Anda di halaman 1dari 32

PEMBAHASAN

Hypertensive Disorders of Pregnancy


Preeclampsia

Mild – Preclampsia Severe – Preeclampsia

BP ≥ 140/90 mm Hg confirmed on two BP during bed rest of ≥ 160 mm Hg


measures at least 6 hours but not systolic or ≥110 mm Hg diastolic
more than 7 days apart. Proteinuria ≥5 g on a 24-hour urine
Proteinuria ≥300 mg on a 24-hour collection even if BP is in the mild
urine collection or two random urine range. Persistent urine dipstick ≥3+
dipstick results of at least 30 mg/dL also qualifies
(“1+”).
FAKTOR RISIKO
ETIOPATOGENESIS

Invasi Trofoblas Abnormal Faktor Imunologis Disfungsi Endotelial

Faktor Nutrisi Faktor Genetik

Invasi Trofoblas Abnormal

Arteriola Spiralis Uteri


Disfungsi Endotelial

Ketidakseimbangan faktor
Pro-Angiogenik dan
Angionenik

Pro – Angiogenik (menurun)


dan Angiogenik (meningkat)

Proses plasentasi dan


interaksi antara trofoblas dan
endotelium tidak berjalan
dengan baik
Faktor Nutrisi Perempuan yang mengkonsumsi vitamin C kurang dari 85 mg per hari

Faktor Genetik Preeklampsia adalah penyakit/gangguan multifaktorial dan poligenik


PATOFISIOLOGI

Sistem Kardiovaskular

 Beban kerja jantung meningkat, yang disebabkan karena hipertensi.


 Kerusakan Endotel pembuluh darah, yang menyebabkan permeabilitas meningkat sehingga terjadi
Interendothelial Extravasation (perpindahan cairan dari intravascular ke extravascular dan yang paling
penting masuk kedalam paru – paru).

Left Ventricle Akibat tekanan hidrostatik


Cardiopulmonary Edema meningkat
Disfunction

Trombositopenia Hemolisis
SISTEM RENAL

 Selama kehamilan normal, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus meningkat secara bermakna.
 Dengan preeklampsia, beberapa reversible perubahan anatomi dan patofisiologis terjadi.
 Perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus menurun

Filtrasi Glomerolus Creatinine Serum


Terganggu meningkat
Endoteliosis
Glomerolus Proteinuria

Ekskresi protein abnormal secara empiris didefinisikan 24 jam ekskresi urin melebihi 300 mg; protein
urin: rasio kreatinin ≥0,3; atau nilai protein persisten 30 mg/ dL (1+ dipstick) dalam sampel urin acak.
SISTEM HEPATIK
 Perdarahan periportal hati.
 Dapat terjadi iskemia dan perdarahan pada sel hepar yang menyebabkan
peningkatan enzim hepar (transaminase).

SISTEM NEUROLOGI

 Teori pertama menunjukkan bahwa sebagai respons terhadap hipertensi akut dan
berat, cerebrovascular overregulation menyebabkan vasospasme.
 Berkurangnya aliran darah otak dihipotesiskan menghasilkan iskemia, sitotoksik
edema, dan akhirnya infark jaringan.
 Autoregulasi terganggu pada pasien dengan preeklampsia. Autoregulasi adalah
mekanisme dimana aliran darah otak tetap relative konstan meskipun terjadi
perubahan tekana pada perfusi otak.
Aliran darah otak selama dua Tetapi selama trimester terakhir,
trimester pertama kehamilan aliran turun secara signifikan
normal mirip dengan nilai tidak sebesar 20 persen.
hamil

Eklampsia terjadi ketika hiperperfusi


serebral memaksa cairan dari kapiler Aliran darah otak yang lebih besar
berpindah interstisial karena kerusakan pada trimester ini pada wanita
endotel. Kebocoran ini merupakan dengan preeklamsia berat
karakteristik edema perivaskular yang dibandingkan dengan itu pada
sebabkan sindrom preeklampsia. wanita hamil normotensif
Manifestasi Klinis dari Sindrom Pre – Eklampsia

 Headache and Scotomata, hiperfusi serebrovaskular yang memiliki


kecenderungan lobus oksipital.
 Convulsion, diagnostic untuk eclampsia. Disebabkan pelepasan
neurotransmitter yang berlebihan terutama glutamate, kemudian depolarisasi
yang terus menerus.
 Blindess, jarang terjadi pada preeklampsia. Kebutaan dapat berkembang satu
minggu atau lebih setelah melahirkan.
Generalized cerebral edema.
 Compromised uteroplacental perfusion, penyebab utama dalam tingkat
morbiditas dan mortalitas perinatal, akibat kerusakan pada invasi trofoblas
endovascular.
PREDICTIVE
HIPERTENSI KRONIK DIAGNOSA & TATALAKSANA

 Tekanan darah ≥ 140/90 mmhg


 Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan < 20
minggu
 Tidak ada proteinuria
 Dapat disertai dengan keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
Tatalaksana

 Anjurkan istirahat lebih banyak


 Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik, lanjutkan
pengobatan tersebut
 Jika tekanan diastolik ≥ 110 mmhg atau tekanan diastolic ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi
 Jika terdapat proteinuria atau tanda – tanda dan gejala lain, pikirkan superimposed pre eclampsia dan tangani
seperti preeklampsia
 Sumplementasi kalsium 1,5-2g/hari dan aspirin 75mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minnggu
 Pantau pertumbuhan kondisi janin
 Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
 DJJ janin <100x/meniy atau >180x/menit, tangani seperti gawat janin
 Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilam
HIPERTENSI GESTASIONAL

Tekanan darah ≥140/90 mmHg


Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan
<12 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia
Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan
Tatalaksana

Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk
penilaian kesehatan janin.
Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
PRE – EKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA

Preeklampsia Ringan
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300
mg/24 jam

Preeklampsia Berat
 Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein
 kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam
 Atau disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Sakit kepala , skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
PRE – EKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA

Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik


 Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu)
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu

Eklampsia
 Kejang umum dan/atau koma
 Ada tanda dan gejala preeklampsia
 Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
PENATALAKSANAAN
Pencegahan dan Tatalaksana Kejang

• Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan
intravena)
• MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eclampsia (sebagai tatalaksana
kejang), dan Preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang)
• Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU, yang
sudah siap dengan fasilitas kesehatan yang memadai.
Antihipertensi

Nama Obat Dosis Keterangan


Nifedipine 4x10-30mg per oral (short acting) Dapat menyebabkan hipoperfusi pada
ibu dan janin bila diberikan sublingual
1-20-30mg per oral (long acting)
Nikardipin 5mg/jam, dapat dititrasi 2,5mg/jam tiap 5
menit hingga maksimum 10mg/jam
Metildopa 2x250-500mg per oral (dosis maksimum
2000mg/hari)
PENATALAKSANAAN
EDEMA PARU

 Sesak Nafas
 Hipertensi
 Batuk berbusa
 Ronkhi basah halus pada basal paru, pad ibu dengan pre eclampsia berat

Tatalaksana

 Posisikan ibu dalam posisi tegak


 Berikan oksigen
 Berikan furosemide 40mg IV
 Bila produksi urin masih rendah (<30ml/jam dalam 4 jam), pemberian furosemide dapat
diulang
 Ukur keseimbangan cairan. Dan batasi cairan yang masuk.
Pertimbangan Persalinan/ Terminasi
Kehamilan

• Pada Ibu dengan eclampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam sejak
terjadinya kejang
• Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin
yang belum viable atau tidak akan viable dalam 1-2minggu.
• Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana janin sudah viable namun usia
kehamilan belum mencapai 34 minggu, maka management ekspektan dianjurkan,
asalkan tidak terdapat kontraindikasi.
• Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana usia kehamilan 34 dan 27 minggu,
manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang
tidak terkontrol, disfungsi organ ibu, dan gawat janin.
• Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm, persalinan
dini dianjurkan
• Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang
sudah aterm, induksi persalinan dianjurkan.
PREVENTION
COMPLICATION

Anda mungkin juga menyukai