PRESENTASI KASUS
110.2014.292
Normal Plasenta previa totalis
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan kehamilan
± 500.000 angka kematian
pada ibu hamil dan
perdarahan adalah 30.8%
AKI
Perdarahan pada kehamilan juga
99% terjadi di negara berkembang
dan hanya 1% terjadi di negara
maju
SDKI (2012)
20 15 15
15 17
AKI di Indonesia masih tinggi, yakni
0
sebesar 359 per 100.000 kelahiran
2013
2007
2009
2011
2015
hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
KET
< 24 MINGGU ABORTUS
MAH
ANTEPARTUM
PLASENTA PREVIA
SOLUSIO PLASENTA
> 24 MINGGU
VASA PREVIA
RUPTUR UTERINA
PERLUKAAN VULVA
PERDARAHAN ROBEKAN PERINEMUM
INTRA PARTUM
PERLUKAAN VAGINA
DALAM OBSTETRI ROBEKAN SERVIKS
TONE
TRAUMA
EARLY (<24 JAM)
TISSUE
THROMBIN
POST PARTUM
SUBINVOLUSI
LATE (>24 JAM) RETENSI SISA PLASENTA
INFEKSI NIFAS
PLASENTA PREVIA VASA PREVIA
HEMORAGIA
ANTEPARTUM
(HAP)
SOLUSIO PLASENTA RUPTUR UTERINA
HEMORAGIA ANTEPARTUM
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI PENCEGAHAN DIAGNOSIS
Terlepasnya sebagian atau DERJAJAT 15 juta kelahiran National • Riwayat solusio plasenta
seluruh permukaan • Solusio plasenta totalis Centre For Health Statistic • Perdarahan yang
sebelumnya
• Solusio plasenta parsialis
maternal plasenta dari • Ruptura sinus marginalis
insiden solusio plasenta • Faktor kardio-reno- berwarna tua
tempat implantasinya yang dalam kelahiran bayi vaskuler • Nyeri perut
normal pada lapisan BENTUK tunggal sebanyak • Faktor usia ibu • Uterus tegang terus
desidua endometrium • Solusio plasenta dengan 1 diantara 160 kelahiran • Faktor trauma menerus mirip his
perdarahan keluar (revealed
sebelum waktunya yakni • Leiomioma uteri partus prematurus
hemorrhage)
sebelum anak lahir. • Solusio plasenta dengan • Faktor merokok dan
perdarahan tersembunyi penggunaan kokain
(concealed hemorrhage).
Gambar 3. Tipe-tipe solusio plasenta
SOLUSIO PLASENTA
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA
Ruptura uteri komplit Kerusakan atau anomali uterus . • Ruptur nya jaringan parut • Perdarahan yang hebat
keadaan robekan pada uterus yang telah ada sebelum hamil: Kanada bekas seksio sesarea, • Nyeri perut hebat
dimana telah terjadi hubungan • Pembedahan pada miomektomi, riwayat • Palpasi juga ditemukan
langsung antara rongga amnion miometrium kenaikan resiko untuk terjadinya kuretase. bentuk uterus yang abnormal
dan rongga peritoneum. • Trauma uterus koinsidental ruptur uteri pada wanita dengan • Disfungsi persalinan (partus dengan kontur tidak jelas,
• Kelainan bawaan riwayat seksio sesarea lama, distosia) nyeri tekan dinding perut.
Ruteri inkomplit sebelumnya sebesar 0,56%. • Induksi atau akselerasi • Pada pemeriksaan Leopold,
hubungan kedua rongga Kerusakan atau anomali uterus persalinan yang distimulasi bagian-bagian janin mudah
tersebut masih dibatasi oleh yang terjadi dalam kehamilan: berlebihan dipalpasi.
peritonemum viserale • Sebelum kelahiran anak • Grande multipara
• Dalam periode intrapartum tanda khas seperti lingkaran
• Cacat rahim yang didapat konstriksi patologis (Bandl’s
Ring) sering ditemukan
Gambar 4. Ruptur Uterus
Gambar 5. Bandl’s ring
RUPTUR UTERI
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA
Selaput ketuban yang • 1 dalam 5.000 . Pembuluh darah janin • Perdarahan dapat • Jarang terdiagnosa
melewati pembukaan kehamilan melintasi selaput ketuban timbul UK >24 minggu sebelum persalinan
serviks robek atau pecah • Angka kematian janin yang berada di depan • Darah merah segar • Saat ANC dilakukan USG
dan vaskular janin itupun yang tinggi 33-100% ostium uteri internum. • Tidak disertai atau dapat dengan Color Doppler
ikut terputus disertai nyeri perut dan
kontraksi uterus
• Perdarahan segera Diagnosis dapat dipastikan
setelah ketuban pecah pasca salin dengan
pemeriksaan selaput
ketuban dan plasenta.
Gambar 6. Vasa Previa
VASA PREVIA
DIAGNOSIS KOMPLIKASI TATALAKSANA
1
Ny. Neneng Barokah
2 34 Tahun
3 SMA
4 Ibu RT
5 Golongan darah B
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien tanggal 01 September 2019, jam
1 00.30 WIB 2
Keluhan Utama Keluhan Tambahan
Keluar darah dari jalan
lahir sejak 7 jam SMRS Mules sejak 6 jam SMRS
Pasien datang ke RSUD Kabupaten Bekasi dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 7 jam
Riwayat Penyakit SMRS (30-09-2019). Darah keluar secara tiba-tiba,
dengan warna merah segar dan banyak ± 90cc,
Sekarang darah ada yang sifatnya menggumpal dan ada yang
tidak. Perdarahan tidak disertai dengan rasa nyeri.
Pasien juga mengeluhkan rasa mules. Pasien
sedang tidak melakukan hubungan suami istri 2
hari terakhir ini, tidak ada riwayat trauma. Riwayat
keluar air-air disangkal. Sebelumnya, pasien sudah
pernah dirawat dengan perdarahan yang ketiga
kalinya, pasien dirawat dua kali di RSUD Cibitung
Kabupaten Bekasi, tanggal 6 September 2019
dengan keluhan keluar darah dan mules 7 jam
SMRS dari jalan lahir dan tanggal 13 September
2019 dengan perdarahan 3 jam SMRS dan tidak
ada mules. Pasien mengaku pernah di USG 2 kali di
RSUD Cibitung Kabupaten Bekasi dan hasil USG
menyatakan plasenta previa totalis. Pasien hamil
anak ke 3, dan belum pernah keguguran
ANAMNESIS
4 5
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga
6 7 8
Riwayat menstruasi Riwayat pernikahan Riwayat KB
9 10
• Tekanan darah: 116/71 mmHg • Leopold I :Teraba bagian lunak, asimetris, • Eritrosit 3,73
tidak melenting, kesan bokong • Leukosit 13,3
• Nadi: 97 x/menit
• Leopold II : Teraba bagian keras memanjang • Trombosit 350.000
• Suhu: 36,2 oC
di sebelah kiri, dan bagian kecil-kecil
menonjol di sebelah kanan, kesan punggung
• Pernafasan: 20 x/menit
di kiri, ekstremitas di kanan
• Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Leopold III : Teraba bagian keras, melenting,
• Paru: SN Vesikuler +/+, Rhonki -/-Wheezing -/- simetris, kesan kepala
• Jantung: BJ I – II reguler, murmur (-), gallop (-) • Leopold IV : Bagian terbawah janin belum
masuk pintu atas panggul
• Abdomen :Pembesaran perut yang simetris,
bising usus (+), striae gravidarum (-), nyeri • His : -
tekan (-)
• DJJ : 148 x/menit, reguler
• Ekstremitas: Edema (-)
• Inspekulo : Tidak dilakukan
1 2 3 4
01 Oktober 2019 02 Oktober 2019 03 Oktober 2019
Hb 11,5
Ht 33
Eritrosit 3,73 Hb 10.8
Leukosit 13,3 Ht 31
Trombosit 350.000
Ureum 10 Eritrosit 3,47
Kreatinin 0,5 Leukosit 13,9
eGFR 126,7 CTG : Dilakukan
Anti HIV Penyaring Trombosit 276.000
SGOT 23 DJJ : 120 – 180 dpm
SGPT 45 HIV reagen 1 : Non reaktif
Glukosa Sewaktu 114 Basal rate : 150 dpm
Petanda Hepatitis
Hemostasis HIS : 20 – 30 mmHg
Waktu perdarahan 2,00 HbsAg : Non reaktif USG : tidak dilakukan
Waktu pembekuan 3,30
DIAGNOSA KERJA
Ibu : G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemoragia Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis
Janin : Tunggal hidup, presentasi kepala, DJJ: 148 x/menit, reguler
Rawat inap
IVFD RL
Asam traneksamat 1x500 mg/iv
Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
Nifedipine 3x10 mg/hari tablet salut selaput
Dexametasone 4 x 5mg/i.v setiap 6 jam
Observasi : his/kontraksi, perdarahan , detak
jantung janin, bila ada perburukan : terminasi
PROGNOSIS
Ibu : Dubia ad bonam
Janin : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
30-09-2019 RUANG RUANG RUANG
01-10-2019 02-10-2019
22:10 VK NIFAS NIFAS
09:30 08:30
P : IIVFD RL
P : IIVFD RL P : IVFD RL + 2 amp syntocinon 20 tpm
asam traneksamat 1x500 mg/iv
Dexametasone 4 x 5mg/i.v asam traneksamat 1x500mg/iv Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v Dexametasone 4 x 5mg/i.v PCT 3 x 500 mg
Nifedipine 3x10 mg/hari Cefotaxime 3 x 1 gr/i.v
FOLLOW UP
03-10-2019 RUANG 04-10-2019 RUANG
09:00 NIFAS 08:45 VK
S : Os.mengatakan ASI belum keluar banyak. S : Os. Mengaku tidak ada keluhan
Nyeri pada luka jahitan berkurang
O : KU: baik
O : KU: baik
Kesadaran : Composmentis
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHg
TD : 100/60
Nadi : 80 x/menit
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit
Pasien berumur 34 tahun, dengan G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemorrhagic Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis Suspek adanya Plasenta previa totalis di diagnosis berdasarkan :
• Anamnesis
Hamil 34 minggu berdasarkan HPHT
Perdarahan berulang sebanyak 3 kali
Perdarahan berwarna merah segar
Tidak ada nyeri perut
Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri
• Pemeriksaan Fisik
KU/Kes : Baik / Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Pernafasan : 24 x/menit
Nyeri (-)
• Pemeriksaan Obstetri :
TFU : 27 cm
TBJ klinis : 155 x (TFU – 11) = 155 x 16 = 2480 gram
Leopold I : Teraba bagian lunak, asimetris, tidak melenting, kesan bokong
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sebelah kiri, dan bagian kecil-kecil menonjol di sebelah kanan, kesan punggung di kiri, ekstremitas di kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, melenting, simetris, kesan kepala
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
His : -
DJJ : 148 x/menit, reguler
• Inspekulo : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan USG : tidak dilakukan
• Diagnosis : G3P2A0 Gravida 34 minggu Hemorrhagic Ante Partum ec Plasenta Previa Totalis
KESIMPULAN
Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini di RSUD Kabupaten Bekasi sudah seusuai dengan kepustakaan yaitu usia kehamilan pasien
berdasarkan HPHT dan HPL adalah 34 minggu , termasuk prematur bila dilakukan terminasi kehamilan, sehingga tindakan yang
seharusnya dilakukan berdasarkan teori adalah terapi ekspektatif. Diharapakan dengan terapi ini janin di dalam kandungan dapat
dipertahankan sampai usia kehamilan aterm yaitu 37 minggu. Terapi ekspetaktif ini akan berubah menjadi terapi aktif bila terjadi
perdarahan berulang dan lebih banyak serta menurunnya keadaan umur serta mengancam janin di dalam kandungan.
Pasien dilakukan SC pada usia kehamilan 34 minggu, dikarenakan terdapat ciri-ciri dari gawat janin. Selain karena alasan gawat janin,
tindakan SC pada pasien ini untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang yang lebih banyak.
KEADAAN BAYI
Bayi jenis kelamin perempuan lahir pada tanggal 01 Oktober 2019, dengan:
BBL : 1800 gram
PB : 42 cm
A/S : 5/6
Genitalia : Wanita
Anus :+
Cacat :-
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Plasenta previa totalis harus dilakukan tindakan SC dan tidak bisa dilakukan lahir pervaginam
• Diagnosa secara dini dan penatalaksanaan perdarahan antepartum yang baik pada plasenta
previa membantu penatalaksanaan secara dini sehingga dapat mengurangi angka mortalitas.
• Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang karena disebabkan oleh pembentukan
segmen bawah rahim secara bertahap sehingga laserasi terjadi secara bertahap dan
menimbulkan terjadinya perdarahan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Khan KS,Wojdyla D, Say L, Gülmezoglu AM,Van Look PF.WHO analysis of causes of maternal death: a systematic review. Lancet 2006;367:1066–74.
2. Kementerian Kesehatan RI. Mother’s Day, Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014
3. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Antepartum Haemorrhage. Green-top Guideline No 63. 2011.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. 2013.
5. Bauer ST, Bonanno C. Abnormal placentation. Semin Perinatol 2009. 33:88-95.
6. Cunningham G, Leveno JK, Bloom LS, Hauth CJ, Gilstrap L, et al. Williams
7. Obstetrics. 23rd Edition. The McGraw Hill Companies. United States of America. 2009.
8. Faiz AS,Ananth CV. Etiology and risk factors for placenta previa: an overview and meta-analysis of observational studies. J Matern Fetal Neonatal Med
2003;13:175–90.
9. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Placenta Praevia, Placenta Praevia Accreta and Vasa Praevia: Diagnosis and Management . Green-
top Guideline No. 27. London: RCOG; 2011.
10.Calleja-Agius J, Custo R, Brincat M, et al. Placental abruption and placenta praevia. Eur Clin Obstet Gynaecol 2006;2:121-7. Yang Q,Wen SW, Phillips K,
Oppenheimer L, Black D,Walker MC. Comparison of maternal risk factors between placental abruption and placenta previa. Am J Perinatol
2009;26:279–86.
11.Walfish M, Neuman A, Wlody D. Maternal haemorrhage. British Journal of Anaesthesia. 2009. 103:47-56.
12.Sinha P, Kuruba N. Ante-partum haemorrhage: An update. Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2008;28(4):377- 81.
13.Callahan TL, Caughey AB, Heffner LJ. Blueprints in Obstetrics and Gynecology, 7th Edition. 2018 (pp.181). Malden, Mass., USA: Blackwell Science.
14.Cunningham FG et al. William Obstetrics. 24th Edition. New York: Mac Graw Hill. 2014