Anda di halaman 1dari 23

Asfiksia

dr. Hendrik Septiana


Asfiksia
Menyatakan berhentinya respirasi yang efektif (cessation
of effective respiration) atau ketiadaan kembang kempis
(absence of pulsation)

Kumpulan dari pelbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam


pertukaran udara pernafasan yang normal, mengakibatkan
oskigen darah berkurang (hipoksia) disertai peningkatan kadar
karbondioksida (hiperkapnea)
Hipoksia
Suatu keadaan di mana tubuh sangat kekurangan oksigen
sehingga sel gagal melakukan metabolisme secara efektif

Jaringan O2
Hb O2 JARINGAN

Hb O2

O2 Paru - Paru
JENIS ASFIKSIA MEKANIK
Penutupan Saluran Pernafasan Bagian Atas

SUFOCATION SMOTHERING GANGGING & CHOKING

Terjadi jika oksigen yang ada Bentuk safiksia yang Gangging


jenis sumbatan
asfiksia yang terdapat
di udara lokal kurang disebabkan oleh penutupan dalam orofaring,
disebabkan sedangkan
blokade jalan
memadai, seperti misalnya lubang hidung dan mulut. pada choking
nafas sumbatan
oleh benda asing
di dalam satu ruang kecil Penutupan dapat dilakukan terdapat
yang lebih dalam,
datangnya dari yakni
luar
tanpa ventilasi cukup dengan menggunakan pada laringofaring
ataupun dari dalam tubuh,
berdesak-desakan dengan tangan atau suatu benda misalnya seperti inhalasi
banyak orang, yang lunak, misalnya bantal mutahan (aspirasi), tersedak
pertambangan yang atau selimut yang dilipat makanan, tumor, jatuhnya
mengalami keruntuhan, lidah ke belakang ketika
ataupun terjebak di dalam dalam keadaan tidak sadar,
ruang yang tertutup rapat bekuan darah atau lepasnya
gigi palsu
JENIS ASFIKSIA MEKANIK
Penekanan Dinding Saluran Pernafasan
Manual
STRANGGULATION Hanging
strangulation/throttling

 Penekanan benda asing  Mekanisme matinya adalah  Peristiwa di mana seluruh atau
yang permukaannya relatif karena asfiksia atau refleks sebagian dari berat tubuh seseorang
sempit dan panjang vagal yang terjadi akibat ditahan di bagian lehernya oleh
sesuatu benda dengan permukaan
 Menutup pembuluh darah rangsang pada reseptor
yang relatif sempit dan panjang
balik, arteri superfisial dan nervus vagus pada corpus (biasanya tali) sehingga daerah
saluran nafas, biasanya caroticus di percabangan arteri tersebut mengalami tekanan.
arteri vertebralis tetap paten karotis interna dan eksterna  Mekanisme kematian pada peristiwa
 Mekanisme matinya bisa penggantungan bisa karena asfiksia,
karena tertutupnya jalan gangguan sirkulasi darah ke otak
nafas, tertutupnya vena (akibat terhambatnya aliran arteri-
arteri leher), refleks vagal ataupun
hingga anoksia otak, atau karena kerusakan medulla spinalis
refleks vagal atau karena akibat dislokasi/fraktur vertebra
tertutupnya arteri karotis cervicalisd (bisa pada sendi
sehingga otak kekurangan atlantoaxial).
darah
JENIS ASFIKSIA MEKANIK
Penekanan Dinding Dada dari Luar (Asfiksia Traumatik)

Terjadi akibat penekanan dari luar pada dinding dada yang menyebabkan dada
terfiksasi, kadang hingga perut, hingga menimbulkan gangguan gerak pernafasan,
misalnya saat dada atau seluruh badan tertimbun pasir, tanah, runtuhan tembok,
tergencet saat saling berdesakan, ataupun tergencet stir mobil.
Istilah lain untuk asfiksia jenis ini adalah crush asphyxia.
JENIS ASFIKSIA MEKANIK
Saluran pernafasan terisi air (tenggelam / drowning)

Kematian karena tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat


mati lemas disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan.
Tenggelam tidak seluruh tubuh harus masuk dalam air, asalkan lubang hidung
dan mulut berada di bawah permukaan air, maka hal itu sudah cukup
memenuhi kriteria peristiwa tenggelam
GEJALA & PATOFISIOLOGI ASFIKSIA

Penurunan kadar Massa dari saat


oksigen asfiksia
sel darah dantimbul
penimbunan CO2 dalam
DISPNUE
hingga terjadi
plasma akan merangsang kematian
pusat sangatdi medulla oblongata,
pernafasan
sehingga amplitudo bervariasi,
pernafasantergantung dari pernafasan meningkat,
dan frekuensi
KONVULSI Akibat kadar tekanan
nadi cepat, CO2 yang
tingkat naik,meninggi
maka oksigen,
penghalangan
darah timbul
dan rangsang terhadap
mulai tampak susunan
tanda
saraf pusat
sianosis, sehingga
terutama bila
paada terjadi
tidak 100%
muka konvulsi,
danmaka semula
waktu
tangan. klonik, tetapi kemudian
(± 4 Menit)
menjadi kejang kematian
tonik dan akhirnya
akan timbul
lebih lama dan kejang epistotonik (seperti
APNUE Pusat pernafasan mengalami depresi yang berlebihan, dengan gejala nafas
kejang pada tetanus).
tanda-tanda Pupil dilatasi,
asfiksia bradikardi dan tekanan darah
akan lebih
sangat lemah atau berhenti, kesadaran menurun, dan akibat relaksasi
menurun oleh karenajelas paralise pada pusat syaraf yang letaknya lebih
dan lengkap
sfingter dapat terjadi pengeluaran feses, urin dan sperma. (± 1 Menit)
tinggi. (± 2 total
 Paralise Menit)pusat pernafasan, jantung masih berdenyut beberapa saat
STADIUM
AKHIR postapneu.
 Pernafasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernafasan kecil
pada leher.
TANDA ASFIKSIA

SIANOSIS  Kongesti
Kurangnya yang khas menyebabkan
oksigen asfiksia bila kongesti sistemik
darah lebih encerpada
dan kulit
lebih dan organ
gelap.
selain
Warna paru-paru, termasuk
kulit dan mukosa dilatasi
terlihat lebihjantung
gelap. kanan. Sebagai
Tanda ini akibat dari
juga terdapat
kongesti
umum pada vena, akankematian.
banyak terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
 haemorrages)
Warna lebam mayat merah tardieu’s
atau disebut kebiruanspot.
gelap dan terbentuk lebih cepat.
 Bintik perdarahan
Distribusi lebam lebihterjadi
luaskarena
akibat timbulnya
kadar CO2 peningkatan
yang tinggi danpermeabilitas
aktivitas
KONGESTI
kapiler dan dalam
fibrinolisin juga karena rusak/pecahnya
darah sehingga dinding
darah sukar endoteldan
membeku kapiler
mudahakibat
VENA
hipoksia.
mengalir.
 Mudah terjadi
Pada kasus pada jaringan
keracunan sianida longgar,
dan CO, seperti misalnyaberwarna
lebam jenazah jaringanmerah
bawah
kelopak mata, tidak
terang meskipun atau selalu
organ demikian,
dengan sebab
membran trasnparan (pleura,
masing-masing
perikardium).
mempunyai
Disebkan karena Pada
kadar asfiksia hebat,
oksihemoglobin
kerusakan pada bintik perdarahan
dan CO-Hb
pembuluh kapileryang dapatpermeabilitas
tinggi
sehingga terlihat pada
EDEMA faring danhingga
laringmenyebabkan edema terutama pada paru-paru
meningkat,
TENGGELAM
• Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati
lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan kedalam saluran
pernapasan.
• Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus
tenggelam di air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada
dibawah permukaan air maka hal itu sudah cukup memenuhi
kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
• Jumlah air yang dapat mematikan jika dihirup oleh paru-paru
adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30 sampai 40
mililiter untuk bayi
Jenis – Jenis Tenggelam
 Wet Drowning (typical Drowning)

 Ditandai dengan adanya hambatan pada saluran nafas dan


paru karena adanya cairan yang masuk setelah korban
tenggelam
 3 penyebab kematian yang terjadi, yaitu akibat asfiksia,
fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam air tawar dan oedem
pulmonal pada kasus tenggelam air asin
Jenis – jenis Tenggelam
 Dry Drowning (Atypical Drowning)
 Teori menyebutkan dry drowning terjadi ketika sedikit air
memasuki laring atau trachea. Secara tiba-tiba, akan terjadi
spasme laryngeal sebagai mediasi terjadinya reflek vagal
 Immersion syndrome
 Kematian yang terjadi secara tiba-tiba setelah tenggelam
di dalam air dingin. Hal ini dikarenakan oleh refleks vagal
yang menginduksi cardiac arrest/henti jantung
Jenis – Jenis Tenggelam
 Secondary Drowning
 Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan
diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat
komplikasi
Sebab Kematian
 Dry Drowning
1. Vagal Reflex (tenggelam Tipe IA)
Kematian terjadi sangat cepat dan pada pemeriksaan post-
mortem tidak ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia ataupun air
di dalam paru-parunya sehingga sering disebut tenggelam
kering
2. Spasme Laring (Tenggelam Tipe IB)
Spasme laringtersebut disebabkan karena rangsangan air yang
masuk ke laring. Pada pemeriksaan post mortem ditemukan
adanya tanda-tanda asfiksia.
Sebab Kematian
 Pengaruh air yang masuk paru-paru (Wet Drorning)
a. Air Tawar (Tipe IIA)
 Terjadi hemodilusi oleh karena konsentrasi elektrolit dalam
air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah
 Kadar ion kalium dan plasma meningkat, terjadi perubahan
keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam serabut otot jantung
dapat mendorong terjadinya febrilasi ventrikel dan
penurunan tekanan darah, yang kemudian menyebabkan
timbulnya kematian akibat anoksia otak
Sebab Kematian

b. Air Asin (tipe IIB)


 Konsentrasi elektrolit cairan asin lebih tinggi daripada
dalam darah
 air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan
interstitial paru yang akan menimbulkan edema pulmoner,
hemokonsentrasi, hipovolemi dan kenaikan kadar
magnesium dalam darah
 Hemokonsentrasi akan mengakibatkan sirkulasi menjadi
lambat dan menyebabkan terjadinya payah jantung
Cara Kematian

1. Kecelakaan
2. Bunuh Diri
3. Pembunuhan
Temuan Pada Korban Tenggelam
Pemeriksaan Luar
Washer
adanya woman's hand dari hidung dan mulut, yang
cairan berbuih
Penenggelaman
dihasilkan dari yang lama dapat
campuran menyebabkan
udara, mukus dan maserasi
cairan
yang progresif
aspirasi pada
yangspasme,
Cadaveric kulit.
terkocok-kocok Biasanya
ini secara saat ditemukan
adanya
relatif pada
lebih upaya
sering
telapak tangan
pernapasan yangdan kaki Busa
hebat. dan area
dapatyang terpapar
berwarna dengan
putih, atau
terjadi dan merupakan reaksi intravital.
gesekan.
lebih merahSemakin
muda jikalama
berasal berada dalam
dari edema air, proses
pulmonum
Sebagaimana
maserasi sering
yang terjadi terdapat
dapat benda-benda,
makin luas seperti
hingga mencapai
rumput
bagian laut, dari
ekstensor dahan
lututatau batu. Ini menunjukkan
dan siku.
bahwa waktu korban mati, berusaha mencari
pegangan lalu terjadi kaku mayat
Temuan Pada Korban Tenggelam
Pemeriksaan Dalam

Paru-paru pada korban tenggelam biasanya tampak sangat


mengembang seperti balon (bulky and ballooned).
Paru dalam keadaan ini tampak menutupi jantung dan
menonjol keluar bila dinding dada dibuka hingga gambaran
indentasi tulang dada tampak jelas di permukaan luar paru.
Edema dan kongesti paru dapat sangat hebat sehingga
beratnya mencapai 700-1000 gram, dimana berat paru normal
adalah sekitar 250-300 gram
Temuan Pada Korban Tenggelam
Pemeriksaan Dalam

Tardieu’s spot (bercak oleh karena penekanan pembuluh


darah di septum interalveolaris oleh udara dan air yang
terperangkap).
Bercak perdarahan paltauff ditemukan dalam 50% kasus.
Bercak Paltauf merupakan bercak perdarahan yang besar
terjadi akibat peningkatan tekanan yang menyebabkan
rupturnya dinding alveolar.
Pemeriksaan Dalam
• Pada
Emfisema
korbanaquosum
yang tidak
merupakan
sadarkan tanda
diri saat
dari
tenggelam,
usaha paksa
akan
korban
 Paru-paru pucat dan diselingi bercak-bercak merah di antara
ditemukan
untuk bernafas
edema
danaquosum.
ditemukanYakni
pada merupakan
korban yangsuatu
tenggelam
keadaan
jaringan yang berwarna kelabu.
dimanakeadaan
dalam air masuk
sadar.
dengan pasif ke dalam paru sehingga paru
 Pada pengirisan tampak
tampak dipenuhi oleh air banyak keluar cairan merah
kehitaman bercampur buih dari irisan tersebut. Sementara di
bawah mikroskop rongga alveolar sangat luas dan septanya
ruptur atau sangat tipis
Pemeriksaan Dalam

• Membran mukosa laring, trakea dan bronkus tampak


kemerahan dan kongestif.
• Dapat ditemukan busa putih atau kemerahan di sepanjang
lumen.
• Bila ditemukan lumpur, pasir, alga dan diatom terutama di
bawah bifurcatio trachealis, kemungkinan tenggelam ante
mortem sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai