Anda di halaman 1dari 35

Gambaran penampilan pasien, cara bicara, tindakan dan pikiran selama wawancara.

Bahkan bila pasien membisu, inkoheren, atau menolak menjawab pertanyaan,


dokter dapat memperoleh segudang informasi berdasarkan pengamatan yang
cermat.
GARIS BESAR PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
 PENAMPILAN
 GAYA BICARA
 MOOD & AFEK
 PIKIRAN
 PERSEPSI
 SENSORIUM & KOGNISI
 TILIKAN
 PENILAIAN
 Penampilan : Mendeskripsi penampilan pasien dan kesan fisik keseluruhan yang
tercermin dari postur, pembawaan, pakaian dan kerapihan.

Posture, sikap, pakaian, perawatan diri, rambut, kuku, sehat, marah, takut, apatis, bingung,
merendahkan, tenang, tampak lebih tua/muda, bersifat seperti laki-laki/wanita, tanda
kecemasan (tangan basah, dahi berkeringat, gelisah, tegang, mata melebar), tingkat kecemasan
berubah-ubah selama wawancara dengan topik khusus
 Perilaku dan aktivitas psikomotorik : Aspek kuantitatif dan kualitatif perilaku motorik
pasien.

Cara berjalan, mannerisme, tics, gerak–isyarat, berkejang-kejang (twitches), stereotipik,


memetik, menyentuh pemeriksa, ekopraksia, janggal / kikuk (clumsy), tangkas (agile), pincang
(limp), kaku, lamban, hiperaktif, agitasi, melawan (combative), bersikap seperti lilin (waxy)
 Sikap terhadap pemeriksa :

Kooperatif, penuh perhatian, menarik perhatian, menantang (frack), sikap bertahan,


bermusuhan, main-main, mengelak (evasive), berhati-hati (guarded)
= Suatu emosi yang menetap dan bertahan mewarnai persepsi seseorang terhadap
dunianya

MOOD
Normotimia Suasana perasaan normal
Hipotimia Kesedihan dan Kemurungan
Hipertimia Menunjukan perasaan sangat bahagia walaupun dalam musibah

Disforia Perasaan tidak menyenangkan (jenuh, bosan, putus asa)

Eforia Gembira berlebihan


Aleksitimia Tidak mampu menghayati perasaannya
Anhedonia Kehilangan minat
= suatu respon emosional yang dapat dinilai dari ekspresi, cara bicara dan sikap

AFEK
Luas Ekspresi emosi luas dengan variasi beragam, serasi
dengan suasana yang dihayatinya
Sempit Ekspresi terbatas & kurang bervariasi
Tumpul Tatapan mata kosong, irama suara monoton, dan bahasa
tubuh yang sangat kurang
Datar Gejala sama seperti afek tumpul dengan tambahan
wajah datar, sikap tubuh kaku, irama suara seperti robot.
 Dapat dinilai dari respon emosional pasien yang sesuai atau tidak dengan masalah
yang dikeluhkan pasien.
 Rate = kecepatan bicara
 Cepat = Anxious, manic, stimulant intoxicated, etc.

 Pelan (bradylalia) = Depressed, pasien dengan parkinsonism, etc.

 Rhythm = artikulasi, penekanan kata


 Bukan dinilai kecepatannya tetapi apakah pembicaraan dapat diinterupsi atau tidak.
 Pressured speech = cara bicara cepat, tanpa dapat diinterupsi, keras, biasa terdapat pada pasien
manik atau pasien dengan stimulant.
 Disprosodi = hilangnya irama berbicara normal

 Volume = berbisik, keras

 Konten / isi bicara


 Miskin isi bicara = gaya bicara jumlah adekuat, namun sedikit infromasi akibat
banyaknya kehampaan, kekosongan, dan kalimat stereotip
 Logorea = suka mengoceh, gaya bicara logis, koheren, dan banyak
= Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi
informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.
Beberapa contoh gangguan presepsi
 Halusinasi (persepsi tanpa objek)
 Ilusi (kesalahan mempersepsikan objek)
 Depersonalisasi (persepsi diri yang salah)
 Derealisasi (persepsi terhadap lingkungan yang salah)
Melihat adakah gangguan persepsi berupa halusinasi (persepsi sensorik palsu
tanpa rangsangan nyata) atau ilusi (mispersepsi tentang rangsangan nyata)
= Persepsi/tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus external
yang nyata; menghayati gejala-gejala yang dihayalkan sebagai hal hal yang
nyata:

 Halusinasi hipnopompik
• Halusinasi pengecepan
 Halusinasi hipogenik
• Halusinasi taktil
 Halusinasi auditorik
• Halusinasi somatic
 Halusinasi visual
• Halusinasi liliput
 Halusinasi penciuman
Bentuk Pikiran
Produktivitas Ide yang meluap-luap (overabundance of ideas), kekurangan ide
(paucity of ideas), ide yang melompat-lompat (flight of ideas),
berpikir cepat, berpikir lambat, berpikir ragu-ragu (hesitant
thinking), apakah pasien bicara secara spontan ataukah menjawab
hanya bila ditanya, pikiran mengalir (stream of thought)
Arus Pikiran Apakah pasien menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh
dan langsung pada tujuan, relevan atau tidak relevan, asosiasi
longgar, tidak logis, melantur (rambling), bersifat mengelak
(evasive), pikiran terhambat (blocking) atau pikiran kacau
(distractibility)
Gangguan Berbahasa Gangguan yang mencerminkan gangguan mental seperti
inkoheren, bicara yang tidak dimengerti (word salad), asosiasi
bunyi (clang association)
PREOKUPASI
Mengenai sakit, masalah lingkungan, obsesi, kompulsi, fobia, rencana bunuh diri,
membunuh, gejala-gejala hipokondrik, dorongan atau impuls-impuls antisosial
 Waham : isi dari setiap sistim waham, organisasinya, pasien yakin akan
kebenarannya, bagaimana waham ini mempengaruhi kehidupannya, waham
penyiksaan-isolasi atau berhubungan dengan kecurigaan yang menetap, serasi
mood (congruent) atau tak serasi mood (incongruent)
 Ideas of reference of influence: bagaimana ide mulai, dan arti/makna yang
menghubungkan pasien dengan diri mereka
 Gangguan kesadaran biasanya mengindikasikan adanya kerusakan organik pada
otak.
 Istilah untuk mendeskripsikan tingkat kesadaran pasien: berkabut, fluktuasi,
tingkat kewaspadaan, somnolen, stupor, letargi, koma.
 Waktu: apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu dari hari, jika
dirawat dirumah sakit dia mengetahui sudah berapa lama berbaring disitu
 Tempat: apakah pasien tahu dimana dia berada
 Orang: apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa peran dari
orang-orang yang bertemu dengannya
 Konsentrasi dapat menggambarkan kemampuan untuk bertahan memperhatikan
dari waktu ke waktu
 Pengurangan 7 dari 100 dan hasilnya tetap dikurangi 7
 Jika pasien tidak dapat dengan pengurangan 7. pasien dapat tugas lebih mudah ---
4 x 9 ; 4 x 5 ; apakah cemas atau beberapa gangguan mood atau konsentrasi yang
bertanggungg jawab terhadap perhitungan ini
= gangguan usaha yang membuat menguasai gangguan itu – penyangkalan,
konfabulasi, reaksi katastropik, sirkumstansialitas yang digunakan untuk
menyembunyikan kekurangannya, apakah proses registrasi, retensi, rekoleksi
material terlibat
a.Daya ingat jangka panjang : data masa kanak kanak
b.Daya ingat jangka pendek : beberapa bulan atau beberapa hari yang lalu, apa
yang dilakukan pasien kemarin
c. Daya ingat segera : kemampuan untuk mengulangi enam angka setelah
pemeriksa mendiktekannya – pertama maju, kemudian mundur
= Tingkat pendidikan formal, perkiraan kemampuan intelektual pasien dan apakah
mampu berfungsi pada tingkat dasar pengetahuan: jumlah, perhitungan,
pengetahuan umum, pertanyaan harus relevan dengan latar belakang pendidikan
dan kebudayaan pasien.
= Gangguan dalam formulasi konsep; cara pasien mengkonsepsualisasikan atau
menggunakan ide-idenya, (misalnya membedakan antara apel dan pear,
abnormalitas dalam mengartikan peribahasa yang sederhana. Memberikan contoh-
contoh yang spesipik terhadap ilustrasi atau arti) atau sangat abstrak (memberikan
penjelasan yang umum); kesesuaian dengan jawaban.
 Apakah pasien mampu untuk mengendalikan impuls seksual, agresif dan impuls
lainnya.
 Untuk memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial
atau kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain.
1. Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakitnya
2. Sedikit kesadaran akan adanya penyakit dan meminta pertolongan tetapi
menyangkalinya pada saat bersamaan
3. Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar, medis,
atau faktor organic yang tidak diketahui
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuati yang tidak diketahui pada
dirinya
5. Tilikan intelektual
6.Tilikan emosional yang sebenarnya
 Daya nilai social :
Manifestasi perilaku yang tidak kentara yang membahayakan pasien dan
berlawanan dengan tingkah laku yang dapat diterima di budayanya. Adanya
pengertian pasien sebagai hasil yang tak mungkin dari tingkah laku pribadi dan
pasien dipengaruhi oleh pengertian itu
 Uji daya nilai
Pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan dalam bayangan situasi tsb.
Misalnya apa yang akan dilakukan pasien dengan perangko, alamat surat yang dia
temukan di jalan
 Penilaian realitas
Kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi

Anda mungkin juga menyukai