Anda di halaman 1dari 63

PRESENTASI KASUS

“SEORANG LAKI-LAKI USIA 58 TAHUN


DENGAN CKD, CHF, DAN HIPOGLIKEMIA
PEMBIMBING :
DR. SAID BARABA, SP.PD, FINASIM

PENYUSUN :
MONA DARMAYANTI
030.15.116
LAPORAN KASUS

 IDENTITAS PASIEN  Pekerjaan : Tukang Kayu

 Nama : Tn. S  Agama : Islam

 TTLUmur :57 Tahun  Status Pernikahan: Menikah

 Jenis Kelamin: Laki - laki  Asuransi: BPJS

 Alamat :Jl. Debong Kidul  Tanggal Dikasuskan: 22-10-2019

RT/RW 04/03, Tegal Selatan  Ruangan : Lavender Atas Pria


ANAMNESIS

 KELUHAN UTAMA

Sesak ± 2 hari SMRS


 KELUHAN TAMBAHAN

Cepat lelah
Mual
Muntah
Nyeri ulu ati
Lemas
Kedua kaki bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD


RSUD Kardinah Tegal dengan keluhan sesak nafas sejak 3
hari SMRS. Sesak dirasakan terus-menerus semakin lama
semakin memberat. Pasien juga mengeluh cepat lelah,
pasien mengatakan cepat lelah dan sesak apabila melakukan
aktivitas sehari-hari seperti berjalan ±100 meter. Pasien
tidur menggunakan 2-3 bantal agar sesak berkurang. Pasien
mengatakan kaki bengkak sejak 2 minggu SMRS. Keluhan
penyerta lain yang dirasakan pasien adalah lemas, nyeri ulu
ati, mual, muntah ±3 kali berisi air dan nafsu makan
menurun. BAB dan BAK dalam batas normal. Keluhan
pusing, demam, batuk pilek disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat keluhan yang sama : disangkal


• Riwayat penyakit kuning : disangkal
• Riwayat hipertensi : ada (terkontrol)
• Riwayat diabetes militus : ada (terkontrol)
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
• Riwayat trauma :disangkal
• Riwayat keganasan : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat keluhan yang sama : disangkal


• Riwayat penyakit kuning :disangkal
• Riwayat hipertensi :disangkal
• Riwayat diabetes militus :disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
RIWAYAT KEBISAAN

• Riwayat meminum obat-obat :disangkal


• Riwayat minum alkohol : disangkal
• Riwayat donor darah : disangkal
• Riwayat merokok : sudah tidak merokok
sejak ± 1 tahun
• Riwayat olahraga : Jarang olahraga
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI DAN SOSIAL EKONOMI

Sehari-hari pasien sebagai tukang kayu, tinggal


bersama istri . Penghasilan sehari-hari didapatkan
dari pendapatan harian dan suami, biaya
pengobatan menggunakan BPJS kelas 3.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

 Tanda Vital
 Kesan sakit : Tampak
 TD :130/90mmHg
sakit sedang  Nadi : 131x/menit
 Kesadaran : Compos  Respirasi : 34 x/menit
 Suhu : 36,4 C axiler
mentis
 BB : 50 kg
 TB : 158 cm
 BMI : 20,02kg/m2
(Normal)
STATUS GENERALIS

Nomocephali, Rambut Normotia, serumen (-/-),


distribusi merata, tidak mudah hiperemis (-/-), liang
dicabut, warna rambut sedikit kedua telinga lapang,
beruban.
deformitas (-/-), nyeri
tekan (-/-), benda asing
(-/-).

Konjungtiva anemis Bentuk dan ukuran normal,


napas cuping hidung (-)
(+/+), Sklera ikterik (-/), deviasi (-), mukosa hiperemis
pupil bulat, isokor, (-), sekret(-), deformitas (-).
refleks pupil langsung Sianosis (-), deviasi lidah (-), atrofi
dan tidak langsung lidah (-), lidah kotor (-), mukosa
(+/+). mulut hiperemis (-), faring
hiperemis (-), letak uvula ditengah,
tonsil T1/T1.
STATUS GENERALIS

 Leher  Jantung
JVP 5+2 (normal), pembesaran  Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
tiroid (-), deviasi trakea (-),  Palpasi : ictus cordis teraba pada
pembesaran KGB leher dan ICS V 2 cm medial dari linea
supraklavikular (-), pembesaran midclavicularis sinistra (-)
kelenjar parotis (-).  Perkusi : Batas atas kanan : ICS II
linea parasternalis dextra.
 Batas atas kiri : ICS II linea
parasternalis sinistra.
 Batas bawah kanan : ICS IV linea
parasternalis dextra
 Batas bawah kiri : ICS VI linea
axilaris anterior sinistra
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
reguler, murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS

Pulmo
Inspeksi : kelainan bentuk dada (-), Gerak
napas simetris saat statis dan
dinamis kanan dan kiri, spider nevi(-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan =kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar trakea, bronkhial,
brokhovesikular, vesikular (+/+),
Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GENERALIS

Abdomen
Inspeksi : datar, ascites (-), Caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+),
nyeri tekan kuadran kanan atas (-),
hepar dan lien tidak teraba
STATUS GENERALIS

Ekstremitas
Superior Inferior
Oedem -/- +/+
Sianosis -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Ulkus/sikatriks -/- -/-
Palmar eritema -/- -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
22 NOVEMBER 2019
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
CBC
Hemoglobin 10,6↓ g/dL 11,2-15,7
Leukosit 7,3 10^3/ul 4.4 - 11.3
Hematokit 32 ↓ % 37-47
Trombosit 222 10^3/ul 150 – 521
Eritrosit 3,65↓ 10^6/ul 4.5 – 5.9
RDW 17,9↑ 11.5 – 14.5
MCV 88,2 U 80 – 96
MCH 29,6 Peg 28 – 33
MCHC 33,5 g/dL 33 – 36
Diff
Neutrofil 82,8↑ 50 – 70
Limfosit 10,6↓ 25 – 40
Monosit 5,5 2–8
Eosinofil 1↓ 2–4
Basofil 0,1 0–1
KI MIA KLINIK
ELEKTROLIT
Natrium 135,4 mmol/L 135-145
Kalium 2,77↓ mmol/L 3.3-5.1
Klorida 99,3 mmol/L 96-106
SGOT 24,3 U/L < 34 u/l
SGPT 14,5 U/L <34 u/l
Ureum 72,8↑ mg/dL 21,0 - 43.0
Kreatinin 3,42↑ mg/dL 0.60-1.10
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Gula Darah Sewaktu I : 49 mg/dL
Gula Darah Sewaktu II : 98 mg/dL

SERO IMUNOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
SERO IMUNOLOGI
HBsAg Negatif Negatif
FOTO RONTGEN THORAKS
23 NOVEMBER 2019

 Cardiomegaly (LV)
 Gambaran
interstisial edema
pulmonum
 Effusi pleura
dupleks
DAFTAR ABNORMALITAS

• Dispneu
• Limfosit menurun
• Anemia
• Eosinofil menurun
• Abdomen nyeri tekan
• Kalium menurun
epigastrium
• Ureum meningkat
• Oedema pada kedua
• Kreatinin meningkat
ekstremitas bawah
• GDS menurun
• Heboglobin menurun
• Hematokrit meningkat
• Eritrosit menurun
• RDW meningkat
• Neutrophil meningkat
DAFTAR MASALAH

CKD
Grade V

CHF

HIPOGLIKEMIA
PEMECAHAN MASALAH

 Problem 1 : CKD grade V


 Ass :Untuk menghindari kejadian anemia
 IPDx :Pemeriksaan darah rutin (Hb)
 IPRx :- Injeksi furosemide 40mg/12 jam
- Tablet calsium carbonat 3x1 tab
- Tablet aminefron 3x1 tab
- Tablet Asam Folat 3 x 1 tab
 IPEx :Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga,
tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik,
terapeutik yang akan dilakukan serta komplikasinya
 IPMx :Monitoring keadaan umum
PEMECAHAN MASALAH

 Problem 2 : CHF
 Ass :Menghindari komplikasi atrial fibrilasi
 IPDx :Pemeriksaan EKG
 IPRx :- Injeksi furosemide 40mg/12 jam
 IPEx :Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga,
tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik,
terapeutik yang akan dilakukan serta komplikasinya
 IPMx :Monitoring keadaan umum
PEMECAHAN MASALAH

 Problem 3 : Hipoglikemia
 Ass :menghindari terjadinya penurunan kesadaran
 IPDx :Pemeriksaan GDS
 IPRx :- Infus D10% 10tpm
- Infus D40% 1 flash
- Infus D10% 15tpm
 IPEx :Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga,
tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik,
terapeutik yang akan dilakukan serta komplikasinya.
 IPMx :Monitoring keadaan umum, GCS
PROGNOSIS

 Ad vitam :Dubia ad malam


 Ad fungsionam :Dubia ad malam
 Ad sanasionam :Dubia ad malam
Monitoring
Tanggal 23 November 2019

S sesak (+), nyeri ulu hati (+), lemas (+), mual (+), muntah
(-), nafsu makan menurun,
P
KU : tampak sakit sedang Infus D 10% 15 tpm
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Aminefron 3x1 tab
Nadi : 103x/menit Callos 3x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 22x/menit
: 36,6 C
Asam folat 3x1 tab
Inj Ondansetron 2x1
SpO2 : 99%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj Ceftriaxon 2x1 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah,
Akral Hangat (+/+)
GDS : 114 mg/dL

CKD grade V, Hipoglikemia


A
Monitoring
Tanggal 24 November 2019

S sesak (+), lemas (+), nyeri ulu hati (+), lemas (+), mual
(-), muntah (-), nafsu makan menurun
P
KU : tampak sakit sedang Infus RL 20 tpm
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :120/90 mmHg
Aminefron 3x1 tab
Nadi :95x/menit Callos 3x1 tab
O Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
Asam folat 3x1 tab
Inj Ondansetron 2x1
SpO2 : 98%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj Ceftriaxon 2x1 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus(+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah, Akral
Hangat (+/+)
GDS : 261 mg/dL

CKD grade V, Hipoglikemia


A
Monitoring
Tanggal 25 November 2019

S sesak berkurang(+), lemas (+), batuk berdahak (+),nyeri


ulu hati (-), mual (+), muntah (-), nafsu makan mulai
membaik, BAB dan BAK lancar P
KU : tampak sakit sedang Infus RL 20 tpm
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :110/70 mmHg
Asam Folat 3x1 tab
Nadi : 83x/menit Aminefron 3x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 22 x/menit
: 36,6 C
Callos 2x1 tab
Antacid 3x1 tab
SpO2 : 98%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (+/+) Inj. Ondansetron 8 mg
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) 2x1 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-) Inj. Furosemid 2x1 amp
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Inj. Ceftriaxone 2x1 amp
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah,
Akral Hangat (+/+)

CKD grade V, CHF, Hipoglikemia


A
Monitoring
Tanggal 26 November 2019

S sesak berkurang (+), batuk kering (+), nyeri ulu hati (+),
lemas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun
P
KU : tampak sakit sedang Infus RL 20 tpm
Kesadaran : compos mentis Asam Folat 3x1 tab
Tekanan Darah : 110/90 mmHg Aminefron 3x1 tab
Nadi : 83x/menit
Callos 2x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 22x/menit
: 36,6 C Antacid 3x1 tab
SpO2 : 98% Inj. Ondansetron 8 mg
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) 2x1 amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj. Furosemid 2x2 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-) Inj. Ceftriaxone 2x1 amp
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah,
Akral Hangat (+/+)
GDS : 192 mg/dL

CKD grade V, CHF, Hipoglikemia


A
Monitoring
Tanggal 27 November 2019

S sesak mulai berkurang, lemas (+), mual (+), muntah (-),


nafsu makan mulai membaik
P
KU : tampak sakit sedang -Pasien pulang dan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :120/80 mmHg
-Pasien menolak HD
Nadi :83x/menit Furosemid 2x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 20 x/menit
: 36,8 C
Ranitidin 2x1 tab
Ondansetron 2x1 tab
SpO2 : 98%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) Nocid 3x1 tab
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah berkurang,
Akral Hangat (+/+)
GDS : 274 mg/dL

CKD grade V, CHF, Hipoglikemia


A
Chronic Kidney Disease
(CKD)
 Chronic Kidney Disease (CKD) atau Panyakit Ginjal Kronik
(PGK) adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan
ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal
diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m². Batasan penyakit
ginjal kronik :
Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronis (1,2)
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG), dengan manifestasi:
 Kelainan patologis
 Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin,
atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)
1. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60ml/menit.1,73m2 selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
 Prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan
peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan
kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih
tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada
masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan
wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%).
Pernefri (2011), penyebab GGK paling
banyak di Indonesia adalah :
 Hipertensi (34 %)
 Nefropati diabetika (27 %)
 Glomerulopati primer (14 % )
 Menurut Kidney Disease Improving Global Outcomes
(KDIGO), tingkatan penyakit ginjal kronik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :1

Stadium Deskripsi LGF (mL/menit/1.73m3)


G1 Normal atau tinggi >90
G2 Penurunan ringan 60-89
G3A Penurunan ringan sedang 45-59
G3B Penurunan sedang berat 30-44
G4 Penurunan berat 15-29
G5 Gagal ginjal <15
Gambaran klinis
a. Sesuai penyakit yang mendasari, antara lain
kardiovaskuler, dermatologi, gatsrointestinal,
neurologis, pulmoner, muskuloskeletal, psikososial.
b. Kardiovaskuler  hipertens, gagal jantung kongestif,
edema pulmoner
c. Gastrointestinal  anoreksia, mual, muntah
d. Neuromuskuler  perubahan tingkat kesadaran,
tidak mampu berkonsentrasi
e. Pulmoner  pernafasan dangkal, Kussmaul, edema
pulmo
Gambaran Laboratorium
a. Sesuai penyakit yang mendasari (DM, hipertensi, )
b. Pem. Darah lengkap  Penurunan fungsi ginjal 
Peningkatan kadar ureum kreatinin serum, ↓ LFG
c. Pem. Elektrolit  hyperkalemia, hipokalsemia,
hiperfosfatemia, hipermagnesemia.
d. Pem. Kadar glukosa darah, profil lipid 
hiperkolestrolemia, hipertrigliseridemia, LDL
meningkat
e. Analisis gas darah  asidosis metabolik (pH
menurun, HCO3 menurun)
f. Urinalisis dan pem. Albumin urin
Gambaran radiologis
a. Foto Polos Abdomen → radio opak

a. USG ginjal, memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks


menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa dan
kalsifikasi

b. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi

Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal

Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana
diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan. Tujuannya mengetahui etiologi,
terapi, prognosis, dan mengevaluasi terapi yg diberikan.
Derajat LFG (ml/mnt/1,73 m2) Rencana tatalaksana

1 >90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,


evaluasi
pemburukan ( progression ) fungsi
ginjal, memperkecil risiko
kardiovaskuler
2 60 – 89 menghambat pemburukan fungsi ginjal
3 30 – 59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15 – 29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 < 15 Terapi pengganti ginjal
Kontrol tekanan darah Restriksi asupan protein
 Obat antihipertensi yang  CKD pre-dialisis: 0,6-0,75
disarankan adalah ACE g/KgBB ideal/hari
inhibitor, ARB, dan CCB  CKD hemodialis: 1,2
nondihidropiridin. Target g/KgBB ideal/hari
tekanan darah :  CKD peritoneal dialisis:
 <130/80 mmHg (tanpa 1,2-1,3 g/KgBB/hari
proteinuria),
 <125/75 mmHg (dengan
proteinuria)
Restriksi cairan :  Pengobatan
 CKD pre-dialisis: tidak hiperlipidemia ke tingkat
dibatasi target pedoman saat ini.
 CKD hemodialisis: 500  Target LDL <100 mg/dL.
mL/hari Apabila trigliserida ≥200
 CKD peritoneal dialisis: mg/dL, target kolesterol
1500-2000 mL/hari non-HDL <130 mg/dL.
 Transplantasi ginjal: 2000 Kolesterol non-HDL
mL/hari adalah kolesterol total
dikurang kadar HDL.
 Terapi menggunakan
derivate statin
 Penyakit tulang dan mineral terkait penyakit ginjal
kronis
 Kejadian kardiovaskular (perikarditis, penyakit jantung
koroner, henti jantung)
 Komplikasi neurologis
 Infeksi
 Komplikasi nutrisi
 Anemia
 Hiperparatiroidisme sekunder
Congestive Heart Failure
(CHF)
 Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat
kelainan struktur atau fungsi jantung yang di
tandai dengan gejala gagal jantung seperti
sesak napas atau lelah bila beraktivitas, tanda-
tanda retensi cairan seperti kongesti paru dan
bengkak pergelangan kaki dan bukti objektif
kelainan struktur atau fungsi jantung saat
istirahat. (13)
 Di Eropa kejadian berkisar 0,4%-2%
 Meningkat pada usia yang lebih lanjut dengan rata-rata
umur 74 tahun
 Setengah dari populasi pasien gagal jantung akan
meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan
 Pada keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% akan
meninggal dalam tahun pertama.
Heart Failure – Reduced Heart Failure- Preserved
Ejection Fraction (<40%) Ejection Fraction (> 40-50%)
Penyakit Arteri Koroner Hipertrofi patologis
Overload Tekanan Kronis Penuaan
Overload Volume Kronis Fibrosis Jantung
Non Iskemik Kardiomiopati Penyakit Jantung Pulmonal
Dilatasi Kondisi High Output
Kerusakan Akibat Toksin atau Kelainan Metabolik
Obat Kardiomiopati Restriktif
Penyakit Chagas Kelainan Endomiokardial
Kebutuhan Aliran Darah yang
Berlebihan
 Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan criteria Framingham bila
terdapat paling sedikit satu criteria mayor dan dua criteria minor : (13)

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema ekstremitas
Distensi vena-vena leher Batuk malam
Peningkatan vena jugularis Sesak pada aktivitas
Ronki Hepatomegali
Kardiomegali Efusi pleura
Edema paru akut Kapasitas vital berkurang 1/3 dari
Gallop bunyi jantung III normal
Refluks hepatojugular positif Takikardia (>120 kali/menit)
 Pada gagal jantung kronis derajat penyakit secara klinis fungsional dapat
dikategorikan berdasarkan criteria New York Heart Association (NYHA) Functional
Clasification. (14)

NYHA I Penyakit jantung namun tidak ada gejala atau keterbatasan dalam aktivitas fisik sehari-hari
biasa misalnya berjalan, naik tangga dan sebagainya

NYHA II Gejala ringan (sesak napas ringan dan/ atau angina) serta terdapat keterbatasan ringan dalam
aktivitas fisik sehari-hari biasa

NYHA III Terdapat keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari akibat gejala gagal jantung pada tingkatan
yang lebih ringan misalnya berjalan 20-100 meter. Pasien hanya merasa nyaman saat istirahat.

NYHA IV Terdapat keterbatasan aktivitas yang berat, misalnya gejala muncul saat istirahat.
Terapi Jangka Pendek
• Profil A menunjukan hemodinamik normal. Gejala kardiopulmonal
dapat muncul akibat kelainan parenkim paru atau iskemia miokard
yang bersifat transien

• Profil B dab C menggambarkan edema paru akut. Profil B


membutuhkan diuretic dan / atau vasodilator sedangkan profil C
membutuhkan diuretic dan / atau vasodilator ditambah inotropik

• Profil L menunjukan kondisi deplesi cairan berat atau fungsi


jantung yang sangat terbatas tanpa adanya tanda overload cairan
misalnya dilatasi ventrikel kiri dan regurgitasi katup mitral. Profil L
membutuhkan terapi ekspansi cairan.

PROFIL B
PROFIL A Warm and Wet
Warm and Dry
Diuretik dan/ atau
Vasodilator

PROFIL L PROFIL C
Cold and Dry Cold and Wet
Diuretik dan/atau
Ekspansi cairan Vasodilator
Inotropik
Terapi Jangka panjang :
• Pasien gagal jantung (baik sistolik maupun diastolik) 
penghambat ACE atau ARB Semua
• Pasien gagal jantung baik sistolik maupun diastolik
memerlukan penyekat beta mulai dari dosis kecil
• Pasien gagal jantung NYHA III-IV yang belum membaik
dengan penghambat ACE/ARB dan penyekat beta dapat
dipertimbangkan dosis kecil antagonis aldoteron seperti
spironolakton
• Kebanyakan pasien gagal jantung membutuhkan diuretic
regular dosis rendah untuk mencapai tekanan vena jugularis
normal dan menghilangkan edema.
• Pasien dengan fraksi ejeksi <30% atau dengan atrial fibrilasi
sebaiknya diberikan antikoagulan untuk mencegah emboli
kardiak.
• Bila penyebab gagal jantung berat adalah penyakit jantung
koroner maka pemberian simvastatin dan aspirin bermanfaat
secara jangka panjang
 Tromboemboli
 Fibrilasiatrium
 Kegagalan pompa progresif
 Aritmia ventrikel
Hipoglikemia
 Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi
glukosa serum dengan atau tanpa adanya
gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya
whipple’s triad yaitu terdapat gejala-gejala
hipoglikemia, kadar glukosa darah yang
rendah, gejala berkurang dengan
pengobatan.(15)
Pada pasien DM Pada pasien Non DM
 Defesiensi insulin endogen  Pasien yang sakit atau dalam
 Riwayat hipoglikemia pengobatan
 Latihan jasmani dengan  Obat
intensitas menengah hingga  Penyakit kritis
berat  Defesiensi hormon
 Tidur  Tumor non sel islet
 Gagal ginjal  Hiperinsulinisme endogen
 Gagal hati  Hipoglikemi accidental,
 Pasca persalinan pada ibu yang surreptitious, malicious
menggunakan terapi insulin
saaat hamil
 Asupan makan tidak adekuat
Menurut American Diabetes Association Workgroup on
Hypoglycemia tahun 2005, hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa bagian terkait dengan derajat keparahannya,
yaitu : (15)
 Hipoglikemia berat: Pasien membutuhkan bantuan orang lain
untuk pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi
lainnya.
 Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL disertai
gejala hipoglikemia.
 Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL tanpa gejala
hipoglikemia.
 Hipoglikemia relatif apabila GDS > 70mg/dL dengan gejala
hipoglikemia.
 Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia tanpa
pemeriksaan GDS.
Diagnosis hipoglikemia berdasarkan trias Whipple
yaitu :
 Terdapat gejala hipoglikemia
 Konsentrasi glukosa plasma yang rendah <60 mg/dl
atau <80mg/dl disertai gejala hipoglikemia
 Meredanya gejala ketika konsentrasi glukosa darah
plasma meningkat (16)
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, Pucat, takikardia, widened
gelisah, paresthesia, palpitasi, pulsepressure
tremor
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, hipotermia, kejang, koma
gangguan kognitif, pandangan
kabur, diplopia
 Pada pasien DM yang mengalami hipoglikemia terjadi
gangguan pada mekanisme pertahanan terhadap
hipoglikemia antara lain konsentrasi insulin tidak
menurun, konsentrasi glucagon tidak meningkat dan
terjadi penurunan ambang batas konsentrasi gula
darah untuk memulai sekresi epinefrin. Akan tetapi
tidak semua pasien menunjukan gejala yang konsisten
dengan hipoglikemia. Hal ini disebabkan oleh adanya
gangguan respon saraf simpatis.(16)
Hipoglikemia Ringan:
 Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa
(karbohidrat sederhana)
 Glukosa murni
 Makanan yang mengandung lemak dapat
memperlambat respon kenaikkan glukosa darah.
 Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang
dilarutkan dalam air adalah terapi pilihan pada
pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar
 Pemeriksaanglukosa darah dilakukan setelah
15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada
monitoring glukosa darah 15 menit setelah
pengobatan hipoglikemia masih tetap ada,
pengobatan dapat diulang kembali.

 Jika
hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya
sudah mencapai normal, pasien diminta untuk
makan atau mengkonsumsi snack untuk
mencegah berulangnya hipoglikemia.(16)
Hipoglikemia Berat
 Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral
diperlukan berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak
50 cc (bila terpaksa bisa diberikan dextrose 40%
sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau D10%.
 Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v
tersebut. Bila kadar glukosa darah belum mencapai
target, dapat diberikan ulang pemberian dextrose 20%.
 Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1- 2
jam kalau masih terjadi hipoglikemia berulang
pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
 Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia(16)
 Hipoglikemi merupakan penyulit akut dari penyakit
DM yang dapat mengakibatkan kerusakan otak, koma
sampai kematian jika tidak ditangani dengan segera.
(16)

Anda mungkin juga menyukai