Anda di halaman 1dari 19

PENANGANAN PADA ANAK DENGAN

ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER


(ADHD)

Disusun Oleh:
Khairin Wanda Aurelia (180103048)
Nurita Rizkiana (180103074)
Rachma Kailasari (180103079)
Wahyu Adi Arbianto (180103101)
ADHD itu apa
Apa sih ADHD itu?
sih?
• Attention=perhatian, PENGERTIAN
• Deficit=berkurang, ADHD
• Hyperactivity=hiperaktif,
• Disorder=gangguan.

• Jadi, ADHD adalah gangguan pemusatan


perhatian dan hiperaktif.
• (Konfrensi Nasional Neurodevelopmental II, 2006)
mengemukakan bahwa ADHD adalah adanya
ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatian.
Perhatiannya sangat singkat dibandingkan anak lain
yang seusia dengannya, juga disertai hiperaktif dan
tingkah laku yang impulsif’.
Karakteristik anak-anak dengan ADHD

Gangguan
Labilitas
Defisit koordinasi
emosional
motorikmenyeluruh
EPIDEMIOLOGI

• ADHD adalah salah satu alasan dan masalah kanak-kanak yang paling
umum mengapa anak-anak dibawa untuk diperiksa oleh para
professional kesehatan mental. Konsensus professional menyatakan
bahwa kira-kira 30,5% atau sekitar 2 juta anak-anak usia sekolah
mengidap ADHD (Martin, 1998).
• Sekitar 30-40% dari semua anak-anak yang diacu untuk mendapatkan
bantuan professional karena masalah perilaku, datang dengan keluhan
yang berkaitan dengan ADHD (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006).
Berikut Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Defisit-
Atensi/ Hiperaktivitas:

Inatensi
Klasifikasi
Etiologi

Penyebab gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas tidak


diketahui. Sebagian besar anak dengan ADHD tidak
menunjukkan tanda-tanda cedera struktural yang besar pada
sistem saraf pusat.
Berikut merupakan faktor-faktor penyebab ADHD:
1. Faktor Genetik
2. Faktor perinatal dan prenatal
3. Racun Lingkungan
4. Cedera Otak
5. Faktor Psikologi
6. Faktor Psikososial
7. Faktor Presipitasi
Terapi (Penatalaksanaan)

Farmakoterapi
Terapi
Prognosis

• Anak-anak dengan ADHD yang gejalanya


menetap sampai masa remaja adalah berada
dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan
konduksi. Kira-kira 50 persen anak-anak dengan
gangguan konduksi akan mengembangkan
gangguan kepribadian antisosial di masa
dewasanya.
• Anak-anak didiagnosis dengan ADHD memiliki
kesulitan yang signifikan pada masa remaja,
tanpa memperhatikan perawatan
Contoh kasus
• Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dirujuk ke dokter
psikiatrik anak atas permintaan sekolahnya karena kesulitan
yang dibuatnya di kelas. Ia telah dua kali diberhentikan
sementara dari sekolah dalam setahun. Gurunya mengeluh
bahwa ia sangat tidak dapat diam sehingga murid-murid lain
tidak dapat memusatkan perhatian. Ia tidak pernah berada di
bangkunya tetapi berjalan-jalan di sekolah, berbicara dengan
anak lain saat mereka bekerja. Ia tampaknya tidak pernah mau
tahu apa yang harus dikerjakannya kemudian dan kadang-
kadang melakukan sesuatu yang aneh. Pemberhentian
sementara dari sekolah terakhir ini adalah karena ia berayun-
ayun dari tiang lampu di atas papan tulis, di mana ia
mendakinya untuk pindah dari satu kelas ke kelas lain; karena
tidak dapat turun lagi, kelas menjadi gaduh.
Diskusi

• Perilaku anak laki-laki tersebut secara grafis


menunjukkan inatensi, impulsivitas, dan
hiperaktivitas yang karakteristik dari gangguan
defisit-atensi/ hiperaktivitas. Ia mengalami
kesulitan untuk tetap duduk, berpikir, dan tidak
dapat mengikuti instruksi, tidak mempertahankan
perhatian, sering terlihat tidak mendengarkan apa
yang dikatakan pada dirinya, berpindah dari satu
aktivitas ke aktivitas lain, memiliki kesulitan
dalam bermain dengan tenang, dan sering terlibat
dalam aktivitas fisik yang berbahaya tanpa
memikirkan akibatnya.
Diagnosis Banding

• Suatu kumpulan temperamental yang terdiri


dari tingkat aktivitas yang tinggi dan rentang
perhatian yang pendek harus dipertimbangkan
pertama kali. Membedakan karakteristik
temperamental tersebut dari gejala utama
ADHD sebelum usia 3 tahun adalah sulit,
terutama karena bertumpangtindihnya ciri-ciri
sistem saraf pusat yang imatur secara normal
dan timbulnya tanda gangguan visual-motorik-
perseptual yang sering ditemukan pada ADHD.
Kesimpulan
• Karakteristik anak-anak dengan ADHD yang
tersering dinyatakan dalam urutan frekuensi:
hiperaktivitas, gangguan motorik perseptual,
labilitas emosional, defisit koordinasi menyeluruh,
gangguan atensi (rentang atensi yang pendek,
distraktibilitas, keras hati, gagal menyelesaikan hal,
inatensi, konsentrasi yang buruk), impulsivitas
(bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku
denga tiba-tiba, tidak memiliki organisasi,
meloncat-loncat di sekolah), gangguan daya ingat
dan pikiran, ketidakmampuan belajar spesifik,
gangguan bicara dan pendengaran, dan tanda
neurologis
Beberapa terapi untuk
penderita ADHD antara lain
dengan farmakoterapi yaitu
terapi dengan menggunakan
obat-obatan untuk
mengurangi gejala
hiperaktivitas, psikoterapi,
terapi bermain, dan terapi
back in control.

Anda mungkin juga menyukai