Status Pasien
Tinjauan Pustaka
Analisis Kasus
2
1.
LATAR BELAKANG
3
LATAR BELAKANG
20-30 kasus dari
100.000 orang.
Anato
mi
4
2.
STATUS PASIEN
5
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NZ
Tanggal Lahir/Umur : 04 Oktober 1968 / 51 tahun
Alamat : Palembang
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 27 Juni 2019
No. RM : 00001136774
6
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Wajah sebelah kiri sulit
Bila minum air sering keluar dari
digerakkan dan mulut mengot ke
sisi mulut sebelah kiri. Nyeri tidak
sebelah kanan
ditemukan, pendengaran normal
dan sebelumnya belum pernah
Riwayat Perjalanan Penyakit diperiksa ke dokter.
Kurang lebih 2 minggu yang lalu
pasien mengeluh wajah sebelah Pasien datang ke RSUD dr.
kiri terasa lemas. 5 hari sebelum Mohammad Hoesin Palembang
masuk rumah sakit pasien untuk memeriksakan dirinya ke
mengeluhkan mulut yang mulai dokter saraf. Setelah dilakukan
mengot ke kanan dan kelopak pemeriksaan dan diberikan terapi
mata kiri terasa berat dan sulit medikamentosa pasien dirujuk ke
berkedip, sehingga terasa perih bagian rehabilitasi medik untuk
dan berair. Jika pasien bercermin, diberikan tindakan fisioterapi lebih
pipi kiri terasa kendor, dan jika lanjut dengan kondisi wajah
mengerutkan dahi sisi sebelah kiri sebelah kiri lemas dan mengot ke
terlihat datar. kanan.
7
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Pekerjaan
R/ trauma (-) Ny. TA adalah seorang ibu rumah
R/ darah tinggi (+) sejak 10 tahun tangga. Sehari-hari Ny. TA
yang lalu, terkontrol melakukan kegiatan memasak,
R/ kencing manis (-) mencuci dan membersihkan
R/ penyakit jantung (-) rumah. Pasien mengaku sering
R/ kejang (-) tidur di depan kipas angin.
R/ asma (-)
8
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : GCS 15
Tinggi Badan/ Berat Badan : 163 cm/ 70 kg
BMI : 27,16
Cara berjalan/Gait
Antalgik gait : tidak ada
Hemiparese gait : tidak ada
Steppage gait : tidak ada
Parkinson gait : tidak ada
Tredelenburg gait : tidak ada
Waddle gait : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
Bahasa/ bicara
Komunikasi verbal : normal
Komunikasi non-verbal : normal
9
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg
Nadi : 75x/menit, isi cukup irama teratur
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : 36,5oC
Kulit : normal
Status Psikis
Sikap : kooperatiif
Orientasi : normal
Ekspresi wajah : datar
Perhatian : normal
10
PEMERIKSAAN SARAF-SARAF
OTAK
Nervus Kanan Kiri
1 N. Olfaktorius Normal Normal
2 N. Optikus Normal Normal
3 N. Okulomotorik Normal Normal
4 N. Troklearis Normal Normal
5 N. Trigeminal Normal Normal
6 N. Abdusen Normal Normal
7 N. Fasialis Normal Parese perifer
8 N. Vestibulokolearis Normal Normal
9 N. Glosofaringeus Normal Normal
10 N. Vagus Normal Normal
11 N.Aksesorius Normal Normal
12 N. Hipoglosus Normal Normal
11
PEMERIKSAAN UMUM
Kepala Leher
Inspeksi : statis, simetris
Bentuk : normal
Ukuran : normocephali Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar
Posisi
• Mata : sulit mengedipkan Luas Gerak Sendi
mata Ante /retrofleksi(n 65/50) :65/50
• Hidung: normal, simetris Laterofleksi (D/S)(n 40/40) : 40/40
• Telinga: normal, simetris Rotasi (D/S) (n 45/45) : 45/45
• Mulut : asimetris (deviasi)
• Wajah : Asimetris Tes Provokasi
gerakan abnormal: tidak ada • Lhermitte test/ Spurling : tidak dilakukan
• Test Valsava : tidak dilakukan
• Distraksi test : tidak dilakukan
• Test Nafziger : tidak dilakukan
12
PEMERIKSAAN UMUM
Thorax Jantung
• Bentuk: Simetris Inspeksi : dalam batas normal
• Pemeriksaan Ekspansi Palpasi : dalam batas normal
Thoraks : Ekspansi simetris Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : dalam batas normal
Paru-paru
Inspeksi : dalam batas normal Abdomen
Palpasi : dalam batas normal Inspeksi : dalam batas normal
Perkusi : dalam batas normal Palpasi : dalam batas normal
Auskultasi: dalam batas normal Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : dalam batas normal
13
PEMERIKSAAN UMUM
Trunkus
Inspeksi
• Simetris : simetris
• Deformitas : tidak ada
• Lordosis : tidak ada
• Scoliosis : tidak ada
• Gibbus : tidak ada
• Hairy spot : tidak ada
• Pelvic tilt : tidak ada
Palpasi
• Spasme otot-otot para vertebrae : tidak ada
• Nyeri tekan (lokasi) :tidak ada
Neurologi
Kanan Kiri
Gerakan Luas Terbatas
Kekuatan
Abduksi Lengan 5 5
Fleksi Lengan 5 5
Ekstensi Siku 5 5
Fleksi jari-jari tangan 5 5
Abduksi jari tangan 5 5
15
PEMERIKSAAN UMUM
Tonus: Eutoni
Tropi: Eutropi
Refleks Fisiologis:
• Refleks tendon biceps normal
• Refleks tendon triceps normal
Refleks Patologis
• Hoffman tidak ada
• Tromner tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal
Proprioseptik Normal
17
PEMERIKSAAN UMUM
Anggota Gerak Bawah
Inspeksi:
Tidak ditemukan deformitas, edema, tremor
Palpasi:
Tidak ditemukan nyeri tekan dan diskrepansi
Neurologi
Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas
Kekuatan
Fleksi paha 5 5
Ekstensi paha 5 5
Ekstensi lutut 5 5
Fleksi lutut 5 5
Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5
Plantar fleksi pergelangan kaki 5 5
18
PEMERIKSAAN UMUM
Tonus: Eutoni
Tropi: Eutropi
Refleks Fisiologis:
• Refleks tendon patella normal
• Refleks tendon achilles normal
Refleks Patologis
• babinsky tidak ada
• chaddock tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal
Proprioseptik Normal
20
SKALA UGO FISCH
21
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologis : tidak dilakukan
Laboratorium : tidak dilakukan
Lain-lain CT-Scan/ MRI : tidak dilakukan
22
EVALUASI
No Level ICF Kondisi saat ini Sasaran
1 Struktur dan fungsi Mulut mencong kekanan, mata kiri Mengembalikan fungsi
tubuh jarang berkedip, pipi kiri terasa fisiologis nervus
kendor, dahikiri tidak bisa fascialis
mengerut.
2 Aktivitas Bila minum air sering keluar dari Meningkatkan
sisi mulut sebelah kiri. kemampuan pasien
untuk dapat
beraktivitas secara
normal sehari-hari.
3 Partisipasi Kepercayaan diri menurun, pasien Meningkatkan
merasa malu dan menarik diri dari kepercayaan diri
pergaulan sosial. pasien dan
kemampuan
berinteraksi dengan
sesama.
23
PROGRAM
REHABILITASI MEDIK
Diagnosis Klinis: Bell’s Palsy
Ortotik Prostetik
Ortotic :
Menggunakan “Y” plester selama parese, diganti setiap 8 jam.
25
PROGRAM
REHABILITASI MEDIK
Social Medik
Memberikan support mental dan psikoterapi pada pasien agar tidak
merasa malu dan menarik diri dari pergaulan sosial.
Edukasi
Edukasi keluarga untuk memberi dorongan pada pasien agar mau
berobat dan melakukan terapi secara teraturdan menjelaskan
bahwa penyakitnya dapat sembuh.
26
MEDIKAMENTOSA
DAN PROGNOSIS
Terapi
Vitamin B kompleks 2 x 1 tab sehari
Methyl prednisolon 4 mg 3 x 1 tab sehari
Prognosis
Medik : Bonam
Fungsional : Bonam
27
3.
TINJAUAN PUSTAKA
28
ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF FASIALIS
29
ANATOMI
30
BELL’S PALSY
Epidemiologi
Puncak insiden terjadi antara
Definisi: dekade kedua dan keempat
Bell’s palsy adalah suatu (15-45 tahun).
kelumpuhan saraf fasialis perifer L:P
yang bersifat unilateral, Meningkat pada ibu hamil, DM
penyebabnya tidak diketahui Bell’s palsy jarang ditemukan
(idopatik), akut dan tidak disertai pada anak- anak < 2 tahun.
oleh gangguan pendengaran, Tidak ada perbedaan pada sisi
kelainan neurologi lainnya atau kanan dan kiri wajah.
kelainan lokal. Adanya riwayat keluarga
positif diperkirakan pada 4-
14% kasus Bell’s palsy
31
ETIOLOGI
Teori Ischemic Vasculer lumpuh karena gangguan sirkulasi
Teori Virus HSV
Teori Herediter contohnya kelainan anatomis pada canalis fasialis
Teori Immunologi
32
PATOFISIOLOGI
33
MANIFESTASI KLINIS
Temuan klinis yang sering termasuk alis mata turun, dahi tidak berkerut,
tidak mampu menutup mata, dan bila diusahakan tampak bola mata
berputar ke atas (Bell's phenomen), sudut nasolabial tidak tampak, dan
mulut tertarik ke sisi yang sehat.
Gejala lainnya adalah berkurangnya air mata, hiperakusis, dan atau
berkurangnya sensasi pengecapan pada dua pertiga depan lidah
34
KLASIFIKASI BELL’S PALSY
35
DIAGNOSIS BANDING
Bell's Palsy: Diagnosis and Management
Table 1
36
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesismenanyakan gejala dan menentukan lesi
Pemeriksaan Fisik gerakan dan ekspresi wajah
Pemeriksaan Penunjang
37
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiografi polos
CT scan
ENG
EMG
38
TATALAKSANA
39
MEDIKAMENTOSA
Terapi antiviral
Acyclovir 400 mg selama 10 hari dapat digunakan dalam penatalaksanaan Bell’s
palsy
Kortikosteroid
Prednison dengan dosis 40-60 mg/ hari per oral atau 1 mg/ kgBB/ hari selama 3
hari, diturunkan perlahan-lahan selama 7 hari kemudian
Vitamin B complex
40
NON-MEDIKAMENTOSA
Perawatan mata
Fisioterapi
Operatif
41
PROGRAM REHABILITASI MEDIK
Pemanasan superfisial dengan infra red
Pemberian infra red pada kasus bell’s palsy adalah untuk meningkatkan proses
metabolisme, membuat vasodilatasi pembuluh darah, dan memperbaiki jaringan otot.
Stimulasi listrik
Tujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot untuk mencegah atau
memperlambat terjasi atrofi sambil menunggu proses regenerasi dan memperkuat otot
yang masih lemah.
Diberikan 2 minggu setelah onset.
Latihan otot-otot wajah dan massage wajah
Latihan gerak volunter diberikan setelah fase akut, latihan berupa mengangkat alis tahan 5 detik, mengerutkan
dahi, menutup mata, dan mengangkat sudut mulut, tersenyum, bersiul atau meniup (dilakukan di depan kaca
dengan konsentrasi penuh).
Pemberian massage wajah pada kondisi Bell’s Palsy bertujuan untuk mencegah terjadinya perlengketan
jaringan dengan cara memberikan penguluran pada jaringan yang superfisial yakni otot-otot wajah
42
PROGRAM REHABILITASI MEDIK
Program Terapi Okupasi (Mirror Exercise)
Latihan dapat berupa latihan berkumur, latihan minum dengan menggunakan
sedotan, latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di
depan cermin.
Program Sosial Medik
Memberikan penyuluhan bahwa kerja sama penderita dengan petugas yang
merawat sangat penting untuk kesembuhan penderita.
Program Ortotik Prostetik
Dapat dilakukan pemasangan “Y” plester dengan tujuan agar sudut mulut yang
sakit tidak jatuh. Dianjurkan agar plester diganti tiap 8 jam.
43
KOMPLIKASI
Regenerasi motor inkomplit yaitu regenerasi suboptimal yang
menyebabkan paresis seluruh atau beberapa muskulus fasialis
Regenerasi sensorik inkomplit yang menyebabkan disgeusia (gangguan
pengecapan), ageusia (hilang pengecapan), dan disestesia (gangguan
sensasi atau sensasi yang tidak sama dengan stimuli normal)
Reinervasi yang salah dari saraf fasialis sinkinesis, crocodile tear
phenomenon, clonic facial spasm
44
PROGNOSIS
80-90% pasien dengan Bell’s palsy sembuh total dalam 6 bulan
prognosis buruk adalah palsi komplit (risiko sekuele berat), riwayat
rekurensi, diabetes
House-Brackmann Grading Scale, UGO Fisch Scale
45
SKDI
Bell’s Palsy: 4A
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
46
4.
ANALISIS KASUS
47
ANALISIS KASUS
Ny. AT, 48 tahun, perempuan, datang ke RSMH Palembang
karena mengeluh mulutnya mencong ke kanan.
Anamnesis:
Mulut mencong ke kanan ketika berbicara/tersenyum
Mata kiri jarang berkedip sehingga terasa perih dan
sering berair
Pipi kiri terasa kendor, dan jika mengerutkan dahi sisi
sebelah kiri terlihat datar.
Minum air sering keluar dari sisi mulut sebelah kiri.
48
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan fisik parese tipe perifer pada nervus VII.
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan
Bell‘s Palsy dikarenakan paparan udara dingin.
mengiritasi saraf fasialis edema
Tatalaksana
Vitamin B kompleks 2 x 1 tab sehari
Methyl prednisolon 4 mg 3 x 1 tab sehari
Fisioterapi, Okupasi Terapi, Ortotik Prostetik, Sosial Medik,
Edukasi
49
THANK YOU
50