STROKE ISKEMIK
Try Mutiara Suci Ramadhani 1840312432
Preseptor:
dr. Sritin Melati Sp.S
BAB 1
P E N DA H U L U A N
2
LATAR BELAKANG
Stroke adalah penyakit kegawatdaruratan neurologi yang besifat akut dan salah
satu penyebab kematian dan kecatatan tertinggi dibeberapa negara didunia.
Stroke biasanya disebabkan oleh gangguan aliran darah karena ada proses
patologi pada sistem pembuluh darah otak.
3
LATAR BELAKANG
4
LATAR BELAKANG
5
RUMUSAN MASALAH
6
TUJUAN PENELITIAN
7
MANFAAT PENELITIAN
8
METODE PENELITIAN
9
BAB 2
T I N J A U A N P U S TA K A
10
DEFINISI
Stroke
• kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan
fungsi otak akut baik fokal maupun global yang terjadi
mendadak, disebabkan oleh berkurangnya atau
hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina
atau medula spinalis, yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, yang
dibuktikan dengan pemeriksaan imaging dan/ atau patologi
11
EPIDEMIOLOGI
Angka Kematian berdasarkan umur
12
KLASIFIKASI
TIA (Transient Ischaemic Attack)
• gejala hilang lebih dari 24 jam tetapi tidak lebih dari 1 minggu.
Completed Stroke
Dapat dikendalikan
14
PATOFISIOLOGI
Mekanisme Infark
15
GEJALA KLINIS
Umumnya :
• penurunan kesadaran
• kelumpuhan anggota gerak,
• kelumpuhan nervus VII dan XII yang bersifat sentral,
• gangguan fungsi luhur seperti kesulitan bahasa (afasia),
• ataksia,
• diplopia,
• vertigo,
• nyeri kepala.
16
Arteri cerebri anterior
17
Arteri Karotis Interna
• Koma
• Hemiparesis kontralateral
• Ketidakmampuan membaca (aleksia)
• Kelumpuhan saraf kranialis ketiga
18
Sistem Vertebrobasiler
19
DIAGNOSIS
PEM.FISIK
PEM/ PENUNJANG
DEFISIT DEFISIT ANGIGRAFI
NEUROLOGIS NEUROLOGIS SEREBRAL
DAN
DITEMUKAN DLL
FAKTOR
RISIKO
20
GADJAH MADA SCORE
21
SIRIRAJ SCORE
22
DIAGNOSA BANDING
23
TATALAKSANA
Tatalaksana Khusus
24
KOMPLIKASI
• Edema serebri dan peningkatan tekananan intrakranial, yang dapat menyebabkan herniasi atau
kompresi batang otak
• Kejang
• Transformasi hemoragik
• Infeksi : pneumonia, ISK
• Trombosis vena
• Gangguan daily life activity
25
PROGNOSIS
Etiologi Beban
Umur
Stroke Komorbiditas
Derajat
Tingkat
Keparahan Defisit
Ketergantungan
Neurologis
26
BAB 3
LAPORAN KASUS
27
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. N
• Jenis kelamin: Perempuan
• Umur : 56 tahun
• Alamat : Solok Bio Bio
• Pekerjaan : Tani
28
Auto dan alloanamnesis (keluarga pasien):
• Seorang pasien, Perempuan umur 56 tahun dirawat di bangsal Neurologi RSUD
Adnaan WD Payakumbuh hari rawatan ke-5 (27-12-2019) dengan:
Keluhan Utama :
• Penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS
29
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS terjadi pada saat pasien pulang dari
sawah. Pasien tampak bingung dan sulit diajak berkomunikasi kadang nyambung
terkadang tidak.
• Nyeri kepala saat onset tidak diketahui.
• Lemah anggota gerak tidak ada.
• Kejang tidak ada.
• Muntah menyemprot tidak ada.
30
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Kebas disekitar wajah dan mulut tidak ada.
• Bicara pelo tidak ada.
• Pandangan ganda tidak ada.
• Batuk tidak ada, demam tidak ada, sesak napas tidak ada, nyeri dada tidak ada
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
31
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat menderita penyakit hipertensi ada sejak ±23 tahun yang lalu dengan tensi tertinggi 210
dan kontrol berobat tidak teratur
• Riwayat stroke sebelumnya tidak ada
• Riwayat penyakit diabetes melitus tidak ada
• Riwayat menderita penyakit jantung tidak ada
• Riwayat trauma kepala sebelumnya tudak ada
32
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
33
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL
34
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum: Sakit sedang • Tinggi badan : 150 cm
• Kesadaran : E4M6V5 • Berat badan : 55 kg
• Kooperatif : kooperatif • Turgor kulit : baik
• Nadi/ irama : 86x/menit • Kulit dan kuku: pucat tidak ada,
• Pernafasan : 17x/menit sianosis tidak ada
• Tekanan darah: 177/100 mmHg
• Suhu : 36.7 oC
• Keadaan gizi : baik
35
Thorax
Paru
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan
• Palpasi : fremitus kiri = kanan
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : irama ireguler, bising tidak ada, gallop tidak a
36
Abdomen
• Inspeksi : tidak tampak membuncit
• Palpasi : hepar dan lien tak teraba
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus normal
Korpus vertebrae
• Inspeksi : deformitas tidak ada
• Palpasi : gibus tidak ada
37
STATUS NEUROLOGIKUS
A. TANDA RANGSANGAN SELAPUT OTAK
• Kaku kuduk : Tidak ada
• Brudzinsky II : Tidak ada
• Brudzinsky I : Tidak ada
• Tanda Kernig : Tidak ada
38
C. PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS
N.I (olfaktorius)
Penciuman Kanan Kiri
Subjektif Baik Baik
Objektif dengan bahan Tidak dapat diperiksa Tidak dapat diperiksa
N.II (optikus)
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan 0 0
Pupil
Bentuk Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Refleks cahaya (-) (-)
Refleks akomodasi Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
Refleks konvergensi Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
40
N. IV (trokhlearis)
Kanan Kiri
N.VI (abdusen)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut (+) (+)
Menggerakkan rahang (+) (+)
Menggigit (+) (+)
Mengunyah (+) (+)
Sensorik
Divisi oftalmika
- Refleks kornea Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
- Sensibilitas
Divisi maksila
- Refleks masetter (-) (-)
- Sensibilitas (+) (+)
Divisi mandibula
- Sensibilitas (+) (+)
42
N.VII (fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Simetris
Sekresi air mata Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Kanan Kiri
Suara berbisik (+) (+)
Detik arloji (+) (+)
Rinne tes Tidak diperiksa
Weber tes Tidak diperiksa
Schwabach tes
- Memanjang Tidak diperiksa
- Memendek
Nistagmus
- Pendular
Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Vertikal
- Siklikal
44
N. IX (glossopharingeus)
Kanan Kiri
Tidak
Sensasi lidah 1/3 belakang
dilakukan
Tidak
Refleks muntah (Gag Rx)
dilakukan
N X (vagus)
Kanan Kiri
Uvula Simetris
Menelan (+)
Suara Normal
Teratur,
Nadi
90x/menit 45
N. XI (asesorius)
Kanan Kiri
46
N XII (hipoglosus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Simetris
Tremor (-)
Fasikulasi (-)
Atropi (-)
47
PEMERIKSAAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
48
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
Respirasi Teratur
a. Badan
Duduk Normal
49
Superior Inferior
a. Ekstremitas
Kanan Kiri Kanan Kiri
50
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
51
SISTEM REFLEKS
53
FUNGSI OTONOM
- Miksi : tidak ada kelainan
- Defekasi : tidak ada kelainan
- Sekresi keringat : tidak ada kelainan
FUNGSI LUHUR
54
SKORING STROKE
55
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hemoglobin: 20,7 g/dL
• Leukosit : 10100/mm3
• Trombosit : 699.000/mm3
• Hematokrit: 65 %
• Ur/Cr : 32/0,9
• Na/K/Cl : 140/5,8/107
• GDS :
• PT/APTT :
57
DIAGNOSIS
• DIAGNOSIS-
• Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran (delirium)
• Diagnosis Topik : Temporooksipital dekstra
• Diagnosis Etiologi : Tromboemboli cerebri
• Diagnosis Sekunder : Hipertensi grade II + hiperviskositas
58
TERAPI
• Umum : elevasikan kepala 30’
O2 3L/menit
• Khusus : IVFD NaCl 0.9 % 8 jam/kolf
Inj citicolin 2x 1000mg
Amlodipin 1x5mg
Candesartan 1x8mg
PCT 3x500mg
Cilostazol 2x50mg
59
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia
• Quo ad sanam : Dubia
• Quo ad fungsionam : Dubia
60
BAB 4
DISKUSI
61
• pasien perempuan umur 56 tahun yang dirawat di bangsal saraf RSUD Adnaan WD
Payakumbuh hari rawatan ke-5 dengan diagnosis penurunan kesadaran ec
stroke iskemik + hipertensi stage II + hiperviskositas darah
• mengalami penurunan kesadaran sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit yang
terjadi secara tiba-tiba saat pasien pulang dari sawah. Pasien tampak bingung dan
sulit diajak berkomunikasi. memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol selama
23 tahun. kecurigaan pada stroke.
62
• Stroke adalah kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut
baik fokal maupun global yang terjadi mendadak, disebabkan oleh berkurangnya
atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak
63
• tidak mengalami muntah proyektil dan sakit kepala saat onset tidak diketahui,
tidak terjadi peningkatan TIK.
• dapat dilakukan dengan menggunakan skor Siriraj, skor Gadjah Mada. tetapi,
sistem skor ini tidak dapat memastikan patologi otak yang terjadi,
64
• pemeriksaan fisik pada tanggal 31 Desember 209 kesadaran sudah membaik dengan
tekanan darah 177/100 mmHg. Dari temuan tekanan darah ini dan riwayat hipertensi
pasien maka dapat ditegakkan diagnosis hipertensi stage II.
65
• pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan Hb. Kelebihan HB menyebabkan
kekentalan darah jika kadarnya sekitar 18-19g/dl yang mengakibatkan stroke.
66
• brain CT-scan didapatkan hasil infark regio temporoksipital.
67
• Penatalaksanaan umum adalah elevasi kepala 30 derajat untuk menghindari oklusi vena
jugularis sehingga tidak meningkatkan tekanan intrakranial.
68
TERIMA
KASIH
69