Anda di halaman 1dari 43

CIBITUNG, 17 OKTOBER 2019

PRESENTASI KASUS

G3P2A0 GRAVIDA 34 MINGU


HEMORAGIA ANTE PARTUM
PLASENTA PREVIA TOTALIS
Pembimbing :
dr.Yedi Fourdina S. Sp. OG

Zegovine El Zunusiyah Plasenta letak rendah


Plasenta previa parsialis

110.2014.292
Normal Plasenta previa totalis
BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. PEMBAHASAN


.

BAB III. LAPORAN KASUS

BAB IV. ANALISA KASUS


.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan kehamilan
± 500.000 angka kematian
pada ibu hamil dan
perdarahan adalah 30.8%

AKI
Perdarahan pada kehamilan juga
99% terjadi di negara berkembang
dan hanya 1% terjadi di negara
maju

SDKI (2012)
20 15 15

15 17
AKI di Indonesia masih tinggi, yakni
0
sebesar 359 per 100.000 kelahiran

2013
2007
2009
2011

2015
hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
KET
< 24 MINGGU ABORTUS
MAH
ANTEPARTUM
PLASENTA PREVIA
SOLUSIO PLASENTA
> 24 MINGGU
VASA PREVIA
RUPTUR UTERINA

PERLUKAAN VULVA
PERDARAHAN ROBEKAN PERINEMUM
INTRA PARTUM
PERLUKAAN VAGINA
DALAM OBSTETRI ROBEKAN SERVIKS

TONE
TRAUMA
EARLY (<24 JAM)
TISSUE
THROMBIN
POST PARTUM

SUBINVOLUSI
LATE (>24 JAM) RETENSI SISA PLASENTA
INFEKSI NIFAS
PLASENTA PREVIA VASA PREVIA

HEMORAGIA
ANTEPARTUM
(HAP)
SOLUSIO PLASENTA RUPTUR UTERINA
HEMORAGIA ANTEPARTUM
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI PENCEGAHAN DIAGNOSIS

Perdarahan dari saluran The Canadia Perinatal Anamnesis


genitalia yang terjadi >24 Network • Kelainan plasenta • Pola hidup sehat • Pemeriksaan fisik
minggu dan sebelum 806 wanita dengan (70%) • Menjauhi merokok • Pemeriksaan dalam
persalinan janin perdarahan : UK 22 minggu • Lesi lokal pada • Menjauhi penggunaan • Pemeriksaan
dan 28 minggu. saluran kelamin (25%) obat-obat narkotika laboratorium
• Solusio plasenta 32% • Penyebab yang tidak • Pemeriksaan
• Plasenta previa 21% diketahui (5%) Ultrasound
• Perdarahan servikal
6.6%.
1. Introduction

Tatalaksana Inisial Tatalaksana resusitasi

1. Periksa ABC. 1. Pasang akses IV


2. Tanda-tanda vital dan skala nyeri. 2. Monitoring saturasi O2
3. Estimasi banyaknya kehilangan darah. 3. Mengambil darah dan lakukan
4. Periksa kondisi janin pemeriksaan darah rutin, Pemberian
cairan
4. Pemberian analgesik
5. Pemasangan kateter urin
6. Persiapan ruang operasi

Gambar 1. Algoritma penanganan awal keluar darah


pervaginam pada kehamilan lanjut
PLASENTA PREVIA
DEFINISI KLASIFIKASI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI GAMBARAN KLINIS

Plasenta yang Indonesia, • Perdarahan tanpa adanya


• Tingginya usia ibu
berimplantasi pada • Plasenta previa totalis Plasenta previa terjadi rasa nyeri. berwarna merah
• • Multiparitas
segmen bawah rahim • Plasenta previa parsialis pada kira-kira 1 di segar.
• Kehamilan ganda • Perdarahan biasanya baru
sehingga menutupi • Plasenta previa antara 200 persalinan. • Riwayat kelahiran terjadi akhir trimester
seluruh atau sebagian dari marginalis • Rumah Sakit Umum Caesar kedua ke atas.
ostium uteri internum • Plasenta letak rendah Pemerintah dilaporkan • Perdarahan pertama
• Merokok
insidennya berkisar berlangsung tidak banyak
1,7%-2,9%. dan berhenti sendiri,
• Perdarahan akan kembali
berulang.
PLASENTA PREVIA
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA

Komplikasi pada ibu : • Tatalaksana Umum


• Anamnesis • Anemia • Tatalaksana Khusus
• Pemeriksaan luar • Kelainan pada
• Pemeriksaan dalam perlekatan plasenta
• Pemeriksaan • Perdarahan
laboratorium
• (USG). Komplikasi pada janin :
• (MRI). • Kelainan letak
• Kelahiran prematur
• Gawat janin
Gambar 2. Guideline tatalaksana plasenta previa.
Klasifikasi plasenta previa
SOLUSIO PLASENTA
abruptio placentae, ablatio placentae, dan accidental hemorrhage.

DEFINISI KLASIFIKASI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI GAMBARAN KLINIS

Terlepasnya sebagian atau DERJAJAT 15 juta kelahiran National • Riwayat solusio plasenta
seluruh permukaan • Solusio plasenta totalis Centre For Health Statistic • Perdarahan yang
sebelumnya
• Solusio plasenta parsialis
maternal plasenta dari • Ruptura sinus marginalis
insiden solusio plasenta • Faktor kardio-reno- berwarna tua
tempat implantasinya yang dalam kelahiran bayi vaskuler • Nyeri perut
normal pada lapisan BENTUK tunggal sebanyak • Faktor usia ibu • Uterus tegang terus
desidua endometrium • Solusio plasenta dengan 1 diantara 160 kelahiran • Faktor trauma menerus mirip his
perdarahan keluar (revealed
sebelum waktunya yakni • Leiomioma uteri partus prematurus
hemorrhage)
sebelum anak lahir. • Solusio plasenta dengan • Faktor merokok dan
perdarahan tersembunyi penggunaan kokain
(concealed hemorrhage).
Gambar 3. Tipe-tipe solusio plasenta
SOLUSIO PLASENTA
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA

Harus dirujuk ke fasilitas


• Anamnesis kesehatan
• Pemeriksaan luar • Syok perdarahan
• Pemeriksaan dalam • Gagal ginjal.
• Pemeriksaan • Kelainan pembekuan
laboratorium darah.
• Pemeriksaan • Apople uteroplacenta
Ultrasonografi (USG).
RUPTUR UTERI
DEFINISI KLASIFIKASI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI GAMBARAN KLINIS

Ruptura uteri komplit Kerusakan atau anomali uterus . • Ruptur nya jaringan parut • Perdarahan yang hebat
keadaan robekan pada uterus yang telah ada sebelum hamil: Kanada bekas seksio sesarea, • Nyeri perut hebat
dimana telah terjadi hubungan • Pembedahan pada miomektomi, riwayat • Palpasi juga ditemukan
langsung antara rongga amnion miometrium kenaikan resiko untuk terjadinya kuretase. bentuk uterus yang abnormal
dan rongga peritoneum. • Trauma uterus koinsidental ruptur uteri pada wanita dengan • Disfungsi persalinan (partus dengan kontur tidak jelas,
• Kelainan bawaan riwayat seksio sesarea lama, distosia) nyeri tekan dinding perut.
Ruteri inkomplit sebelumnya sebesar 0,56%. • Induksi atau akselerasi • Pada pemeriksaan Leopold,
hubungan kedua rongga Kerusakan atau anomali uterus persalinan yang distimulasi bagian-bagian janin mudah
tersebut masih dibatasi oleh yang terjadi dalam kehamilan: berlebihan dipalpasi.
peritonemum viserale • Sebelum kelahiran anak • Grande multipara
• Dalam periode intrapartum tanda khas seperti lingkaran
• Cacat rahim yang didapat konstriksi patologis (Bandl’s
Ring) sering ditemukan
Gambar 4. Ruptur Uterus
Gambar 5. Bandl’s ring
RUPTUR UTERI
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA

• Anamnesis • Tatalaksana Umum


• Pemeriksaan luar • Tatalaksana Khusus
• Kematian maternal
• Pemeriksaan dalam
• Kematian janin
• Pemeriksaan
laboratorium
• Pemeriksaan
Ultrasonografi (USG).
VASA PREVIA
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI GAMBARAN KLINIS DIAGNOSIS

Selaput ketuban yang • 1 dalam 5.000 . Pembuluh darah janin • Perdarahan dapat • Jarang terdiagnosa
melewati pembukaan kehamilan melintasi selaput ketuban timbul UK >24 minggu sebelum persalinan
serviks robek atau pecah • Angka kematian janin yang berada di depan • Darah merah segar • Saat ANC dilakukan USG
dan vaskular janin itupun yang tinggi 33-100% ostium uteri internum. • Tidak disertai atau dapat dengan Color Doppler
ikut terputus disertai nyeri perut dan
kontraksi uterus
• Perdarahan segera Diagnosis dapat dipastikan
setelah ketuban pecah pasca salin dengan
pemeriksaan selaput
ketuban dan plasenta.
Gambar 6. Vasa Previa
VASA PREVIA
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA

• Anamnesis • Kematian maternal seksio sesarea segera


• Pemeriksaan luar • Kematian janin namun
• Pemeriksaan dalam bila janin sudah meninggal
• Pemeriksaan atau imatur, dilakukan
laboratorium persalinan pervaginam
• Pemeriksaan
Ultrasonografi (USG).
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

1
Ny. Neneng Barokah
2 34 Tahun
3 SMA
4 Ibu RT

5 Golongan darah B
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien tanggal 01 September 2019, jam
1 00.30 WIB 2
Keluhan Utama Keluhan Tambahan
Keluar darah dari jalan
lahir sejak 7 jam SMRS Mules sejak 6 jam SMRS
Pasien datang ke RSUD Kabupaten Bekasi dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 7 jam
Riwayat Penyakit SMRS (30-09-2019). Darah keluar secara tiba-tiba,
dengan warna merah segar dan banyak ± 90cc,
Sekarang darah ada yang sifatnya menggumpal dan ada yang
tidak. Perdarahan tidak disertai dengan rasa nyeri.
Pasien juga mengeluhkan rasa mules. Pasien
sedang tidak melakukan hubungan suami istri 2
hari terakhir ini, tidak ada riwayat trauma. Riwayat
keluar air-air disangkal. Sebelumnya, pasien sudah
pernah dirawat dengan perdarahan yang ketiga
kalinya, pasien dirawat dua kali di RSUD Cibitung
Kabupaten Bekasi, tanggal 6 September 2019
dengan keluhan keluar darah dan mules 7 jam
SMRS dari jalan lahir dan tanggal 13 September
2019 dengan perdarahan 3 jam SMRS dan tidak
ada mules. Pasien mengaku pernah di USG 2 kali di
RSUD Cibitung Kabupaten Bekasi dan hasil USG
menyatakan plasenta previa totalis. Pasien hamil
anak ke 3, dan belum pernah keguguran
ANAMNESIS

4 5
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga

Hipertensi, kencing manis,


Hipertensi, kencing
jantung, paru, asma, alergi manis, jantung, paru,
disangkal asma, alergi disangkal
ANAMNESIS

6 7 8
Riwayat menstruasi Riwayat pernikahan Riwayat KB

• Haid pertama: usia 12 Tahun Memakai KB suntik 3 bulan pada


• Menikah 1 kali
• Siklus Haid : Teratur setiap 1 tahun 2019
• Usia pertama kali menikah
bulan sekali
17 tahun
• Lama Haid : 5 - 7 hari
9
Riwayat obta-obatan
• Pasien tidak sedang mengkonsusmi obat-
obatan tertentu
• Tidak merokok
ANAMNESIS

9 10

Riwayat Obstetri: Riwayat Persalinan:


• Paritas : G3P2 A0 AH: 2 Jenis Umur Jenis Penolong Umur BB Lahir

• HPHT : Pasien lupa Kelamin Kehamilan Kehamilan Anak

1 Laki-laki + 9 Bulan Normal Bidan 15 Tahun 3300gr


• HPL :-
• Usia kehamilan: 34 minggu
2 Perempuan + 9 Bulan Normal Bidan 7 Tahun 3200gr
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Laboratorium
Status generalis Status obstetri (01/09/2019)

• Keadaan umum: Baik • TFU: 27 cm • Hb 11,5

• Kesadaran : Compos Mentis • TBJ klinis : 2380 gram • Ht 33

• Tekanan darah: 116/71 mmHg • Leopold I :Teraba bagian lunak, asimetris, • Eritrosit 3,73
tidak melenting, kesan bokong • Leukosit 13,3
• Nadi: 97 x/menit
• Leopold II : Teraba bagian keras memanjang • Trombosit 350.000
• Suhu: 36,2 oC
di sebelah kiri, dan bagian kecil-kecil
menonjol di sebelah kanan, kesan punggung
• Pernafasan: 20 x/menit
di kiri, ekstremitas di kanan
• Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Leopold III : Teraba bagian keras, melenting,
• Paru: SN Vesikuler +/+, Rhonki -/-Wheezing -/- simetris, kesan kepala

• Jantung: BJ I – II reguler, murmur (-), gallop (-) • Leopold IV : Bagian terbawah janin belum
masuk pintu atas panggul
• Abdomen :Pembesaran perut yang simetris,
bising usus (+), striae gravidarum (-), nyeri • His : -
tekan (-)
• DJJ : 148 x/menit, reguler
• Ekstremitas: Edema (-)
• Inspekulo : Tidak dilakukan

• Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan


Pemeriksaan Laboratorium
dan
Pemeriksaan Penunjang

1 2 3 4
01 Oktober 2019 02 Oktober 2019 03 Oktober 2019

Hb 11,5
Ht 33
Eritrosit 3,73 Hb 10.8
Leukosit 13,3 Ht 31
Trombosit 350.000
Ureum 10 Eritrosit 3,47
Kreatinin 0,5 Leukosit 13,9
eGFR 126,7 CTG : Dilakukan
Anti HIV Penyaring Trombosit 276.000
SGOT 23  DJJ : 120 – 180 dpm
SGPT 45 HIV reagen 1 : Non reaktif
Glukosa Sewaktu 114  Basal rate : 150 dpm
Petanda Hepatitis
Hemostasis  HIS : 20 – 30 mmHg
Waktu perdarahan 2,00 HbsAg : Non reaktif USG : tidak dilakukan
Waktu pembekuan 3,30
DIAGNOSA KERJA

Ibu : G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemoragia Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis
Janin : Tunggal hidup, presentasi kepala, DJJ: 148 x/menit, reguler

RENCANA PENATALAKSANAAN Keywords

Rawat inap
IVFD RL
Asam traneksamat 1x500 mg/iv
Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
Nifedipine 3x10 mg/hari tablet salut selaput
Dexametasone 4 x 5mg/i.v setiap 6 jam
Observasi : his/kontraksi, perdarahan , detak
jantung janin, bila ada perburukan : terminasi

PROGNOSIS
Ibu : Dubia ad bonam
Janin : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
30-09-2019 RUANG RUANG RUANG
01-10-2019 02-10-2019
22:10 VK NIFAS NIFAS
09:30 08:30

S : OS datang dengan perdarahan ± 60 cc S : Nyeri luka post operasi


dari jalan lahir, mules (+), nyeri (-), keluar S : OS mengeluh keluar darah pervaginam
O : KU: baik
cairan (-) ± 30cc, mules tidak ada, keluar cairan (-)
O : KU: baik O : KU: baik Kesadaran : Composmentis
Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg
TD : 116/71 TD : 97/55
Nadi : 91 x/menit Nadi : 100x/menit Nadi : 100 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,7⁰C Suhu : 36⁰C
DJJ : 144 x/menit DJJ : 145 x/menit Suhu : 36 ⁰C
TFU: 27 cm HIS: -
Perdarahan normal, TFU 2 jari dibawah
HIS : 1x setiap 10 menit Perdarahan : +
VT: tidak dilakukan A : G3P2A0 Hamil 34 minggu Hemoragia pusat, lochea rubra ±40cc
Perdarahan : ± 60cc Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis
A : P3A0 Nifas hari pertama post SC a/i
A : G3P2A0 Hamil 34 minggu Hemoragia
Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis plasenta previa totalis

P : IIVFD RL
P : IIVFD RL P : IVFD RL + 2 amp syntocinon 20 tpm
asam traneksamat 1x500 mg/iv
Dexametasone 4 x 5mg/i.v asam traneksamat 1x500mg/iv Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v Dexametasone 4 x 5mg/i.v PCT 3 x 500 mg
Nifedipine 3x10 mg/hari Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
FOLLOW UP
03-10-2019 RUANG 04-10-2019 RUANG
09:00 NIFAS 08:45 VK

S : Os.mengatakan ASI belum keluar banyak. S : Os. Mengaku tidak ada keluhan
Nyeri pada luka jahitan berkurang
O : KU: baik
O : KU: baik
Kesadaran : Composmentis
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHg
TD : 100/60
Nadi : 80 x/menit
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit

Suhu : 36 ⁰C Suhu : 36,2 ⁰C


Perdarahan normal, TFU 2 jari dibawah pusat, GV (+) luka kering
lochea rubra ±40 cc A : P4A1 Nifas hari kedua post SC a/i
A : P3A0 Nifas hari kedua post SC a/i plasenta plasenta previa totalis
previa totalis

P : Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v P : Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v


PCT 3 x 500 mg PCT 3 x 500mg
SF 2 x 1 SF 2 x 1
4
BAB IV
ANALISA KASUS
KESIMPULAN

Pasien berumur 34 tahun, dengan G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemorrhagic Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis Suspek adanya Plasenta previa totalis di diagnosis berdasarkan :
• Anamnesis
Hamil 34 minggu berdasarkan HPHT
Perdarahan berulang sebanyak 3 kali
Perdarahan berwarna merah segar
Tidak ada nyeri perut
Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri
• Pemeriksaan Fisik
KU/Kes : Baik / Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Pernafasan : 24 x/menit
Nyeri (-)
• Pemeriksaan Obstetri :
TFU : 27 cm
TBJ klinis : 155 x (TFU – 11) = 155 x 16 = 2480 gram
Leopold I : Teraba bagian lunak, asimetris, tidak melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sebelah kiri, dan bagian kecil-kecil menonjol di sebelah kanan, kesan punggung di kiri, ekstremitas di kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, melenting, simetris, kesan kepala
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
His : -
DJJ : 148 x/menit, reguler
• Inspekulo : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan USG : tidak dilakukan
• Diagnosis : G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemorrhagic Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis
KESIMPULAN

Plasenta previa dapat di diagnosis berdasarkan :


• Usia kehamilan > 24 minggu
• Terjadinya perdarahan yang berulang dikarenakan pembentukan segmen bawah rahim berlangsung progresif dan
bertahap, maka terjadi laserasi baru yang berulang dan menyebabkan perdarahan berulang
• Perdarahan berwarna merah segar karena perdarahan berasal dari pembuluh darah
• Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri
• Tidak disertai rasa nyeri
• Faktor predisposisi juga terdapat pada pasien yaitu multipara
KESIMPULAN

Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini di RSUD Kabupaten Bekasi sudah seusuai dengan kepustakaan yaitu usia kehamilan pasien
berdasarkan HPHT dan HPL adalah 34 minggu , termasuk prematur bila dilakukan terminasi kehamilan, sehingga tindakan yang
seharusnya dilakukan berdasarkan teori adalah terapi ekspektatif. Diharapakan dengan terapi ini janin di dalam kandungan dapat
dipertahankan sampai usia kehamilan aterm yaitu 37 minggu. Terapi ekspetaktif ini akan berubah menjadi terapi aktif bila terjadi
perdarahan berulang dan lebih banyak serta menurunnya keadaan umur serta mengancam janin di dalam kandungan.

Pasien dilakukan SC pada usia kehamilan 34 minggu, dikarenakan terdapat ciri-ciri dari gawat janin. Selain karena alasan gawat janin,
tindakan SC pada pasien ini untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang yang lebih banyak.

KEADAAN BAYI
Bayi jenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 01 Oktober 2019, dengan:
BBL : 1800 gram
PB : 42 cm
A/S : 5/6
Genitalia : Wanita
Anus :+
Cacat :-
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Plasenta previa totalis harus dilakukan tindakan SC dan tidak bisa dilakukan lahir pervaginam
• Diagnosa secara dini dan penatalaksanaan perdarahan antepartum yang baik pada plasenta
previa membantu penatalaksanaan secara dini sehingga dapat mengurangi angka mortalitas.
• Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang karena disebabkan oleh pembentukan
segmen bawah rahim secara bertahap sehingga laserasi terjadi secara bertahap dan
menimbulkan terjadinya perdarahan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

1. Khan KS,Wojdyla D, Say L, Gülmezoglu AM,Van Look PF.WHO analysis of causes of maternal death: a systematic review. Lancet 2006;367:1066–74.
2. Kementerian Kesehatan RI. Mother’s Day, Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014
3. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Antepartum Haemorrhage. Green-top Guideline No 63. 2011.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. 2013.
5. Bauer ST, Bonanno C. Abnormal placentation. Semin Perinatol 2009. 33:88-95.
6. Cunningham G, Leveno JK, Bloom LS, Hauth CJ, Gilstrap L, et al. Williams
7. Obstetrics. 23rd Edition. The McGraw Hill Companies. United States of America. 2009.
8. Faiz AS,Ananth CV. Etiology and risk factors for placenta previa: an overview and meta-analysis of observational studies. J Matern Fetal Neonatal Med
2003;13:175–90.
9. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Placenta Praevia, Placenta Praevia Accreta and Vasa Praevia: Diagnosis and Management . Green-
top Guideline No. 27. London: RCOG; 2011.
10.Calleja-Agius J, Custo R, Brincat M, et al. Placental abruption and placenta praevia. Eur Clin Obstet Gynaecol 2006;2:121-7. Yang Q,Wen SW, Phillips K,
Oppenheimer L, Black D,Walker MC. Comparison of maternal risk factors between placental abruption and placenta previa. Am J Perinatol
2009;26:279–86.
11.Walfish M, Neuman A, Wlody D. Maternal haemorrhage. British Journal of Anaesthesia. 2009. 103:47-56.
12.Sinha P, Kuruba N. Ante-partum haemorrhage: An update. Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2008;28(4):377- 81.
13.Callahan TL, Caughey AB, Heffner LJ. Blueprints in Obstetrics and Gynecology, 7th Edition. 2018 (pp.181). Malden, Mass., USA: Blackwell Science.
14.Cunningham FG et al. William Obstetrics. 24th Edition. New York: Mac Graw Hill. 2014

Anda mungkin juga menyukai