PENYUSUN :
MONA DARMAYANTI
030.15.116
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA
Cepat lelah
Mual
Muntah
Nyeri ulu ati
Lemas
Kedua kaki bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tanda Vital
Kesan sakit : Tampak
TD :130/90mmHg
sakit sedang Nadi : 131x/menit
Kesadaran : Compos Respirasi : 34 x/menit
Suhu : 36,4 C axiler
mentis
BB : 50 kg
TB : 158 cm
BMI : 20,02kg/m2
(Normal)
STATUS GENERALIS
Leher Jantung
JVP 5+2 (normal), pembesaran Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
tiroid (-), deviasi trakea (-), Palpasi : ictus cordis teraba pada
pembesaran KGB leher dan ICS V 2 cm medial dari linea
supraklavikular (-), pembesaran midclavicularis sinistra (-)
kelenjar parotis (-). Perkusi : Batas atas kanan : ICS II
linea parasternalis dextra.
Batas atas kiri : ICS II linea
parasternalis sinistra.
Batas bawah kanan : ICS IV linea
parasternalis dextra
Batas bawah kiri : ICS VI linea
axilaris anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
reguler, murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS
Pulmo
Inspeksi : kelainan bentuk dada (-), Gerak
napas simetris saat statis dan
dinamis kanan dan kiri, spider nevi(-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan =kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar trakea, bronkhial,
brokhovesikular, vesikular (+/+),
Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GENERALIS
Abdomen
Inspeksi : datar, ascites (-), Caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+),
nyeri tekan kuadran kanan atas (-),
hepar dan lien tidak teraba
STATUS GENERALIS
Ekstremitas
Superior Inferior
Oedem -/- +/+
Sianosis -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Ulkus/sikatriks -/- -/-
Palmar eritema -/- -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
22 NOVEMBER 2019
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
CBC
Hemoglobin 10,6↓ g/dL 11,2-15,7
Leukosit 7,3 10^3/ul 4.4 - 11.3
Hematokit 32 ↓ % 37-47
Trombosit 222 10^3/ul 150 – 521
Eritrosit 3,65↓ 10^6/ul 4.5 – 5.9
RDW 17,9↑ 11.5 – 14.5
MCV 88,2 U 80 – 96
MCH 29,6 Peg 28 – 33
MCHC 33,5 g/dL 33 – 36
Diff
Neutrofil 82,8↑ 50 – 70
Limfosit 10,6↓ 25 – 40
Monosit 5,5 2–8
Eosinofil 1↓ 2–4
Basofil 0,1 0–1
KI MIA KLINIK
ELEKTROLIT
Natrium 135,4 mmol/L 135-145
Kalium 2,77↓ mmol/L 3.3-5.1
Klorida 99,3 mmol/L 96-106
SGOT 24,3 U/L < 34 u/l
SGPT 14,5 U/L <34 u/l
Ureum 72,8↑ mg/dL 21,0 - 43.0
Kreatinin 3,42↑ mg/dL 0.60-1.10
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Gula Darah Sewaktu I : 49 mg/dL
Gula Darah Sewaktu II : 98 mg/dL
SERO IMUNOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
SERO IMUNOLOGI
HBsAg Negatif Negatif
FOTO RONTGEN THORAKS
23 NOVEMBER 2019
Cardiomegaly (LV)
Gambaran
interstisial edema
pulmonum
Effusi pleura
dupleks
DAFTAR ABNORMALITAS
• Dispneu
• Limfosit menurun
• Anemia
• Eosinofil menurun
• Abdomen nyeri tekan
• Kalium menurun
epigastrium
• Ureum meningkat
• Oedema pada kedua
• Kreatinin meningkat
ekstremitas bawah
• GDS menurun
• Heboglobin menurun
• Hematokrit meningkat
• Eritrosit menurun
• RDW meningkat
• Neutrophil meningkat
DAFTAR MASALAH
CKD
Grade V
CHF
HIPOGLIKEMIA
PEMECAHAN MASALAH
Problem 2 : CHF
Ass :Menghindari komplikasi atrial fibrilasi
IPDx :Pemeriksaan EKG
IPRx :- Injeksi furosemide 40mg/12 jam
IPEx :Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga,
tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik,
terapeutik yang akan dilakukan serta komplikasinya
IPMx :Monitoring keadaan umum
PEMECAHAN MASALAH
Problem 3 : Hipoglikemia
Ass :menghindari terjadinya penurunan kesadaran
IPDx :Pemeriksaan GDS
IPRx :- Infus D10% 10tpm
- Infus D40% 1 flash
- Infus D10% 15tpm
IPEx :Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga,
tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik,
terapeutik yang akan dilakukan serta komplikasinya.
IPMx :Monitoring keadaan umum, GCS
PROGNOSIS
S sesak (+), nyeri ulu hati (+), lemas (+), mual (+), muntah
(-), nafsu makan menurun,
P
KU : tampak sakit sedang Infus D 10% 15 tpm
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Aminefron 3x1 tab
Nadi : 103x/menit Callos 3x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 22x/menit
: 36,6 C
Asam folat 3x1 tab
Inj Ondansetron 2x1
SpO2 : 99%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj Ceftriaxon 2x1 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah,
Akral Hangat (+/+)
GDS : 114 mg/dL
S sesak (+), lemas (+), nyeri ulu hati (+), lemas (+), mual
(-), muntah (-), nafsu makan menurun
P
KU : tampak sakit sedang Infus RL 20 tpm
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :120/90 mmHg
Aminefron 3x1 tab
Nadi :95x/menit Callos 3x1 tab
O Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
Asam folat 3x1 tab
Inj Ondansetron 2x1
SpO2 : 98%
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj Ceftriaxon 2x1 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus(+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah, Akral
Hangat (+/+)
GDS : 261 mg/dL
S sesak berkurang (+), batuk kering (+), nyeri ulu hati (+),
lemas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun
P
KU : tampak sakit sedang Infus RL 20 tpm
Kesadaran : compos mentis Asam Folat 3x1 tab
Tekanan Darah : 110/90 mmHg Aminefron 3x1 tab
Nadi : 83x/menit
Callos 2x1 tab
O Respirasi
Suhu
: 22x/menit
: 36,6 C Antacid 3x1 tab
SpO2 : 98% Inj. Ondansetron 8 mg
Mata : Konjugtiva anemia (-/-), Sklera ikterik (-/-) 2x1 amp
Thorax : - Pulmo SNV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-) Inj. Furosemid 2x2 amp
- Cor BJ I,II regular, Murmur (-), Gallop (-) Inj. Ceftriaxone 2x1 amp
Abdomen : Perut datar, Nyeri tekan epigastrium (+), Bising
usus (+)
Eks : Oedem pada ekstremitas bawah,
Akral Hangat (+/+)
GDS : 192 mg/dL
Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana
diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan. Tujuannya mengetahui etiologi,
terapi, prognosis, dan mengevaluasi terapi yg diberikan.
Derajat LFG (ml/mnt/1,73 m2) Rencana tatalaksana
NYHA I Penyakit jantung namun tidak ada gejala atau keterbatasan dalam aktivitas fisik sehari-hari
biasa misalnya berjalan, naik tangga dan sebagainya
NYHA II Gejala ringan (sesak napas ringan dan/ atau angina) serta terdapat keterbatasan ringan dalam
aktivitas fisik sehari-hari biasa
NYHA III Terdapat keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari akibat gejala gagal jantung pada tingkatan
yang lebih ringan misalnya berjalan 20-100 meter. Pasien hanya merasa nyaman saat istirahat.
NYHA IV Terdapat keterbatasan aktivitas yang berat, misalnya gejala muncul saat istirahat.
Terapi Jangka Pendek
• Profil A menunjukan hemodinamik normal. Gejala kardiopulmonal
dapat muncul akibat kelainan parenkim paru atau iskemia miokard
yang bersifat transien
PROFIL L PROFIL C
Cold and Dry Cold and Wet
Diuretik dan/atau
Ekspansi cairan Vasodilator
Inotropik
Terapi Jangka panjang :
• Pasien gagal jantung (baik sistolik maupun diastolik)
penghambat ACE atau ARB Semua
• Pasien gagal jantung baik sistolik maupun diastolik
memerlukan penyekat beta mulai dari dosis kecil
• Pasien gagal jantung NYHA III-IV yang belum membaik
dengan penghambat ACE/ARB dan penyekat beta dapat
dipertimbangkan dosis kecil antagonis aldoteron seperti
spironolakton
• Kebanyakan pasien gagal jantung membutuhkan diuretic
regular dosis rendah untuk mencapai tekanan vena jugularis
normal dan menghilangkan edema.
• Pasien dengan fraksi ejeksi <30% atau dengan atrial fibrilasi
sebaiknya diberikan antikoagulan untuk mencegah emboli
kardiak.
• Bila penyebab gagal jantung berat adalah penyakit jantung
koroner maka pemberian simvastatin dan aspirin bermanfaat
secara jangka panjang
Tromboemboli
Fibrilasiatrium
Kegagalan pompa progresif
Aritmia ventrikel
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi
glukosa serum dengan atau tanpa adanya
gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya
whipple’s triad yaitu terdapat gejala-gejala
hipoglikemia, kadar glukosa darah yang
rendah, gejala berkurang dengan
pengobatan.(15)
Pada pasien DM Pada pasien Non DM
Defesiensi insulin endogen Pasien yang sakit atau dalam
Riwayat hipoglikemia pengobatan
Latihan jasmani dengan Obat
intensitas menengah hingga Penyakit kritis
berat Defesiensi hormon
Tidur Tumor non sel islet
Gagal ginjal Hiperinsulinisme endogen
Gagal hati Hipoglikemi accidental,
Pasca persalinan pada ibu yang surreptitious, malicious
menggunakan terapi insulin
saaat hamil
Asupan makan tidak adekuat
Menurut American Diabetes Association Workgroup on
Hypoglycemia tahun 2005, hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa bagian terkait dengan derajat keparahannya,
yaitu : (15)
Hipoglikemia berat: Pasien membutuhkan bantuan orang lain
untuk pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi
lainnya.
Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL disertai
gejala hipoglikemia.
Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL tanpa gejala
hipoglikemia.
Hipoglikemia relatif apabila GDS > 70mg/dL dengan gejala
hipoglikemia.
Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia tanpa
pemeriksaan GDS.
Diagnosis hipoglikemia berdasarkan trias Whipple
yaitu :
Terdapat gejala hipoglikemia
Konsentrasi glukosa plasma yang rendah <60 mg/dl
atau <80mg/dl disertai gejala hipoglikemia
Meredanya gejala ketika konsentrasi glukosa darah
plasma meningkat (16)
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, Pucat, takikardia, widened
gelisah, paresthesia, palpitasi, pulsepressure
tremor
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, hipotermia, kejang, koma
gangguan kognitif, pandangan
kabur, diplopia
Pada pasien DM yang mengalami hipoglikemia terjadi
gangguan pada mekanisme pertahanan terhadap
hipoglikemia antara lain konsentrasi insulin tidak
menurun, konsentrasi glucagon tidak meningkat dan
terjadi penurunan ambang batas konsentrasi gula
darah untuk memulai sekresi epinefrin. Akan tetapi
tidak semua pasien menunjukan gejala yang konsisten
dengan hipoglikemia. Hal ini disebabkan oleh adanya
gangguan respon saraf simpatis.(16)
Hipoglikemia Ringan:
Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa
(karbohidrat sederhana)
Glukosa murni
Makanan yang mengandung lemak dapat
memperlambat respon kenaikkan glukosa darah.
Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang
dilarutkan dalam air adalah terapi pilihan pada
pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar
Pemeriksaanglukosa darah dilakukan setelah
15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada
monitoring glukosa darah 15 menit setelah
pengobatan hipoglikemia masih tetap ada,
pengobatan dapat diulang kembali.
Jika
hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya
sudah mencapai normal, pasien diminta untuk
makan atau mengkonsumsi snack untuk
mencegah berulangnya hipoglikemia.(16)
Hipoglikemia Berat
Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral
diperlukan berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak
50 cc (bila terpaksa bisa diberikan dextrose 40%
sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau D10%.
Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v
tersebut. Bila kadar glukosa darah belum mencapai
target, dapat diberikan ulang pemberian dextrose 20%.
Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1- 2
jam kalau masih terjadi hipoglikemia berulang
pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia(16)
Hipoglikemi merupakan penyulit akut dari penyakit
DM yang dapat mengakibatkan kerusakan otak, koma
sampai kematian jika tidak ditangani dengan segera.
(16)