Anda di halaman 1dari 46

TANTANGAN DAN DINAMIKA

GENERASI Y MENYONGSONG
HADIRNYA AFTA/MEA
T elaah psikologis dari sudut pandang cerdas
intrapersonal dan etika-moral

STT TELEMATIKA
Tangerang, 18 Desember 2014

Tika Bisono, MPsi, psi.


Tibis Sinergi Consultant.
DK Group Jl. Salihara No.15-16
Jakarta Selatan 12520
Tel/Fax : 021- 7821556
e-mail : sdm@tibisinergi.com
http : //tibisinergi.com
- Ekonom Aviliani : pemerintah belum melakukan Indonesia
persiapan yang maksimal untuk menghadapi MEA.
- Tahun 2015 tinggal 1 tahun lagi. Namun sayangnya Belum
pemerintah kurang melakukan persiapan dan SIAP
sosialisasi tentang MEA, padahal sudah diwacanakan
sejak tahun 2003. MEA..!
- Kurangnya sosialisasi membuat dunia pendidikan
belum melakukan persiapan. - Padahal ini terkait
dengan persaingan Sumber Daya Manusia (tenaga
kerja).
- Tenaga kerja di Indonesia lebih banyak yang unskill,
padahal dalam MEA yang diperebutkan adalah yang
skill.
- Banyak Negara ASEAN yang sudah mempersiapkan
SDMnya dengan menerapkan Bahasa Indonesia
sebagai mata pelajaran.
- Ini karena mereka melihat Indonesia sebagai
Indonesia
Negara yang banyak membuka lapangan kerja.
- Pemerintah juga belum memberikan Belum
perlindungan yang maksimal kepada industri
dalam negeri.
SIAP
- Padahal perlindungan diperlukan ketika MEA..!
kita belum siap menghadapi persaingan. -
Pemerintah melakukan negosiasi tentang
produk yang tetap harus dilindungi karena
daya saingnya sangat kuat.
- 5 sektor berasal dari jasa yaitu transportasi udara,
electronic Asean, pelayanan kesehatan, pariwisata
12
dan jasa logistik. Sektor
- 7 sektor berasal dari perdagangan dan industri yang
terdiri dari produk berbasis pertanian, elektronik,
MEA
perikanan, karet, tekstil, otomotif dan kayu.
-12 sektor itu adalah sektor terbuka dimana
negara Asean bebas melakukan transaksi
perdagangan dan investasi.
- Juga 8 profesi yang diakui MEA, yaitu
insinyur, perawat, arsitek, pekerja di
pariwisata, medis, perguruan tinggi, dokter
gigi dan akuntan yang sudah disepakati
dalam MRA (Mutual Recognition Arrangement).
- Kedepannya pekerja Indonesia bisa 12
bekerja di Singapura atau Malaysia dan
negara-negara lainnya, begitu juga
Sektor
sebaliknya pekerja Indonesia bisa bekerja di MEA
negara Asean lainnya.
- Potensi Indonesia untuk menguasai MEA
cukup besar karena 40,3% jumlah
penduduk Asean ada di Indonesia.
- Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia
pada 2015 mencapai 255,5 juta.
- Hal yang harus ditingkatkan untuk
saat ini adalah meningkatkan
kualitas SDM agar Indonesia bisa
berdaya saing.
Incremental Improvement –
new skills, practices, doing things better Tahapan
Transformasi

Re-shaping Patterns of Thinking -
revising frames of reference, how one sees the
world, and assumptions about the way things
work


Transformation –
a fundamental shift in how
one sees ONESELF
Stakeholder
Individu atau kelompok yang berkepentingan
dan berpengaruh terhadap
organisasi/perusahaan

Karyawan, Pimpinan, Manajemen,


Internal Investor, dll

Masyarakat, Pemerintah, Kreditor,


Eksternal Pelanggan, Asosiasi Dagang, dll
Gen Y dan
Tantangan
Masa Depan
Generasi Y
('81-'90an sampai
sekarang) :
Mulai Menggeser
Generasi X
('60-'80)
 Percaya diri sangat tinggi Ciri-ciri
Narsistik
Penolakan terhadap Gen Y
kesepakatan sosial tinggi
Lebih individual
Melek teknologi
Berorientasi tinggi kepada
gadget
Berorientasi pada hasil, bukan
proses
Tidak tahan tekanan tinggi
terhadap pekerjan
Cepat puas
Gen Y DALAM
BISNIS
DAN
ETIKA,
MORAL
 Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa Mitos Bisnis
antara bisnis dan moralitas atau etika
tidak hubungan sama sekali

 Etika justru bertentangan dengan


bisnis dan akan membuat pelaku bisnis
kalah dalam persaingan bisnis yang ketat

 Orang bisnis tidak perlu


memperhatikan himbauan-himbauan,
norma-norma dan nilai moral
Argumen
 Bisnis adalah suatu persaingan, sehingga
pelaku bisnis harus berusaha dengan
segala cara dan upaya untuk bisa menang

 Aturan yang dipakai dalam permainan


penuh persaingan, berbeda dari aturan
yang dikenal dalam kehidupan sosial,
sehingga tidak bisa dinilai dengan aturan
moral dan sosial

 Orang bisnis yang mau mematuhi aturan


moral atau etika akan berada pada posisi
yang tidak menguntungkan
ETIKA :
Komitmen untuk melakukan
yang benar dan menghindari
yang tidak benar menurut
suatu norma universal

ETIKA BISNIS :
Kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma sebagai acuan
untuk mengambil keputusan
dan pemecahan masalah
Pemahaman mengenai Etika
dalam Berbisnis/Bekerja
Usaha yang langgeng adalah usaha yang
mengutamakan Etika dan Moral
Perusahaan yang tumbuh menjadi besar dimulai
dari:
orang-orang biasa yang sedari awal memegang teguh
nilai-nilai moral dan etika.
menjaga kepercayaan dan tidak sembarangan dalam
berkata-kata, apalagi dalam bertindak.
bekerja dengan tata nilai, dan merekrut orang dengan
melihat nilai-nilai yang dianutnya.
Mereka menanamkan nilai-nilai yang sehat sedari awal.
Pengertian Etika
Etimologi

Ethos (bahasa yunani) berarti sikap, cara berpikir,


watak kesusilaan atau adat.

Kamus besar bahasa Indonesia, Etika diartikan sebagai:


Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral.
Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
Nilai mengenai benar atau salah yang dianut oleh satu
golongan atau masyarakat
Etika, Moral dan Moralitas
Mores, mos, moris, manner berarti akhlak, kesusilaan, tata tertib
batin/hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku.

Moral  perbuatan yang dinilai/dikaji (pranata, subyek)

Moralitas : pedoman standar yang dimiliki oleh individu atau


kelompok mengenai benar atau salah dan baik atau buruk.

Etika  pengkajian/penilaian sistem nilai yang dianut pribadi,


kelompok atau komunitas tertentu. (aktivitas)
Fungsi etika : memberi orientasi tentang bagaimana dan kemana harus
melangkah dalam hidup ini.
Merupakan sikap kritis pribadi, kelompok atau komunitas dalam
merealisasikan moralitas.
Etiket….. Dan…..
Etiket merupakan cara yang tepat
untuk melakukan perbuatan
dalam suatu kalangan tertentu.
Etiket hanya berlaku dalam
pergaulan tertentu, bila tidak ada
saksi mata maka etiket tidak berlaku
Etiket bersifat relatif tergantung
budaya
Etiket hanya memandang manusia
dari segi lahiriah
….. Etika
Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya
suatu perbuatan, tapi menyangkut pilihan
apakah perbuatan boleh dilakukan atau
tidak
Etika berlaku dimana saja, meskipun tidak
ada saksi mata.
Etika bersifat absolut.
Etika menyangkut manusia dari segi
rohaniahnya. Orang yang bersikap etis
adalah yang benar-benar baik, dimana nilai
moralnya sudah terinternalisasi dalam hati
nuraninya.
Etika
Umum
dan Etika Umum
Etika  suatu etika mengenai norma
Khusus dan nilai moral,
 kondisi-kondisi dasar bagi
anusia untuk bertindak secara
etis,

 bagaimana manusia
mengambil keputusan etis.
 Etika Umum sebagai ilmu atau
filsafat moral
 etika teoretis
Etika
Etika Khusus
Umum
dan Penerapan prinsip-prinsip atau
norma-norma moral dasar dalam
Etika kehidupan khusus.
Khusus
Etika Khusus mengamati perilaku
dan kehidupan manusia dalam
bidang kehidupan dan kegiatan
khusus tertentu.

Etika Khusus memberi aturan


sebagai pedoman bagi setiap
orang dalam kehidupan dan
kegiatan khusus.
Etika
Etika Khusus
Umum
dan
Etika Etika Khusus dianggap
sebagai
Khusus
Etika Terapan

Karena aturan normatif yang


bersifat umum diterapkan
secara khusus
dalam kegiatan tertentu
Etika Etika Khusus/Etika
Umum Terapan
dan
Etika Etika Terapan – Etika
Khusus Bisnis.
Etika Bisnis merupakan salah satu
bentuk dari Etika Terapan.

Dalam Etika Bisnis diterapkan


secara khusus prinsip-prinsip dan
norma-norma moral di bidang
bisnis.
Etika
Umum Beberapa prinsip Etika Bisnis
dan
Etika 1. Otonomi
Khusus
2. Kejujuran
3. Keadilan
4. Saling
menguntungkan
5. Integritas moral
Adam
Menganggap prinsip keadilan sebagai
Smith prinsip yang paling pokok.

Prinsip paling pokok dari keadilan adalah


prinsip no harm (tidak merugikan hak dan
kepentingan orang lain).

Merupakan rumusan lain dari The Golden


Rules (Kaidah Emas) yaitu :

“Perlakukan orang lain


sebagaimana kita ingin
diperlakukan, dan jangan
lakukan pada orang lain apa
yang kita sendiri tidak ingin
diperlakukan”
HAKIKAT ETIKA BISNIS
Menyoroti moral
perilaku manusia yang
mempunyai profesi di
bidang bisnis, karyawan,
manajer, pemilik
perusahaan,
perusahaan/badan usaha,
dan stakeholder bisnis.
Etika dalam dunia bisnis

Dunia bisnis yang bermoral akan mampu


mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang
menjamin kegiatan bisnis yang
seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok
masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan
anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan
dilaksanakan.
Etika dalam dunia bisnis

Tanpa suatu etika yang menjadi acuan, para penguasa dan


pebisnis akan lepas tidak terkendali, mengupayakan segala
cara, mengorbankan apa saja untuk mencapai tujuannya.

Akibatnya dapat menyebabkan perang antar bangsa, antar


lembaga, atau antar perusahaan dimana mereka menganggap
dan membuat bisnis seperti medan perang.

John Rodes menggambarkan mereka sebagai


orang yang tidak alamiah, yang bahkan disamakan
dengan
monster yang sangat kejam.
Etika dalam dunia bisnis

1. Pengendalian diri

 Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu


mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

 Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan


dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan
keuntungan tersebut (walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi
pelaku bisnis) juga harus memperhatikan kondisi masyarakat
sekitarnya.

 Inilah etika bisnis yang "etis".


Etika dalam dunia bisnis
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social
responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.

Artinya jika kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada
tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.

Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu


mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya.
Etika dalam dunia bisnis

3. Mempertahankan jati diri dan tidak


mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan
teknologi :

Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan


informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi
itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya
yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
Etika dalam dunia bisnis

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan


efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak
mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan
yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar
mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
sekitarnya.

Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-


kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
Etika dalam dunia bisnis

5. Menerapkan konsep “pembangunan


berkelanjutan“

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan


hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.

Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi"


lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa
mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun
saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan
besar.
Etika dalam dunia bisnis
6. Menghindari sifat 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari


sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi
apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi
dan segala bentuk permainan curang dalam dunia
bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan
nama bangsa dan negara.

Mungkinkah…?
Etika dalam dunia bisnis
7. Mampu menyatakan yang benar itu
benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak


wajar, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan
data yang salah.

Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan


“kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak
yang terkait.
Etika dalam dunia bisnis
8. Menumbuhkan sikap saling percaya
antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif"


harus ada saling percaya (trust) antara golongan
pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara


pihak golongan kuat.
Etika dalam dunia bisnis
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main
yang telah disepakati

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan


dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen
dan konsisten dengan etika tersebut.

Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati,


sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan"
demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu
akan "gugur" satu demi satu.
NORMA Prinsip-Prinsip Etika
ETIKA dan Perilaku Bisnis
• Hukum Honesty
Integrity
• Kebijakan dan Promise Keeping
Prosedur
Organisasi Fidelity
Fairness
• Moral Sikap
Mental Caring for Other
Individu Respect for Other
Responsibility Citizenship
Pursuit for Excellence
Accountability
Mempertahankan Standar
Etika
Menciptakan Kepercayaan Perusahaan
Kembangkan Kode Etika
Jalankan Kode Etik Secara Adil & Konsisten
Lindungi Hak Perorangan
Adakan Pelatihan Etika
Lakukan Audit Etika Secara Periodik
Pertahankan Standar Perilaku yang Tinggi
Hindari Contoh Etika yang Tercela Setiap
Saat
Ciptakan Budaya Komunikasi Dua Arah
Libatkan Karyawan Menpertahankan
Pada dasarnya praktek etika bisnis
akan selalu menguntungkan perusahaan
(untuk jangka menengah maupun jangka panjang)

 Mampu mengurangi biaya akibat


dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,
baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan
bersaing.
Penalaran moral selalu melibatkan
3 komponen mendasar :

1. Pemahaman tentang yang dituntut, dilarang, dinilai


atau disalahkan oleh standar moral yang masuk
akal

2. Bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa


orang, kebijakan, institusi, atau prilaku tertentu
mempunyai ciri-ciri standar moral yang menuntut,
melarang, menilai, atau menyalahkan.

3. Menganalisis Penalaran Moral


TANGGUNG JAWAB
DAN KEWAJIBAN
1.Tanggung Jawab Perusahaan MORAL
Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi
besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap
tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang
sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah
perusahaan.

Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang


meringankan dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala
besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral
orang itu.
TANGGUNG JAWAB
DAN KEWAJIBAN
2. Tanggung Jawab Bawahan MORAL

Tanggung jawab moral menuntut seseorang bertindak secara


bebas dan sadar, dan tidak relevan bahwa tindakan seseorang
yang salah merupakan pilihan secara bebas dan sadar
mengikuti perintah.

Ada batas-batas kewajiban karyawan untuk mentaati


atasannya.

Seorang karyawan tidak mempunyai kewajiban untuk


mentaati perintah melakukan apapun yang tidak bermoral.
The Golden Rules
(Kaidah Emas)

“Perlakukan orang lain


sebagaimana kita ingin
diperlakukan, dan jangan
lakukan pada orang lain
apa yang kita sendiri
tidak ingin diperlakukan
Generasi Y
Generasi Mumpuni
Beretika
“Mengedepankan prestasi
yang berbasis etika dan
moral positif demi
menciptakan nama dan
legacy yang harum"
TERIMA KASIH

If you think you can, you can!

Anda mungkin juga menyukai