidak perlu tidak perlu
0, 1
2 = 15 %
2,3 Perlu kultur tenggorok apabila hasil kulturnya positif
3 = 32 %
Rapid strep testing apabila hasil kulturnya positif
4,5 56 %
dan atau kultur (pilihan antibiotic berdasarkan
Page 7 of 17
a. Tonsilitis viral.
analgetika / antipiretik (misalnya, Paracetamol)
antivirus diberikan bila gejala berat
o Antivirus Metisoprinol diberikan pada infeksi virus dengan
dosis:
Dewasa: 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali
pemberian/hari pada orang dewasa
Anak < 5 tahun: diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6
kali pemberian/hari.
b. Tonsilitis bakteri
Bila diduga penyebabnya Streptococcus group A:
o Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau
o Amoksisilin:
anak: 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari
dewasa: 3 x 500 mg selama 6-10 hari atau Eritromisin 4 x
500 mg/hari.
Selain antibiotik juga diberikan Kortikosteroid karena steroid
telah terbukti menunjukkan perbaikan klinis yang dapat
menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa
Deksametason, dengan dosis:
o dewasa: 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari
o anak-anak: 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama
3 hari
Analgetik / antipiretik, misalnya Paracetamol.
c. Tonsilitis difteri
Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur,
dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis
kelamin.
Page 8 of 17
Indikasi absolut:
1. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran nafas,
disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmonar
2. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan
drainase
3. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
4. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi
anatomi
Indikasi relatif:
1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi
antibiotik adekuat
2. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan
pemberian terapi medis
3. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptococcus yang
tidak membaik dengan pemberian antibiotik laktamase resisten.
f. Edukasi
Pasien dan atau keluarga perlu diberikan edukasi mengenai:
1) Penyakit yang dideritanya
2) Penyebab atau pencetusnya
3) Apabila pernah mengalami hal serupa sebelumnya: perubahan
penyakit (apakah membaik atau memburuk)
4) Jenis dan mekanisme kerja obat yang diberikan
Page 10 of 17
2 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan 2
Fisik tidak melakukan pemeriksaan fisik sesuai cuci tangan sebelum dan cuci tangan sebelum dan
pemeriksaan fisik masalah klinik pasien, setelah pemeriksaan, setelah pemeriksaan, DAN
yang sesuai namun TIDAK melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
dengan masalah melakukan CUCI fisik sesuai masalah klinik fisik sesuai masalah klinik
Page 13 of 17
3 Interpretasi Peserta ujian Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat 2
Pemeriksaan tidak dapat menentukan sebagian menentukan SEBAGIAN menentukan SELURUH
Penunjang menentukan atau seluruh pemeriksaan penunjang pemeriksaan penunjang
(hanya apabila pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan yang dibutuhkan DAN
diperlukan) penunjang yang yang dibutuhkan tetapi melakukan interpretasi melakukan interpretasi
diperlukan TIDAK dapat melakukan yang tepat yang tepat
INTERPRETASI YANG
TEPAT
4 Menentukan Peserta ujian Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu 2
diagnosis dan tidak dapat menentukan diagnosis, menentukan diagnosis menentukan diagnosis
diagnosis menentukan tetapi tidak dapat dan satu diagnosis dan dua diagnosis
banding diagnosis dan menentukan diagnosis banding banding dengan tepat
diagnosis bandingnya
banding
5 Tatalaksana Peserta ujian Peserta ujian memilih obat Peserta ujian memilih obat Peserta ujian memilih obat 2
Farmakoterapi memilih obat dengan menerapkan dengan tepat sesuai dengan tepat sesuai
yang tidak tepat beberapa prinsip berikut: seluruh prinsip berikut: seluruh prinsip berikut:
Page 14 of 17
7 Perilaku Peserta ujian Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan 2
profesional tidak meminta dan 1-2 poin berikut : dan 3 poin berikut: dan melakukan di bawah
izin secara lisan 1. melakukan setiap 1. melakukan setiap ini secara lengkap:
dan sama sekali tindakan dengan tindakan dengan 1. melakukan setiap
tidak melakukan berhati-hati dan berhati-hati dan tindakan dengan
poin berikut: teliti sehingga teliti sehingga berhati-hati dan
1. melakukan tidak tidak teliti sehingga
setiap tindakan membahayakan membahayakan tidak
dengan pasien dan diri pasien dan diri membahayakan
berhati-hati sendiri sendiri pasien dan diri
dan teliti 2. memperhatikan 2. memperhatikan sendiri
sehingga tidak kenyamanan kenyamanan 2. memperhatikan
membahayaka pasien pasien kenyamanan
n pasien dan 3. melakukan 3. melakukan pasien
diri sendiri tindakan sesuai tindakan sesuai 3. melakukan
2. memperhatikan prioritas prioritas tindakan sesuai
kenyamanan 4. menunjukan rasa 4. menunjukan rasa prioritas
pasien hormat kepada hormat kepada 4. menunjukan rasa
3. melakukan pasien pasien hormat kepada
tindakan 5. mengetahui 5. mengetahui pasien
sesuai prioritas keterbatasan keterbatasan 5. mengetahui
4. menunjukan dengan merujuk dengan merujuk keterbatasan
rasa hormat atau melakukan atau melakukan dengan merujuk
kepada pasien konsultasi bila konsultasi bila atau melakukan
5. mengetahui diperlukan diperlukan konsultasi bila
keterbatasan diperlukan
Page 16 of 17
dengan
merujuk atau
melakukan
konsultasi bila
diperlukan
Page 17 of 17
VI. Referensi