Anda di halaman 1dari 45

URINALISIS

MEMILIH SAMPEL URIN


1. Urin sewaktu : urin yang dikeluarkan pada satu
waktu yang tidak ditentukan dengan khusus.
(pemeriksaan rutin)
2. Urin pagi : urin yang pertama-tama dikeluarkan
pada pagi hari setelah bangun tidur.
(pemeriksaan sediment, berat jenis, protein, test
kehamilan, dll)
3. Urin postprandial : urin yang pertama kali
dilepaskan 1,5 – 3 jam sehabis makan.
(pemeriksaan glukosuria)
4. Urin 24 jam : mengumpulkan urin 24 jam
diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter
atau lebih yang dapat ditutup dengan baik.
Botol harus bersih dan biasanya memerlukan
sesuatu zat pengawet.
5. Urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada laki-laki :
beberapa jam sebelum pemeriksaan
dilakukan tidak boleh berkemih.
(pemeriksaan urologik)
PENGAWET URIN
• URIN HARUS DIPERIKSA SEMASA MASIH SEGAR!!!
• Simpan urin pada suhu 4°C, sebaiknya dalam lemari es,
dalam botol-botol tertutup
Untuk menghambat perubahan susunan, ada bermacam-
macam bahan pengawet:
1. Toluena : glukosa, aseton, dan asam aseto-asetat
2. Thymol
3. Folmaldehida : sediment
4. Asam sulfat pekat : kalsium, nitrogen, zat inorganik
lain.
5. Natrium bikarbonat : urobilinogen
WADAH URIN
• Botol penampung urin harus bersih dan
kering.
• Wadah urin terbaik adalah gelas bermulut
lebar yang dapat disumbat rapat.
PEMERIKSAAN RUTIN/PENYARING
• Ialah beberapa macam pemeriksaan yang
dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya
dan yang menyertai pemeriksaan tubuh tanpa
pendapat khusus.
A. Pemeriksaan Fisis : 1. Jumlah
2. Bau
3. Buih
4. Warna
5. Kejernihan
B. Pemeriksaan Kimia : 1. pH, berat jenis
2. Protein
3. Glukosa
4. Badan keton
5. Bilirubin
6. Urobilinogen /Urobilin
C. Pemeriksaan Mikroskopis :1. Sel darah, sel epitel.
2. Torak
3. Kristal
JUMLAH URIN
Jumlah urin
• N : ± 1200 – 1500 mL/ hari (750 – 2000 mL/ 24 jam)
• Oligouria :
– diare berat,
– muntah >>,
– panas tanpa minum cukup,
– g3 sirkulasi ke ginjal
• Polyuri :
– intake cairan >>,
– absorbsi cairan oedema >>,
– nervous,
– GGK,
– DM
BAU URIN
Bau
• Urin baru : bau tidak keras.
• Bau urin dipengaruhi makanan dan kelainan
sistemik
BUIH DAN KEKERUHAN URIN
Buih
• protein → buih >>
• N : putih.
• kuning : bilirubin
Kekeruhan
• N: jernih
• kadang agak keruh →
nubekula.
WARNA URIN
Warna
• N : kuning atau
kuning – merah/
kuning tua
• Perub. ok patologis
& non patologis.
• non patologis ok
bahan makanan
atau obat – obatan.
pH URIN
Derajad Keasaman (pH)
• N : ±,4,8 – 7,5 dg rata – rata 6.
• pH urin : makanan.
• Urin asam :
peny. acidosis, DM, TBC ginjal, fenilketouria,
kelaparan, diare, peny. dg febris.
• Urin alkalis :
alkolosis metabolis & respiratorik, muntah
berat, infeksi tr. urinarius (kistitis), & sindrom
fanconi.
BERAT JENIS URIN
• Rasio urin antara densitas urin &
densitas air.
• Alat : urinometer atau refraktor.
• N : 1,015 – 1,020 (1,003 –
1,030).
• m↑ : protein, glukosa &
diodrast.
• BJ =1,010 : glomerulonefritis kronis dg kerusakan ginjal
yang parah.
• BJ>1,035 : sind. nefrotik, dehidrasi, ggl hati,
glomerulonefritis akut, ggl jantung kongestif & shock.
• BJ < 1,005 : diabetes insipidus, diabetes insipidus
nefrogenik, nekrosis tubuler akut & pyelonefritis.
Test konsentrasi dan test dilusi
 kemampuan ginjal memproduksi urin dg BJ >/< 1,010.
 Isotheinuria : BJ tetap 1,010.
 Hipotheuria : < 1,008.
 Hipertheruia tidak dipakai
PROTEIN URIN
Proteinuria :
kebocoran glomerulus, g3 reabsorbsi tubulus, m↑
ekskresi tubulus atau kombinasi

• Proteinuria fisiologik :
 setelah latihan fisik berat
 makan protein >>
 mandi air dingin lama
 orthostatic proteinuria
 stadium terakhir kehamilan
Proteinuria patologis :
 Heredofamilial : mikrositik disease
 G3 sirkulasi ginjal/g3 reabs.tub. ginjal : peny. jantung
kronis, anemia, trombosis v. renalis, trombosis/ obs. v.
cava inferior, & DM.
 Iritasi ginjal ok g3 filtrasi glomerolus → zat toksik &
penyakit dg febris.
 Peny. ginjal organik: deg.nefritis, TB ginjal, neoplasma.
 Peny. penyebab kelainan ginjal : SLE, amyloidosis,
waldenstroms disease, purpura rhematica (Henoch –
Schonlein syndrome), hiperurisemia, hiperkalsemia,
polisitemia, dan dekompensasi kordis.
 Multipel myeloma
GLUKOSA URIN
• test penyaring DM.
• N : < 25mg/ dL
• 2 cara pemeriksaan :
test reduksi & enzimatis.
• Test reduksi : fehling, benedict, dan clinitest
tablet.
Keadaan bermenifestasi glukosuria:
1. Alimentari glukosuria
2. Renal glukosuria
– Primary familial renal glukosuria
– Kehamilan.
– Fanconi synd, peny. Wilson & tub renalis.
– Sind nefrotik
3. Peny. destruksi pankreas akut/ kronik.
4. Peny. endokrin: hiperpitutarism, tirotokosikosis, cushing
syndrom, & pheokromositom.
5. Peny./ kerusakan CNS, injeksi ephineprin, stress, inf., anestesi,
& selama infus dengan glukosa
BILIRUBIN URIN
• F : dx jaundice & DD jenis jaundice
• Patogenesa jaundice:
 Retensi jaundice ok hemolitik jaundice.
 Regurgitasi ok infeksi & toksin
• Ditinjau dari sudut lokasinya :
– Prehepatik : hemolitik & non hemolitik Hepatik :
hepatoseluler & hepatokanalikuler
– Post hepatik ok obstruksi komplit & inkomplit
• Eritrosit → Hb → dipecah RES → bilirubin →
diikat albumin → hepar → bilirubin + asam
glukoronat → diekskresikan ke empedu →
bilirubin glukoronat.
• Dlm usus : stercobilinogen & urobilinogen →
urin <<.
• Bilirubin → urin + → patologis.
• test : horrison, modifikasi horrison
• Test busa : putih/ kuning muda → -
Indikasi Pemeriksaan Bilirubin
• Pemeriksaan urine rutin.
• Deteksi jaundice yang dini.
• DD jaundice.
• Dx dini & pengelolahan px hepatitis infeksiosa.
• Pegawai industrial medicine.
• Familiar jaundice. g3 metab. pigmen empedu : Curbin –
sprinz syndrome & penyakit Gilbert.
• Drug induced cholestatic jaundice
UROBILINOGEN URIN
• N : 0,5 – 4 mg/ 24 jam.
• Pemeriksaan : reagen Erhlich → warna merah
• Test tg3 : sulfonamid, prokain, formalin & inf.
Sal. kencing.

Urobilin
• Pemeriksaan : reagen Schlesinger
ERITROSIT
• Eritrosit
• Normal : 0-2 /LPB
– Hematuria
– Hemoglobinuria
• Hematuria : 1. Batu ginjal
2. Glomerulonefritis
3. Pyelonefritis
4. Tumor
5. Trauma
6. Keracunan zat kimia/obat
7. Latihan berat
• Hemoglobinuria :
1. Reaksi transfusi
2. Anamia hemolitik
3. Menderita luka bakar
4. Infeksi
5. Latihan berat

• Myoglobinuria :
1. Trauma otot
2. Koma lama
3. Kejang
4. Muscle wasting diseases

SK Strasinger, Urinalysis & Body Fluids, 1994, p65


LEUKOSIT

White blood cells & bakteria


• Leukosit
– Normal 0-5/LPB
– Infeksi saluran kencing (ISK)
– Skreening utk pemeriksaan urin kultur
• Leukosituria = Pyuria
• Pyuria mungkin akibat adanya infeksi bakteri
di tempat lain selain ginjal dan saluran kemih
SEL EPITEL

Epitel squamosa
• SEL EPITEL
– Epitel Skuamos
– Epitel transistional
– Sel epitel renal tubular
Jamur-Candida

Budding jamur & Ep squamous


• Candida
– Terdapat pada urine Candida albicans
– Sering ditemukan pada Moniliasis
 penderita DM
– Gatal pada organ tsb
• Garukan akibat gatal iritasi
komplikasi: infeksi jamur & kuman
SILINDER

Silinder hyaline

Silinder bergranula
PEMBENTUKAN SILINDER

• Syarat pembentukan silinder:


– Urine harus bersifat asam ( pH < 7 )
– Konsentrasi garam yg tinggi
– Proteinuria
– Flow urine harus berkurang
• Silinder eritrosit
– Inflamasi akut trac. urinarius, kelainan vaskuler dari
glomerulus.
– Sering pada:
• Glomerulonefritis
• Infark renal
• Penyakit kolagen
• Silinder leukosit
– Sering pada:
• Glomerulonefritis akut
• Sindroma nefrotik
• Pielonefritis
• Silinder hialin
– Sedikit normal
– Sering terbentuk dari: protein tamm-horsvall
 protein yg khusus pd sal. Urinarius.
– Dibentuk dari gel protein
– Bisa pada :
• kerusakan membran kapiler glomerulus
– Bisa juga:
• Febris yang cukup lama / tinggi
• Exercise yg berat
• Silinder granuler
– Bisa granuler halus & kasar
– Bila sedikit: (n), tetapi bisa
patologis pada:
• Pyelonefritis
• Intoksikasi kronik (besi putih)

• Silinder lemak /fatty / box


silinder lilin
– Terdapat pada:
• Inflamasi tubulus
• Denerasi tubulus
– Bisa terbentuk dlm tub
koligentes bila urine flow
berkurang.
– Sering terdapat penyakit
ginjal kronik.
• Parasit
– Biasanya parasit pd uretra/urine
sering terkontaminasi dgn feses dan
vagina
– Bisa ditemukan cacing pada urine

• Sperma
– Dapat ditemukan jika:
• Urine diambil pagi hari
• Setelah sexual intercourse
PELAPORAN URINALISIS
• Sedimen urin dilaporkan dalam lapangan
pandang besar 10 X 40 (LPB) :
– Unsur leukosit
– Eritrosit
– Bakteri
– Jamur
– Kristal
– Protozoa
 Lapangan pandang kecil 10 X 10 (LPK) :
Silinder, Epitel
Pelaporan sedimen urin secara semikuantitatif
• Eritrosit, leukosit, epitel, bakteri, ragi, Kristal
dan protozoa dilaporkan per lapang pandang
besar 10x40(LPB). Silinder dilaporkan per
lapang pandang kecil. Menurut JCCLS jumlah
unsur sedimen dalam LPK dan LPB harus
dihitung rerata ≥ 10 lapangan.7
PELAPORAN URINALISIS
• Pelaporan eritrosit
- hitung minimal 10 lapang pandang besar, cari angka
yang sering muncul.
Normal: 0-2/LPB

 Pelaporan Leukosit
- hitung minimal 10 lapang pandang besar, cari angka
yang sering muncul.
Normal: 0-5/LPB

 Pelaporan silinder:
(sebutkan jenisnya) / LPK
Normal: silinder hyalin 0-1/LPK
PELAPORAN URINALISIS
• Pelaporan Kristal dan epitel
- lihat pada lapang pandang kecil (lensa obyektif
10x), sebutkan jenisnya.
- tentukan jumlahnya secara semikuantitatif
-  0/LPB
+  1-4/LPB
++  5-9/LPB
+++  >10/LPB

Anda mungkin juga menyukai