Anda di halaman 1dari 53

INFEKSI KULIT SUPERFISIAL

A. Pitiriasis (tinea) Versikolor

Disebabkan oleh Malassezia furfur

B. Tinea Nigra

Disebabkan oleh jamur dari familia Dematiaceae


(berpigemen gelap)
MIKOSIS KULIT
 Disebabkan oleh salah satu DERMATOFIT atau Candida
spp.
 Genus DERMATOFIT : Epidermophyton, Microsporum
dan Trichophyton
 Penyakit yang ditularkan dari binatang (zoofilik) :
Microsporum canis dan Trichophyton rubrum
 Penyakit yang ditularkan dari manusia (antropofilik) :
Epidermophyton floccosum dan Microsporum audouinii
Tinea Kapitis (kurap/ringworm kulit kepala
dan rambut)
A. Tinea Kapitis Antropofilik (bercak kelabu)

terjadi pada anak sebelum akil balik, Microsporum


audouinii
B. Tinea Kapitis zoofilik (non-wabah)

ditularkan oleh binatang ternak atau peliharaan,


Microsporum canis atau Trichophyton mentagrophytes
C. Tinea Kapitis bintik hitam

terjadi pada orang dewasa, Trichophyton tonsurans


 Tinea Barbae (folikulitis akut janggut, leher dan
muka)......... T. verrucosum
 Tinea Korporis (menyerang kulit halus).............
T. rubrum, T. mentagrophytes, M. canis
 Tinea Kruris (infeksi akut pada lipatan paha). ...
E. floccosum, T. rubrum, T. mentagrophytes,
Candida
 Tinea Pedis (jamur pada kaki). ........ T. rubrum,
T. mentagrophytes, E. floccosum
 Favus (Tinea Favosa) sangat menular. ............
T. schoenleinii
Kandidiasis mukokutan / C. albicans
dan spesies Candida lainnya

 Merupakan flora normal kulit, selaput lendir dan


saluran pencernaan

 Tampak sebagai ragi pada permukaan tubuh

 Candida albicans dalam jaringan yang terinfeksi


sebagai pseudohifa, hifa sejati, blastokonidia, dan sel
ragi
Sariawan Mulut
 Infeksi membran mukokutan mulut, bercak putih seperti
dadih pada rongga mulut

 Infeksi pada bayi prematur, bayi mendapatkan antibiotik

 Penderita asma yang tidak menggunakan pengukur pada


inhaler, pasien dengan kekebalan menurun yang
mengkonsumsi antibiotik jangka panjang dan pasien
imunodefisiensi didapat (AIDS)

 Infeksi dapat meluas melalui saluran cerna (GI)


menyebabkan gastritis sangat nyeri
Vulvovaginitis atau sariawan vagina
 Infeksi ragi Candida spp.

 Sekret kental putih kekuningan, rasa seperti terbakar,


bercak seperti dadih pada selaput lendir, peradangan
pada peritomium

 Fak. Predisposisi : diabetes, antibiotik, kontrasepsi


oral dan kehamilan

 Pemeriksaan : sediaan basah KOH dari “dadih”


Kandidiasis Kulit

 Menyerang kuku, lipatan kulit bayi, orang kegemukan,


atau lipat paha

 Bersifat eksematoid atau vesikular dan pustular

 Predisposisi : kondisi lembab


MIKOSIS SUBKUTAN
SPOROTRIKOSIS “penyakit pekerja kebun
mawar”.....Sporothrix schenckii
• suhu 37 OC, sebagai ragi bertunas berbentuk cerutu sampai
lonjong
• Suhu 25 OC, sebagai hifa pembentuk spora

• Ditemukan : mawar, pohon plum, atau lumut sfagnum

• Masuk : melalui trauma oleh kawat, bidai perajin


bunga/mawar, duri pohon plum yang menusuk jaringan
subkutan
 Tidak terasa nyeri. Penyebaran melalui sal. getah bening
timbul kelainan spt rantai pada ekstremitas, dengan
kelainan awal bertukak dan kelainan yang lebih baru
mulai menjadi nodular

 Diagnosis klinik : biakan, secara histologik negatif

 Pengobatan : itrakonazol
MISETOMA EUMIKOTIK
• Gejala : Pembengkakan (tumefaksi); saluran sinus yang
mencuat ke kulit (apbl tidak diobati); muncul granula
“belerang” (mikrokoloni pada eksudat)

• Disebabkan : Pseudoallescheria boydii dan spesies


Madurella , merupakan jamur berbentuk benang sejati

• Penyakit timbul pada pekerja pertanian di pedesaan, atau

daerah tropik
KROMOBLASTOMIKOSIS
• Disebabkan : famillia Dematiaceae (berwarna gelap)

• Menimbulkan kelainan berwarna yang dimulai sebagai


kelainan bersisik dan meninggi, seperti kembang kol

• Blastomikosis dapat menyebabkan kelainan meninggi


yang serupa
Pneumonia / MIKOSIS SISTEMIK
 Disebabkan oleh 3 jamur dimorfik : Histoplasma,
Coccidioides, Blastomyces

 Fase SAPROBA berbentuk seperti benang, memproduksi


spora yang dapat disebarkan melalui udara dan masuk
lewat pernafasan ke dalam alveolus dan mulai terjadi
infeksi

 Mempunyai faktor virulensi sejati dan dapat menyebabkan


penyakit pada orang sehat
 Menyebakan penyakit dengan 3 bentuk dasar :
A Pneumonia akut yang sembuh sendiri, mulai dari
tanpa gejala sampai berat. Beberapa organisme dapat
tetap hidup di dalam granuloma (spt TBC) dan dapat
aktif apabila sistem imum menurun

B penyakit kronik (biasanya pada paru-paru), pada


penderita yang lemah

C infeksi menyebar pada orang yang kekebalannya


menurun atau apabila dosis ayng besar mengalahkan
sistem imum
Histoplasma capsulatum
(histoplasmosis)
 Jamur patogen TANPA kapsul

 Dimorfik termal

 Fakultatif intrasel

 Terdapat dalam tanah yang diperkaya oleh tinja


kelelawar/burung sebagai hifa.

 Makrokinidia sangat kecil, masuk ke alveoli dan menjadi


infeksi
 Pada sediaan apus yang telah diwarnai, sitoplasma
mengkerut menjauhi dinding sel

 Sediaan apus darah tebal dan biakan darah sangat penting


untuk menegakkan diagnosis

 Histoplasmosis akut berkisar dari subklinik sampai


pneumonia berat, sembuh sendiri dengan istirahat dan
nutrisi yang baik
Blatomyces dermatidis
(blastomikosis)
 Jamur dimorfik termal, berbentuk benang dengan konidia
kecil terdapat pada kayu yang membusuk

 Berdinding tebal, dan mempunyai dasar lebar pada tunas

 Ditemukan di daerah endemik, pantai laut AS bag tenggara


(kec. FLORIDA) dan bag utara melalui Minnesota dan
Kanada

 Ditemukan dalam jaringan dalam bentuk ragi besar


dengan refleksi ganda dinding dan tunas besar
 Gejala klinik tergantung dari kondisi pasien sebelumnya,
dosis spora yang terhirup dan galur Blastomyces

A. Blastomikosis paru akut

Tidak sembuh sendiri, pengobatan itrakonazol

B. Blastomikosis paru kronik

Kelainan seperti mata uang/coin lesion, salah diagnosa


sebagai karsinoma

C. Blastomikosis menyebar

Menimbulkan kelainan tulang dan kulit. Diagnosa


sediaan KOH pada kulit
Coccidioides immitis
(koksidioidomikosis/demam lembah)

 Jamur patogen dimorfik termal

 Endemik di Lembah San Joaquin dan Gurun Pasir Sonora


Bawah - AS bagian Barat Daya

 Artrokonidia dapat mengatasi fagositosis karena sifat


alamiahnya sangat hidrofobik

 Artrokonidia dalam paru berkembang menjadi struktur


bulat besar berdinding sel (Sferula) berisi endospora
 Koksidioidomikosis akut yang sembuh dengan sendiri
mirip dengan histoplasma

 Penderita AIDS, wanita hamil trismester 3, keturunan


Filipina, Afrika dan penduduk asli Amerika, dan
kelompok etnis tertentu mempunyai resiko lebih tinggi
untuk tertular

 Koksidioidomikosis kronik tidak dapat sembuh sendiri

 Koksidioidomikosis menyebar dalam kondisi imunitas


seluler yang menurun dan antibodi pengikat koplemen
yang tinggi
MIKOSIS OPORTUNISTIK
 Infeksi terjadi pada selaput lendir dan kulit

 Disebabkan oleh organisme endogen

 Penyebab : Candida, Cryptococcus, Aspergillus,


Pneumocystis, Rhizopus, Mucor

 Infeksi bersifat gawat pada pasien dengan kekebalan


menurun tetapi tidak terjadi pada orang dengan gizi baik,
tidak menggunakan obat terlarang dan sehat
Kandidiasis
 Candida spp. Menyebabkan infeksi mukokutan

 Infeksi yang lebih berat menyerang bronkus dan paru, sal


cerna, peredaran darah, saluran kemih, dan kadang jantung
atau selaput otak

 Penyebab tersering Candida albicans

 Faktor predisposisi : anak kecil/usia sangat lanjut, kurang


gizi, hamil, kekebalan menurun, diabetes, memakai
antibiotik dan steroid, kateter tetap / AIDS, daerah lembab
 Kandidiasis sistemik diobati flukonazol / kapsofungin

 Gejala klinis

a. Kandidemia : infeksi yang ditularkan melalui darah

Terjadi pada pasien dengan kateter tetap, pertumbuhan


berlebih pada sal cerna dan cacat minor usus

Gejala : demam, kelainan kulit makronodular, dan


endofalmitis, yang menyebabkan endokarditis atau
serebromeningitis

b. Infeksi bronkopulmonar : terjadi penyakit paru kronik,


menunjukkan gelaja batuk menetap
Septikemia Malassezia furfur

 Terjadi pada neonatus prematur yang diberi emulsi lipid

 Sembuh dengan sendiri apabila pemberian emulsi lipid


dihentikan
Meningoensefalitis kriptokokus
/ Crytococcus neoformans
 Ragi yang memiliki kapsul polisakarida antigenik

 Ditemukan pada bulu merpati yang rontok

 Penyakit pada SSP paling sering timbul pada pasien


pengidap Limfoma Hodgkin, diabetes, AIDS,
leukemia, atau penyakit defisiensi enzim leukosit

 Gejala : sakit kepala yang bertambah berat, disertai


demam, kadang terjadi perubahan kepribadian
 Diagnosis ditegakkan dengan tes aglutinasi partikel
lateks pada cairan serebrospinal untuk Cryptococcus,
sediaan basah dengan tinta India, dan biakan setelah
melisisikan leukosit di dalam CSF

 Pengobatan : amfoteristin B ditambah 5-fluorositosin


atau flukonazol
Aspergillosis
 Infeksi dan penyakit alergi yang disebabkan oleh
Aspergillus fumigatus dan spesies Asperillus lainnya

 Jamur berbentu benang, spora selalu tetap ada di udara

 Hifa bersekat dan bercabang dikotomik pada sudut


lancip (monomorfik)
 Aspergillosis bronkopulmonar alergik

Penyakit alergik dengan kolonisasi organisme pada


sumbat lendir yang terbentu pada paru-paru tetapi tidak
menyerang jaringan paru-paru

Diagnosa penyakit : ditegakkan dengan menemukan titer


tertinggi IgE terhadap Aspergillus
 Aspergiloma (Bola Jamur – Fungus Ball)

Pertumbuhan kasar membulat dari Aspergillus pada


kavitas paru-paru yang sudah ada sebelumnya, tidak
menyerang paru-paru

Gejala menunjukkan sebagai hemoptisis kambuhan

Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan


radiologik, akan tampak pergeseran “tanda adanya
udara” dengan perubahan posisi pasien
 Aspergillosis invasif

Sering ditemukan pada pasien yang mengindap


penyakit neutropenia berat yang dimulai di dalam
paru-paru atau menyebar dari kolonisasi sinus

Penangan penyakit ini memerlukan agresif dengan


vorikonazol atau formulasi lipid amfoterisin B
Zigomikosis rinoserebral
 Disebut juga Fikomikosis / Mukormikosis

 Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak bersekat

 Filum Zygomycota, Genus Rhizopus, Absidia, Mucor dan


Rhizomucor

 Terjadi pada pasien yang menderita diabetes asidosis atau


leukemia dan berkembang sangat invasif

 Memiliki predileksi untuk menyerang pembuluh darah


dan otak sehingga menyebabakan kematian
 Gejala klinik : pembengkakan muka dan eksudat
berbercak darah pada os turbinatum konka nasalis dan
mata, letargi mental, kebutaan, dan pupil terfiksasi

 Diagnosis : sediaan KOH jaringan nekrotik atau eksudat


dari mata, telinga, atau hidung

 Pengobatan :

A. Pengendalian diabetes

B. Pembersihan (debridement) bedah

C. Pengobatan agresif amfoterisin B atau posakonazol


Pneumocystis pneumonitis /
pneumonia
 Infeksi yang disebabkan Pneumocystis jiroveci (dulu
disebut Pneumocystis carinii)

 Merupakan jamur obligat pada manusia tetapi


ekstraseluler

 Tumbuh pada lapisan permukaan eiptel alveoli

 Tampak tropozoid dan kista yang lebih besar pada


jaringan alveoli apabila diwarnai dengan pulasan perak
atau kalkofluor
 Pneumonitis sel plasma interstisial

terjadi pada bayi kurang gizi, pasien transplantasi, pasien


yang mendapatkan kemoterapi antineoplasma, dan
pasien yang diberi terapi kortikosteroid

Pemeriksaan radiologik menunjukkan gambaran bercak,


difus, gelas-asah (ground-glass appearance)
 Pneumonia Penumocystis jiroveci (PCP)
Penyebab ± 1/3 kematian penderita AIDS

Menyebabkan morbiditas dan mortalitas jika dihitung


CD4+ menurun sampai kurang 200/mm3 kec. Diberikan
profilaksis

Tidak memiliki sel-sel plasma di dalam rongga alveolus

Menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) yang tidak


proporsional

Pemeriksaan radiologik : tampilan gelas asah yang khas


 Diagnosis

Pemeriksaan mikroskopik biopsi/cairan alveolus


(Giemsa, antibodi fluoresensi spesifik, biru toluidin,
perak metenamin, atau pulasan kalkofluor)

 Pengobatan

secara profilaksis pengobatan menggunakan


trimetropim-sulfametoksazol atau trimetropim dan
dapson
Actinomyces dan Nocardia

 Actinomyces dan Nocardia secara morfologi serupa


dengan basil gram positif dan filamen bercabang

 Actinomyces bersifat mikroaerofilik atau anaerobik


pada isolasi primer, meskipun beberapa spesies
tumbuh di udara setelah beberapa subkultur

 Nocardia bersifat aerobik


Actinomyces

 Sebagian besar Actinomyces adalah organisme tanah


tapi beberapa berpotensi sebagai spesies patogen,
komensal dari mulut manusia dan hewan.

 Spesies diidentifikasi dari penampakan koloni,


kemampuan untuk tumbuh pada kondisi aerobik dan
uji biokimia
Actinomyces Israelii

• bakteri gram positif, tumbuh dalam bentuk filamen yang


mudah pecah menjadi batang dan bercabang.

• Tidak motil, tidak berspora, tidak tahan asam.

• Dalam jaringan, koloni berkembang membentuk butiran


sulfur "kekuningan", yang terlihat dengan mata telanjang
yang ditemukan di kumpulan pus/nanah melalui
pengambilan sinus
 Media padat : darah atau serum glukosa agar dengan
diinkubasi secara anaerob pada suhu 37 OC selama 7 hari
atau lebih, 5% karbondioksida

Amati : koloni kecil, putih sampai krim, patuh, nodular

 “Shake” kultur : medium semi padat glukosa agar yang


disimpan pada suhu 37 OC selama 5-10 hari.

Amati : pertumbuhan maksimal pada lapisan keruh 10-15


mm di bawah permukaan, dimana kondisinya bersifat
mikroaerofilik
 Isolasi mikroorganisme dari bahan klinis ini sangat
sulit, karena mengandung bakteri lain yang tumbuh
lebih cepat

 Diagnosis penduga dibuat dengan pewarnaan


sehingga diperoleh filamen percabangan gram positif,
dan apabila dimungkinkan pus/nanah harus dikultur
 Actinomyces adalah infeksi campuran: Actinomyces israelii
merupakan kelompok yang paling penting terlibat.

 Infeksi endogen dari Actinomyces israelii mengakibatkan


granuloma kronis dengan pembentukan abses

 Infeksi mungkin dimulai setelah trauma lokal, misalnya


ekstraksi gigi karies, usus buntu

 Gejala khas penyakit ini adalah cervicofacial - 65% kasus


adalah abdomen (biasanya ileocaecal) - 20% kasus dan
jarang terjadi adalah infeksi toraks yang mempengaruhi
paru-paru
 Alat kontrasepsi intrauterine, terutama yang terbuat dari
plastik, bisa terkontaminasi Actinomyces israelii

 Kemungkinan terkontaminasi bisa saja tidak terjadi,


tetapi terkontaminasi oleh organisme lain bisa saja terjadi
dan mengakibatkan infeksi intrauterin yang rendah

 Actinomyces israelii peka terhadap antibiotik penicilline,


clindamycin, tetracycline, erytromycin
Nocardia
 Mirip dengan Actinomyces.

 Habitat : kebanyakan spesies saprophytes tanah, beberapa


bersifat patogen bagi manusia

 Kultur : tumbuh lambat, bersifat aerob pada inkubasi 5-14


hari pada Agar Nutrien

 Koloni : keriput, berbentuk roset atau bintang, awalnya


berwarna putih, lalu kuning dan akhirnya berwarna
merah jambu atau merah
 Patogenisitas: umumnya menyebabkan infeksi kronis
supuratif granulomatosa

 Pengobatan : sensitif terhadap sulfonamida dan


kotrimoksazol. Pengobatan mungkin harus dilanjutkan
selama berbulan-bulan
Nocardia Asteroides
• Mempengaruhi paru-paru, kadang-kadang dengan
penyebaran sekunder ke organ lain, misalnya otak.

• Nocardiosis paru biasanya berkembang sebagai infeksi


oportunistik pada pasien imunokompromis
Nocardia madurae dan Nocardia Brasiliensis

 Kaki madura atau mycetoma merupakan nocardiosis


tropis yang mempengaruhi kulit, jaringan subkutan dan
tulang kaki yang menghasilkan infeksi destruktif

 Bakteri masuk ke dalam jaringan melalui duri atau


serpihan yang terkontaminasi

Anda mungkin juga menyukai