Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN

Konsep penyebab
penyakit
Makhluk halus/kemurkaan tuhan

Pengaruh lingkungan Multi faktor


(air,udara,tanah, cuaca)
(hippocrates)
Jasad renik
Keseimbangan cairan
putih,hitam,kuning dan Sisa Makhluk hidup
merah (cina)
BEBERAPA KONSEP PENYEBAB
PENYAKIT………..
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
 Sangat umum digunakan sebagai literatur epide-
milogi, terdiri dari 3 komponen yaitu host, ling-
kungan dan agent.
 Model ini menunjukkan komponen secara
komprehensif dan memprediksi tentang suatu
penyakit. Host

Agent Lingkungan
BEBERAPA KONSEP PENYEBAB
PENYAKIT………..

JARING-JARING PENYEBAB

 Dikemukakan oleh MacMahon (1960)

 Intinya efek tidak pernah bergantung hanya


pada satu penyebab, tetapi berkembang men-
jadi sebuah rantai penyebab dimana masing-
masing merupakan hasil dari kompleks agen
terdahulu.
MODEL LINGKARAN
Lingkungan
sosial

Manusia

Lingkungan Inti Genetik


Biologi

Lingkungan
Fisik
 Melakukan tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian berdasarkan pada
data/keterangan yang bersumber dari
hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan/penelitian epidemiologis
 Epidemiologimerupakan ilmu dasar
penanganan penyakit dengan sasaran
utama adalah mencegah dan
menanggulangi / memberantas penyakit
dalam masyarakat.
MACAM PENCEGAHAN

 Pencegahan tingkat dasar (primordial


prevention)

 Mencegah terjadinya risiko


 Mempertahankan risiko rendah

 Memelihara dan mempertahankan kebiasaan/


 Mempertahankan pola hidup yang dapat mencegah

 Makan kurang konsumsi lemak hewani


SASARAN
 Makan konsumsi sayuran
POPULASI
BLM SAKIT  Kebiasaan olah raga
 Tidak merokok
 Tidak minum alkohol
Mengatasi/mengontr
ol faktor risiko
Peningkatan derajat kesehatan
Usaha pencegahan khusus

Imunisasi Sterilisasi
Perbaikan gizi Pasteurisasi
Pemberantasan serangga Karantina
Desenfeksi
Mencegah meluasnya
penyakit/wabah

Pemeriksaan berkala pada klp populasi tt


(PN,buruh, pekerja, murid sekolah dll)
Skrining
Surveilens

SASARANNYA
Baru terkena penyakit
Terancam terkena penyakit tt
Mencegah beratnya
penyakit / cacat

pengobatan penyakit

SASARANNYA
Orang yang sudah sakit
5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

 a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun


kuantitas)
 b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan
tinja dan limbah.
 c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk
kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap
resiko jantung koroner.
 d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
 e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan
mental dan sosial.
 f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung
jawab.
5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu (general and specific
protection)
 a. Memberikan immunisasi pada golongan yang
rentan untuk mencegah penyakit
 b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular,
misal yang terkena flu burung.
 c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di
tempat umum maupun tempat kerja.
 d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang
bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun
alergi.
 e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
 a. Mencari kasus sedini mungkin.
 b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan
pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
 c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi
agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
 d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
 e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan
kasus.
5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark.
4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
 a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar
penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
 b. Pencegahan terhadap komplikasi dan
kecacatan.
 c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang
untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan
yang lebih intensif.
5 (lima) tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavell and Clark.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
 a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat.
 b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
 c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan
diri.
 d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
 primordial prevention (pencegahan
awal) yaitu pada pre patogenesis,
primary prevention (pencegahan
pertama) yaitu health promotion dan
general and specific protection ,
 secondary prevention (pencegahan
tingkat kedua) yaitu early diagnosis and
prompt treatment
 tertiary prevention (pencegahan tingkat
ketiga) yaitu dissability limitation.
1. Pencegahan Primordial
Menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa
bahwa merokok itu merupakan status kebiasaan
yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap
positif untuk tidak merokok.
2. Pencegahan Primer
Promosi Kesehatan Masyarakat :
Pencegahan Khusus :
3. Pencegahan Sekunder
Diagnosis Dini : Screening.
Pengobatan : Kemotherapi / Pembedahan.
4. Pencegahan Tersier.
Rehabilitasi
Tingkat Pencegahan Fase Penyakit Sasaran

PRIMORDIAL Kondisi yang mengarah Populasi Total dan


pada penyebab Kelompok – kelompok
penyakit. terseleksi.

PRIMER Factor – factor Populasi Total,


penyebab yang Spesifik. Kelompok – kelompok
yang terseleksi &
Individu – individu yg
Sehat.

SEKUNDER Penyakit dalam Tahap Penderita – penderita.


Dini

TERSIER Penyakit dalam tahap Penderita – Penderita.


Akhir (Pengobatan ;
Rehabilitasi).
Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit
ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan :

1 Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

 Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber


penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
 a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu
menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk
mengurangi kontak dengan orang lain.
 b. Karantina adalah membatasi ruang gerak
penderita dan menempatkannya bersama-sama
penderita lain yang sejenis pada tempat yang
khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu
yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2 Memutus Mata Rantai Penularan
 Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan
adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus
hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3 Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan
 Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang
rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan
ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan
imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat
profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria,
meningitis dan disentri baksilus.
 Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan
kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan
gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit
infeksi pada anak.
Epidemiologi terapan untuk pengendalian dan
pencegahan/pemeberantasan penyakit: umumnya
dilakukan dengan skining dan surveilans

SKRINING

Menurut US Commission on Chronic Illness tahun 1951,


skrining adalah identifikasi awal penyakit atau kecacatan
yang belum diketahui, dengan menerapkan tes,
pemeriksaan, atau prosedur lainnya dengan segera.

Tes skrining memisahkan antra orang-orang yang


tampak sehat tetapi memiliki kemungkinan sakit dari
orang-orang yang tidak memiliki kemungkinan itu.
Tes skrining tidak dimaksudkan untuk
membuat diagnosis Melainkan
mendeteksi penyakit sedini mungkin
agar dapat dilakukan upaya
pengendalian penyakit dengan lebih
baik. orang-orang yang ditemukan positif
atau dicurgai akan sakit harus dirujuk
kepada dokter untuk diagnosis dan
mendapatkan pengobatan seperlunya.
 1. Mass scrining
 Merupakan penyaringan yang dilakukan pada seluruh
penduduk
 2. Selectif scrining
 Penyaringan yang dilakukan terhadap kelompok penduduk
tertentu
 3. Single disease scrining
 Merupakan penyaringan yang hanya ditunjukan pada suatu
jenis penyakit
 misalnya penyaringan untuk mengetahui penyakit tbc
 4. Multiphase scrining
 Merupakan penyaringan untuk mengetahui kemungkinan
adanya beberapa penyakit pada individu, misalnya
penyaringan kesehatan pada pegawai sebelum bekerja.
1. Penyakit yang akan discrining merupakan masalah kesehatan
pada masyarakat yang sangat penting.
2. Harus ada cara pengobatan untuk penderita yang ditemukan
melalui penyaringan.
3. Fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan harus ada.
4. Harus diketahui stadium simptomatik dini dan masa laten
5. Harus ada cara pemeriksaan yang tepat
6. pemeriksaan yang dilakukan tidak berbahaya dan dapat
diterima oleh masyarakat.
7. sebaiknya diketahui tentang riwayat alamiah suatu penyakit
8. biaya penemuan kasus dapat ekonomis
 1. Identifikasi nilai normal
 Pengertian norma biasanya dipakai untuk menentukan
karakteristik populasi tertentu, misalnya kadar rata-rata
hemoglobin. Nilai rata-rata tersebut dapat diperkirakan batas
yang dianggap normal.
 2. Validity suatu alat tes scrining
 Kemampuan dari suatu pemeriksaan untuk menentukan
individu mana yang mempunyai penyakit (tidak normal) dan
individu yang mana tidak mempunyai penyakit (normal).
 a. Kepekaan (sensitifity)
 Kemampuan suatu pemeriksaan untuk mengidentifikasi secara
benar orang yang mendapat penyakit.
 b. Spesifitas
 Kemampuan dari suatu pemeriksaan untuk mengidentifikasi
secara benar orang-orang yang tidak mempunyai penyakit.
Populasi
Hasil Uji
Penyakit Tanpa Penyakit Total
True positif False Positif
Positif a+b
(TP)a (FP)b
False negatuf True Negatif
Negatif c+d
(FN)c (TN)d
total a+c b+d N

 Sensitivitas=a/(a+c)
 Spesivisitas=d/(b+d)
 3. Keterandalan reliability
 Pemeriksaan penyaringan yang andal adalah pemeriksaan yang
memberi hasil konsistensi jika pemeriksaan ini dilakukan lebih dari
satu kali pada individu yang sama dengan kondisi yang sama.
 Ada 2 hal yang mempengaruhi konsistensi hasil:
 a. variasi terjadi pada metode pemeriksaan dan variasi didalam
subjek sendiri (variasi biologis dari individu)
 - variasi pada metode pemeriksaan
 - variasi didalam subjek
 b. Variasi pada peneliti
 Pada penelitian bisa saja terjadi perbedaan dalam membaca hasil tes
pada waktu yang berbeda. Misalnya seorang radiolog dapat saja
mempunyai interpretasi berbeda mengenai suatu hasil rongthen.

Anda mungkin juga menyukai