ARUS SEARAH
Oleh :
Badriana, S.T., M. Eng
Galvanometer Suspensi ( Suspension
Galvanometer )
• Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan
galvanometer sistem gantungan, yang merupakan pelopor instrumen
kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrumen penunjuk
arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa
penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk
pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika
keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.
Konstruksi sebuah galvanometer suspensi,
• 1. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan
maknet yang dihasilkan oleh sebuah maknet permanen, berdasarkan
hukum gaya elektromaknet , jika dialiri arus listrik , maka kumparan
tersebut akan berputar ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan
melalui sebuah gantungan yang terbuat dari serabut halus dan
keelastisan serabut tersebut menghasilkan suatu torsi yang akan
melawan perputaran kumparan ).
• 2. Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya
mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan. Dengan demikian
defleksi kumparan merupakan ukuran untuk arus yang dibawa
kumparan tersebut.
• 3. Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk
mendefleksikan seberkas cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang
sudah diperkuat bergerak diatas skala pada suatu jarak dari instrumen
dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang
dengan massa nol.
Torsi dan Defleksi Galvanometer
Kurva I : Keadaan terlalu redam, dimana kumparan kembali secara perlahan ke posisi
diam tanpa lonjakan atau osilasi.
Kurva II : Keadaan kurang redam, dimana gerakan kumparan dipengaruhi oleh osilasi
sinusoida teredam. Laju dimana osilasi berhenti ditentukan konstanta redaman
( D ), momen inersia ( J ) dan torsi lawan ( S ) yang dihasilkan gantungan
kumparan.
Kuva III : Keadaan redaman kritis, dimana jarum kembali dengan cepat ke keadaan
mantap tanpa osilasi.