1
Faktor Risiko difteri
1. Tidak imunisasi
2. Imunisasi dasar tidak lengkap
3. Imunisasi dasar tanpa booster
4. Tatalaksana epid yang kurang memadai
1. Isolasi
2. Profilaksis kontak erat
3. Imunisasi kontak dan mantan penderita
4. Pengobatan karier
6
Penetapan Kasus Observasi Difteri Sebagai
Suspek Difteri
Laporan Suspek Difteri
Oleh Petugas Kes
Konsul Komite Ahli
atau Masyarakat
(Observasi Difteri) Difteri Provinsi/Pusat
Discarded
Suspek Difteri
(Bukan Suspek Difteri)
(Rekomendasi ADS)
Lanjutkan
Penyelidikan Catat dalam
Untuk menilai form Difteri
sensitifitas STOP
Surveilans Penyelidikan
WAG Kasus Difteri ~ ketersediaan ADS
9
KLB DIFTERI
BATASAN
1. Ditemukan satu Suspek Difteri dengan konfirmasi laboratorium kultur positif
ATAU
2. Ditemukan satu Suspek Difteri yang mempunyai hubungan epidemiologi dengan
kasus kultur positif
Satu suspek difteri dilakukan penanganan lebih dini untuk mencegah
Satu suspek difteri dilakukan penanganan lebih dini untuk mencegah
penyebaran difteri yang lebih luas.
Semua kasus suspek difteri tetap ditatalaksana sesuai dengan penanganan
KLB (dilakukan PE dan penanggulangan sesuai SOP)
PENETAPAN
Kepala Dinas Kab/Kota, Provinsi, atau Menteri Kesehatan
PENCABUTAN
Tidak ditemukan kasus suspek difteri baru selama 4 minggu sejak
timbulnya gejala kasus terakhir.
10
PRINSIP PENGOBATAN KASUS DIFTERI
Mengeluarkan
Bakteri: Corynebacterium TOKSIN
diphtheriae
ANTIBIOTIK
DAR
AH
ADS
(Anti Difteri Serum)
Menyebabkan
MIOKARDITIS
KEMATI SUSUNAN
SYARAF PUSAT
AN
LUMPUH
GAGAL GINJAL
27/12/2019
SKEMA TATALAKSANA DIFTERI
Manajemen Kasus
(Rujuk ke RS)
Deteksi Kasus dilaporkan Pengawasan minum obat
Ambil spesimen,
(dg Format W1) (PMO) thdp ESO dan pencegahan
Dini Pengobatan
(AB & ADS), dan DO
Kasus
imunisasi setelah 1 bln
ADS
Membunuh
Penyelidikan Kontak Erat Kasus kuman
Epidemiologi Profilaksis dan menghentikan
Penelusuran
Imunisasi
(Form PE) penularan !!
WHO
1. Pada hari ke-7 pengobatan dilakukan pengambilan kultur ulang pada penderita
untuk evaluasi hasil pengobatan
2.Jika hasil kultur ulang masih positif maka :
Antibiotik diulang pemberiannya selama 14 hari,
Periksa kultur setelah selesai pengobatan kedua.
3.Klinis penderita baik, bisa dipulangkan :
Tanpa menunggu hasil kultur laboratorium.
Obat dilanjutkan sampai 14 hari
Komris ke penderita dan keluarga
Membatasi kontak dengan orang lain sampai anti biotik selesai
4.RS info ke Dinkes Kab/Kota atau Provinsi untuk PMO
5.Semua penderita yang mendapat ADS harus diimunisasi lengkap 3 kali
setelah 4-6 minggu setelah ADS diberikan.
Perhatian !!!!! Penanganan klinis
Hasil Lab maupun intervensi
Negative TIDAK lapangan kasus
BERARTI bukan dengan hasil lab
positive maupun
kasus Difteri negatif adalah
SAMA
16
PENELUSURAN KONTAK ERAT
Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau terkena percikan ludah
saat batuk/bersin) dengan kasus suspek difteri
Potensi menular yang pernah kontak jarak dekat sekitar 1 meter dengan kasus sejak 10
hari sebelum timbul gejala sakit menelan sampai 2 hari setelah pengobatan (masa
penularan).
Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:
Kontak erat satu rumah: tidur satu atap
Kontak erat satu kamar di asrama
Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain
Kontak erat satu ruang kerja
Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi rumah
Petugas kesehatan di lapangan dan di RS
Pendamping kasus selama dirawat
Jika ditemukan ada yang mempunyai gejala sakit tenggorok rujuk ke Fasyankes
/dokter/RS terdekat.
Jika disertai adanya pseudomembran maka dirujuk ke tim Ahli difteri untuk penetapan
diagnosis.
17
Skema: Pencarian Kasus Tambahan dan
Pelacakan Kontak
Sahabat
Teman sekelas/
Sekolah
Tetangga
Dalam radius 50 m
Penderita
Sehat
Asrama/ Serumah
sekamar
Masa inkubasi
10 – 1 hr Sakit 2 hr Obat
Menularkan ke
Tertular dari
Kontak difteri:
Petugas kesehatan
• Periksa gejala difteri serta awasi setiap
hari selama 7 hari dari tanggal terakhir
kontak dengan kasus • TIDAK PERLU ANTIBIOTIK
• Tanyakan status imunisasi dan segera PROFILAKSIS BILA:
lengkapi imunisasi sesuai umur dan
jenis vaksin • Sudah melakukan kebersihan
• Eritromisin, selama 7 hari tangan dan APD yang sesuai
• Anak 50 mg/kg BB/hari dibagi 4 • Mendapatkan imunisasi Td
dosis
• Dewasa: 500 g/hari 4 kali • MINUM ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
PMO (Pemantau Minum Obat)
BILA:
PMO diperlukan untuk mencegah
putus obat • Saat pemeriksaan atau resusitasi
PMO dapat berasal dari petugas atau tindakan yang menimbulkan
kesehatan, kader kesehatan, tokoh aerosolisasi tidak menggunakan
masyarakat, guru dan sebaiknya tidak
berasal dari keluarga. APD
Pemantauan minimal dilakukan pada • Berada >1jam dan posisi <1 meter
hari 1, 2 dan 7 pada hari2 tsb
minum obat didepan PMO
Diagram: Tatalaksana Kontak Suspek Difteri
Suspek difteri
Tatalaksana kontak
Kemoprofilaksis Memberikan
Kekebalan difteri dg
Imunisasi kpd Semua
Pengawasan minum obat pada: kontak
Hari ke 1 : awal minum obat
Hari ke 2 : memastikan 2 hari pertama
Bila timbul ESO dan atau
minum obat secara adekuat kuman
gejala & tanda klinis difteri
mulai mati
Hari ke 7 : ketaatan minum sampai selesai
1. Semua petugas medis yang kontak dengan penderita difteri agar telah
melengkapi Imunisasi Difteri.
2. Menggunakan masker saat kontak dengan penderita
3. Cuci tangan setiap kontak dengan penderita
4. Petugas yang kontak dengan penderita tidak menggunakan APD dan
berada lebih 1 jam dengan jarak <1 meter harus minum profilaksis
.
5. Petugas yang kontak dengan penderita tetapi menggunakan APD serta
telah melengkapi imunisasi difteri tidak perlu minum profilaksis.
140,0
120,0
100,0
Axis Title
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
PS. KET LB. SIKA SINT ULA PH. SICI KP. KY. AND VI SEI. PD. PAT KP. LM. PD. SEI. GS. SEI. KT. BAT AM SIKU KAB
USA API ALU BU UK KAN KBA NCI GUC TAN URI LIN SARI SAG AM DAL PUR ALAI LIM GAD GER BAN U PAL CUR UPA
NG NG NG R N I AM NG GKU AK O UAN AM UT AU ANG GGI GKO BAS U TEN
NG NG A
IDL 2016 80,2 91,3 99,7 101, 77,5 75,7 78,0 58,8 132, 93,8 86,9 64,3 79,8 95,9 73,6 69,5 57,8 31,6 86,7 99,5 84,5 76,2 90,4 80,7 55,1 81,8
IDL 2017 103, 89,7 103, 73,9 96,6 83,0 101, 68,7 109, 97,8 85,1 79,9 86,8 103, 76,4 51,7 56,2 46,4 88,0 99,5 73,6 89,6 93,5 91,4 93,5 88,6
IDL 2018 95,4 104, 116, 73,6 90,2 76,9 67,8 56,8 111, 54,5 84,8 74,6 90,8 83,8 94,1 55,6 40,4 25,9 92,9 151, 89,0 62,3 105, 81,3 60,8 85,6
0,0
20,0
40,0
80,0
60,0
120,0
100,0
95,5
87,0
78,5
78,3
74,9
74,0
70,8
70,5
67,0
65,6
64,1
62,9
62,0
61,9
60,8
58,8
50,7
50,5
50,3
% IDL s d OKT 19 ( 77,5 % )
49,4
45,2
43,8
42,9
42,5
23,9
65,0
KASUS DIFTERI PADANG PARIAMAN
Imunisasi
Tahun Puskesmas Difteri Meninggal Tidak
jlh Kasus ya Imunis Tidak
asi Jelas
2011 Nihil 0 0 0
Meningga
2012 Kataping 2 Probable 2 2 l dunia 2
Meningga
2013 Ps.Usang 1 Probable 1 1 l dunia 1
2014 Nihil 0 0 0 0
Pauh kambar 1 Probable 0 1 hidup
2015 Sicincin 1 Probable 0 1 hidup
Sei.Limau 1 Probable 0 1 hidup
2016 sei.Limau 2 Probable 0 1 1 hidup
2017 VI Lingkung 1 Probable 0 1 hidup
2018 Nihil 0
2019 Fitata ??? 1 Probable 1 1 Hidup
“Without high quality
surveillance, the billion dollar
program effort is flying blind’.