Anda di halaman 1dari 20

PIELONEFRITIS

Oleh :
1. Yuni Wulandari
2. Choirun Nisa Putri
3. Eka Ariestya
4. Qurrotul Ainiyah
5. Faitul Romela
6. Dicky Andrean
7. Alwi Rismona
8. Nur Rodin Faridoh
9. Fela Aprilia
10. Riris Wahyu S
Pokok bahasan

PENGERTIAN

MANIFESTASI KLINIK

PATOFISIOLOGI

PENATALAKSANAAN
MEDIS

TINJAUAN ASKEP
PENGERTIAN
Pielonefritis adalah
penyakit infeksi pada ginjal
disebabkan oleh bakteri atau
virus. Kandung kemih
menyimpan urin sebelum
dikeluarkan oleh tubuh. Bakteri
dan virus biasanya mencapai
kandung kemih melalui uretra
(saluran yang mengeluarkan urin
dari kandung kemih hingga
keluar tubuh) dan menyebabkan
infeksi yang memengaruhi ginjal
hingga memicu pielonefritis.
Infeksi ginjal jarang ditemukan dibanding infeksi saluran
urin, tetapi infeksi ginjal lebih serius. Infeksi yang terjadi
berulang kali dapat menyebabkan luka. Infeksi yang
merusak ginjal dapat menyebabkan pielonefritis kronis
hingga mengakibatkan gagal ginjal.
MANIFESTASI KLINIK
Pyelonefritis akut Pyelonefritis
kronik
-pembengkakan ginjal/pelebaran -Adanya serangan Pyelonefritis
penumpang ginjal. -Adanya keletihan.
-demam yang tinggi, menggigil -Sakit kepala
-nausea -nafsu makan rendah dan berat
-nyeri pada pinggang badan menurun. -Adanya
-nyeri otot dan adanya kelemahan poliuria
fisik -haus yang berlebihan
-Pada perkusi di daerah CVA -azotemia, anemia, asidosis,
ditandai dengan adanya tenderness proteinuria, pyuria, dan
-Client biasanya di sertai disuria, kepekatan urin menurun.
frequency, urgency dalam beberapa -Kesehatan semakin menurun 
hari gagal ginjal. -Ketidaknormalan
-hematuria pada pemeriksaan urine kalik dan adanya luka pada
dgn bau yang tajam daerah korteks.
-peningkatan leukosit -Ginjal mengecil dan
PENATALAKSANAAN MEDIS
secara garis besar :
1. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat
antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ,
Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau
ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari.

2. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih,


meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kapasitas
kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan)
dan propantheline (Pro-Banthine)

3. Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada


pencegahan kerusakan ginjal secara progresif.
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram
positif maupun gram negatif. Terapi kausal dimulai
dengan kotrimoksazol 2 tablet 2x sehari atau ampisilin
500 mg 4x sehari selama 5 hari. Setelah diberikan
terapi antibiotik 4 – 6 minggu, dilakukan pemeriksaan
urin ulang untuk memastikan bahwa infeksi telah
berhasil diatasi.

2. Pada penyumbatan,kelainan struktural atau


Pielonefritis batu,mungkin perlu dilakukan pembedahan dengan
kronik merujuk ke rumah sakit.

3. Di anjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai


kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang
mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas
dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
1. Pasien pielonefritis akut beresiko terhadap
bakteremia dan memerlukan terapi antimikrobial yang
intensif

2. Terapi parentral di berikan selama 24-48 jam sampai


pasien afebril. Pada waktu tersebut, agens oral dapat
diberikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis
Pielonefri akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens
oral.
tis Akut
3. Setelah program antimikrobial awal, pasien
dipertahankan untuk terus dibawah penanganan
antimikrobial sampai bukti adanya infeksi tidak terjadi,
seluruh faktor penyebab telah ditangani dan
dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil. Kadarnya pada
terapi jangka panjang.
PATOFISIOLOGI
Penatalaksanaan
keperawatan
1. Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan
alergi.

2. Monitor Vital Sign.

3. Melakukan pemeriksaan fisik

4. Mengobservasi dan mendokumentasi


karakteristik urine klien.
5. Mengumpulkan spesimen urin segar untuk
urinalisis.

6. Memantau input dan output cairan.

7. Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN,


creatinin, serum electrolytes).
TINJAUAN ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran
kemih yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

2. Riwayat penyakit
A. Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
B. Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih
sehingga menyebabkan infeksi
C. Riwayat penyakit dahulu : Klien pernah mengalami penyakit seperti
ini sebelumnya
D. Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3. Pola fungsi kesehatan
A. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan klien
tentang pencegahan
B. Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur klien mengalami gangguan karena
gelisah dan nyeri.
C. Pola eminasi : Klien cenderung mengalami disuria dan sering kencing
D. Pola aktivitas : Akativitas klien mengalami gangguan karena rasa nyeri yang
kadang datang

4. Pemeriksaan fisik
A. Tanda-tanda vital
-TD : normal / meningkat
-Nadi : normal / meningkat
-Respirasi : normal / meningkat
-Temperatur : meningkat
B. Data focus
-Inpeksi : Frekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
-Palpasi : Suhu tubuh meningkat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal.

2. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap


infeksi.

3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi,


dan atau nokturia) berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

4. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

5. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di
rumah.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber
informasi.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
• Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika
suhu diatas 38,50 C
DX 1 :Infeksi yang berhubungan • Catat karakteristik urine
dengan adanya bakteri pada ginjal • Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal kontra indikasi
Kreteria hasil : Klien tidak menunjukkan • Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas
tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital
untuk menentukan respon terapi
normal.
Intervensi • Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
secara komplit setiap kali
• Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap
bersih dan kering

DX2 : Perubahan pola eliminasi • Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
urine (disuria, dorongan, frekuensi, • Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
dan atau nokturia) yang • Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
berhubungan dengan infeksi pada • Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
ginjal. • Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang
Tujuan : Pola eliminasi baik nyaman
Kreteria Hasil : • Observasi perubahan status mental:, perilaku atau
Pola eliminasi klien membaik, tidak tingkat kesadaran
terjadi tanda-tanda gangguan berkemih • elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf
(urgensi, oliguri, disuria) pusat
• Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat
DX 3 Nyeri yang berhubungan atau meringankan nyeri
• Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
dengan infeksi pada ginjal
aktivitas yang dapat di toleran.
Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang • Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra
Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu indikasi
berkemih, tidak nyeri pada perkusi • Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi
panggul • Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung,
lingkungan istirahat
• Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus
relaksasi

DX 4 : Hipertermi berhubungan
dengan respon imunologi • Pantau suhu tubuh klien
terhadap infeksi
Tujuan : Tidak terjadi hipertermi
• Pantau suhu lingkungan
Kreteria hasil : • Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
Suhu tubuh klien normal pemberian antipiretik
DX 5 : Kecemasan yang
berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses • Kaji tingkat kecemasan
penyakit, metode pencegahan, • Beri kesempatan klien untuk
dan instruksi perawatan di mengungkapkan perasaannya
rumah.
Tujuan : Kecemasan berkurang • Beri dorongan spiritual
Kreteria Hasil : Klien mengatakan rasa • Beri penjelasan tentang penyakitnya
cemasnya berkurang
• Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan
datang
• Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan
untuk mencegah penyebaran, jelaskna pemberian
DX 6 : Kurangnya pengetahuan antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan,
tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan
pengobatan berhubungan dengan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah
kurangnya sumber informasi. pemeriksaan
Tujuan : • Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis
Klien mengerti mengerti mengenai perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi
pemyakitnya tertulis untuk perawatan sesudah pemeriksaan
Kriteria hasil : • Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang
Klien menyatakan mengerti tentang diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan
kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana gelas per hari khususnya sari buah berri.
pengobatan, dan tindakan perawatan diri • mempertahankan keadaan asam urin dan
preventif. mencegah pertumbuhan bakteri
• Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai