K. Pasif imunisasi
Kekebalan yg diperoleh
dari luar tubuh
Imun
/kekebalan
K. aktif vaksinasi
Kekebalan yg dibuat
oleh tubuh sendiri
VAKSINASI :
Suatu cara utk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen.
Tujuannya :
- Untuk meningkatkan kekebalan secara aktif
thd suatu antigen mencegah terjadinya
penyakit tertentu pd seseorang / tidak sakit
berat, tidak cacat, dan tidak meninggal
- Menghilangkan penyakit tertentu dari
populasi
Tujuan Imunisasi/vaksinasi
antibodi transfer
injection 4 8 12 16 20minggu
of Igs
Vaksinasi
antigen
(vaksin)
diberikan pada
seorang imunisasi aktif,
telah divaksinasi
produksi Abs
Primer
Pajanan pertama kali
Ig M dng titer & daya ¯
2 macam afinitas
respons imun
Sekunder
IgG dng titer & afinitas > tinggi
Vaksinasi
Kadar antibodi
• Proteksi
jangka lama
• murah
• aman
4 8 12 16 20 minggu
Suntikan
vaksin
Jenis Vaksin
Bacterial Viral
• WHOLE CELL : • WHOLE VIRUS :
BCG Measles
Pertussis Mumps
Cholera Rubella
Live typhoid
Varicella
• TOXOID :
Tetanus Poliomyelitis IPV
Diphtheria OPV
Pertussis toxin Yellow Fever
• SURFACE Ag : Rabies
Acellular pertussis Hepatitis A
• POLYSACCHARIDE : SPLIT VIRUS
Meningo Influenza
Pneumo
RECOMBINANT
Typhim Vi
• CONJUGATE SURFACE Ag :
POLYSACCHARIDE : Hepatitis B
Hib
Vaccine Classification
Bacterial Vaccines Viral Vaccines
Faktor-faktor
yg perlu dipertimbangkan
mengapa Jadwal Vaksinasi
harus diatur ?
Antibodi maternal
Respons antibodi
Epidemiologi
BCG
Diberikan < 2 bulan, ulangan tidak
dianjurkan
Tidak diberikan pada imunokompromais
Bila diberikan pada umur >3 bulan
lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
Manfaat BCG diragukan?
daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
70% TB berat mempunyai parut BCG
dewasa : BTA pos 25-36% walaupun pernah
BCG
Masa depan : ditunggu vaksin TB baru
Mengapa imunisasi
Hepatitis B harus
diberikan saat lahir?
Endemisitas
Karier kronik
Transmisi maternal
Penularan Infeksi VHB
Infeksi kronis
HBV*
25% mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa anak-anak * 15%
mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa dewasa
Kariers : mempunyai risiko terjadi KHP 230 kali lipat
Bayi lahir dari ibu HbsAg negatif atau
tidak diketahui atau negatif
MOPPING UP
Tujuan : untuk memutus transmisi
Waktu : segera (dlm 1 bulan)
Lokasi : Co: Prov Jabar, Prov DKI, Prov Banten
(termasuk lokasi outbreak response)
Sasaran : sda
Vaksin : OPV 2 dosis, interval 1 bulan
(lokasi outbreak : total 3 dosis)
Meningkatkan Herd Immunity
Backlog Fighting
• Follow-up (periodik)
– Umur 1-4 tahun, tiap 4 tahun
– Mempertahankan pemutusan transmisi
PAHO
Status imun pejamu
Faktor yg mempengaruhi
keberhasilan imunisasi Faktor genetik pejamu
Imunodefisiensi
Tx gama globulin,
transfusi darah/plasma
KI sementara.
Sebelum Imunisasi
Memberitahukan risiko dan tidak
Persiapan dan baca informasi produk
Pernyataan kesediaan (Konsen)
Kontra indikasi dan jenis vaksin
Perubahan vaksin dan tanggal kadaluwarsa
Jadwal imunisasi
Berikan dengan teknik yang benar
Setelah Imunisasi
Petunjuk pada orang tua reaksi kejadian
Catat dalam rekam medis dan lapor
Imunisasi keluarga
Penyediaan vaksin dan alat-alat
Vaksin & pelarut khusus
Termos, ice-packed, es batu
Peralatan vaksinasi (cuci tangan, pemotong
ampul, alat suntik sekali pakai, kapas alkohol,
plester, kotak limbah)
Alat penanganan kedaruratan
adrenalin,
kortikosteroid,
oksigen
selang dan cairan infus,
Pencatatan : buku KIA,KMS,blangko, dll
Anamnesis / KIE
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus
mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
bekas vaksinasi terdahulu
mencari tempat/ lokasi vaksinasi yang
akan dikerjakan
Persiapan pemberian vaksin
Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator
1 inch = 2,54 cm
Cara mengisi alat suntik
Peganglah botol
vaksin, bagian ujung
barel dengan tangan
kiri.
Tariklah pangkal
piston dengan ibu
jari dan jari telunjuk
tangan kanan ke
arah bawah.
Cara melarutkan Peganglah bagian atas
barel diantara telunjuk
vaksin dan jari tengah tangan
kanan.
Kemudian doronglah
pangkal piston dengan
ibu jari tangan.
Tangan kiri anda
memegang botol
kosong, dan masukkan
isi semprit tersebut
kedalamnya.
Mengatasi ketakutan dan nyeri
Intradermal
Oral BCG
e.g. polio
Pencatatan Vaksinasi
Batas Efisiensi
Jangka
Waktu
Batas
Saat Pembuatan
Kadaluwarsa
Termosensitifitas tiap-tiap
vaksin berbeda
Semakin
sensitif
OPV
terhadap panas
BCG,
DT
Hib
Semakin tahan Tifoid oral
terhadap panas
Penyimpanan dan distribusi
Vaksin Hepatitis B
Suhu lingkungan Imunogenitas
hilang dalam
45oC 1 jam
37oC 1 minggu
21oC 2 minggu
Vaksin Polio Oral (OPV)
Penyimpanan
suhu minus 20 º C potensi sampai 2 thn
suhu 2 – 8 º C potensi hanya 6 bulan
Setelah dibuka : dlm suhu 2 – 8º C
potensi hanya sampai 7 hari.
Tidak beku, ada sorbitol
Bubuk vaksin.
Vaksin BCG kering
Setelah dilarutkan,
dlm suhu 2 – 8 º C
Pelarut, cair
(bukan freezer),
hanya 3 jam
Vaksin kering
boleh disimpan di freezer
Cara mengetahui vaksin yang rusak
dalam penyimpanan
Untuk menguji
apakah vaksin
sudah pernah
beku atau
belum
Vaksin yang tidak boleh
tersimpan beku
DTP
Hib (kecuali PRP-T)
Hepatitis B
Hepatitis A
Vaksin influenza
Pneumokokus (polisakarida & konjugasi)
Meningokokus (polisakarida & konjugasi)
Japanese encephalitis
Semua vaksin rekonstitusi
Semua vaksin kombinasi
Pelarut vaksin
Vial Vaccine
Monitor (VVM)
Vial Vaccine
Monitor
(VVM)
Cara menguji
vaksin yang
sudah
pernah
terpapar
panas > 8°C
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Definisi KIPI
Klasifikasi Lapangan
(Field Classification, WHO 1999)
Klasifikasi Kausalitas
(Evidence Bearing on Causality, IOM
1991&1994)
Klasifikasi Lapangan, WHO
1999
Reaksi Vaksin
Kesalahan Program / Teknik
Pelaksanaan Imunisasi
Reaksi Suntikan
Kebetulan
Tidak diketahui
Klasifikasi lapangan
dipakai pd pencatatan &
pelaporan KIPI
KIPI Reaksi Vaksin
Penyuntikan salah
tempat Reaksi lokal /
BCG subkutan abses
DPT/DT/TT kurang Reaksi lokal /
dalam abses
Suntikan di bokong
Kerusakan N
Transportasi / Sciaticus
penyimpanan
vaksin tidak benar Reaksi lokal akibat
vaksin beku
Mengabaikan indikasi Vaksin tidak aktif
kontra (tidak potent)
Tidak terhindar dari
reaksi yg berat
KIPI Reaksi Suntikan
Tujuan
Deteksi dini dan respons yang cepat &
tepat terhadap kejadian KIPI, untuk
meminimalkan dampak negatif terhadap
program imunisasi & kesehatan
Indikator kualitas program imunisasi,
meningkatkan kredibilitas program
imunisasi